Dengan gembira anak laki-laki itu mengayuh sepedanya kearah taman. Ditaman, dia duduk di salah satu bangku dan menikmati udara segar musim semi, tiba-tiba dia melihat sesuatu, sesuatu yang disukainya. Dia meninggalkan sepedanya, dan berlari…
“Ajusshi, gula-gulanya, aku mau beli tiga….”
Sang ajusshi-pun memberikan tiga gula-gula besar, Eunhyuk mengeluarkan uangnya, mengambil gula-gula yang dibelinya, dan membungkuk, “Gamshamnida” ucapnya.
Dengan gembira Eunhyuk berjalan menuju danau kecil yang ada di tengah taman, ia ingin duduk di pinggir danau, menikmati gula-gulanya dan menikmati udara musim semi, tetapi saat ia ingin duduk *bugh.
“Ah, jweisonghamnida.” Ucap orang yang menabrak tersebut.
Eunhyuk melongo menatap gula-gulanya yang jatuh.
“Jweisonghamnida..” ucap orang yang menabrak itu sekali lagi.
Eunhyuk tersentak “Hya !!! Gula-gul……” ucapan Eunhyuk terputus saat menatap wajah yang menabraknya.
Orang yang menabrak itu menunggu lanjutan kalimat Eunhyuk.
“Ehm, gwenchanayo?” tanya orang tersebut.
Eunhyuk tersentak dan menggangguk “Ah, en, ne, ne, gwenchasemnida.”
Orang tersebut melihat gula-gula yang terjatuh di danau “Agh, jweisonghamnida, jongmal jweisonghamnida. Gula-gulamu jadi basah.”
Eunhyuk menggeleng “Anio, na jinca gwenchasemnida…”
Orang tersebut menggangguk “Baiklah, tapi maafkan aku.”
Eunhyuk hanya menggangguk dan akhirnya melihat orang tersebut pergi meninggalkannya.
Eunhyuk memperhatikan gula-gulanya yang mulai tenggelam di danau, di langsung menjongkok didepan danau menatap hilang gula-gulanya. Tetapi, pikirannya tidak kesana, pikirannya menatap orang yang menabraknya tadi. Seorang pria tampan. Dia menarik nafas, mencoba mengingat wajah yang sempat dilihatnya. “Hhhhhhhh…” Eunhyuk mendesah, dengan mata setengah sadar, “Cakepnya……” ucapnya mengigau.
“Chogiyo, siapa yang cakep?”
Eunhyuk menoleh dan melihat pria itu lagi, pria yang tadi menabraknya. Eunhyuk yang terkejut langsung menjatuhkan pantatnya ke tanah.
“Ah, mianheyo, aku membuatmu terkejut.”
Eunhyuk berdiri “Ah, gwenchanayo…” ucap Eunhyuk menunduk.
“Ja, ini, aku minta maaf karena sudah menjatuhkan gula-gulamu.” Ucap pria itu sambil menyodorkan tiga buah gula-gula.
Eunhyuk menerimanya sambil tersenyum “Ah, gamshamnida. Seharusnya tidak perlu, hanya gula-gula.”
Pria tersebut tersenyum sambil menggeleng “Anio, ini sangat perlu, karena sepertinya kau sangat menyukainya. Sudah ya, aku pergi dulu.”
--
Eunhyuk menuntun sepedanya dengan setengah sadar, matanya setengah terbuka, senyum selalu menghiasi bibirnya, untungnya dia sadar kalau dia sudah sampai dirumah, tetapi dia masih berdiri didepan gerbang rumah.
Dan *croooot ~~
Eunhyuk terkejut “Hya !!!! Waeyo hyung ?!?!” tanya Eunhyuk kesal melihat hyung-nya yang menyiramnya dengan selang.
“Kau kenapa ? Seperti orang gila senyum-senyum sendiri di depan pintu gerbang.” Jawab hyung-nya sambil melanjutkan menyiram bunga matahari kesayangannya.
Eunhyuk membuka pintu gerbang, dan menuntun sepedanya masuk ke dalam rumah “Aish, hyung ini, tapi kan tidak perlu sampai menyiram segala…..” protes Eunhyuk.
