Judul: Jika Tak Pernah Ada ‘Arashi’ - Ninomiya
Fandom: Arashi
Pair: Ohmiya
Length: One shot
Summary: Jika tidak pernah ada Arashi. Apakah tetap akan nada Ohmiya SK?
Disclaimer: 100% Fiksi. Kesamaan nama, dan tempat adalah memang suatu kebetulan, karna itu merupakan ide dari cerita, hanya ditambah dengan beberapa ide dari si penulis. Untuk cerita yg 1 ini, karna penulisnya memang cinta Ohmiya, maka ceritanya jadi kepanjangan deh xD.
--
“Selamat ya Ohno-kun, kamu debut juga bersama V6,” ujar seorang senpai yg tidak kukenal kepada Ohno Satoshi, pria yg sudah beberapa bulan ini terus mengusik pikiranku.
“Ah, terima kasih, Matsuoka-san,” jawabnya penuh senyum lebar. Senyum yg indah, jarang sekali aku bisa melihat dia tersenyum selebar itu, karna biasanya dia lebih banyak melamun, entah apa yg dipikirkannya.
“Oi, Nino!” panggil seseorang dari arah belakangku, tanpa menengok ke arahnyapun aku sudah tau, bahwa yg memanggilku adalah Aiba Masaki, teman sepermainan yg kebetulan juga adalah teman satu grupku di MAIN, bersama dengan Matsumoto Jun dan Ikuta Toma.
“Wah, kamu lagi ngeliatin Ohno-kun ya? Tau nggak, kamu terlihat seperti seorang stalker tau,” ujarnya dengan suara yg ceria tapi juga dengan volume yg besar, membuat beberapa orang yg berada di sekitar kami melihat ke arah kami, sehingga aku harus menutup mulutnya dan meminta maaf kepada orang-orang atas perbuatannya itu lalu menyeretnya menjauh dari tempat kami berdiri.
“Ck. Bisa tidak kamu itu tidak membuatku repot? Ada apa sih?” tanyaku sebal.
"Huh. Kamu ini, bisa tidak sih kamu bersikap sedikit lebih lembut kepadaku? Sakit tau,” ujarnya merajuk yg tentu saja tidak kuhiraukan, malah dengan entengnya aku meninggalkannya, sehingga membuatnya menghentakkan kaki dengan keras, tanda bahwa dia kesal.
“Hiiih. Tunggu, Nino!” panggilnya menyusul langkahku, dan tentu saja aku tidak menunggunya, malah aku berjalan semakin cepat. Yah, memang paling enak mengerjai si Aibaka, panggilanku untuknya.
“Heiiii, Nino~ kamu berjalan cepat sekali sih, seperti buruh bangunan yg akan mengambil gaji mingguannya,” protesnya ketika dia berhasil menyusulku, “dengar, aku punya berita hebat loh,” lanjutnya penuh semangat.
‘Pasti hal yg tidak penting,’ pikirku. “Apa?” tanyaku akhirnya. Kemudian dia membisikkan suatu kabar yg benar-benar membuatku terkejut, ‘sial kamu, Jun. Aku keduluan. Huh, menyebalkan’ ucapku dalam hati.
“Berita yg waw, kan? Hohoho, ayo ayo, aku siap mendengarkan pujianmu loh, karna aku telah berhasil mendapatkan informasi itu, hohoho,” ujar Aiba ceria, tersirat rasa bangga terhadap dirinya sendiri pada raut wajahnya.
“Ck,” komentarku singkat, lalu berjalan pergi meninggalkannya menuju ruang latihan menari. Yah, walaupun aku telah kalah dari Jun, paling tidak hari ini aku bisa puas memandangi Ohno-kun selama latihan menari nanti, karna latihan hari ini khusus untuk penampilan V6.
--
“Tadaima~”
“Okaeri, Kazu,” jawab kakakku dari arah dapur.
“Eh? Nee-chan? Tumben sekali Nee-chan sudah pulang jam segini,” ujarku kaget melihat kakakku yg tumben-tumbenan jam 7 malam sudah berada di rumah, biasanya dia lebih sering menghabiskan waktu di tempat les atau pergi bersama dengan teman-temannya atau pergi berkencan dengan pacaranya yg seorang mahasiswa, “Kaa-chan di mana?” tanyaku melanjutkan.
“Sepertinya masih di pabrik,” jawabnya santai, “belum makan malam kan? Nih aku buatkan burger,” ujarnya melanjutkan.
“Sankyu~:”
“Ne, Kazu,” panggilnya centil, membuatku memandang aneh ke arahnya, “bagaimana hubunganmu dengan si Ohno?” tanyanya melanjutkan, dengan senyum penuh arti, membuatku tersedak.
“Eh? Hah? A-apa maksudmu, Nee-chan?” tanyaku berpura-pura tidak mengerti dengan pertanyaannya.
“Sudahlah, kamu tidak usah menyembunyikan hal ini dariku. Aku tau, kamu suka dengan salah seorang senpaimu kan di jimusho?” tembaknya.
“Eeeeh? Ba-bagaimana kamu bisa tau??” tanyaku penuh selidik.
“Hahaha, jadi saat aku sedang membereskan kamarmu, aku menemukan sebuah foto, foto seorang anak laki-laki. Karna penasaran, aku tanyakan saja ke Aiba-kun, dan dia menceritakan semuanya kepadaku, hahahaha,” jelasnya, terdengar ada rasa puas tapi juga penasaran dari tawanya.
