Pairing:OC x IWAMOTO HIKARU, OC X WATANABE SHOTA,
Rating: PG-13, NC-17
Genre: Romance, Comedy, Slight smut
Summary : BECAUSE OF IWATANABE
---
"Sudah kubilang mereka pasti ada apa-apanya"
Bersender pada headboard dan mengunyah keripik, Hana kembali mengulang teori 'iwatanabe' nya kepada Yumi, yang mendengarnya sambil lalu.
"Siapa?" tanya Yumi, mendelikkan matanya pada cewek yang sekarang merosot turun dari sandarannya dan tiduran nyaman di atas bantalnya.
"Pacarmu, sama pacarku," lanjut Hana, masih asik mengunyah keripiknya
"Pacarku sih ada otaknya ya... pacarmu itu loh ...cuma ada otot," jawab Yumi, sambil menyapu remah- remah keripik yang berhamburan di kasur dengan tangannya.
Hana melemparnya dengan guling sambil mengomel. "Hikaru juga punya otak tau, tapi isinya....ngegym melulu, ya ampun Yumiiii dia lebih inget jadwal ketemuan sama PT nya ketimbang jadwal ketemuan aku sama dia, sana pacaran aja sama mas PT,"
"NAH itu dia, well, setidaknya, pacarku otaknya isi...Permen,"
"Pacarmu masih bayi, besok beliin yuppy aja kalo kalian berantem,"
"Aku ga pernah berantem loh,"
"Apanya? Kemaren Watanabe ngoceh-ngoceh panjang lebar di telpon,katanya kamu lama banget angkat telpon,"
"Dia nelpon kamu?"
"Dia nelpon Hikaru laahh,"
"Kayaknya mereka emang ada apa-apanya, " Yumi mengangguk, lalu mengernyit melihat sekelilingnya, "HAAN, makan ga beres banget, ini tempat tidur bukan tempat sampah!" Yumi yang sekarang bangkit dari kasur dan secara serampangan memukul-mukul kasur dengan sapu, akhirnya kesal juga dengan aktivitas makan kembarannya yang bikin sakit kepala, makannya di kiri, sampahnya menyebar sampai ke kanan, ke bawah, bahkan sampai ke langit-langit ruangan juga.
"Kan mereka ada apa-apanya," Jawab Hana, tidak peduli akan omelan Yumi dan terus mengunyah keripiknya dengan semangat.
Karena Hana tidak bergeming, Yumi terpaksa menggunakan cara kasar, kantong keripik yang masih digenggam Hana erat-erat ditarik paksa sehingga orang yang memenggam ikut tertarik, jatuh terjerembab ke bawah kasur.
"Aduuuuhh!! Ya Tuhan, Watanabe kok kuat pacaran sama samson betawi macam kamu ini, Mi," Keluh Hana sambil menggosok-gosok pantatnya yang ngilu.
"Berisik! Kalo makanmu masih berantakan begitu, malam ini tidur di wc aja sana!" Omel Yumi sambil membersihkan remah-remah makanan yang berhamburan di kasur.
Hana bangkit dari lantai sambil terus mengusap pantatnya, "Aku ini tamu loh, Mi," katanya seraya mencibir.
"Heh, mending aku ga kedatangan tamu, kalo tamunya kayak kamu," Yumi terus mengomel.
"Pantatku ini bagian favorit Hikaru loh," lanjut Hana. Yumi berhenti sejenak. Berbalik menghadap kembarannya, mengambil bantal dan mendaratkannya di kepala cewek yang lebih muda itu.
---
"Shota,"
"mmamm"
"Tolong telponin Hana dong,"
Shota terdiam sebentar sambil mengunyah gummy bearnya dengan seksama
"Shota,"
"..."
"Shota!" frustasi, Hikaru kemudian meletakkan dumbelnya kembali ke tempatnya, menarik handphonenya dari tangan cowok yang bukannya-ngegym-malah-ngunyah-permen-sambil-ongkong-kaki-dan-maenin-hape-orang,
"Haduh, lagi seru nih," Umpat cowok itu kesal.
"Kamu baca apa sih?" Hikaru mengernyit,
"Fanfiction," jawab Watanabe tanpa rasa bersalah.
