Unexpected Surprise
Author:
noe_sakamotoChapter: Oneshot
Character: Ruki of the GazettE, Shou of Alice Nine, Byou of SCREW, and ViViD boys
Genre: fail crack
Rating: R
Language: Indonesia
--
Seorang pria berambut pirang menatap bangunan SMA di depannya. Pria itu kemudian melepas kacamatanya, dan menyeringai. Ia mengambil ponsel dari laci dashboard mobil, dan menekan angka 4. Nada sambung terdengar selama beberapa saat, dan saat berakhir, nada tersebut digantikan oleh suara merdu yang menyambut.
“Moshi-moshi,tumben kau meneleponku.” Ucap suara di seberang.
Si pria berambut pirang terkekeh, ia kemudian menyisir sedikit rambutnya yang berantakan lalu berkata, “Ne, kakak ipar, kau tahu aku sedang dimana saat ini?” Tanya si pria itu sambil mencengir usil.
Ia mendengar suara tawa merdu selama beberapa saat sebelum berakhir lalu melanjutkan pembicaraan, “Kau pasti di sekolah keponakanmu yang sangat kau manjakan, aku sudah hafal kebiasaanmu kalau kau meneleponku. Kau pasti selalu berada tidak jauh dari tempat Shinchan berada.”
“Ternyata aku memang tidak bisa membohongimu ya kakak ipar. Yup, aku di depan sekolah Shinchan, dia pulang jam berapa hari ini?”
“Seharusnya sebentar lagi, kau tunggu saja dia. Kau mau aku menghubungi Shin kalau dia akan kau jemput?” Tanya Shou.
“Tidak perlu, aku ingin member sedikit kejutan. Sudah lama aku tidak main dengan keponakanku yang lucu itu.”
“Ahahahaa…tapi kau jangan membuat dia malu. Dia sekarang mungkin agak gengsian, dia sudah punya pacar lho Byou.” Shou berkata sembari tertawa pelan.
Byou terkekeh saat Shou berkata seperti itu. Ia sudah menebak kalau keponakannya itu sudah punya pacar. Soalnya Shin sekarang sudah mulai jarang mengirim email minta oleh-oleh dari Byou dan menanyakan apakah Byou sudah meluncurkan koleksi pakaian terbaru. Byou mengerling ke arah gedung sekolah. Suara bel tanda pelajaran usai mulai terdengar. Byou pun kembali berbicara kepada Shou, setelah sebelumnya ia keluar dari mobilnya dan sekarang duduk bersandar di badan mobilnya.
“Ne, kakak ipar, sepertinya Shin sudah pulang, aku tutup dulu ya teleponnya, oh ya, aku juga membawa kado special untuk aniki, kau rahasiakan kedatanganku ya.”
“Fufufufuff…tentu saja adik iparku sayang, malam ini kita akan bersenang-senang, aku akan memasak special untuk acara malam ini.”
“Okay, kalau begitu aku tutup dulu ya, Jya…”
Bertepatan dengan saat Byou menutup flip ponselnya, ia melihat kelebatan sosok Shin di depannya. Shin tidak sendirian, ia berjalan sembari memainkan DS miliknya, ditemani oleh seorang pria jangkung di sebelahnya. Byou menyeringai, ia bisa menebak pria jangkung itu adalah pacar Shin. Saat Shin mencapai pintu gerbang sekolah, dengan segera Byou berjalan ke arah Shin.
Saat ia hampir dekat dengan posisi Shin, Byou langsung saja memeluk Shin dan mencium pipi Shin dengan gemas, dan hal itu membuat Reno menganga, terbelalak tak percaya melihat kekasihnya diserang di depannya.
“Shinchaaann~~~ muaahhh~~” Byou terus memeluk Shin dan mencubiti pipi Shin,sesekali mencium gemas Shin.
Shin yang kaget meronta-ronta, dan menggapai-gapaikan lengannya ke arah Reno,
“GYAAA!!! Renooo!!! Tolooongg!!!”
Dengan sigap Reno langsung menarik Shin ke pelukannya. Di belakang Reno, Ryoga yang saat itu tengah berjalan sambil menggerutu karena Ko-ki bertengger dengan indah di pundaknya, langsung melotot melihat adegan di depannya. Iv yang juga terperangah, hanya melongo melihat adegan drama di depannya, dan Ko-ki?
Dengan pedenya malah berkata, “Wah, ayo taruhan, aku pegang paman berambut pirang itu yang akan menang, kalian siapa?”