“Hahaha, mumpung aku pegang selang. Ah iya, kau dicari Heechul hyung sedari tadi, sepertinya dia ada perlu denganmu.”
“Mmm, arasso, gomawo hyung.” Ucapnya lalu bergumam, “Jangan bilang aku disuruh beli sayur lagi…” sambil menghela nafas panjang.
--
Seusai makan malam, Eunhyuk mencuci piring, sayangnya piring yang ia pegang tidak disabuni, dia hanya diam sambil tersenyum. Tiba-tiba ada seseorang yang mencucuk-cucuk pinggang Eunhyuk, Eunhyuk terkejut lalu tertawa
“Hya !! Hyung, waeeeeee ?!?!!!!!!!!!!”
Hyungnya hanya tersenyum geli sekaligus aneh “Sini, aku bantu cuci piring, kau sangat aneh hari ini.”
Eunhyuk tersenyum, ia-pun mulai mencuci piring, ia melirik ke arah hyung-nya, dan tersenyum “Yesung hyung..” panggilnya.
“Mmm, wae?”
“Kau penasaran tidak kenapa aku begitu aneh hari ini.”
“Anio…” jawab Yesung tegas.
Eunhyuk merengut, “Arasso..” ucap Eunhyuk dengan nada mengambek.
Yesung melirik Eunhyuk dan tersenyum geli melihat tingkah dongsaengnya “Kau tersenyum dan hanya bengong, sampai-sampai aku harus menyiram air di wajahmu. Sekarang, kau hanya memegang piring, sepertinya aku cukup penasaran apa yang membuatmu bisa sampai gila begitu.”
Eunhyuk langsung tertawa, “Hya, hyung, kau tau. Hari ini ditaman, aku bertemu dengan seseorang yang sangaaaattttt tampan.”
“Emhem, lalu?”
“Lalu…Sepertinya aku suka padanya.”
“Lalu, siapa namanya?”
Eunhyuk terdiam lalu menatap hyungnya “Na mollasso.”
Yesung tersentak “Heeeeee? Kau bilang kau suka padanya, tapi kau tak tahu siapa namanya. Sejak kapan kau sudah bertemu dengannya ?”
“Hari ini.”
Yesung melongo dan menggeleng “Onull ?!?!?!!!!! Astaga…” ucap Yesung sambil meninggalkan dapur.
Eunhyuk langsung buru-buru mencuci tangannya “Hyaa, hyung !! Beri aku petunjuk !!” ucapnya sambil berlari mengikuti Yesung masuk ke kamar Yesung.
“Hyung!! Kasih saran dong..” pinta Eunhyuk yang sedang guling-guling di kasur Yesung.
“Saran bagaimana?”
“Apa yang harus kulakukan untuk orang itu.”
“Orang yang baru kau temui hari ini dan tidak tau namanya itu?” tanya Yesung memastikan.
Eunhyuk menggangguk “Memang untuk siapa lagi?”
Yesung memukul kepala Eunhyuk pelan “Hya!! Kalau kau bertemu dengannya lagi dan sudah tau semuanya tentang dia, baru kau minta saranku !!!”
Eunhyuk menutupi kepalanya dengan bantal Yesung “Ah, aku lupa, hyung kan juga belum punya pengalaman soal cinta.”
Yesung langsung terburu-buru ingin mengambil bantal yang menutupi kepala Eunhyuk, tetapi Eunhyuk langsung keluar dari kamar dan membawa lari bantal yang digunakan untuk menutupi kepalanya.
--
“Hyaaaa !! Kunci mobilku dimana ??!!!” teriak Eunhyuk dengan suara nyaring yang bisa didengar seluruh rumah, sayangnya tidak ada yang peduli.
Eunhyuk langsung mencari-cari orang rumah, dia membuka pintu kamar Heechul “Hyung, kau lihat kunci mobil tidak?”
Heechul yang masih berguling di tempat tidur menjawab singkat dengan melambaikan tangannya.
Eunhyuk langsung berlari ke kamar dongsaengnya “Hya !! Kyuhyuna !!! Kau lihat kunci mobilku tidak ?!?!?!”
