Lego House

Oct 15, 2012 21:03



(acak-acakan tapi gapapa ya HORE)


Mendengar suara langkah dari kejauhan dan telah mengetahui siapa yang sedang berjalan mendekat, Ilhoon mencari tempat persembunyian di balik pintu. Ia tahu rencananya ini akan berhasil seratus persen, namun ia menahan tawa liciknya agar tidak ketahuan.

Sang target makin mendekat, Ilhoon pun memasang ancang-ancang untuk keluar dari tempat persembunyian. Ia melemparkan ular-ularan plastik ke arah target.

"AAAAAAAAAAAAAAAA MAMIIIIIIII!" teriak sang target.

Sang target adalah Kwon Sohyun, anak dari sahabat dekat orang tua Ilhoon. Ilhoon dan Sohyun sama-sama anak tunggal, makanya orang tua mereka sering main ke rumah satu sama lain dengan tujuan agar anak mereka tidak kesepian. Sayangnya, personality Sohyun dan Ilhoon sangatlah berbeda. Ilhoon adalah anak yang iseng, sedangkan Sohyun adalah anak manja yang cengeng.

Sohyun pun langsung berlari ke arah orang tuanya di ruang keluarga di rumah Ilhoon sambil menangis.

"Kenapa sayang?" tanya mama Kwon kepada putrinya.

Sohyun yang masih menangis sesunggukan berusaha untuk menjelaskan apa yang terjadi padanya. "I-i-itu, tadi, ada ular pas aku lagi main,"

"Hah? Ular?!" Para orang tua terkejut, apalagi orang tua Ilhoon.

Mereka pun bergegas menuju tempat dimana anak-anak mereka tadi bermain. Junhyung, selaku tuan rumah, langsung melihat ke seluk-beluk. Ia menemukan mainan serangga-serangga plastik, ia tahu betul milik siapa mainan tersebut.

"ILHOOONNNNNN!" teriak Junhyung di dalam rumah.

Mendengar namanya dipanggil, Ilhoon keluar dari kamarnya. "Kenapa, Pi?"

"Turun sini,"

Ilhoon pun turun menuju ruang keluarga, masih dengan perasaan tidak bersalah.

"Ini punya siapa?" tanya Junhyung sambil memegang sejumlah mainan serangga plastik di tangannya.

Akhirnya Ilhoon sadar bahwa ia sudah kegep menangisi anak dari teman papanya itu. "P-punya Ilhoon, Pi."

"Tadi kamu yang nakut-nakutin Sohyun pake ini?"

"I-iya, t-tapi, Ilhoon cuma bercanda kok!"

Junhyung hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. "Papi udah bilang kan ke Ilhoon, gak boleh bandel-bandel apalagi nangisin temen, apalagi temennya ini cewek?"

"Udah, Pi," jawab Ilhoon menyesal. Ia menundukkan kepalanya, dengan mulut manyun.

Hyunseung menarik tangan Ilhoon dengan pelan dan mengusap-usap punggung Ilhoon. "Sekarang, minta maaf gih ke Soohyun,"

"T-tapi, Bun-"

"Ilhoon..."

Ilhoon pun menghampiri Sohyun sambil menjulurkan tangannya. "Ilhoon minta maaf ya,"

"Nggak mau!" teriak Sohyun dengan tangan dilipat di depan dada.

"Sohyun... gak boleh gitu ah, tuh, Ilhoon udah minta maaf," rayu Mama Kwon.

"Pokoknya Sohyun gak mau maafin!" Sohyun pergi meninggalkan ruang keluarga.

Orang tua Sohyun pun merasa tidak enak atas perilaku manja putrinya tersebut. "Aduh, maaf banget ya... Sohyun emang gitu, manja,"

"Ah, gapapa. Ilhoon juga iseng sih anaknya, maaf ya..." ujar Hyunseung meminta maaf juga.

Ilhoon merasa tugasnya untuk meminta maaf sudah selesai, walaupun maafnya tersebut tidak diterima. Ia tetap cuek, malah menyalakan televisi untuk bermain playstation. Melihat hal ini, Junhyung tidak diam.

