Title: Always Be My Flower
Cast: YutoYama
Genre: Romance
Rating: PG
Summary: Nakajima Yuto seorang penjual bunga dan pemilik cafe yang ramah yang akhirnya jatuh cinta kepada salah satu pelanggan setia nya.
Nakajima Yuto, seorang lelaki yang sangat menyukai bunga sejak kecil ini berhasil membuka toko bunga miliknya sendiri, berkat ibu nya yang selalu mengajarkannya mengenai jenis-jenis bunga hingga kegunaan permasing-masing bunga yang mulanya ada di kebun rumahnya.
Sudah dua tahun Yuto membuka toko bunga nya yang tentu saja dibantu oleh ibu nya pada awal pendirian tokonya. Tentu saja di dua tahun ini ia sudah banyak mempunyai pelanggan yang sering berkunjung dan membeli bunga-bunga nya.
Yang membuat unik toko bunga nya ini adalah toko yang ia dirikan tidak hanya toko bunga, melainkan ada sebuah café berukuran sedang yang didirikan disamping toko bunga itu -yang tentu saja dipenuhi dengan berbagai macam bunga yang membuat café itu terlihat sangat indah dan sejuk.
Sudah banyak juga pengunjung setia café nya yang selalu datang walaupun hanya untuk menghabiskan waktu senggangnya. Dan salah satu alasan yang sering terdengar dari pengunjung remaja gadis adalah pemilik café nya yang tampan, serta postur tubuhnya yang tinggi yang membuatnya terlihat sangat perfect.
Terlebih Yuto ini memang sangat suka berinteraksi dengan pelanggan-pelanggan di café maupun toko bunga miliknya. Terkadang pun ia sendiri yang akan melayani pelanggan-pelanggan di café nya -yang membuat para gadis itu melting olehnya.
Tetapi tentu saja pelanggan setia café nya tidak hanya para gadis, lelaki pun banyak yang berkunjung. Bahkan ada yang mengunjunginya setiap minggu di hari yang sama.
Yamada Ryosuke
Ya, itulah nama lelaki yang selalu berkunjung di Sabtu malam setiap minggu nya. Lelaki yang memiliki postur chibi, wajah yang cantik juga tampan, serta fashionable. Siapapun yang melihatnya mungkin akan jatuh cinta pada pandangan pertama.
Seperti biasanya, Sabtu malam ia mendatangi café itu sekitar pukul 7. Dengan style pakaian nya yang sangat kasual tetapi nyaman dipandang mata.
Begitu sampai, ia langsung disapa hangat oleh pemilik café yang tampan ini -yang kebetulan sedang berada di counter depan.
“Yamada-san, selamat malam. Kau datang lagi minggu ini” kata Yuto ketika melihat Ryosuke memasuki café nya. Senyum sumringah yang memperlihatkan deretan gigi nya yang rapih membuat Ryosuke merasa ada kupu-kupu yang sedang berterbangan di dada nya. “Di tempat biasanya?” sambungnya dengan pertanyaan untuk memastikan dimana Ryosuke akan duduk.
“Ah, Nakajima-san. Selamat malam. Kau selalu tau tempat favorit ku, ya” jawab Ryosuke dengan tertawa. Ia merasa malu karena setiap minggu ia akan datang ke café Yuto dan selalu duduk ditempat yang sama.
Entah karena alasan apa, ia pun tidak tau. Mungkin karena spot nya yang sangat strategis. Mungkin saja.
“Hahaha tentu saja aku tau. Kau adalah salah satu pelanggan setia ku, mana mungkin aku tidak hafal dengan kesukaan pelanggan ku sendiri”, jawabnya yang terdengar sedikit menggoda.
“Hahaha bisa saja kau” Ryosuke masih tersipu malu. Lalu ia melanjutkan, “apa masih kosong tempatnya?”
Ya, karena memang spot yang menjadi tempat favorit Ryosuke ini berada dipojokan, jadi dari pintu masuk café tidak akan terlihat. Tempat yang dipojok sisi nya terdapat bunga indoor dan tepat menghadap ke jendela -dimana pemandangan luarnya adalah kebun yang berada dibelakang yang menyambung dengan toko bunga miliknya.
“Masih. Sepertinya itu akan selalu menjadi tempat mu di setiap Sabtu malam”, Yuto tertawa. Terdengar biasa jawaban yang dilontarkan olehnya, tetapi bagi Ryosuke, setiap kata yang dilontarkan oleh Yuto membuatnya seperti ada sesuatu yang bermekaran di hati nya.