"Ya ampun, kamu ini apa sih? fangirl?" Hikaru mendesis, menutup browser dan mencari contact pacarnya,
"Tapi mereka nulis tentang kita, Ru, kita," Watanabe duduk tegak di kursinya, menyingkirkan permen gummy bearsnya.
"Mereka nulis kita ngapain?"
Watanabe terdiam, mukanya memerah.
"Kita..." wajah Watanabe semakin memerah, tangannya mulai merambat pelan ke telapak tangan teman satu bandnya itu, "..anu"
"ANU, ANU! jauh-jauh,ah, jijik tau," Hikaru mendorong Watanabe dengan sikutnya, beranjak dari kursinya.
"Hikaru jangan pergi dong~" Watanabe merajuk
"Bodo!"
---
"Makanya hari sabtu kamu temenin aku,"
"Aku gabisa, sayang, hari itu aku udah ada janji,"
"Janji sama siapa lagi? sama siswa?"
"Ha?"
"Janji siswa,"
"... Aku ga ngerti,"
"Ah, yasudahlah, kamu janji sama siapa lagi?"
"...."
"Hey~"
"kalo aku sebut, kamu jangan marah ya,"
pelipis Hana berdenyut menahan keki, cowok ini kenapa selalu gabisa diajak jalan ya?
apa karena udah ga cinta? udah ga sayang? udah menemukan tante yang lebih aduhai? aaarrghhh
"Memang siapa? tante-tante ya?"
"YA NGGA LAH, ya ampun, kan aku udah bilang, aku ga suka tante-tante,"
"Kamu ga suka tante yang ga ada duitnya,"
"Hey~ aku ga suka tante jenis apapun,"
"Tante-tante kenceng?"
"Kenceng apanya~"
"Ya udah trus kamu janjinya sama siapa?"
"mmm,"
"Yaudah, sana deh kamu pergi sama tante kenceng kamu itu,"
"Aku janji sama Shota, ih, tante apaan sih?"
denyutan di dahi Hana semakin mengencang,
"Shota lagiiiii, Shota lagiii, pacar kamu itu Shota atau aku sih?"
"Tuh kan maraaaah, Shota ada keperluan penting hari itu, Sayang,"
"Tiap Shota suruh kamu temenin, keperluannya selalu penting bagi dia, Hikaru, pentingnya beneran atau ngga, aku ga tau deh,"
"Sabtu depan deh ya, aku janji deh,"
"Ah, ya sudah lah, terserah kamu,"
"Jangan ngambek donk," Hikaru merajuk,
"Ga ngambek,"
"Itu manyun,"
"Emang keliatan?"
"Keliatan donk, kan kamu selalu ada di benakku,"
"HAAAARGH, basi!" menutup telponnya dengan kesal, Hana membenamkan kepalanya dalam-dalam ke bantalnya, menjerit diam-diam (?) Hikaru Iwamoto is officialy love Shota better than her, pikirnya
---
"Ya, pasti mau protes soal pacarmu yang jalan sama pacarku lagi kan sabtu ini?"
"Bagus, kamu bisa baca pikiranku," Berguling di tempat tidur sambil cemberut, Hana memulai sesi curhatnya malam itu,
"Aku ini apa, Kem?"
"Binatang lajang,*,"
"-Jalang,"
"Boleh juga,"
"Tapi kayaknya memang lajang, ga punya pacar, sabtu sendirian, punya pacar, sabtu sendirian juga,"
"Ya itu lah, memang cuma kamu, pacarmu itu pergi sama pacarku, inget?"
"Pacarmu itu loh yang kebanyakan kepentingan,"
"Kepentingannya itu loh yang kebanyakan pacar,"
.....dua gadis itu lalu menghela napas,
"Eh!"
"Eh!" seakan bisa saling membaca pikiran, kedua gadis itu mengangguk,
"Bener juga~"
"Bener-bener,kenapa ga kepikiran ya,Kem"
"Oke deal, Sabtu ya, di depan stasiun,"
"Stasiun yang mana lagi?"
"Yang ada supermarket,"
"Tempat itu lagi, tempat itu lagi"**
"jadi deal ga nih?!"
"DEAL!"