Sementara itu, Reno, degan sigap langsung memasang badan di antara Shin dan Byou, lalu menggeram marah.
“Tolong anda jangan membuat dia ketakutan. Ada tidak sadar kalau ini sekolah?” Reno menggeram dan mengepalkan tangan. Emosi karena melihat kekasihnya diserang di depan mata dan kepalanya sendiri.
Byou mengedip. Menatap Reno dengan inosen, lalu tertawa terbahak-bahak. Hal ini memuat Reno semakin geram. Saat ia hampir saja menampol pria di depannya, tiba-tiba Shin menarik tangannya. Reno melirik ke arah Shin yang saat itu sedang mencengir, dan menggaruk kepalanya yang tak gatal, lalu berkata,
“Umm..Reno, kau jangan marah ya pada dia hehehee…”
Alis Reno berkedut. Bagaimana bisa ia tidak marah. Ia sendiri belum pernah memperlakukan Shin seperti itu, tapi pria di depannya melakukannya dengan sangat cuek, santai, dan penuh percaya diri.
“Bagaimana bisa aku tidak marah Shin? Dia…dia..dia sudah menciummu dan menyerangmu seperti itu…” Reno berkata sambil meremas pundak Shin pelan.
Ko-ki yang melihat dari belakang, menguap bosan, menatap pemandangan di depannya. Ayolah, tonjookk….ngga akan seru kalau tidak ada darah…, begitulah yang ada di pikiran bocah berambut merah itu. Reno langsung melirik tajam ke arah Ko-ki dan melemparkan tatapan, kalau kau berani bawel, aku akan menggantung terbalik dirimu di atap sekolah besok pagi.
Ko-ki langsung cemberut. Reno memang selalu mengintimidasi mentang-mentang dia yang paling dewasa di antara mereka. Sementara Reno masih melemparkan tatapan sinisnya ke Ko-ki, Shin kemudian menarik Reno, lalu berbisik,
“Jangan marah, dia itu pamanku, adik ayahku ehehehee….” Ucap Shin tanpa dosa, lalu berlari menghampiri Byou.
Reno syok. Ia langsung terdiam setelah Shin berkata seperti itu. Byou tertawa terbahak-bahak saat melihat reaksi Reno. Dengan cueknya, ia pun memeluk Shin, lalu berjalan menghampiri Reno yang masih mematung. Cengiran usil terukir di bibir pria itu. Ditepuknya pundak Reno dengan mantap yang menyebabkan Reno meringis.
“Nah nah, aku tidak mempermasalahkan kejadian tadi, kau tenang saja ufufufuff~” Byou terkekeh lalu beralan ke arah mobilnya, setelah sebelumnya mencium dan mencubiti lagi pipi Shin, dan hal ini membuat alis Reno kembali berkedut kencang, tanda ia menahan semua umpatan di tenggorokannya yang nyaris saja keluar.
Shin tersenyum, lalu menggenggam tangan Reno. Ia berinjit, lalu mencium singkat pipi Reno dan mendapat hadiah suitan dari Ko-ki dan Ryoga di belakang. Shin mencengir saat ia merasakan pipinya memerah. Ia kemudian menatap Reno dan berkata,
“Maafkan keusilan pamanku ya, dia memang seperti itu. Bukan cuma aku yang dia cium, ibuku juga dia begitukan. Ng…aku pulang dulu ya, kau hati-hati di jalan.”
Shin langsung kabur saat suitan Ko-ki makin kencang. Bocah setan itu selalu saja membuat dia malu setengah mati. Reno menatap punggung Shin yang semakin menjauh, dan akhirnya menghilang setelah Shin memasuki mobil pamannya. Reno menghela nafas berat. Suitan Ko-ki masih terdengar. Alis Reno masih terus berkedut. Ia perlu pelampiasan. Dengan sebuah gerakan cepat, Reno langsung berlari dan mengejar Ko-ki -yang sudah siaga dengan melompat dari punggung Ryoga, lalu kabur ke dalam gedung sekolah- sambil menyumpah, dan sesekali memaki.
Sementara Ryoga dan Iv? Keduanya lebih memilih untuk keluar, dan berjalan menuju kedai kopi langganan mereka yang tak jauh dari sekolah, meninggalkan Reno yang saat ini sukses memiting Ko-ki dan sesekali menjitak bocah itu untuk melampiaskan rasa jengkelnya.
