The Armani Suit - an individual omake

Apr 23, 2016 02:31

Pairing:OC x IWAMOTO HIKARU,
Rating: PG-13, NC-17
Genre: Romance, Comedy, Smut
Summary : "Anything else can turn you on?"
"Yeah mmm... Armani suits"

"Sexy-an yang mana?" Tanya Hikaru, membelai halus blazer biru dongker di hadapannya,

"Hikaru, ingat, kita ga lagi cari setelan yang paling sexy, kita cari yang paling murah," Hana mendesis mengingatkan, menahan diri untuk tidak ikut-ikut memegang benda apapun yang dijual disana.

"Yang paling murah koleksi taun lalu, lagian ukuranku udah ga ada,"

"Aduh, kamu selalu ribet ya kalau beli pakaian,"

"Yang biru aja ya,"

"Too gay,"

"okay... item silky,"

"Terlalu berlebihan,"

"Abu-abu?"

"Unproffesional."

"... kayaknya kamu yang ribet deh," Hikaru menghela napas.

"Tanya mbanya lah bagusan yang mana buat kamu,"

"...aku pacarin aja lah ya mbanya,"

"Kok begitu?"

Hikaru mengetuk kening pacarnya lembut, berbisik di telinganya, " kan tujuanku beli, biar kamu turn on, masa tanya mbanya, nanti kalo dia yang napsu gimana?"

Mencibirkan bibirnya, Hana mengangguk,

"Betul juga... okay, yang biru aja,"

"...katanya too gay,"

"Sweetheart, I'm a fujoshi, we LOVE gays," jawab si cewek seraya mengedipkan matanya.

---

"Udah belom sayang?"

"Belooom, sabar ya tutup matanya,"

" kamu jangan kabur yaa,"

"Ga akan kabur sayaaangg," ujar Hikaru, sambil membuka penutup mata pacarnya, "okay, kamu boleh buka mata sekarang."

Oh God damnit! The suits look absolutely perfect on him. What more appetizing then a hot man in suits, cowok keren pake jas, cowok,keren pake jas, cowok keren, pake jas, cowok keren pake,jas, dan the most amazing part is, cowok kerennya, punyaku, whoooo

"Na? Sweetheart,"

"Ya?"

"Secepet itu kamu turn on-nya?" Hikaru terkekeh,

"Diem kamu," Ujar Hana kesal, wajahnya memerah. "Sini," katanya lagi membuka tanggannya lebar-lebar.

Hikaru terkekeh, berjalan ke arah pacarnya dan merengkuhnya dalam-dalam ke pelukannya,

"You are the sexiest man I've ever know in my entire life," bisik Hana," and you are mine,"

Hikaru mendengus, "aku punyamu," ujarnya,kemudian melayangkan kecupan manis di leher kekasihnya itu.

"Ayo~" ajak si cewek.

---

Dengan bibir yang saling bertautan satu dan lainnya, dua sejoli itu berjalan hati-hati menuju kamar apartement mereka, - mereka sudah tinggal satu apartemen cukup lama, sehingga kalau suatu saat nanti wajah mereka muncul di majalah gossip, mereka ga akan terlalu terkejut-

Jemari Hikaru yang panjang dan kurus sudah menemukan jalannya sendiri, menyusuri lapisan demi lapisan garmen di tubuh kekasihnya, mengantarkan aliran euphoria aktif dengan membelai lembut tubuh gadis itu,
Si gadis-yang sudah tidak gadis lagi-menahan desahan dengan susah payah, tidak ada yang bisa dilakukannya selain menutup matanya rapat-rapat dan menikmati dentingan jari-jemari kekasihnya.

Ia juga tidak tinggal diam, tak peduli seberapa seksi kekasihnya dengan Armani Suits keluaran terkininya itu, dia tetap lebih suka lelakinya berbaring tanpa sehelai benangpun di tubuhnya, membayangkannya saja sudah membuatnya bergidik kesenangan.

Ia duduk di pangkuan si lelaki, mendaratkan ciuman lekat-lekat penuh gairah tanpa lupa menjalankan misi terpentingnya, melucuti pakaian si lelaki satu persatu, dimulai dari dasi sutra biru dongker yang extravagant, teksturnya yang lembut sebanding dengan kelembutan jemari Hikaru yang sibuk berdansa di dalam pakaian dalamnya, sama-sama menggairahkan.

"Hikaru, sweetheart," si cewek mendesah, merasakan sensasi berbeda waktu partnernya bergerak mendekat, dia bersumpah merasakan sesuatu yang keras si bawah sana, dan dia tak bisa berbohong, dia menyukainya.

