(Prologue) Fake

May 16, 2013 01:01

Fake
Author: Noe Ichijo
Chapter: prologue/??
Pairing: RenoxShin, ToraxShou more to come
Genre: romance, angst, fluff
Rating: PG to NC-17
Language: Indonesia
Author's Note: fic ini dibikin gara2 eke mupeng liatin Shin joget2 gaje di PV fake LOL, tolong jangan bunuh gw karena gw belum lanjutin NNY ama 69-II LOL *kabur*
comments are really appreciated guys~~




****

Suara musik berdentum, hingar bingar pengunjung makin meramaikan suasana malam ini di club Rainbows. Seorang pria cantik mengenakan kemeja putih tipis dan tight jeans warna hitam, tampak  menunduk sambil meremas tangannya. Ia memejamkan matanya, berusaha meredakan ketakutannya. Sesosok pria cantik lainnya tampak menghampiri, dan memeluk pundaknya dengan lembut. Ia menoleh, menatap wajah cantik di depannya, dan menyurukkan wajahnya di dada pria itu.

“Tenanglah Shinchan, aku yakin kau pasti bisa melalui pertunjukan malam ini. Kau sudah melalui semua pertunjukanmu dengan lancar kan?”

Sebuah tangan besar, dan hangat, menyentuh rambutnya. Seorang pria yang tampan dan berkharisma tampak tersenyum, dan merangkul kedua pria di depannya.

“Shouyan benar Shinchan, kami yakin sekali kalau kau bisa melakukan ini semua.” Tersenyum, pria itu kemudian mengelus kepala Shin dengan lembut.

Shin menatap kedua pria yang tengah memeluknya itu. Tora dan Shou selalu menyemangatinya, dan selalu mendukungnya sepenuh hati. Shin kemudian menganggukkan kepala, dan memeluk balik kedua orang di depannya.

“Un, aku akan mencoba profesional Shou-san, Tora-san. Demi kedua adikku yang saat ini pasti menunggu aku.”
Shou tersenyum lembut, lalu merengkuh pipi Shin dan menatap mata pemuda itu dengan intens.

“Ganbatte, Shinchan.”

Shin menganggukkan kepala, lalu berjalan perlahan menuju back stage. Dengan langkah yang tenang dan mantap, ia pun berjalan menuju panggung pertunjukan miliknya.

***

Reno menatap Ryoga yang sedaritadi merokok dengan sangat santai, dan menikmati minumannya. Reno mendesis kesal karena sahabatnya itu lebih memilih untuk tenggelam bermain dengan ponselnya. Tujuannya ke club ini untuk melepas penat, malah membuatnya semakin merasa penat. Reno kemudian berjalan meninggalkan Ryoga.

Pria itu berjalan tak tentu arah. Ia terus berjalan, hingga tiba-tiba suara music yang semula hingar bingar, kini berubah menjadi lembut…dan menggoda.

Reno kemudian mengalihkan pandangannya. Tatapan matanya tertuju hanya pada satu arah.

Panggung.

Dan seorang pemuda dengan kemeja putih di atasnya.

Reno menatap pemuda itu. Tatapan mata Reno seolah tak bisa lepas dari jeratan pesona yang dipancarkan oleh pemuda cantik yang saat itu masih berjalan dengan anggun. Pria itu kemudian berjalan ke dekat panggung, mengamati tiap gerakan yang dilakukan oleh pemuda di depannya.

Shin, atau bisa kita katakan sang pemuda yang diamati Reno, kini berjalan dengan anggun hingga sampai di tengah panggung.

Tiba-tiba, semburan air memancar, dan membasahi tubuh Shin. Kemeja putih yang Shin kenakan langsung menempel di kulit Shin, seolah menjadi kulit kedua baginya. Shin kemudian bergerak lagi,mengikuti irama yang semakin sensual. Ia berjalan menuju ke sebuah tiang besi, dan menggerakkan pinggulnya dengan lentur, membuat semua mata tertuju kepadanya.