---
Perjalanan pulang terasa singkat karena cara menyetir Byou yang gila-gilaan. Shin bersiul saat mobil memasuki area basement apartemen keluarganya. Setelah Byou memarkirkan mobil, Byou langsung keluar dan membawa sebuah box besar, yang Shin langsung tahu apa isinya. Dicoleknya pinggang pamannya itu, lalu berkata,
“Untuk papa?” seringaian usil pun muncul di bibir Shin.
Byou terkekeh lalu mengangguk. Ia mengangsurkan kunci mobil kepada Shin dan menunjuk ke arah bagasi.
“Oleh-oleh untuk kalian yang sesungguhnya ada disana, kau bawa itu ya, aku bawa ini.”
Dengan sigap Shin langsung membuka bagasi Byou dan mengambil semua shopping bag yang ada di dalam sana. Shin kemudian berjalan bersama Byou menuju apartemen. Saat Shin membuka pintu, Shou sudah menyambut dengan cengiran yang terukir di bibirnya.
“Tadaimaa…” ucap Shin dan Byou bersamaan.
Shou tersenyum lalu berkata, “Okaeri, masuklah, sudah aku buatkan orange juice untuk kalian.”
Shin langsung menaruh semua shopping bag di ruang tamu, lalu ia beralan ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya. Sementara di ruang tamu, Shou dan Byou tampak asyik bercakap-cakap.
“Jadi, kau sedang tidak ada pekerjaan makanya kesini ya Byotan?” Tanya Shou sambil mematikan PSPnya, setelah sebelumnya menyimpan data-data permainannya.
“Kurang lebih begitu kakak ipar. Dan juga karena aku sedang bosan saja, kau tahulah bagaimana aku kalau sedang bosan.” Byou terkekeh lalu meminum jus jeruknya.
Shou tertawa. Kebosanan Byou adalah neraka untuk Ruki. Kenapa bisa?
Tentu saja bisa. Byou yang sedang bosan itu adalah hal yang mengerikan ketiga setelah Shou yang sedang marah lalu Shin dan Shou yang bekerjasama untuk mengerjainya. Byou terkekeh lagi saat melihat ekspresi puas Shou ketika ia melihat isi box yang dibawa oleh Byou. Rencana sempurna untuk mengerjai Ruki.
Setelah Shin mengganti pakaiannya, Shin langsung duduk di sebelah Byou yang saat itu sedang mengadik isi tasnya, lalu mengambil seuah buku sketsa.
“Mumpung sudah disini juga, kalian jadi modelku sekalian mau kan? Aku membawa beberapa pakaian untuk koleksi musim ini yang belum aku publikasikan.”
Shou mengangguk, dan menerima shopping bag lain lalu mencoba beberapa pakaian. Sementara Shin dan Shou masih mengganti pakaian, Byou pun mencoret-coret buku sketsanya, lalu terkekeh saat melihat box di depannya.
Sambil bersiul senang, Byou pun mulai menggambar sketsa desain terbaru dan membayangkan bagaimana reaksi Ruki saat pulang nanti. Sebelum tenggelam dalam buku sketsanya, Byou tak lupa mengirim pesan singkat kepada Kyo, yang mengatakan bahwa dia sedang ‘bermain’ di rumah kakaknya.
---
Ruki mengernyitkan mata saat melihat pemandangan di depannya. Istrinya, dan putranya tengah menjadi manekin hidup adiknya lagi. Ruki berdecak sebal. Malam ini dia pasti tidak akan bisa bermain dengan Shou. Ruki kemudian berjalan menuju meja makan, karena kebetulan ia lapar.
Saat Ruki berjalan ke arah meja, tanpa ia sadari Shou, Shin, dan Byou spontan melirik ke arahnya, dan menghitung mundur.
3…
2…
1…
“APA-APAAN INI DI MEJA MAKAN!?? KENAPA BENDA ITU ADA DI SINI!!!” Ruki berteriak seraya menjauhkan dirinya dari meja makan.
Tawa kencang langsung menyembur dari arah Byou, sementara Shou dan Shin nyengir, menahan tawa mereka. Ruki kemudian berjalan ke arah Byou, dan menjitak kepala adiknya itu dengan sangat keras.
“APA-APAAN ITU YANG KAU BAWA!? KAU KAN SUDAH TAHU AKU TIDAK SUKA ADA BENDA ITU!” Ruki berteriak tepat di telinga Byou menabok lagi kepala Byou.