‘Huh. Awas kamu nanti, Aiba!’ umpatku dalam hati. “Jangan percaya dia, Nee-chan. Kamu tau kan, dia itu punya daya imajinasi yg agak aneh,” ujarku berusaha menyakinkannya.
“Dan kamu, adalah pembohong yg ulung. Tapi, aku tidak akan tertipu kali ini. Jadi, bagaimana awal ceritanya? Seperti apa sih si Ohno ini?” desak kakakku. Memang, jika kakakku ini sudah mempunyai minat akan satu hal, dia akan berusaha dengan cara apapun untuk mendapatkan apa yg dia inginkan, dan kadang sifatnya itu menular kepadaku.
Akhirnya, dengan berat hati kuceritakan semua padanya. Mulai dari awal pertemuan kami, awal aku melihatnya menari dan menyanyi serta awal aku mulai memikirkannya.
--
“Aibaka!!” panggilku marah ketika pertama kali aku melihatnya di jimusho hari itu. Namun, seperti telah mengetahui niatku untuk membunuhnya, dia lari secepat kilat menghindarku, hingga dia menabrak seseorang.
BRAK.
“Ah.. Maaf.. Maafkan saya, saya tidak sengaja,” ujarnya penuh penyesalan.
“Uh? Ah, iya tidak apa-apa, lain kali hati-hati ya,” ujar orang yg ditabrak oleh Aiba dengan suara yg lembut. Suara yg sangat ingin kudengar untuk ditujukan kepadaku. Suara yg tak lain adalah milik Ohno Satoshi.
‘Ah~ andai yg menabraknya adalah aku,’ ucapku dalam hati, kemudian tersadar bahwa pikiranku sangat menggelikan.
“Ah~ Ohno-senpai~,” ucap Aiba terkejut melihat siapa yg telah dia tabrak, sedangkan orang yg ditabrak hanya tersenyum simpul melihat reaksi Aiba kemudian berjalan meninggalkkan temanku yg bodoh itu.
“Ano~ Ohno-senpai..,” panggil Aiba sesaat Ohno Satoshi telah meninggalkannya, membuat Ohno-senpai kembali berbalik ke arah temanku itu dengan raut wajah penasaran, “uhm.. Sebenarnya.. Uhm.. Sebenarnya.. A-ada yg ingin berkenalan denganmu, Ohno-senpai,” ujarnya dengan terbata dan melihat ke arahku.
‘Oh tidak! Tidak, Aibaka! Aku tau tatapan itu,’ pikirku. Ya, biasanya tatapan Aiba seperti yg sedang dia tujukan padaku selalu berakibat tidak baik, untuk orang-orang di sekelilingnya, termasuk aku.
“Berkenalan?” tanya Ohno-senpai agak tak acuh, namun dari nada suaranya tersirat rasa penasaran di dalamnya, “Siapa?” tanyanya melanjutkan.
“Uhm, sebentar ya,” ujar Aibaka, kemudian berjalan ke arahku. Dari tatapannya seakan mengataka, ‘ayo cepat kemari!’ dan hanya kubalas dengan gelangan kepala. Aku takut. Takut Ohno-senpai akan melihatku dengan jijik.
“Ayolah, Nino.. Kesempatan tidak datang dua kali loh, dan ini adalah kesempatan yg sangat sempurna,” bisiknya, namun aku tetap bergeming, tak mau bergerak dari tempatku berdiri. Namun, akhirnya dengan penuh paksaan Aibaka berhasil menyeretku menuju tempat Ohno-senpai berdiri. Entah mengapa, pada saat-saat seperti ini, dia begitu kuat.
“Uhm.. Ohno-senpai, ini adalah Ninomiya Kazunari,” ujar Aibaka memecah keheningan di antara kami, setelah beberapa menit aku tetap berdiri mematung di depan Ohno-senpai, sedangkan Ohno-senpaipun seperti tidak ada niatan untuk memulai percakapan di antara kami.
“Ni-Ninomiya Kazunari desu. Yoroshiku onegaishimasu~,´ujarku memperkenalkan diri, setelah Aibaka mencubit lenganku dengan cukup kuat.
“Un, Ohno Satoshi desu, yososhiku onegaishimasu~” jawab Ohno-senpai kemudian.
“Uhm, Ohno-senpai, Nino ini sangat mengagumi suara dan tarianmu, loh,” ujar Aibaka SKSD dan dijawab dengan anggukan dan senyuman oleh Ohno-senpai.
“Ohno-kun,” panggil seseorang dari ujung lorong tempat kami berdiri, yg ternyata adalah Morita Go-senpai “ayo cepat, yg lain sudah menunggu loh,” lanjutnya.
“Iya~” jawab Ohno-senpai agak berteriak supaya suaranya cukup terdengar oleh Morita Go-senpai, “jya na, Ninomiya-kun,” ujar Ohno-senpai kemudian tersenyum manis kepadaku, HANYA PADAKU!
--
Owari~
Cerita ini sih harusnya diposting tanggal 17 Juni kemarin, tapi apa daya minggu kemarin gue terlalu sibuk mencari Making Oniichan, Gacha, jadinya nggak sempat deh, maaf yaa, mas :p. Eniweeeei~ heppiba my beloved cutie little brat, mamas Kazu. Semoga makin unyuk, bersinar (dalam arti yg sebenarnya ya, soalnya akhir2 ini gue liat muka lu lelah bgt :( sih), cukup tidur, sadar umur, cukup makan, sehat selalu dan CEPET NIKAH! Amin~
-Yoha-