---
Berjalan mengendap-ngendap, Hana dan Yumi bersiap memulai misi berbahaya mereka, mengungkap tabir delusi tiap fangirl, mengulas sisi yang taboo menjadi patut dan layak untuk diperbincangkan. tsaah.
"itu mereka-itu mereka,"
"Ssst, jangan keras-keras,"
"Oh sorry-sorry," mendekap mulutnya sambil mengendap, Hana melanjutkan misinya,
"Toko apa tuh kem?"
"Ga keliatan..."
"...Kacamata itemnya dibuka dulu," desis Yumi, memandang kembarannya tak percaya.
"Oh iya," Hana bergegas membuka kacamata rayban-lungsuran Hikaru-miliknya."Waah,"
"Waaah, apa waaah?"
"Kanjinya ga kebaca, Kem,"
"Ampun! ya udah, tukeran, aku yang di depan!"
mereka bertukar posisi, Yumi kini memimpin investigasi,
"keliatan ga itu toko apa?"
"Kayak toko obat gitu, Kem,"
"Ha? Obat apaan?"
"Obat kuat kali, gatau,"
"Kayaknya Hikaru udah cukup kuat,"
Yumi diam sejenak, berbalik memandang kembarannya dengan tatapan menista,
"Kuat ngegym, kamu liat donk itu ototnya, haduuuhh,"
---
" Nah itu lah pak, uda 2 hari ini ga bisa berdiri," Watanabe mengernyit, membulak-balik botol bulat di tangannya, Hikaru mengamati disampingnya,
" Wah bahaya itu dek,"
"Iya pak, saya ga tau kenapa, padahal biasanya ga begini loh pak," Watanabe melanjutkan dengan wajah memprihatinkan,
Hikaru mengeryit, " Kayaknya kemarin itu aku liat masih gapapa deh, masih bisa bediri tuh,"
"Tapi sekarang ga bisa, Hikaru," Watanabe merengek,
"Mungkin ade maennya kasar kali," sahut si bapak tukang jual obat-apaan-ga-jelas itu menimpali,
"Iya sih, kamu kalo maen ga mau pelan - pelan, sekarang sakit kan," Hikaru ikut menimpali, mengangguk perlahan,
Shota terdiam sejenak, wajahnya tampak seperti anjing kecil yang habis tersiram air, "Tapi obatnya ampuh kan pak ya?" tanyanya lalu kepada si bapak,
"Oh ya ampuh, dalam tiga dua hari pasti uda bisa berdiri lagi kok," ujarnya seraya mengedipkan mata.
dziink
---
"Did you think what I think?" Hana berbisik kepada kembarannya, mereka mengendap hati-hati sampai ke sudut berbunga di samping pintu toko obat aneh itu,
Yumi tidak menjawab, tapi mengangguk dengan muka shock
"Dia pernah main sama kamu ga?" tanya Hana lagi,
"Maen apa nih?"
"Maen apa lagiiii?" Desis Hana, memutar bola matanya.
Yumi menggeleng.
"Jadi... dia maen sama siapa?" kedua gadis itu lalu saling tatap, bertukar gelombang metafisika diam-diam di dalam otak.
"....KYAAAA!!"
---
"Yumi, Honey, kamu kenapa sih sweety?"
"JIJIK!" Umpat Yumi, berjalan hilir mudik menghindari laki-laki yang dengan putus asa membututi di belakangnya.
"Makanya kamu bilang dong, kamu kenapaaa?"
"pulang sana,"
"Lah?" Watanabe protes, "Aku kan baru sampe, katanya mau nonton deadpool sama-sama,"
"ga usah, kamu pulang aja,"
"Aduh, aku udah batalin janji makan sashimi sama Morohoshi nih,"
"Bikin janji sama yang laen aja,susah amat, sama Nagase gitu,atau siapa kek"
"Aduh, Nagase anak kecil, diajak makan duitnya kurang nanti minta diutangin, diajak mabok nyusahin,"
"Ya jangan ajak anak kecil mabok, bodoh," omel Yumi bersandar pada pintu kulkas, bersedekap,"Pokoknya aku males liat kamu,"
"Ih,ih, gituuuuu,"
"Pulaaang!!"
"tidaaaakk,"
"kamu jahat!"