Byou terkekeh, lalu kabur memeluk Shou dan hal ini membuat Ruki jadi semakin ingin melempar adiknya itu dari balkon.
“KAU! Lepaskan tanganmu dari istriku!”
“Astaga aniki, kau itu berlebihan sekali, Cuma strawberry membuatmu jadi menjitak adikmu yang tampan dan inosen ini. Dan aku cuma memeluk kakak iparku, belum menciumnya seperti ini.” Dengan tiba-tiba Byou mencium pipi Shou, lalu membuat Ruki menggeram lagi.
Sementara Shin, bocah itu sudah menghilang, tidak sanggup menahan tawanya lagi. Telinga tajam Ruki mendengar tawa puas dari kamar Shin. Ruki bersumpah, ia akan menyabotase kunci ruangan pakaiannya juga televisi agar bocah itu tidak bisa menonton kamen rider.
Saat Ruki masih sibuk dengan pikirannya, tiba-tiba Byou sudah berada di depannya, dan menyodorkan sepotong cake, dengan banyak strawberry merah bertebaran di atasnya tepat di depan hidung Ruki.
“Mau aniki? Enak loh, manis sekali~” ucap Byou sambil menyeringai.
Ruki langsung melesat menjauhi benda mengerikan itu, lalu melirik ke arah Shou yang puas tertawa di sofa.
“Shouyan…tolong singkirkan benda itu sekarang juga!” perintah Ruki.
Shou hanya berkedip, lalu menatap Ruki dengan ekspresi tanpa dosanya,
“Kenapa harus Ruki-san? Kan itu cuma cake strawberry.” Ucapnya sambil tersenyum.
Ruki mendecak sebal, dan mendesis lirih,
“Shouyan, kau mencintaiku kan?” Desis Ruki dan dibalas dengan anggukan Shou, “Kalau begitu, singkirkan benda itu sekarang juga!”
Shou hanya memasang tampang tanpa dosa yang selalu ia gunakan saat menggoda Ruki dan berkata, “Astaga Ruki-san, memangnya cake strawberry dan aku mencintaimu itu memiliki hubungan erat? Tanpa cake strawberry pun aku sudah sangat mencintaimu dan tidak akan berubah koq, kau tenang saja fufufufufff…”
“…………………” Jeda sesaat dari Ruki,yang kemudian dilanjutkan Ruki dengan bisikan perlahan, “Shouyan…tolong..singkirkan benda itu sekarang juga….”
“BUAHAHAHAHAA!!!! Astaga anikiiii……..kauuu…BUAHAHAHAHAAA!!!!”
Byou tertawa terbahak-bahak saat melihat Ruki dikalahkan Shou secara telak.
Ruki mendesis, lalu berjalan dengan cepat menuju ruang kerjanya. Langkah Ruki terdengar berdebum-debum. Saat ia membuka ruang kerjanya, Ruki langsung mematung. Teriakan menggelegar terdengar tak berapa lama kemudian.
“KUBUNUH KAU BYOOOOOUUU!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
Byou langsung terbahak saat kakaknya berteriak seperti itu. Bagaimana Ruki tidak berteriak, kalau di ruangan kerjanya itu, dia menemukan BANYAK benda yang berhubungan dengan strawberry. Dari cake, juice, kue-kue, bahkan strawberry itu sendiri disana. Dekorasi ruang kerjanya pun berubah menjadi serba strawberry.
Byou terkekeh, dan memeluk pundak Ruki.
“Bagus kan aniki? Hasil dekorasi buatanku dan kakak ipar juga keponakanku yang manis itu??”
“Bagus kepalamu!! Singkirkan semua benda itu sekarang juga!!!”
“Astaga papa, kan cuma seperti itu. Kenapa segitunya sih pa.” Shin tiba-tiba menyambar dan menyusup masuk di antara paman dan ayahnya, lalu mengambil sebuah kotak berisi strawberry segar, lalu memakannya dengan santai di depan Ruki.
“K..Kau…. ARRGGGHH!!!! AWAS KAU BYOUUU!!!” Ruki berteriak histeris dan mencekik Byou.
Shou tertawa puas saat melihat suaminya tak bisa berkutik lagi. Sungguh hiburan yang sangat menyenangkan untukknya. Shin tampak menggelengkan kepala, lalu berdecak,
“Kalian seperti anak kecil, bertengkar cuma gara-gara strawberry yang enak ini. Eh maaf, papa mau?” Shin menyodorkan strawberry yang sangat besar, dan bahkan berhasil menyentuh bibir Ruki.
