Jatuh Cinta pada Blog Lesbian

Apr 24, 2011 19:05

Ya. Anda tidak salah baca (kecuali kalo Anda ternyata baca daftar menu di warung sebelah ;p). Mungkin orang yang membongkar internet history di computer saya bakal berprasangka bahwa orientasi seksual saya udah belok. Hah?

Saya akhir-akhir ini memang sering membuka blog lesbian sepocikopi.com. Kenapa rajin menyambangi blog lesbian? Apa saya udah nggak doyan lelaki dobel? Salahkan sepocikopi.com dong. Saya sepenuhnya tidak bersalah. Hehehe. Coba aja deh buka dan jelajahi blog itu, nanti ketahuan kenapa saya bilang begitu.


Awalnya saya mencari link ke panduan menulis dialog yang baik. Waktu itu saya sedang mencari bahan untuk materi (almarhum) workshop fanfic.Tips memang banyak bertebaran di internet, tapi umumnya berbahasa Inggris. Padahal saya butuh dialog dalam bahasa Indonesia. Kalo nggak salah, saya dapet 3 link, salah satunya ke Bengkel Menulis-nya sepocikopi.com. Dari situ saya bongkar-bongkar isi  Bengkel Menulis. Oke juga. Tapi tapi tapi… kok blog lesbian? So pasti kering kerontang dari pajangan koleksi cowok dobel buat penyegar mata (dan imajinasi liar fujoshi) dong. Saya kecewa, tapi tetep nerusin browsing di sana.

Awalnya (lagi), saya mengira blog ini cuma mengobral kisah-kisah lesbian (yang happy maupun yang madesu) dan artikel-artikel yang bernada lesbian uber alles. Ternyata saya salah. Blog ini memang bicara dari sisi lesbian dan jelas-jelas untuk lesbian (apalagi menyapa pembaca dengan kata “lesbian”), tapi tampaknya admin juga sadar kalo pembacanya bukan cuma lesbian. Tulisan-tulisannya bukan sekedar untuk meneguhkan semangat lesbian, tapi juga mendorong mereka jadi manusia yang lebih baik. Atau semacam itulah :p Intinya, jangan cuma karena lu lesbian trus lu jadi orang paling menderita sedunia dan seluruh makhluk musti toleran ama elu. Atau, jangan cuma karena lu gak berani ngaku kalo lesbi dan gak dapet2 pacar cewek, trus lu bebas ngirim komen “gue L, 18 thn, Jogja, pengen temen curhat. Call me at 08x xxxx xxxx” di artikel yang membahas spiritualitas.

Tulisan memang jadi kekuatan blog ini. Kadang ada juga tulisan lucu. Misalnya dari penulis tetap yang senewen karena gak jua dapet ide buat ditulis di blog. Dia kira-kira bilang gini: “susahnya nyari ide kalo pembaca tulisan cuma tertarik 1 hal: cewek. Cewek itu suka apa? Curhat. [dia nyebutin beberapa hal lagi tentang cewek, dan jawabannya sama: c u r h a t]. Apa cewek itu melulu tentang curhat?” Hahaha. Saya gak tahu banyak tentang situs atau blog LGBT sih. Tapi yang sudah-sudah, kalo iseng nyari situs gay, yang saya temukan isinya itu-itu melulu: pamer foto narsis (yang pamer tampang mulus lah, perut six pack lah) dan ujung-ujungnya nyari kenalan, atau lebih tepatnya calon pacar. Apa gay segitu tertekannya sampe jadi dangkal gitu? =_=  Makanya waktu ngeliat sepocikopi.com, saya tertarik. Ini nih contoh orang-orang yang menanggapi seksualitasnya dengan serius dan membuat blog yang serius.

Dan saya jadi alien kurang ajar yang menjelajah kamar-kamar di rumah lesbian itu.

Eh tapi saya bukan alien satu-satunya lho. Pernah ada satu tulisan yang memuat surat pembaca yang straight. Si pembaca cerita tentang keponakannya yang kabur dari rumah setelah dilarang pacaran dengan cewek. Pembaca itu tampaknya berusaha memahami dua sisi: derita lesbian si keponakan dan derita ortu yang nggak ngeh dengan isu LGBT. Bukan buat mengendurkan semangat untuk coming out (saya kok ngeliat coming out sering ditampilkan sebagai cita-cita paling muluk. Cmiiw) tapi untuk memikirkan konsekuensinya dengan lebih bijak. Oh, tulisan yang itu memang menyentuh, walaupun saya sama sekali nggak berada di posisi yang manapun: anak yg lesbi, ortu maupun tantenya.

Karena saya ngeliat tulisan-tulisan sepocikopi seolah mengajak lesbian untuk tidak jadi eksklusif dan mau gaul dengan dunia luar, jadi boleh dong saya yang di luar ini ngintip terus. Ya kan? ;)

Meski harus berkali-kali diakui, saya sering mengharap yang enggak-enggak dari blog ini. Mana dong cowok-cowoknya? Mana nih fanservice boys love-nya? Lupa kalo fujoshi seperti saya nggak diundang di sana.hehehe…

Dan karena blog itu forumnya cewek untuk cewek yang juga suka cewek, so pasti isinya yah…cewek banget. Ngomongin sepak bola, misalnya. Jangan harap tulisannya rada technical dikit, minimal kayak obrolan gadis-gadis gibol “kenapa tim X tak terkalahkan? Karena mereka punya lini belakang yang solid banget, plus mas Z itu kan kiper jagoan. Responnya cepet, kayak bisa baca pikiran striker lawan dan bola pasti nempel di tangannya,” minus “ganteng lagi. Rahang kokoh dan jenggot tipisnya itu lho…kagak nahan.” Ngomongin bola ya sama aja kayak ngomongin fashion. Dan jangan mulai mancing saya tentang kolom musik ya. Bagi saya yang pendengar musik yang segmented, yang populasi musisi dan penikmatnya didominasi kaum Adam, dan gak bakalan dilirik Grammy Award, bahasan tentang musik pop kagak bakal ada bedanya dengan yang ada di koran ternama. Topik-topik beginian mending dipegang ama media yang ‘netral’. Kalaupun penulisnya punya wawasan mendalam tentang itu, tapi kalo target pembacanya serba cewek… yah pasti tulisannya gak bakal dilirik dong.

Tapi di luar tooik-topik ‘macho’ itu, saya masih rajin lurking di sepocikopi. Saya masih straight, masih fujoshi, masih gemar nonton cowok-cowok indah saling bermesraan, dan masih nyaman menjadikan cowok sebagai objek imajinasi liar saya.

I love sepocikopi.com and I’m not lesbian. And I don’t have to be one.

*goes back to yaoi thought*

lesbian, blog, sepocikopi

Previous post Next post
Up