"waduh?"
menghentakan kakinya dengan kesal, Yumi bermaksud meninggalkan pacarnya ke kamar, namun laki-laki itu bergerak lebih cepat, menarik tangan Yumi hingga pemiliknya terhuyung kebelakang, ditangkap oleh gerakan cepat tanggap sempurna oleh idola cewek-cewek masa kini tersebut.
"Kamu kenapa?" suaranya tiba-tiba berubah, suara cempreng frekuensi 2000 megahertznya berubah menjadi dentuman dalam penuh karisma yang menyejukkan hati hingga ke sanubari,
"Aku..." Yumi terdiam, tenggelam di lautan tatapan lembut namun tajam,
"Kenapa?"
---
"Hikaru~" memeluk si cowok dari belakang, cewek yang-katanya-pacarnya itu berbisik lembut sambil membenamkan wajahnya dengan manja ke pundak pasangannya,
"Hmm, kenapa sayang?" Jawab si cowok, mengacak-acak lembut rambut wanitanya,
"Gapapa," Jawab si cewek sambil menghirup dalam-dalam.
Hikaru mendengus,"Kamu kenapaa sih?"
"Nggaaaa~"
Hikaru menguraikan kedua tangan Hana yang menggelantung di lehernya, memutar badannya sedikit sambil menarik si cewek ke pangkuannya,
"Bilang ga?" ujarnya
"I love you,"
"Ya, ya I love you too, tapi kenapa ini? ga biasanya,"
Hana menggigit bibirnya, menarik Hikaru pada kerah bajunya dan menciumnya dalam-dalam,
"Kamu...mau... itu ya?" tanya Hikaru ragu-ragu.
Hana membenamkan jari-jarinya ke rambut Hikaru, yang sudah di cat hitam kembali - for God's sakes YASHH! - menggigit bibirnya dan mengangguk perlahan.
Hikaru mencium gadis itu lagi,berdiri dan membawa si cewek bersamanya, memasukki kamarnya, for God know what will they do there.
---
" Feeling better?" tanya Watanabe,menjilat bibirnya, cewek yang masih berada di pelukkannya itu memandangnya tak percaya.
"tsk," Yumi berdiri tegak, membetulkan pakaiannya,"Pokoknya aku tetep marah sama kamu," Lanjutnya.
"Yumiii, ini bibir udah jontor nyiumin kamu dari tadi, dan kamu masih marah juga, kenapa sih?"
"Kamu ada maen kan sama Hikaru?!" akhirnya, kata-kata itu keluar juga dari mulut Yumi,
"HAAAHH?" Watanabe tersontak, "Maen apa,"
---
Hana menarik napas dalam-dalam,"Nghh~lagi, Hikaru,"
si laki-laki mengangguk, melanjutkan permainan kesukaan mereka, menuruti tiap instruksi dari pemimpin permainan. Ya, di permainan ini - atau dimanapun di hubungan mereka- Hana selalu memimpin.
"You know what," Ujar sang pemimpin, menutup matanya lekat - lekat, bulir-bulir keringat membasahi tubuhnya, sekali-dua kali nafasnya tertahan, membenamkan kuku-kuku ber-manicure sempurna ke pundak lelakinya, "I got slightly turned on, waktu tahu tentang kamu dan Watanabe,"
Hikaru berhenti sejenak, mendongak menatap wajah wanitanya, wajahnya kebingungan,
"Aneh, bukannya kamu selalu protes kalau aku terlalu banyak pergi sama dia?"
"NNh~" Si cewek menggigit bibirnya menahan teriakan yang tersekat di rongga tenggorokannya, it feel so good, but her ego won't let her to scream it out,"Ngga kok, gapapa,"
"Really?" Hikaru mendengus, " berarti sekarang aku boleh, ngh -ah it feels good- sering-sering jalan sama Shota," tanyanya
"Bo-boleeeh, Sayang, boleeh," jawab Hana, merengkuh tubuh penuh otot-yang susah susah dibentuk lelakinya- itu erat-erat.
"Wooah," Hikaru terkekeh, "Kok tumben,"
Hana swear she won't believes kalau ada laki-laki diluar sana yang bisa diajak bicara di tengah-tengah sex, pacarnya ini memang one of a kind.
