Fanfic: Merantai Malaikat (4)

Jan 30, 2009 18:30

title: Merantai Malaikat
author: mesti
genre: romance, angst
rating: R, buat jaga2
pairing : Hall x Bou
fandom: juliadoll, ancafe
disclaimer : i do not own them
notes: fanfic ini adalah side story dari fanfic PhsycoSex Y yg ditulis oleh rurumichi (rurumichi.multiply.com). credits to ruru-chan yang udah nulis PshycoSex Y dan udah ngebolehin saia nulis dan ngepost side story ini..

Bagaimana rasanya mereguk kedalaman langit?

Suatu waktu, pernah ia berpikir demikian saat menatap perarakan unggas yang bergegas pulang ke pelukan senja.

Andai ia diberi sayap, akankah ia menyertai mereka mengecap kebebasan impian?

Ah, tidak… Sejak awal, langit selalu memandangnya dalam warna badai. Mematahkan sayapnya dengan prahara, bahkan sebelum ia sempat menjejaki angkasa. Ia adalah makhluk yang hanya diizinkan mengecap nafas dalam kungkungan ketakpedulian bumi.

Tak ada gunanya berharap. Apa pun wujud harapan itu. Kepada siapa pun harapan itu ditujukan.

Lihatlah… apa yang harus diterimanya saat ia menyalakan setitik cahaya di hatinya.

“Tidak!! Jangan sentuh aku!!!”

Hanya dengan sejumput kata darinya, hanya dengan sekilas sentuhan jemarinya, malaikat itu sudah mengerucutkan diri di sudut ruangan. Gigil ketakutan dalam nada suaranya. Kebencian dalam teduh matanya. Meringkuk dengan kedua lengan menutupi kepala, berusaha menghindari sesuatu. Benar. Dirinya, si keparat ini.

Kau lihat sendiri, bukan? Ia tak berhak menyentuh sebentuk pengharapan…sekecil dan serapuh apa pun itu.

Laki-laki berjas putih di samping sang malaikat membisikkan sesuatu, berusaha meredakan setiap geletar ketakutan yang melaburi rona putih malaikat itu.

Malaikat kecil… untuk apa kau kembali kemari? Untuk menegaskan seberapa rendah dan hina sosok ini?

Harus ia namai apa kegetiran yang kini membakar jiwanya? Harus ia sebut apa keluhan bisu yang tak pernah menguntai ke dalam kata-kata, namun dengan setia merantainya?

Malaikatku…kau tak pernah mengerti, bukan? Kau tak pernah mau untuk mengerti, pun berusaha untuk sedikit memahami. Kelam rona kegelapan terlalu mengerikan bagimu, bukan?

Saat malaikat itu mengulurkan tangan, berusaha menyentuh helai demi helai rambutnya, ia merasa makin tercekik. Hanya luka yang terasa kian mencabik setiap kepingan yang tersisa dari dirinya. Mengilui setiap jejak darah yang tertinggal di sana.

Makhluk langit… mengapa membuaiku dalam janji kosong? Ketakutan dan kebencianmu tak tersalutkan oleh kata-kata manis itu..

Kau bilang, kau ingin aku sembuh… huh?

“Munafik.”
...............................................................

halxbou, fanfic

Previous post Next post
Up