Sejak Ryosuke menjadi pelanggan setia café milik Yuto, mereka menjadi tau nama satu sama lain. Walaupun sampai saat ini panggilan mereka masih sangat formal. Tetapi bukankah memang seharusnya seperti itu? Toh, hubungan mereka hanya sebatas pelanggan dan pemilik café saja.
Namun, siapa yang tau mengenai perasaan seseorang?
Ya, seperti yang kalian duga. Sepertinya Ryosuke sudah memiliki perasaan pada Yuto setelah beberapa kali mengunjungi café miliknya. Bahkan tak jarang pula ia mampir dan membeli bunga setelah ia menghabiskan waktunya di café.
Yuto menghampiri Ryosuke ditempat yang biasa ia tempati, dengan membawa buku catatan nya.
“Yamada-san, mau pesan apa?” tanya Yuto dengan ramah ketika Ryosuke memanggilnya dan bersiap mencatat apa yang akan dipesan oleh Ryosuke.
“Aku pesan spaghetti meat, dengan ice coffee caramel. Dan juga, untuk dessert nya seperti biasa” jelasnya sambil tersenyum manis ketika ia sudah selesai berbicara dan menoleh kearah Yuto.
Yuto yang melihat senyuman Ryosuke seketika meleleh.
‘Senyum mu sangat manis, Yamada-san. Aku sanggup jika harus menatap senyum mu itu selama nya’
“Baik, aku ulangi ya pesanan mu. Spaghetti meat nya satu, ice coffee caramel nya satu, dan strawberry shortcake nya satu. Ada yang ingin ditambahkan, Yamada-san?”
“Tidak, itu saja Nakajima-san”
“Baik, aku buatkan dulu pesanan mu” lanjut Yuto dengan memasang senyum yang membuatnya amat sangat tampan yang kemudian meninggalkan Ryosuke untuk menyiapkan pesanan nya.
Sekitar 15 menit Ryosuke menunggu, pesanan itu akhirnya datang. Masih Yuto yang mengantarkannya. Padahal sebenarnya ia memiliki beberapa karyawan juga. Tetapi entah kenapa ia menginisiatifkan diri untuk mengantarkan pesanan itu sendiri kepada Ryosuke. Dan ini entah sudah yang kali keberapa Yuto melakukannya untuk Ryosuke.
“Ini spaghetti meat, ice coffee caramel, serta strawberry shortcake nya, Yamada-san” kata Yuto sambil meletakkan pesanan-pesanan Ryosuke di meja nya. “Selamat menikmati”.
“Terimakasih, Nakajima-san” senyum nya sebagai balasan. Lalu sebelum Yuto sempat meninggalkannya, Ryosuke kembali berbicara, “kau bahkan memiliki karyawan, Nakajima-san, kenapa mesti kau juga yang mengantarkan makanan nya kepadaku?” tanya nya sedikit tertawa.
Yuto pun ikut tertawa kecil bersamanya, “tidak apa. Karena kau adalah pelanggan setiaku dan juga satu-satu nya pelanggan spesialku, jadi aku ingin melayaninya sebagai bentuk terimakasihku”.
Ryosuke yang mendengar kata ‘satu-satu nya pelanggan spesial’ bagi Yuto pun tanpa disadari tersipu malu yang membuat pipi nya merona, juga ia kembali merasakan ada kupu-kupu yang berterbangan di dada nya.
“Nakajima-san, kau suka sekali ya menggodaku”, jawabnya yang masih sambil tertawa. Karena ia sendiri pun tak tau harus merespon seperti apa. Dan tentu saja ia hanya berpikiran bahwa pemilik cafe ini sedang bergurau dengan nya.
Yuto pun masih ikut tertawa karena ia sadar dan mengiyakan dalam hati bahwa jawaban nya itu sangat menggoda Ryosuke. Tetapi jawaban nya itu memang kenyataan. Ia pun pamit untuk meninggalkan Ryosuke sendirian karena ia harus melayani pelanggan lainnya.
Di sisi lain, karyawan nya yang sedari tadi melihat bos nya sedang tertawa dengan pelanggan setia nya itu merasakan bahwa ada sesuatu diantara mereka berdua. Karena walaupun bos nya ini sangat ramah, tetapi karyawan nya ini pun sangat jarang melihat bos nya tertawa lepas seperti itu dengan pelanggan nya sendiri.
Melihat itu pun karyawan nya berbicara dengan salah satu teman nya yang berada tepat disampingnya.
