Fanfic: Merantai Malaikat (5)

Jan 30, 2009 18:32

title: Merantai Malaikat (bagian akhir XD)
author: mesti
genre: romance, angst
rating: R, buat jaga2
pairing : Hall x Bou
fandom: juliadoll, ancafe
disclaimer : i do not own them
notes: fanfic ini adalah side story dari fanfic PhsycoSex Y yg ditulis oleh rurumichi (rurumichi.multiply.com). credits to ruru-chan yang udah nulis PshycoSex Y dan udah ngebolehin saia nulis dan ngepost side story ini..

Mengapa tak boleh menutup mata, bila impian jauh lebih indah dari realita?

Kenyataan tak pernah mau menyambut uluran tangannya. Kehidupan selalu memalingkan muka, menolak untuk bersikap ramah padanya. Ia bahkan tak tahu harus menyapa apa pada dunia, yang melulu mencoretkan warna hitam dan merah pada kanvas jiwanya.

Bukan salahnya bila ia sesekali melarikan diri ke dalam lelapnya mimpi, kan? Hanya untuk sekedar mencicipi sebentuk kebaikan sederhana, sebentuk kelembutan yang tak jua ditemukannya di dunia nyata.

Lalu, apa ini juga mimpi?

Bahunya yang kelu kini berada dalam rengkuhan sepasang lengan mungil yang lembut. Kepalanya yang sudah terlalu letih untuk berpikir kini tersandar dengan rapi pada pundak kecil itu. Begitu tenang, jauh dari amukan badai yang selalu setia menjadi ornament hidupnya.

Malaikat, apa yang kaupikirkan?

Meski teramat halus dan nyaris tersamarkan, ia masih dapat merasakan getaran yang merambati tubuh ringkih malaikat itu.

Malaikat kecil… apa yang kaupikirkan? Mengapa memeluk seseorang yang kau takuti? Untuk apa mendekap makhluk yang kau benci?

Sakit.

Sakit…

Makhluk langit yang cantik.. berhentilah membohongiku. Tidakkah kau mempunyai belas sedikit saja pada pecahan jiwa tak berarti ini?

Ia berusaha menepiskan kehangatan itu. Ia tak ingin terbang sejenak hanya untuk terbanting kembali ke bumi dan terluka lebih parah lagi. Tidak.

Tapi malaikat lebih keras kepala darinya. Belum lagi ia mendorong pergi raga mungil itu, sepasang lengan halus sudah kembali mengurungnya. Tangan mungil itu bersikeras untuk tidak melepasnya.

Malaikatku…kau tak ingin aku pergi?

Tidak apa-apakah aku ada di sisimu? Tak apakah? Aku telah dan pasti hanya akan melukaimu…

Kau sadar benar akan hal itu, bukan?

“Aku menyayangi Hall…”

Apa ini juga wujud lain dari mimpi? Menggodanya dengan harapan hampa, mencari celah untuk menggarami kepedihannya?

Ah, tidak… Getaran di tubuh malaikat yang masih mendekapnya terlalu keras untuk bisa diingkari. Begitu hangat. Begitu nyata.

Sehangat dan senyata bulir-bulir bening yang kini berlarian turun dari pelupuk matanya.

Malaikatku…kau sungguh memaafkan aku?

Pertama kali dalam hidupnya, ia merasa menemukan secercah cahaya dalam labirin kebencian dan keputus asaan yang ditempuhnya selama ini. Hanya cahaya kecil, tapi itu sudah lebih dari cukup untuk membantunya merangkak keluar dari kegelapan tak berujung ini.

Kali ini…ia benar-benar boleh berbahagia…kan?

Malaikat kecilku…sampaikah suara ini padamu?

“Bou…”

“Bou… Bou…..”
........................................

halxbou, fanfic

Previous post Next post
Up