Always Be My Flower - 2

May 05, 2020 13:12

Title: Always Be My Flower
Cast: YutoYama
Genre: Romance
Rating: PG
Summary: Nakajima Yuto seorang penjual bunga dan pemilik cafe yang ramah yang akhirnya jatuh cinta kepada salah satu pelanggan setia nya.

Seminggu kemudian, seperti biasa Ryosuke kembali datang ke cafe milik Yuto di hari, jam, dan meja yang sama. Dan masih Yuto pula yang melayani diri nya. Tak bisa disangkal bahwa sesungguhnya Ryosuke pun senang, karena ia sendiri merasa dirinya adalah pelanggan spesialnya Yuto.

Setelah Yuto meletakkan pesanan Ryosuke diatas mejanya, ia berkata, “Boleh aku duduk disini, Yamada-san?”

Ryosuke terheran, tetapi ia tetap mengiyakannya. “Eh? Boleh saja. Tetapi apa tidak apa? Sepertinya cafe mu sedang ramai, Nakajima-san..”

“Tidak apa.. Kan ada karyawan ku”, jawabnya dengan cengiran. Mereka pun akhirnya duduk berhadap-hadapan.

Perasaan Ryosuke? Tentu saja campur aduk, ini adalah kali pertama bagi keduanya. Ia senang, sangat senang, bisa memiliki kesempatan berbicara dengan Yuto seperti ini. Tetapi tak bisa dipungkiri bahwa ia pun gugup, dada nya berdebar, detak jantungnya berdegup tak karuan. Ia hanya berharap Yuto tidak mendengar suara detak jantungnya yang kencang ini.

Sambil menemani Ryosuke, mereka berdua asik berbincang mengenai keseharian mereka masing-masing, hingga tak terasa makanan dan minuman Ryosuke sudah habis. Dan tiba-tiba..

“Yamada-san, apa kau besok ada waktu?”, tanya nya sedikit hati-hati.

Dan entah karena alasan apa, Ryosuke mulai degdegan dengan apa yang akan Yuto bicarakan selanjutnya. “Hm.. sepertinya iya. Ada apa, Nakajima-san?”

“Maaf, aku tau ini tiba-tiba.. tapi bisakah kamu datang ke sini, pukul 5 sore besok?”, tanya nya masih dengan hati-hati. Walaupun ia sudah sedikit mendapat sinyal bahwa Ryosuke besok memiliki waktu luang, tetapi ia tidak tau apakah Ryosuke bersedia untuk datang menemuinya.

“Eh? Ada apa, Nakajima-san? Kenapa tiba-tiba?”. Bukannya menjawab, Ryosuke malah balik bertanya kepada Yuto.

Yuto tertawa canggung. Ia sudah menduga bahwa Ryosuke tidak akan menemuinya besok sore. “Tidak.. tidak ada apa-apa. Aku hanya ingin kau menemaniku jalan-jalan”, jelasnya. “Apa kau bisa?”

Ryosuke tampak berpikir sejenak, “Akan aku usahakan. Pukul 5 sore, benar?”, tanyanya meyakinkan.

“Iya. Terimakasih, Yamada-san”, Yuto tersenyum senang setelah mendengar jawaban dari Ryosuke. Ia tidak sabar untuk menantikan hari esok tiba.

***
Keesokan harinya, sore hari, sesuai dengan jadwal yang sudah mereka rencanakan, Ryosuke tiba di cafe milik Yuto pukul 16.45. Ya, ia memang berniat datang sedikit lebih awal dari yang sudah direncanakan. Ia pikir mungkin ia akan minum sebentar di dalam cafe.

Ketika ia memasuki cafe nya, ia tidak melihat Yuto sama sekali disekitaran cafe miliknya. Dan ia berniat menunggunya sambil minum coffee caramel kesukaan nya.

Dan benar saja. Tepat pukul 5 sore, Yuto baru saja sampai di cafe nya. Salah satu karyawan nya langsung memberitahu bahwa Ryosuke sudah menunggunya dan duduk di meja yang biasa ia tempati. Yuto pun langsung menghampirinya setelah mengucapkan terimakasih kepada karyawan nya itu.

“Yamada-san, kau sudah datang. Sudah menunggu lama?” tanyanya.

Ryosuke menoleh ketika mendengar suara yang familiar menyapanya. Tanpa sadar ia memperhatikan Yuto dari bawah kaki hingga ujung rambutnya, dan takjub dengan ketampanan Yuto sore hari ini dengan pakaian yang dipakainya.

Tampilan Yuto sore hari ini sangat berbeda dengan Yuto yang biasanya ia temui ketika ia berkunjung ke cafe nya di Sabtu malam. Celana jeans, hoodie berwarna putih, coat coklat yang tidak terlalu panjang, serta kacamata yang ia gunakan sore ini sangat menambah ketampanan nya.

“Oh, Nakajima-san. Tidak, aku memang berniat untuk menikmati secangkir kopi terlebih dahulu sambil menunggu mu”, jawabnya yang hampir tak berkutik setelah melihat penampilan Yuto, tak lupa ia menyunggingkan senyum sebagai balasan.