Reno mengamati Shin dengan mata tajamnya. Ia sangat terpesona, dan tergoda, dengan segala yang dilakukan Shin di atas panggung. Pria itu sampai harus menelan air liurnya, saat kemeja putih tipis itu meluncur turun dari tubuh Shin.

Pesona yang dimiliki Shin benar-benar mengalahkan pesona yang dimiliki oleh semua mantan kekasih Reno. Reno benar-benar tidak bisa mengalihkan pandangan matanya dari Shin. Ia benar-benar telah terikat, dan terpesona dengan sosok yang berada di depannya.

Saat irama musik mulai memelan, Shin kemudian berjalan ke tepian panggung, dan menuju ke arah pengunjung secara acak. Saat itu, Shin memutuskan untuk berjalan ke arah Reno. Reno terbelalak saat melihat Shin berjalan ke dekatnya.
Shin tersenyum.

Ya, ia tersenyum dengan sangat menggoda ke arah Reno, lalu berjalan hingga semakin dekat ke arah pria itu, hingga tubuhnya hanya berjarak beberapa centimeter dari arah Reno. Kondisi yang gelap ini, membuat Shin merasa sedikit lega. Setidaknya semburat merah di pipinya tak akan terlihat. Shin kemudian mencondongkan wajahnya ke dekat wajah Reno, dan membelai wajah pria itu dengan lembut.

Reno terdiam, menatap Shin. Ia paham, bahwa hal ini adalah salah satu rare service dari club ini. Reno tak pernah tertarik untuk mendapatkan service ini sebelumnya. Namun, saat ini, ia merasa sangat beruntung, karena mendapatkan service langka yang sangat menggiurkan. Saat ia masih asik dengan pikirannya, tiba-tiba sebuah sentuhan hangat di bibirnya, mengembaliknnya ke kenyataan.

Sentuhan hangat itu, yang tak lain adalah hasil dari ciuman yang Shin berikan kepada Reno.

Shin mencium Reno beberapa saat, lalu melepaskannya dan berbisik lirih.

“Service khusus dari club Rainbows. Saya harap anda menyukai service khusus kami.”

Shin tersenyum, lali berjalan meninggalkan Reno. Saat ia sampai di back stage, Shin langsung merosot turun, dan memeluk lututnya. Shou langsung menghampiri Shin, dan mengelus kepala Shin dengan lembut seraya berkata,

“Otsukaresama deshita, Shinchan, kamu sudah berhasil melakukan pertunjukan pertamamu dengan baik.”

“A..aku..aku….” Sebelum Shin menyelesaikan perkataannya, ia merasakan sebuah telunjuk menahan bibirnya.

Ia mendongakkan wajahnya, dan menatap Shou yang masih tersenyum. Dari senyuman Shou, Shin paham bahwa ia telah melakukan semuanya dengan sangat baik. Shin langsung menghambur ke pelukan Shou, dan menangis hingga ia puas.

Shou tersenyum sedih. Sesungguhnya ia tak tega mempekerjakan Shin di club miliknya dan Tora. Shin masih terlalu muda dan terlalu polos untuk berada di dunia malam. Namun, ini hanya satu-satunya cara agar Shin bisa meneruskan hidupnya juga membiayai kedua adiknya yang masih sekolah, dan juga membiayai kuliahnya setelah ibunya meninggal. Dengan kelembutan sepenuh hati, Shou mengelus kepala Shin, bocah yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri, dan memeluk tubuh rapuhnya.

Tora tersenyum saat melihat kedekatan Shin dan Shou. Baginya, kebahagiaan Shou adalah kebahagiaannya juga. Orang yang penting untuk Shou, maka penting juga untuknya. Oleh karena itu, ia berjanji, bahwa ia akan terus melindungi Shou dan Shin, karena baginya, Shin dan kedua adiknya itu sudah seperti keluarganya juga. Sambil menyalakan pemantik rokoknya, Tora pun berjalan ke panggung, dan memandu acara malam ini yang diselenggarakan di club miliknya tersebut.

TBC

reno x shin, tora x shou, fanfic

Previous post Next post
Up