"Kalo kamu mau main di depan aku. lebih bagus lagi," Jawab Hana,
Hikaru menghentikan gerakannya sejenak, mengangkat tubuhnya dari tubuh wanitanya,
"tunggu-tunggu, maen apa nih?" tanyanya terengah,
"Kamu jangan pura-pura ga tau gitu, sayang," bangkit dari tempat tidurnya, dan bertopang pada tangannya, cewek itu terkikik,
"Kamu bahas apa sih?"
Hana merangkak mendekat, merengkuh Hikaru dalam pelukannya, sambil mencium bibirnya, berbisik, "Kamu, sama Watanabe..itu..."
---
"Who came up with the idea?" mereka sekarang duduk di ruang tamu, cewek-cewek duduk di sofa panjang,sementara para lelaki berdiri berjajar di depan mereka, bersedekap.
"Hanaaa?" Hikaru melanjutkan pertanyaannya
"Bukan aku, Yumi," Hana mengelak, menunjuk-nunjuk kembarannya
"Sweetyy??" Tanya Watanabe,
"Honestly, Hon, you believe me or this fujoshi?"
"Tuh, udah pasti kamu kan," Hikaru membenamkan wajahnya pada telapak tangannya,
"Fine, trus kalian ngapain ke toko obat kuat trus beli obat yang bisa bikin bediri?" ujar Hana, sakit hati.
"Ha?" Watanabe tersontak.
"Obat kuat apaan?" Tanya Hikaru
"Yang kalian beli hari sabtu lalu waktu kita ga jadi jalan itu, itu apaan?" jawab Hana lagi, bersedekap.
"Ha?"
"Maksudnya, obat yang kita beli di toko deket supermarket yang di deket stasiun?" tanya Watanabe,
"Iya, itu lah," sambung Yumi,
Dua laki-laki itu berpandangan sejenak lalu tertawa gelak-gelak.
"Itu buat Mr. Bruce!" Watanabe tertawa sampai matanya berair,
"Ha, siapa itu Mr. Bruce? germo ya?" Tanya Hana, Yumi merengkuh bantalan sofa dan memukul kepala gadis itu dengannya.
"Itu kucingnya Shota sayang," Hikaru menjelaskan, tertawa gelak-gelak, matanya hilang ditelan tawa.
"Ha?"
"Itu kucing aku lagi, sekarang Shota yang jagain," Lanjut Yumi, " bentar, emang Mr. Bruce kenapa? Shotaaa?" Bangkit dari sofanya, Yumi berjalan menghampiri kekasihnya, menatapnya lekat-lekat dengan tatapan membunuh.
Watanabe menelan ludah, " MM.. itu, anu, Mr. Bruce, kakinya... keseleo, Honey,"
"trus ga bisa berdiri," Hikaru menambahkan, terkikik,
"WHAT?!" Yumi protes, "KOK. BISA. SAMPE.BEGITU? JAWAB!" dia lalu menusuk-nusuk tulang rusuk Watanabe dengan telunjuknya
"Soalnya Shota maennya kasar, jadi Mr. Bruce jatoh sampe kakinya keseleo," Hikaru menjelaskan, masih terkikik-kikik.
"Makasih banyak loh Hikaru, makasih banyak!" ujar Watanabe kesal,
"Jangan salahin Hikaru! kamu yaaaa, dititipin kucing aja ga bisa dijaga baek-baek, gimana kalo kita nikah nanti, punya anak, keseleo semua kakinya,kamu mau gantiin kaki anak-anak kita pake kaki kucing hah?" Omel Yumi tanpa henti,
"Ya..ya, maap Honey,"
"Ga ada maap-maap,"
meninggalkan pasangan yang tampaknya ga akan berhenti berkelahi itu, Hana menghampiri Hikaru yang masih terkikik-kikik,
"Udahan Hikaru ketawanya," ujarnya kesal,
"Kamu yaaa," Hikaru menarik cewek itu ke pelukannya, "kamu pasti mikir yang ngga-ngga kan?"
"Diem kamu," jawab Hana, wajahnya memerah,
Hikaru membenamkan kepalanya ke leher si cewek melayangkan kecupan sambil berbisik, "Anything else can turn you on?"
"Yeah...mmm, armani suits"
"Oke, besok kita beli~"
"noted."