"Maaf sayang,"

Hana menggeleng, mencari benda yang tadi menusuknya perlahan sambil melucuti kancing baju si lelaki satu persatu,

"Kancingnya banyak ya," Hikaru terkikik, jemarinya yang panjang berhenti di tengkuk kekasihnya, membuka akses lebih jauh untuknya mendaratkan ciuman ke belikat si gadis, meningalkan bekas warna merah pekat yang bernilai omelan 5 menit dari pacarnya itu saat semua ini berakhir.

Setelah melalui proses panjang nan melelahkan melepas jacket dan kemeja si lelaki, kini saatnya melanjutkan misi ke bagian yang lebih menyenangkan.

"Aah~" Hikaru merintih perlahan saat Hana mengecup lembut tonjolan di depan resleting celananya, si cewek terkikik, menjentikkan resleting dengan ujung jarinya, dan menariknya turun dengan perlahan, terlalu perlahan hingga menyiksa sang pemilik celana,

"Cepat sedikit~"

"Sabar, sayang," si cewek terkikik lagi, berlutut di depan si lelaki, cewek itu mengangkat sebelah alisnya sambil menarik keluar bagian favorit di tubuh lelakinya, mengecup ujungnya perlahan, sambil melayangkan pandangan isyarat kepada pasangannya, lelaki itu mengangguk.

Tanpa menunggu lebih lama, cewek itu mulai memainkan mainan favoritnya itu dengan bibirnya, memasukkannya dalam mulut sambil menghisapnya perlahan.

Hikaru melempar kepalanya kebelakang, mencoba menahan diri untuk tidak keluar sebelum waktunya,

Dengan bunyi 'pop' pelan, si cewek menghentikan permainan ronde pertamanya dan mempersiapkan diri untuk babak selanjutnya,merangkak pelan ke pangkuan sang lelaki, membuat sebanyak mungkin kontak kulit dengan lelakinya itu.

"I'll enter you now," si lelaki berbisik menggoda di telinga sang wanita, partnernya itu mengangguk, menggigit bibirnya.

Ini bukan pertama kalinya laki-laki itu menginvasi bagian paling private darinya, bukan pertama kalinya juga mereka melakukan intercourse semacam ini, namun tak dapat dipungkiri, setiap hal ini terjadi, aliran euphoria tak pernah berhenti mengalir di pembuluh darahnya, Hikaru tidak pernah gagal membuatnya ingin meneriakkan betapa nikmatnya kegiatan yang tengah mereka jalani bersama itu.

"Nnnnnn- ah~" desahan frustasi meluncur dari bibirnya, entah bagaimana caranya, ia tetap tak berhasil menahan nada bahagia itu dari tenggorokkannya,

Lelakinya bergerak semakin cepat di dalamnya, seolah takut akan tertinggal dengan detak jantung keduanya yang kini berdenyut hebat mengirimkan sinyal bahagia ke tiap titik membran mereka.

"Aah!"

"Kamu mau pindah ke ranjang, Sayang?" Si wanita bertanya, mereka duduk berpangkuan di atas bangku putar yang berdenyit mengerikan di tengah-tengah permainan panas mereka, walaupun terasa luar biasa nikmat saat milik Hikaru menghujam lurus ke dalam bagian intimnya, namun karena permainan semakin lama semakin memanas, mereka membutuhkan tempat yang lebih luas, dan lebih kokoh.

Tanpa menarik keluar barang miliknya dari dalam tubuh kekasihnya, Hikaru memindahkan kekasihnya itu ke ranjang kingsized bed berbalut duffet sutra miliknya,- 'too fancy' suatu hari ceweknya itu berkata.-

Ia pun melanjutkan permainan mereka, menghujamkan barang pribadinya lebih cepat dan lebih 'lapar' dari sebelumnya.

"Ah, itu, disitu, mmmm~" si cewek mendesah bergairah, membenamkan buku-buku jarinya ke pundak si lelaki,

"Lebih cepat lagi boleh kan sayang?" Tanya Hikaru,tatapannya yang tajam tergenang dengan birahi yang menyala-nyala.

Wanitanya mengangguk, menatapnya dengan gairah yang sama, menginginkannya sama banyaknya dengan lelakinya menginginkannya.

Hikaru menghujam dengan luar biasa cepat, wanita nya merasa cepat atau lambat akan sampai ke puncak.

Membenamkan jemarinya ke helaian rambut Hikaru, Hana merintih, tubuhnya gemetar dalam euphoria.