Kyuhyun masih asyik bermain game di depan komputernya, dan merasa terganggu tidak menjawabnya. Eunhyuk yang kesal akhirnya menutup setengah layar laptopnya “Hya!!!! Kunci mobilku ada lihat tidak? Aku buru-buru nih.”
Kyuhyun yang kesal akhirnya menjawab “Aku tidak tahu! Game itu hampir selesai, kau menghancurkannya!!”
Eunhyuk merasa bersalah “Ah, mianhe, mianhe, aku sedang terburu-buru. Nanti kau mau titip game apa?”
Kyuhyun langsung bersemangat “Belikan saja yang terbaru, hyung. Gomawo.”
Eunhyuk menarik nafas berat, melihat jam tangannya. Ia langsung berlari ke kamar hyung-nya yang lain
“Hyung !! Hyung !!!! Tadi malam kau pergi ke bar pakai mobil siapa?”
Kangin yang masih tertidur dengan suara serak-pun menjawab, “Punyamu.”
“Dimana hyung taruh kuncinya, aku perlu !!!”
“Lupa.”
Eunhyuk kesal membanting kamar Kangin.
“Loh, Eunhyuka, kau bukannya mau ambil parsel?” tanya Yesung yang sedang menyiram bunga.
Eunhyuk hanya merengut “Kangin hyung lupa taruh kunci mobilnya dimana…”
Yesung tersenyum “Pakai mobilku saja, kunci mobilnya ada di gantungan biasa.”
Eunhyuk langsung berlari ke laci dekat kamar Yesung, ia mengambil kunci dan menemukan satu kertas.
“Hyung, hari ini kau harus check-up tahunan kan?” tanya Eunhyuk berjalan menemui Yesung.
Yesung langsung memukul keningnya “Eunhyuka, bisakah aku ikut. Kau antar aku ke rumah sakit.”
“Apa aku ikut diperiksa juga?”
“Seharusnya sih iya, tapi tahun lalu kau bilang tidak mau check-up tahunan lagi kan, jadi tidak aku daftarkan.”
Eunhyuk tersenyum “Kau tahu saja hyung. Baiklah, aku tunggu dimobil.”
Yesung langsung meninggalkan selang airnya, berlari ke kamar, mengganti bajunya, dan masuk ke dalam mobil.
--
Eunhyuk yang sudah selesai mengambil parsel, langsung pergi ke rumah sakit, ingin menjemput hyungnya.
“Bagaimana hyung hasilnya?” tanya Eunhyuk
“Seminggu lagi baru keluar. Kau sudah berapa lama menunggu disini?”
“Baru satu jam…”
Yesung melihat jam tangannya “Kau pasti lapar, ayo, aku traktir makan siang.”
--
Yesung memarkirkan mobil Honda OSM-nya [picture below]
“Uwah, mobilnya keren…” ucap Eunhyuk
Yesung melihat mobil yang dimaksud Eunhyuk, ia melihat mobil BMW seri GINA 11 [picture below] “Jadi mobil kita tidak bagus?”
Eunhyuk hanya tersenyum usil.
Mereka masuk ke dalam restoran dan memesan makanan. Tiba-tiba Eunhyuk melihat seseorang di pojok restoran, dan tersenyum gembira.
“Hyung, kau mau tahu orang yang aku ceritakan tadi malam tidak?”
Yesung sedikit tersedak, “Uhuk, memang dia ada disini?”
Eunhyuk menggangguk senang.
“Mana?” tanya Yesung penasaran.
Eunhyuk menunjuk ke salah satu sudut ruangan dan mata Yesung mengikuti arah telunjuk itu dan memperhatikannya sejenak, lalu kembali tersenyum menatap Eunhyuk, “Ah, boleh juga. Kau tak mau menyapanya?”
Eunhyuk menunduk malu memainkan jari-jarinya, diam tak menjawab.
“Eunhyuka, mungkin ini saatnya kau menanyakan namanya.” saran Yesung.
Eunhyuk menatap Yesung lalu bangkit dari kursinya. Tiba-tiba Eunhyuk berhenti berjalan dan kembali duduk dikursinya. Yesung menatap Eunhyuk heran, “Waeyo?”