“Hey, lihat. Apa kau pernah lihat bos tertawa lepas seperti itu dengan pelanggan?” tanya nya dengan tawa yang sedikit geli.
“Kau benar. Mungkin teman lama nya bos?”
“Tidak-tidak. Orang itu salah satu pelanggan setia nya bos. Dan tidak mungkin teman lama nya bos”, sanggahnya, dan masih melanjutkan, “apa kau tidak melihat sesuatu diantara mereka?” ia bertanya seakan-akan memaksa teman nya untuk menyetujui pertanyaan nya. Dan entah kenapa ia malah bersemangat mengenai hal itu.
Sepertinya memang bukan hanya Ryosuke yang memiliki perasaan kepada sang pemilik cafe sekaligus toko bunga ini, mungkin saja Yuto pun memiliki perasaan yang sama kepada Ryosuke.
Setelah hampir satu jam Ryosuke berada di café Yuto, akhirnya ia menyelesaikan makanan, minuman, serta dessert nya. Ia pun bersiap untuk beranjak dari tempat ternyaman nya di café itu dan menuju ke kasir untuk membayarnya.
Dan seperti biasa, setelah ia selesai membayar pesanan nya, Ryosuke akan mampir terlebih dahulu ke toko bunga milik Yuto. Tentu saja Yuto yang tetap melayani Ryosuke. Bagaimanapun juga Ryosuke adalah pelanggan spesialnya.
Karena hanya beberapa langkah dari café nya, Ryosuke langsung melihat-lihat bunga yang ada di toko itu. Dan mata nya selalu tertuju pada sebuah bunga yang bentuknya bulat kecil dengan warna kuning. Ryosuke berjongkok seketika melihat bunga cantik itu.
Yuto yang melihat Ryosuke seperti terhipnotis akan bunga berwarna kuning itu menyauti,
“Apa kau sangat menyukai bunga itu, Yamada-san?”
Ryosuke menoleh, “Iya, begitulah. Bunga ini selalu terlihat cantik di mata ku” jawab Ryosuke sambil berdiri mensejajarkan posisi nya dengan Yuto yang ada dihadapan nya.
Yuto tersenyum mendengar jawaban dari Ryosuke, “Apa kau tau arti dari bunga ini, Yamada-san?”.
Mendengar itu Ryosuke terkejut, “Eh? Apakah bunga juga memiliki arti didalamnya?”, tanya nya sambil tertawa. Karena ia memang tidak pernah tau mengenai hal itu.
“Hahaha tentu saja. Tidak hanya bunga ini, tetapi hampir semua bunga memiliki arti didalamnya”, jelas Yuto.
“Lalu apa arti dari bunga kuning ini?”
Entah kenapa Yuto tersenyum, “Bunga akasia umumnya memiliki arti cinta yang terpendam dan keindahan. Tetapi setiap warna nya memiliki arti yang berbeda. Kalau akasia kuning artinya kau menyukai seseorang secara diam-diam, tetapi kalau akasia pink dan putih kau menganggap seseorang hanya sebatas teman atau sahabat”, jelas nya singkat.
Ryosuke yang mendengarkan penjelasan singkat Yuto itu diam-diam merona malu, karena bagaimana pun arti dari bunga itu sesuai dengan apa yang sedang ia rasakan. Terlebih orang yang ia sukai diam-diam tepat ada di depan nya saat ini. Detak jantungnya pun kerap berdegup kencang saat ini.
Lalu Yuto melanjutkan lagi dengan senyum yang sedikit menggoda, “Nah, karena kau selalu membeli bunga akasia kuning, apakah itu artinya kau sedang menyukai seseorang diam-diam, Yamada-san?”, tanya nya memperjelas -masih dengan senyum menggoda nya.
Semburat pink di pipi Ryosuke makin bertambah merah saja setelah digoda oleh Yuto. Dan ia tidak bisa menyangkalnya sama sekali.
Dan pada akhirnya, “T-tidak b-begitu..”, jawabnya gugup. Tentu saja ia menunduk agar semburat pink di wajahnya itu tidak terlihat oleh Yuto.
Namun hal itu sia-sia. Karena Yuto sedari tadi selalu memperhatikan lekuk wajah dan ekspresi yang diberikan oleh Ryosuke.
To be continued~
Silahkan baca lanjutannya disini~
Part 2 Hahaha akhirnya bikin ff lagi setelah sekian lama~
Ff ini sengaja dibikin untuk merayakan anniversary OTP kesayangan
So, Happy YutoYama Dayy!!^^