Yuto balas tersenyum dan diam-diam memperhatikan outfit yang dipakai Ryosuke sore ini. Celana jeans, kaos, dan jaket kulit yang serba hitam, serta style rambutnya yang memperlihatkan dahi nya, membuat ia terlihat sangat cool.

“Oke, mau pergi sekarang?” tanyanya.

“Boleh..”

Sesaat Ryosuke ingin bayar, Yuto dengan cepat mencegahnya. “Hey, billnya Yamada-san biarkan masuk tagihan ku ya. Biar aku yang membayarnya”, ucap Yuto kepada karyawan nya yang bekerja diposisi kasir dengan tersenyum.

“Eh? Nakajima-san? Biarkan aku bayar sendiri”, sanggah Ryosuke. Bagaimanapun ia merasa tidak enak jika diberi gratis oleh pemilik cafe nya langsung.

“Tidak apa. Anggap saja ini untuk rasa terimakasih ku karena kau sudah mau menemaniku jalan-jalan sore ini”, jawabnya dengan pelan agar karyawan nya tidak bisa mendengar apa yang ia ucapkan, tetapi cukup kencang untuk didengar oleh telinga Ryosuke. Tak bisa dipungkiri bahwa sedikit semburat pink pun muncul di wajah Ryosuke.

.
.
.

Setelah tiga jam berkeliling memasuki toko-toko, seperti toko sepatu, tas, jam, dan yang lainnya, mereka juga membeli cemilan, bahkan sudah menyantap makan malam juga. Setelah dirasa lelah, akhirnya mereka berdua beristirahat di sebuah taman yang mereka jumpai. Tak lupa mereka membeli minuman di mesin otomatis yang dijumpai di pinggiran jalan.

Hari ini Yuto lah yang selalu memimpin dan menawarkan Ryosuke untuk melihat-melihat, atau adakah yang ingin Ryosuke beli. Seperti membeli minuman di mesin otomatis pun Yuto yang menawarkan, dan bahkan matanya pun berbinar-binar ketika menemukan yoghurt dengan rasa strawberry untuk diberikan kepada Ryosuke.

Ya, setelah mengetahui buah kesukaan Ryosuke adalah strawberry, ia selalu menawarkan apapun itu yang berbau dan identik dengan strawberry kepada Ryosuke. Dan respon Ryosuke selalu tertawa ketika ia ditawari berbagai macam makanan atau minuman dengan rasa strawberry oleh Yuto.

Mereka berdua bahkan terlihat seperti maniac strawberry.

Walaupun hanya dengan tiga jam, seperti nya mereka berdua cukup untuk mengetahui sisi mereka satu sama lain. Karena memang tujuan Yuto mengajak Ryosuke berkeliling hari ini adalah untuk mengetahui pribadi Ryosuke lebih dalam.

Mereka pun duduk di bangku taman yang masih kosong, lalu meneguk minuman yang tadi sudah dibelinya. Keheningan menyelimuti mereka, terasa nyaman, tetapi canggung di saat yang bersamaan. Akhirnya Ryosuke pun membuka suara..

“Terimakasih untuk hari ini, Nakajima-san. Aku sangat menikmatinya”, ucap Ryosuke sedikit membungkukan badan nya.

Yuto menoleh, lalu tersenyum, “Oh, tidak.. justru aku yang harus berterimakasih karena Yamada-san sudah ingin menemaniku jalan-jalan hari ini”, balasnya dengan gesture melambaikan tangan, menandakan bahwa itu bukanlah apa-apa.

Ryosuke balas tersenyum yang kemudian kembali menyeruput minuman yang ada di tangannya.

“Ano..” Yuto kembali bersuara -dengan intonasi yang sedikit ragu, Ryosuke yang duduk disampingnya kembali menoleh dan memberi tatapan ‘ada apa?’.

Tiba-tiba pria tinggi itu berdiri dihadapan Ryosuke. “Nakajima-san? Ada apa?”, tanya Ryosuke heran melihat tingkah Yuto.

Tanpa menggubris pertanyaan Ryosuke, Yuto tetap mencoba untuk mengatakannya. “Aku tau ini sangat tiba-tiba. Pertemuan kita juga hanya sebatas di cafe dan kita belum mengenal satu sama lain dengan waktu yang lama. Tetapi...”

Yuto menggantungkan kalimatnya. Ia dengan hati-hati memperhatikan lekuk wajah serta ekspresi Ryosuke saat ini. Bahkan ia mencoba untuk menatap tepat kedalam bola mata nya. Dan dengan sendiri nya tangan nya itu bergerak dan menggenggam tangan Ryosuke.

“Aku menyukaimu, Yamada-san. Mau kah kau jadi pacar ku?” lanjutnya dengan cepat namun cukup jelas untuk dicerna oleh telinga Ryosuke.