“Dia bersama seseorang, aku takut mengganggu..”
Yesung berdiri dan mencoba melihat, ternyata pria itu memang sedang duduk dengan seseorang yang tertutup oleh meja kasir yang cukup besar, dan terlihat sedikit “mesra(?)”. Yesung kembali duduk dan menatap Eunhyuk, kasihan, “Mianhe Eunhyuka, tak seharusnya aku memintamu untuk menyapanya.”
Eunhyuk menggeleng lesu, “Anio hyung, itu bukan salah hyung. Aku tidak tahu namanya, baru sekali bertemu, dan dengan seenaknya saja aku bilang kalau aku menyukainya.”
Makanan yang sudah datang tak disentuh oleh Eunhyuk sedikitpun. Mereka melihat pria itu pergi dengan “temannya”, masuk ke dalam mobil yang tadi sempat Eunhyuk bilang “keren”.
“Wah, tipemu bagus juga dongsaeng..” ucap Yesung tak sadar.
“Hyung, kita pulang saja ya?” pinta Eunhyuk.
Yesung tersentak “Ah, ne, arasso.”
--
Esok sorenya, Eunhyuk kembali mengambil sepedanya dan mengayuhkannya ke taman. Ia duduk di dekat danau, tanpa membeli gula-gula, hanya duduk tediam dengan tatapan sedih.
“Boleh aku duduk disini?”
Eunhyuk menoleh kebelakang dan terkejut “Y…yeeee..”
“Ja, ini untukmu.”
Eunhyuk menatap gula-gula yang diberikan pria itu, “Gomawo, tapi tidak usah, kau yang beli kau saja yang makan.” Ucap Eunhyuk sedih, tak bersemangat dengan senyum yang sangat terlihat dipaksakan.
“Baiklah…” ucap orang tiu sambil kembali berdiri dan pergi meninggalkannya.
Eunhyuk hanya menarik nafas berat dan kembali duduk menatap danau dengan tatapan pasrah.
Tiba-tiba pandangan danau di depan mata Eunhyuk beganti menjadi gula-gula. Eunhyuk menoleh ke samping dan melihat pria itu lagi, sudah kembali duduk disebelahnya.
“Sekarang aku minta kau menemaniku makan gula-gula ini. Tidak dapat ditolak.”
Eunhyuk tersenyum dan akhirnya menerimanya.
“Waeyo, kenapa kau terlihat tidak se-semangat waktu itu?” tanya orang itu.
Eunhyuk menoleh, merasa aneh, dan orang itu hanya tersenyum canggung
“Mianhe, aku terlalu ingin tahu ya? …” ucap orang itu terputus “Baiklah, begini saja, kita berkenalan dulu saja, bagaimana?”
“Yeeee ?” tanya Eunhyuk terkejut.
“Kenalkan namaku Lee Donghae, panggil aku Donghae.” Ucap orang itu sambil mengulurkan tangannya.
Eunhyuk terbengong sebentar, lalu membalas uluran tangan Donghae “Lee Hyuk Jae imnida, panggil aku Eunhyuk.”
Setelah itu mereka terdiam.
“Em..kemarin…” ucap Eunhyuk terputus.
Donghae hanya diam menatap Eunhyuk sambil memakan gula-gulanya, “Kemarin, lalu?” tanya Donghae yang penasaran akhirnya
“Aku melihatmu di restoran.” Jawab Eunhyuk akhirnya.
Donghae terkejut “Jongmal? Jongmalyo?”
Eunhyuk menggangguk “Ne.”
“Lalu kenapa kau tidak menyapaku saja?”
“Pertama, karena aku masih belum terlalu dekat denganmu dan tidak kenal namamu.”
“Lalu?”
“Kedua, aku tidak mau mengganggumu.”
“Aish, mengganggu bagaimana, kan bisa aku kenalkan padamu, dia kan hyung-ku.”
“Hee? Mwo? Hyungmu?”
Donghae menggangguk.
