Harus

Mar 04, 2018 08:51

Beberapa tahun lalu, setelah lulus kuliah, cita-cita saya adalah melanjutkan S2 ke kampus-kampus bergengsi di luar negeri. Saya rajin datang ke pameran edukasi internasional, membaca brosur dan mencari informasi di internet, bahkan melamar beasiswa. Walaupun keinginan itu maju-mundur karena saya butuh uang juga untuk hidup mandiri, sementara kalau langsung sekolah tanpa pengalaman kerja dan tanpa uang pastinya bakal cukup sulit. Plus, saya belum menemukan tujuan: setelah sekolah, lantas apa? Ilmunya mau dipertanggungjawabkan bagaimana? Tidak bermanfaat kan kalau setelah mendapat gelar master lalu ilmunya tidak dipergunakan. Menjadi dosenkah? Atau apa? Saya masih mencari jawaban. Saya tidak mau mengikuti beasiswa LPDP dan tidak mewujudkan semua yang saya tulis di esai. Tanggung jawab menggunakan uang negara itu dunia akhirat; saya tidak bisa melakukan itu. Saya tidak ingin esai yang saya masukkan saat melamar hanya menjadi omong kosong muluk agar saya diterima.

Pada akhirnya kehidupan mengambil alih; saya diterima bekerja dan sampai sekarang saya bekerja.

Namun, keinginan untuk lanjut sekolah S2 tak pernah pudar.

Tahun-tahun berlalu. Saya mulai jenuh bekerja, merasa tidak bisa mengaktualisasikan diri secara maksimal. Merasa sudah saatnya meningkatkan kapasitas diri dengan belajar lagi, menimba ilmu lagi. Saya sudah merasa siap untuk bergelut lagi dengan dunia akademis, meneliti, menulis ilmiah--sesuatu yang sempat malas saya lakukan setelah lulus S1 karena capek mengerjakan skripsi. Tujuan yang saya cari pun sudah ketemu. Dan sekarang ini saya tidak lagi muluk mengharapkan beasiswa; saya tidak mau bertanggung jawab kepada siapa pun kecuali diri saya sendiri. Sebisa mungkin saya ingin realistis saja.

Dan karena realistis, kampus luar negeri tidak lagi menjadi tujuan saya. Lupakan gengsi, lupakan prestise yang akan didapat jika membawa pulang gelar dari luar negeri. Kalau saya mau kuliah dengan serius dan realistis, yang ada kemungkinan besar harus dilakukan sembari menyambi kerja, saya harus kuliah di dalam negeri saja.

Saya pun mulai membuka semua situs pascasarjana PTN di sepenjuru Pulau Jawa. Mencari jurusan yang saya inginkan (atau alternatifnya), membaca syarat-syaratnya, dan terutama, mencari tahu biayanya.

Tetap saja, bikin saya menelan ludah.

Namun saya mesti percaya, Allah Mahakaya. Pasti ada jalan jika saya memang serius dan niat saya baik, insyaa Allah. Saya benar-benar harus kuliah.

Kadang saya menyayangkan karena selama bertahun-tahun kerja ini saya belum bisa menabung; penghasilan saya digunakan untuk membayar operasional rumah dan lain-lain. Andai saya tidak harus melakukan itu, pasti tabungan saya sudah lumayan cukup untuk sekolah.

Tapi yah, itu tidak boleh disesali.

Saya harus memulai, tidak boleh menunda lagi. Kalau tidak dimulai ya tidak akan mulai-mulai.

Bismillah. Semoga diberi kemudahan dan kelancaran.

me

Previous post Next post
Up