"Ilhoon, minta maaf lagi gih ke Sohyun,"

"Kan tadi udah, Pi. Tapi dianya malah marah, huh."

"Nah makanya minta maaf lagi. Kalo maafnya gak diterima nanti Ilhoon dapet hukuman loh,"

Gimana yah caranya biar Sohyun gak marah lagi? Huh, dasar cewek!

"Hmm, kalo Papi sama Bunda berantem biasanya baikannya gimana yah?" pikirnya.

Ilhoon terus memutar otaknya untuk mengingat-ingat kembali. Walaupun bandel dan iseng, gitu-gitu Ilhoon pintar lho. Siapa dulu, anaknya Papi Jun...

Setelah beberapa waktu, akhirnya Ilhoon menemukan jawaban. "Oh iya, waktu itu Bunda pernah marah-marah terus Papi beliin es krim terus Bunda jadi baik lagi!"

Ilhoon pun bergegas menuju kulkas. Melihat anaknya gusrak-gusruk, Hyunseung pun bingung. "Ilhoon, kamu nyari apa sih?"

"Nggak, gak nyari apa-apa kok, Bun." jawab Ilhoon tanpa mengeluarkan kepalanya dari kulkas.

Yah, es krimnya gak ada.... gumamnya.

Tak menyerah, Ilhoon tetap mengobrak-abrik kulkasnya. Ia hanya melihat coca-cola milik Papi, susu stoberi milik Bunda, Honey Stars miliknya, dan berbagai makanan yang tidak ia sukai.

Hmm, kalo Bunda suka susu stoberi, Sohyun suka juga gak ya?

"Bun, Ilhoon minta susu stoberinya satu boleh gak?" tanyanya agak berteriak.

"Iya, ambil aja, sayang," jawab Bunda Seung, diiringi dengan senyum kemenangan Ilhoon.

Para orang tua Ilhoon dan Sohyun masih asyik mengobrol di ruang keluarga. Ilhoon pun mengambil kesempatan ini untuk menembus kesalahannya kepada Sohyun yang sedang duduk di pinggir kolam renang.

Melihat Ilhoon mendekatinya, Sohyun langsung menjauh. "Kamu ngapain deket-deket aku?"

"Kok kamu marah terus sih? Kata Bunda, kalo suka marah nanti cepet tua loh,"

"Biarin!"

Capek maafnya terus-terusan ditolak, Ilhoon menyodorkan susu stoberi yang ia ambil dari kulkas tadi. "Nih, buat kamu. Tapi jangan marah lagi ya,"

"Ini buat aku?"

"Iya, kamu suka gak?"

"Suka banget! Makasih ya!" Sohyun pun langsung menyeruput susu stoberi tersebut dengan wajah yang dipenuhi senyum.

"E-eh! Jangan diminum dulu!"

"Kenapa?"

"Janji dulu," Ilhoon menjulurkan kelingkingnya. "Jangan marah lagi ya?"

Tidak seperti tadi, Sohyun membalas menjulurkan kelingkingnya kepada Ilhoon dan mereka pun pinky promise sambil tersenyum. "Janji!"

Dari kejauhan, orang tua Ilhoon dan Sohyun tersenyum bangga karena anak mereka sudah menunjukkan sebagian kecil dari kedewasaan.

"Jun, itu kamu yang ngajarin ya?" tanya Hyunseung, menyenggol sedikit lengan Junhyung.

"Ngajarin apa?" Junhyung bingung.

"Itu, kalo minta maaf pake nyogok-nyogok segala,"

"Ih, nggak! Ilhoon nya aja pinter, tau kalo Bunda nya harus dikasih sesuatu biar gak marah lagi,"

"Huh, dasar cowok!"

"Gitu-gitu sayang kan tapi?"

"Hmmm... Es krimnya mana?"

Junhyung mengecup kening Hyunseung. "Udah gede tetep gak berubah ya kamu."

Previous post Next post
Up