Han Yeori terlihat berjingkat-jingkat di samping pagar kebun sekolah. Di mulutnya terapit roti isi selai yang dibelinya dari swalayan dekat sekolah karena ia tidak sempat sarapan. Sayup-sayup di kejauhan terdengar celotehan murid-murid yang akan segera memulai kelasnya. Bel tanda masuk sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu, tapi gadis itu masih
(
Read more... )