Tanpa sadar, Eunhyuk menyunggingkan seulas senyum di bibirnya, lalu melahap gula-gulanya dengan gembira, “Aish..” gumamnya.
“Waeyo? Waegeurae?” tanya Donghae yang melihat perubahan aura Eunhyuk.
Eunhyuk hanya menggeleng “Anio.”
--
Eunhyuk melihat jam tangannya dan merengut kesal “Ah, aku harus pulang, hyungku pasti sangat khawatir. Mianheyo.” Ucap Eunhyuk kesal karena ia tidak bisa lebih lama lagi menghabiskan waktu bersama dengan pria yang ia sukai.
Donghae hanya tersenyum “Emm.. Josimae.”
Eunhyuk menggangguk dan tersenyum, tetapi dalam hatinya ia sedikit kecewa dengan respon Donghae yang begitu simple.
Eunhyuk menaiki sepedanya, tetapi saat ia ingin mengayuh, tiba-tiba “Eunhyuk-ssi, kalau kau tak keberatan…” ucap Donghae terputus, “..bisakah besok sore kita bertemu lagi disini?”
Eunhyuk terkejut, senyum sumringah menghiasi wajahnya “Tentu saja, tapi tolong panggil aku Eunhyuk saja!”
--
Di depan gerbang, kejadian waktu itu kembali terulang. Eunhyuk yang terbengong-bengong dan akhirnya disiram dengan selang air yang Yesung pegang.
“Hya !!! Kali ini kau bertemu dengan siapa lagi?” tanya Yesung jail.
“Hyung !! Hyung !! Aku bertemu dengannya lagi !!!!” teriak Eunhyuk sangat bersemangat.
Yesung berpikir sejenak dan mencoba mengingat, “Nugu?” tanya Yesung polos dengan kebingungannya.
“Itu, yang kita temui di restoran kemarin, masa hyung tidak ingat ?!?!!!”
Yesung mengerutkan alisnya, mencoba mengingat kembali, dan sedikit aneh “Sss, he? Bukannya kau sudah patah hati?”
“Anio!! Ternyata kemarin itu hyung-nya!!!”
“Bagaimana kau bisa tau?”
“Tadi aku bertemu lagi dengannya di taman, dia memberiku gula-gula, lalu kami banyak cerita.” Jelas Eunhyuk.
“Lalu siapa namanya?”
“Lee Dong Hae, Donghae !! Hebat kan aku !!!!” jawab Eunhyuk bangga.
“Bagus, bagus. Kalau begitu, sekarang kau masuk ke dalam, bantu Heechul hyung masak, dan sepertinya Kyuhyun mencarimu terus daritadi, apa kau ada lupa sesuatu?”
“Ah, aku lupa memberikan gamenya, habis dia kemarin malam sudah tidur sih..”
“Hya !! Chakkaman!! Besok sore bantu aku urus taman ya?”
“Tidak bisa hyung, aku sudah punya janji..” tolak Eunhyuk sambil mengedipkan salah satu matanya.
Yesung hanya menggelengkan kepalanya “Ck, dasar. Mentang-mentang udah bisa saling bicara..” gerutu Yesung.
--
Hampir setiap hari dalam sebulan terakhir ini Eunhyuk dan Donghae terus bertemu di taman, dan bahkan mereka sudah mulai makan malam bersama. Eunhyuk semakin suka pada Donghae, sedangkan Donghae sendiri sudah mulai merasakan sesuatu pada hatinya.
Hubungan mereka masih dalam status teman, tetapi kalau dilihat dari sikap mereka, sepertinya, bisa dibilang, sudah lebih dari itu.
“Eunhyuka, tiga minggu depan sepertinya kita tidak bisa bertemu.”
Eunhyuk terkejut “Wae?”
“Aku mau pergi ke Jepang.”
“Untuk?”
“Jalan-jalan?”
Eunhyuk menunduk sedih, tak bisa dibayangkannya tidak bertemu Donghae selama seminggu “Berapa lama kau disana? Bisakah aku ikut?” tanya Eunhyuk memelas.
Donghae menarik nafas dalam “Seminggu sepertinya. Sungguh, kalau kau bisa ikut, aku akan sangat senang sekali.”