Hikaru membenamkan wajahnya di antara buah dada wanitanya mengecup tiap inchi kulit yang bisa ditemukannya.

"Hikaru, aku..aku hampir..nnnhh,"

"Sedikit lagi, sedikiit lagi, sabar ya,"

Dia bisa bilang, laki-lakinya menikmatinya, menikmati tiap gesekan dan himpitan yang dialaminya, lelakinya terasa luar biasa diantara kakinya, kalau dia punya cukup kekuatan, sepertinya ia tak akan menghentikan permainan ini.

Mengangkat sebelah kaki wanitanya, Hikaru mulai bergerak dengan lebih presisi, memastikan wanitanya mendapatkan kenikmatan sempurna dengan bidikan yang makin tepat.

Hikaru mengangkat kaki wanitanya lebih tinggi, membuka akses lebih banyak ke bagian yang paling membutuhkan.

"Ah, Hikaru, jangan berhenti,"

"Ahhh, ya, aku juga ga mau berhenti, ahhhh.. nh..nh.nh.. ah God, you feel so good,"

" I wanna ride you," wanitanya bergumam,

"Ah yes, tolong," sambut Hikaru, berbaring lurus di ranjang, bertukar posisi dengan wanitanya yang sekarang duduk di atas bendanya menggigit bibirnya, tak kuasa menahan sensasi yang menggetarkan tubuhnya, ia bergerak perlahan, naik turun dengan presisi, lelakinya memberi support dengan meletakan kedua tangannya di pinggang wanitanya.

"Ahh, aku ga sanggup lagi, Hikaru,"

"Lanjut terus sayang, ayo, ahhh, disitu, ah God,mmmnh"

"Aaahhh, aku benar-benar udah ga tahan, Hikaru,"

"Tahan-tahan, sebentar lagi, aku juga udah hampir, ah, sebentar lagi sayang, ahh" Hikaru bangkit dari ranjangnya dan membalik posisi mereka lagi,

"Aku masih mau melakukan ini sama kamu,"

"Mmmh, kamu belom puas,"

"Ahh, belom, aku sudah hampir keluar, tunggu sebentar ya sayang, kita sama-sama"

"HIKARU, aku ga tahan lagi, keluarin sekarang, ayo,"

"Aa. Aaah!"

Hikaru akhirnya melepaskan benihnya di dalam wanitanya tersebut, menarik napas dalam-dalam dan menghempaskan tubuhnya ke pelukan si wanita.

"Aku mau lagi," si wanita berbisik, Hikaru masih terbenam di dalamnya, masih terasa begitu nikmat, dia tidak ingin menghentikannya di sini,

"Hikaru, aku mau lagi,"

Hikaru terengah. " kamu ga cape sayang?" Tanyanya,

Wanitanya menggeleng,

"Aku mau kamu, lagi, kita belom coba sambil berdiri, ayo, sayang,"

" aku udah ga keras,"

"Itu perkara gampang,"

Wanitanya bergerak di atasnya dengan cepat, mencoba membangunkan kembali singa yang sudah tertidur, memutar pinggangnya sesekali,

In no time, Hikaru kembali bangkit seperti sedia kala

"Kamu bener-bener menikmati ya," Hikaru geleng-geleng kepala,

"Cuma kamu yang bisa bikin aku begini," si cewek terkekeh, menarik tangan kekasihnya, mereka akan mencoba posisi baru untuk ronde kedua mereka, dan ketiga, keempat, dan seterusnya.

---

"Haaaargg!!"

"mattaku, kenapa sih sayang?" Hikaru bergumam, berbaring tertelungkup dengan wajah membenam di dalam bantal.

"Ini bekasnya keliatan banget," omel ceweknya seraya manyun, berlutut di samping lelakinya,mendongak-dongakkan leher supaya bekas warna merah pekat di tulang belikatnya ternotice.

"Oh itu, haha,"

"jangan ketawa,"

Hikaru mengangkat tubuhnya lalu menarik wanitanya ke pelukannya,

"Jangan bawel, itu kan tanda... kalo kamu, punyaku,"

"Ah Hikaruuuu, aku mesti pake turtle neck terus donk sampe tandanya ilang, geraaaahh"

"Aduh bawel amat sih ini ceweeeee," Hikaru mengumpat seraya menggelitiki wanitanya, "kalo ga mau gerah, telanjang juga boleh kok," lanjutnya.

"Dasar pervert kamu!"

---
Previous post Next post
Up