“SHOUYAAANNN!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” teriak Ruki depresi.
Shou hanya tertawa terbahak-bahak sambil menerima telepon yang ternyata adalah dari Kyo. Ia terkekeh sembari berkata,
“Otousama dengar sendiri kan bagaimana jeritan Ruki-san?” Shou masih terkekeh pelan.
Suara tawa terbahak-bahak terdengar dari ujung telepon. Kyo sampai memukul lantai karena laporan menantunya itu. Setelah tawanya reda, Kyo akhirnya kembali konsentrasi dengan teleponnya lagi,
“Lain kali, ajak aku bergabung dengan kalian. Sudah lama aku tidak melihat muka frustasi anak sulungku itu khekhekheeee….”
“Tentu saja Otousama, aku akan mengajak Otousama bergabung. Mungkin liburan nanti, waktu kami bermain kesana, Otousama bisa ikut mengerjai Ruki-san fufufufufff….”
“Saa…kau memang menantuku yang sangat cerdas, sampaikan salamku kepada Shin dan juga Byou.”
“Un, kalau begitu aku tutup dulu teleponnya.”
“haik. Jya, oyasumi Shou..”
“Oyasumi Otousama.”
Shou tersenyum saat melihat Ruki memiting Shin dan juga Byou. Pemandangan inilah yang sangat ia senangi. Setelah bertahun-tahun hidup seorang diri, semenjak kehadiran Ruki, ditambah Shin mengisi hari-harinya, Shou seolah menemukan kebahagiaan yang selama ini dia cari.
Ruki, dan juga Shin. Lalu Kyo juga Byou. Keluarganya, hartanya yang berharga. Shou tersenyum, lalu berjalan menghampiri Ruki, dan memeluk Ruki.
“Gomen ne Ruki-san, kau sudah bisa tenang, aku sudah membereskan meja makan, dan aku sudah siapkan makan malammu.” Shou tersenyum, lalu mengecup pipi Ruki.
Shin langsung membuat ekspresi merinding, lalu menyingkir ke depan televisi diikuti oleh Byou. Atmosfer yang terjalin antara Ruki dan Shou saat ini tidak bisa mereka tembus. Setelah menyalakan televisi, Shin kemudian berbisik kepada Byou,
“Lain kali kita lakukan yang lebih ekstrim paman, mau kan?”
Byou menyeringai, dan mengacak rambut Shin seraya berkata, “Tentu tentu, kita lakukan yang lebih gila dari ini. Setuju?”
“Sangat setuju hihihiii….”
Kedua manusia itu bersekongkol lalu terkekeh mengerikan. Ruki yang saat itu tengah makan, hanya mencibir melihat kelakuan putra dan adiknya. Kali ini dia kalah, tapi lain kali dia tidak akan mengalah. Ruki kemudian meneruskan makannya, sembari menyeringai memikirkan pembalasan apa yang akan dia lakukan kepada adiknya itu.
Dan Shou?
Hanya tertawa saat melihat seringaian suaminya. Ia sudah paham dan sudah tahu apa yang akan menanti Byou pagi ini. Setelah membereskan peralatan makan, Shou kemudian beranjak ke kamar, menemani Ruki yang sudah bersiap tidur. Staminanya cukup terkuras karena dikerjai habis-habisan hari ini. Setelah mengganti pakaiannya, Shou langsung menyusul Ruki, dan tidur sambil menyandarkan kepalanya ke pelukan Ruki.
---
Paginya, Byou terbangun setelah pulas tertidur, puas berhasil mengerjai kakaknya. Setelah mencuci muka, Byou berjalan menuju meja makan. Pria itu kemudian membuka tudung saji, dan langsung berteriak kencang saat melihat apa yang ada di depannya.
“ARRRGGGHHH!!!!!!!!!!!!! ANIKIIII!!!!!!!!!!!!!!!!!”
“Pfffttt…..satu sama Byou…” guman Ruki dari balik selimut, dan melanjutkan tidurnya lagi.
Ia puas, akhirnya ia bisa membalas adiknya dengan menghidangkan banyak sayuran sebagai sarapan. Sambil tersenyum, Ruki pun merapatkan selimut, dan kembali ke alam mimpinya yang sempat tertunda beberapa saat.
FIN