Pria dengan postur chibi di depan nya ini seperti raga nya tidak bersama nya saat ini. Ia terlalu kaget untuk mendengar sebuah pernyataan cinta dari seorang Nakajima Yuto, orang yang ia sukai diam-diam. Suara debaran di dada nya terasa amat sangat kencang saat ini, hingga ia cemas jika Yuto bisa mendengar debaran dada nya.

Sedangkan Yuto yang selalu memperhatikan Ryosuke pun juga harap-harap cemas melihat reaksi Ryosuke yang hanya diam mematung seperti itu.

“A-aku...”

Belum sempat menjawab, Yuto seakan teringat sesuatu. Konyol memang. Tetapi ia tetap mengambil sesuatu didalam tas nya yang ia taruh di bangku taman. Dua warna bunga akasia yang familiar oleh Ryosuke.

Ryosuke tampak terlihat bingung dengan aksi Yuto ini. Tetapi ia hanya diam saja.

Bunga itu dipegang Yuto di kedua tangan nya dengan warna kuning di tangan kanan, dan warna pink di tangan kirinya.

“Aku tau mungkin kau akan kesulitan untuk menjawabnya secara langsung, tetapi mungkin dengan memilih salah satu dari bunga ini sesuai dengan artinya akan memudahkanmu, Yamada-san”, katanya. Ia pun melanjutkan,

“Tolong angkat tangan kanan ku jika kau memilih akasia kuning dengan arti kau membalas perasaan ku dan menjadi pacarku. Dan tolong angkat tangan kiri ku jika kau memilih akasia pink dengan arti kau hanya menganggapku sebagai teman”, jelas Yuto secara mendetail. “Aku akan menutup mata selama kau berpikir sampai salah satu tangan ku terangkat”, katanya masih melanjutkan.

Ryosuke mengangguk. Yah, bagaimanapun cara yang diberikan Yuto ini memang memudahkan Ryosuke untuk menjawab. Karena Ryosuke sendiri memiliki pribadi yang susah untuk mengungkapkan sesuatu dengan kata-kata, jadi cara seperti ini sangat memudahkan baginya.

Setelah mendapat persetujuan dari Ryosuke, Yuto mulai menutup mata.

Tentu saja Ryosuke sudah menemukan jawaban apa yang akan diberikan kepada Yuto, tetapi bagaimanapun hal itu masih membuatnya gugup hanya untuk menyentuh dan menggenggam tangan kekar milik Yuto.

Tak ingin membuat Yuto menunggu lama, akhirnya pun ia menarik nafas untuk meyakinkan diri nya sendiri.

Tangan Ryosuke perlahan bergerak untuk menjangkau kedua tangan Yuto. Setelah tangan itu bertengger di kedua lengan kekar milik Yuto, ia sedikit memberi waktu untuk menaikkan salah satu tangan kekar itu.

Di sisi lain, Yuto yang merasakan kedua lengan nya sudah digenggam oleh Ryosuke merasa degdegan. Ia takut dan belum siap jika harus menerima penolakan dari orang yang disukainya.

Tak lama, Yuto membuka mata nya dan memeluk erat Ryosuke sesaat ia merasakan tangan kanan nya yang diangkat oleh pujaan hati nya itu. Saking senangnya, ia pun sampai menggendong Ryosuke dan berputar bersamanya.

“Terimakasih, Yamada-san!!” ucapnya masih didalam pelukan eratnya. Ia merasakan Ryosuke tersenyum di pundaknya, dan menggeleng sebagai balasan.

Ryosuke pun balik memeluknya dengan erat, “Aku juga menyukaimu, Nakajima-san”, sahutnya dengan halus tepat di telinga Yuto.

Sesaat pelukan itu terlepas, mereka berdua menatap dalam ke kedua bola mata masing-masing. Merasakan sebuah cinta yang baru saja membuncah. Mereka tersenyum bahagia.

Yuto mulai mendekatkan jaraknya kepada Ryosuke secara perlahan, hingga ia bisa merasakan deru nafas Ryosuke disekitar kulit wajahnya. Sesaat bibir kedua nya pun bertemu. Merasakan lembut dan kenyal nya kedua bibir itu sebelum akhirnya dilepaskan.

Mereka berdua tertawa malu setelah apa yang baru saja terjadi.

“Mulai sekarang, aku akan memanggimu Ryochan. Dan kau akan memanggilku Yuto. Oke?” katanya dengan senyum yang tak bisa lepas dari bibir itu.

“Oke, Yu-to”, sahut Ryosuke sedikit menggoda.

Mereka pun tertawa bahagia mengetahui perasaan nya saling terbalaskan.

“Jadilah bunga di hidupku selama nya, ya..” ujar Yuto seraya memeluk Ryosuke kembali.

-OWARI-

Yeaay, akhirnya bisa nyelesein ff ini wkwk
Edisi ngebut, jadi maapkanlah kalo bahasa amburadul X"D

Btw, happy reading~

yamayuto, fanfiction, heysayjump, pg, yutoyama

Previous post Next post
Up