Feb, ini hasil pencarian gue.
Gue akan coba cari lagi, tapi kalau tidak bisa ketemu juga, maaf ya… Yang lain, silakan kalau mau bantu…
Gue tapi sempat chat sama
lemoneko mengenai penamaan batu-batuan dan mineral. Ada memang sebagian yang sudah ada istilah Indonesianya, tapi tidak selalu ada. (Kalaupun ada buku-buku terjemahan yang mencantumkan nama-nama bebatuan dan mineral, kami juga ragu bener-enggaknya, he…) Opal, misalnya, ada padanan ‘baiduri’, ruby ada ‘mirah delima’. Tapi sebagian kasus - misal barit, obsidian, dan pyrite - bisa diserap saja menjadi barit, obsidian, dan pirit. Sisanya, kami sepakat, lebih baik pakai nama Inggrisnya saja. Apalagi yang meragukan, misal ‘rose quartz’. ‘Quartz’ memang ada padanan Indonesianya (kuarsit), tapi kadang-kadang mineral/batu yang berbeda warnanya, namanya berbeda juga.
Mengenai tumbuhan, itu juga membingungkan, karena seringkali menyangkut nama lokal/daerah, dan nama non-ilmiah seringkali kacau, misalnya beberapa jenis tumbuhan yang secara botani berbeda, ternyata dikelompokkan di bawah satu nama. Aturan penggunaan nama kebijakan kami sih, seperti yang gue terangkan kemarin, Feb. Jika ada padanan Indonesia atau serapannya, gunakan. Tapi jika tidak ada - entah karena organisme tersebut memang tidak ada di Indonesia dan belum pernah dikenal cukup lama di Indonesia sampai memperoleh nama sendiri (kita nggak punya singa, tapi toh kita punya kata ‘singa’ dari bahasa India) - gunakan saja nama aslinya.
Ini yang berhasil gue cari:
Cantaloupe itu sejenis melon. Nama lainnya muskmelon, tapi kalau melon daging buahnya hijau, dia agak kuning/merah. Nama latinnya Cucumis melo cantalupensis, yang berarti cantaloupe itu varietas Cucumis melo, yang setahu gue bahasa Indonesianya itu… blewah.
Oleander biar saja oleander.
Yang disebut pohon sycamore banyak jenisnya. Di Britania dan Eropa, ‘pohon sycamore’ itu pohon mapel Eropa. Dalam Bibel, yang dimaksud adalah pohon ara (fig). Di Amerika Utara, sycamore itu pohon dari jenis Populus. Kalau tidak yakin yang mana yang dimaksud, dan memang sebaiknya jangan pakai nama Latin, jadi pakai saja sycamore.
Untuk poplar juga begitu, karena istilah ‘poplar’ itu digunakan secara luas untuk anggota genus Populus. Joshua tree nama lainnya pohon yucca. Kalau pohon Yosua kan aneh, mending pohon yucca saja. Buckeyes juga sejenis pohon, kerabat horse chestnut, tapi gue nggak tahu nama lokalnya apa. Jadi mungkin biarkan saja.
Spanish moss JANGAN terjemahkan jadi lumut spanyol atau semacamnya. Biarkan saja. Sebab ternyata spanish moss BUKAN lumut (tadinya gue kira sebangsa lumut janggut, ternyata hanya mirip saja). Sebenarnya spanish moss itu tumbuhan (plant), bukan lumut.
Daylily jangan diterjemahkan jadi lili atau bakung, karena sebenarnya tidak tergolong bakung-bakungan. Rhododendron tidak apa-apa rhododendron, entah kalau di kalangan penggemar bunga lokal ada namanya sendiri. Begitupula halnya honeysuckle dan buttercup. Buttercup jangan diterjemahkan jadi bunga mangkokan ya (penerjemah Indonesia jaman dulu suka menerjemahkannya begitu), karena buttercup itu Ranculus sementara bunga mangkokan Nothopanax.
Jack in the pulpit dikenal juga sebagai indian turnip, bog onion, brown dragon, atau starchwort. Turnip itu lobak cina… tapi masak jadi lobak cina indian. (Jack in the pulpit sepertinya hanya ada di Amerika Utara, bentuknya sih rada mirip kantong semar, tadinya gue kira kantong semar… tapi kayaknya bukan… sepertinya pernah dengar namanya, cari dulu lagi deh)
Pill bug dikenal juga sebagai woodlice. Terjemahan harfiahnya sih tuma kayu, tapi mungkin kutu kayu juga tidak apa-apa.
Possum sama dengan opossum, bahasa Indonesia-nya oposum saja.
Fringe = rumbai-rumbai atau jumbai-jumbai
Bronc = slang untuk ‘kuda’.
Mother of pearl itu bagian dalam cangkang kerang mutiara. Nama biologinya nacre, entah/lupa kalau ada nama lokalnya.
Garter = penahan/pengikat stoking
Crab apple tree = pohon apel liar
Belt bisa berarti ‘tindakan menghantam sesuatu/seseorang dengan keras’
White Queen Anne’s lace = bunga wortel liar *coughs* Ya, Daucus carota itu wortel, dan sepertinya bunganya mungkin hanya tumbuh pada tanaman liarnya, bukan yang dibudidayakan.
Dutch oven = panci logam bertutup, bukan oven
Campaign style = semacam gaya/model furnitur, tapi gue ga bisa mencari lebih lanjut. Ada sih situs yang jual furnitur bergaya campaign. Jadi ‘campaign antiques’ mungkin benda-benda antik bergaya campaign. (He… jauh banget ya dari perkiraan gue semalam!)
Mother’s pin = sepertinya bisa berarti pin yang dibuat untuk menunjukkan rasa kasih sayang pada ibu (seringkali pin dengan tulisan MOM atau MOTHER), tapi Sigma Kappa Sorority juga punya yang mereka sebut mother’s pin, semacam lambang anggota yang bisa disematkan.
Feasibility = bisa diterjemahkan jadi kelayakan. Misalnya pada ‘uji kelayakan’.
Wireservice = ‘wire’ bisa jadi ‘telegram’ (jadi wireservice = layanan telegram), tapi KOMPAS masih punya alamat kawat, jadi gue bingung bedanya apa dengan telegram.
Typesetter itu kalo di penerbit sering disebut ‘seter’ saja, bisa dibilang juruletak huruf, tapi sepertinya kerjaan dia bukan itu doang (ga gitu ngerti,
lemoneko tuh yang sering berurusan sama seter). Kebijakan Febby-lah mau tetap pakai istilah typesetter atau bagaimana.
Paper route = pekerjaan mengantar koran
Red booth = apa yang dimaksud bukan booth telepon umum, yang biasanya warnanya merah?
Tetherball = permainan ini dikenal juga sebagai swingball, kalo gue lihat fotonya sih ga ada di Indonesia…
Juggler… he, ini susah, kita tahu apa tapi bahasa Indonesianya ga ada. Echols-Shadily memberikan arti yang dekat dengan ‘pesulap yang menggunakan bola’.
Bingung? Ayo coba tanyakan ke
Bahtera… Maaf jika tidak banyak membantu.