Eunhyuk membuang nafas berat “Arasso. Josimae Donghaea…”
--
Sepulangnya dari taman, Eunhyuk terus berpikir untuk ikut pergi ke Jepang, tetapi dia bingung cara meminta izin pada Yesung, karena memang Yesung sedikit overprotective pada dirinya, ketimbang kedua hyung-nya yang lain, Heechul dan Kangin. Kalaupun biasanya ia diizinkan pergi jauh, pasti Yesung akan menemaninya langsung atau paling tidak pasti akan ada Heechul atau Kangin yang menemaninya pergi. Eunhyuk ingin, walaupun nanti dirinya diizinkan pergi, ia ingin pergi sendiri tanpa ditemani siapapun. Karena kebingungan inilah, Eunhyuk hanya mondar-mandir didalam kamarnya, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka, “Hyung, ketoklah dulu!” protes Eunhyuk.
“Ah, mian. Eunhyuka, bisakah besok kau menemaniku ke rumah sakit?”
“Ambil hasil chek-up waktu itu hyung? Kenapa lama sekali?”
Yesung menggangguk, "Aku lupa mengambilnya sebulan yang lalu.", sedangkan Eunhyuk berpikir, “Baiklah..” jawab Eunhyuk, berharap itu adalah waktu yang tepat untuk meminta izin.
--
Yesung masuk ke dalam mobil dengan raut wajah sedikit aneh, “Sini, biar aku yang bawa mobilnya.”
Di dalam mobil, Eunhyuk mencoba memulai pembicaraan yang tepat untuk meminta izin, “Hyung, bagaimana hasilnya?”
Yesung terkejut dan berkata, “Bagus kok..”
“Coba mana lihat kertas hasilnya.” Pinta Eunhyuk yang sedikit ragu.
“Astaga! Ketinggalan!!”
“Aish, hyung ini, masa bisa ketinggalan sih? Putar balik saja hyung..”
“Ah, sudahlah, toh hasilnya bagus.” Tolak Yesung yang terus melajukan mobilnya.
Mereka terdiam sejenak, Eunhyuk mulai mengumpulkan keberanian dan akhirnya, “Hyung, boleh tidak minggu depan aku pergi ke Jepang?”
“Untuk apa?”
“Donghae pergi kesana, aku hanya ingin membuat sedikit kejutan saja.” Terang Eunhyuk.
Yesung ingin berkata tidak, tetapi ia teringat sesuatu, “Boleh.”
“Jongmal?” tanya Eunhyuk tak percaya, “Dan bolehkah aku pergi sendiri saja?” tanya Eunhyuk jujur
“Boleh, aku yang akan siapkan tiket dan penginapanmu. Kau tinggal siap-siap saja.”
“Heeee? Jongmalyo, hyung?”
Yesung menggangguk, sedangkan Eunhyuk sedikit ragu dalam hatinya tetapi mencoba tetap percaya.
--
Jepang
Sudah tiga hari Eunhyuk tidak bertemu dengan Donghae, sengaja tidak menemuinya karena memang ingin membuat kejutan di tengah-tengah.
Hari ke-empat, Eunhyuk pergi ke hotel tempat Donghae menginap dan sudah mempersiapkan semuanya untuk mengejutkan Donghae, tetapi ia melihat sesuatu yang tidak diinginkannya, Donghae bersama dengan orang lain dan terlihat begitu mesra. Eunhyuk merasa sangat kecewa, dengan sedih Eunhyuk menghampiri dan memanggil Donghae, “Donghaea…”
Donghae menoleh dan terkejut “Eunhyuka, kenapa kau bisa ada disini?”
Tiba-tiba Eunhyuk menangis, “Kau jahat!” ucap Eunhyuk lirih sambil berlalu dari Donghae yang kini penuh dengan kebingungan.
--
Eunhyuk mengunci dirinya dalam kamar apartementnya, tiba-tiba *tok tok tok, terdengar sesuatu yang mengetuk pintu berandanya.
Eunhyuk membuka gorden dan melihat sesuatu yang mengejutkan, “Donghae?!?!?!!!!!”, Eunhyuk langsung membuka pintu berandanya.
“Kenapa kau ada disini? Ini lantai tiga puluh !!!!”
“Aku meloncat dari beranda kamar orang sebelah.” Jawab Donghae polos.
Eunhyuk memperhatikan beranda orang sebelah yang memang cukup mudah dan dekat untuk dipanjat, sedangkan Eunhyuk melihat orang kamar sebelah hanya meminta maaf.
“Buat apa kau kesini?” tanya Eunhyuk ketus.
“Bagaimana aku bisa membiarkanmu yang sudah sengaja kemari untuk bertemu denganku.”
Eunhyuk terkejut, “Si, siapa yang mau bertemu denganmu?” elak Eunhyuk.
“Ah, jinca?” tanya Donghae tak percaya sambil tersenyum nakal dan memutar bola matanya, “Lalu, apa yang membuatmu datang ke Jepang?”
Eunhyuk menunduk kebawah dan memainkan jari-jari tangannya, “Ah, itu.. em …..” Eunhyuk bingung.
Donghae tertawa, lalu mengangkat dagu Eunhyuk yang tertunduk, “Dan aku tidak bisa membiarkanmu terus salah paham denganku.”
“Heeee? Salah paham bagaimana?”
“Yang kau lihat bersamaku tadi itu adalah hyung-ku! Aku menemaninya jalan-jalan.” Jelas Donghae.
“Banyak sekali hyung-mu..” ucap Eunhyuk sinis.
“Aku anak ke-empat dari lima bersaudara, sama denganmu. Kau lupa ?!!!” tanya Donghae tajam.
Eunhyuk masih terlihat tidak percaya, walaupun sejujurnya ia benar lupa dan setengah dari dirinya mulai malu.
Donghae melengos, mengeluarkan dompetnya dan mengeluarkan foto kecil keluarganya, “Ja, ini fotoku dan keluargaku. Bukannya sudah pernah aku tunjukkan? Nah, ini kan yang kau lihat tadi, itu hyung pertamaku, yang tidak bisa berenang, ingat kan?” tanya Donghae, sambil menunjuk salah satu wajah di foto tersebut.
Kini Eunhyuk hanya tertunduk malu, “Mianhe..”
“Gwenchana, ini kedua kalinya kau salah mengira hyung-ku.”
“Mianhe.” Ucap Eunhyuk lagi, bingung mau berkata apa, tetapi Eunhyuk kembali mendongkakkan wajahnya, “Lalu, bagaimana kau tau aku menginap disini? Lalu, bagaimana kau bisa tau aku menginap di kamar ini, terus bagaimana caramu sampai masuk ke kamar orang sebelah?” tanya Eunhyuk panjang lebar.
Donghae hanya tertawa, “Kau pikir aku tidak punya cukup uang dan akal untuk melakukan itu semua?”
Eunhyuk kembali tertunduk, “Donghaea…” panggil Eunhyuk halus.
“Wae?”
“Mungkin kau sedikit aneh karena aku sering cemburu melihatmu mesra dengan orang lain, tapi jujur, aku menyukaimu..” ucap Eunhyuk yang terkejut dengan ucapannya sendiri.
Donghae menunduk, lalu berjalan keluar kamar, “Good night and sweet dream…” ucap Donghae terputus, dan sebelum menutup pintu, ia melanjutkan, “…Eunhyuk-ssi.”
Setelah pintu tertutup, Eunhyuk hanya terduduk lemas, menangis, meratapi kebodohannya.
--
Eunhyuk bangun dengan mata yang “cukup” bengkak, ia merentangkan kedua tangannya lalu membuka gorden beranda kamarnya. Ia melihat hangatnya sinar matahari musim semi dan indahnya pohon sakura. Ia memanjakan dirinya di bath-tub. Setelah itu ia tersenyum dan menyemangati dirinya sendiri untuk tidak menyerah walaupun harus kembali mulai dari nol.
Bel kamarnya berbunyi, dan Ia melihat Donghae di kamera, Eunhyuk menarik nafas dalam-dalam, dan membuka pintu.
“Annyonghaseyo, Eunhyuk-ssi.” Sapa Donghae formal sambil membungkuk.
Hati Eunhyuk sedikit sakit melihat semua tingkah formal tersebut, tetapi mencoba menghilangkannya, “Annyonghaseyo, Donghae….” Ucap Eunhyuk terputus tak biasa, “..ssi.” sambungnya.
“Eunhyuk-ssi, apa kau ada waktu hari ini? Mau menemaniku?”
Walaupun Eunhyuk sedikit heran karena Donghae masih mau memintanya untuk menemani, tetapi Eunhyuk melihat sisi positifnya saja, “Geurae.” Jawab Eunhyuk singkat dan langsung menutup pintu kamarnya, berjalan bersama Donghae menuju lift.
--
Mereka berjalan berdampingan berdua dibawah rindang dan cantiknya bunga sakura serta hangatnya musim semi.
“Donghaea, maafkan aku atas omonganku kemarin. Tolong jangan gunakan sesuatu yang formal didepanku, karena kita masih teman bukan? Tetapi, maaf, aku tidak akan menarik kata-kataku kemarin.” Ucap Eunhyuk tegas, menjelaskan bahwa hatinya tak berubah, dan akan terus berjuang.
Donghae diam tak menjawab. Eunhyuk mulai berjalan mendahului Donghae, dan mencoba menggenggam seluruh sakura yang jatuh karena tertiup angin, tetapi entah mengapa, tak ada satu helai bunga-pun yang ia dapat.
“Kau sedang apa?” tanya Donghae akhirnya.
“Mencoba menangkap dan menggenggam sakura yang jatuh. Katanya ada mitos, kalau aku berhasil menangkap dan menggenggamnya, maka aku akan mendapatkan cintaku dan bersama selamanya. Tapi, sepertinya bukan nasibku. Aku sendiri tidak tahu, benar atau tidak, aku hanya ingat samar-samar mitosnya.”
Donghae menggangguk, “Tapi aku bisa mendapatkannya.”
“Yeee?” tanya Eunhyuk bingung.
“Coba lihat.” Ucap Donghae yang langsung memeluk Eunhyuk.
“Dong, Donghaeaaa ? Waegeurae?” tanya Eunhyuk terkejut.
“Kau adalah sakuraku, kau cintaku dan bersama selamanya.” Ucap Donghae.
Eunhyuk masih tercengang, bingung.
Donghae melepaskan pelukannya, memegang pipi Eunhyuk dan melihat mata Eunhyuk dalam-dalam, “Na, jongmal saranghae.” Ucap Donghae dan *cup. Satu kecupan lembut dirasakan Eunhyuk di bibirnya.
Perlahan Donghae melepaskan ciumannya, “Mianhe, kemarin aku sengaja berbuat begitu untuk menjahilimu, karena kau terus-terusan cemburu padaku. Saat tadi aku melihat matamu begitu bengkak, aku merasa sangat bersalah. Sekarang, kau tak perlu cemburu lagi, karena aku sudah mendapatkan sakuraku, dan kau sudah mendapatkan sakuramu.”
Eunhyuk menatap Donghae, tersenyum, dan kembali memeluknya.
Hangatnya musim semi memenuhi hati mereka berdua yang berjalan diiringi jatuhnya bunga sakura yang tanpa mereka sadari salah satunya menyelip masuk ke dalam genggaman tangan mereka berdua.
end-
-----------------------------------------------
author : [no name]
main cast :
- Lee Hyuk Jae [ Eunhyuk ] : down
- Lee Dong Hae [ Donghae ] : up
cameo :
- Park Jung Soo [ Leeteuk ]
- Kim Young Woon [ Kangin ]
- Kim Hee Chul [ Heechul ]
- Han Geng [ Hankyung ]
- Kim Jong Woon [ Yesung ]
- Kim Ryeo Wook [ Ryeowook ]
- Lee Sung Min [ Sungmin ]
- Cho Kyu Hyun [ Kyuhyun ]
sponsor :
- Korean Airlines
- Honda OSM
- BMW GINA 11
+ This fan fiction is ONLY IMAGINATION +
-----------------------------------------------