Feb 20, 2008 16:02
When Sweet Dream Turned Into The Worst Nightmare
Fanfic by Mizuno
Rating : dunno? general maybe?
Pairing : Akame, JinxOC *in this case, OC=me*
Disclaimer : only in my dreaaaammmmmm XDXDXDXD
Summary : the dream that Jin made choice between me or Kame...
Aku berlari menyusuri trotoar yang ramai dengan orang - orang. Berusaha agar tidak menabrak orang lain dalam situasi yang crowded seperti itu membuatku agak sedikit melambat. Beberapa orang memandang ke arahku dengan senyum simpul, beberapa mengejek melihatku berlari - lari dengan wajah panik.
Biar saja! Saat ini aku sedang buru - buru. Peduli amat dengan pandangan mereka semua. Aku yakin penampilanku tidak aneh kok. Tanpa sadar aku berhenti dan melihat bayanganku di kaca depan sebuah toko. Aku mengenakan tank top merah dari bahan kaus yang tidak terlalu terbuka karena kudobel lagi dengan sweater warna putih dari bahan khasmir. Celana jeansku yang panjang berwarna hitam dengan sepatu flat yang berwarna krem. Rambut ? Rapi kok. Aku puas mematut diriku sendiri.
Tapi apa penampilanku terlalu berlebihan ya ? Bagaimana kalau dia tidak suka dengan penampilanku ? Rasa kuatir mulai merayapi diriku, membuatku makin tidak pede. “ Waah, bagaimana ini “ gumamku pada diriku sendiri. Tapi sudah sangat terlambat untuk mengganti pakaianku. Aku bahkan sudah terlambat !
“ Kyaaa…! Dia pasti sudah lama menunggu ! “
Aku berlari lagi menerobos kerumunan orang - orang. Dadaku mulai sesak karena tidak biasa berlari untuk waktu yang lama. Lariku boleh saja cepat, tapi aku hanya baik untuk berlari sprint dan bukan marathon karena staminaku lemah.
Namun rasa panik karena keterlambatan itu membuatku lupa akan rasa sesak dan lelahku. Aku terus berlari sampai akhirnya berhenti dengan nafas terengah - engah di tempat kami janjian. Mataku langsung mencari - cari sosoknya.
Seharusnya dia mudah kutemukan, batinku dalam hati. Tapi mungkin saja dia sedang menyamar. Sangat beresiko jika dia tidak menyamar karena dia begitu populer. Aku yakin beberapa fans fanatik akan mencincangku menjadi daging giling kalau aku sampai ketahuan berkencan dengannya hari ini.
“ Huwaaa, banyak sekali orang. Bagaimana ini ? Aku tidak bisa menemukannya “ Aku mencoba menghubungi HPnya, yang disambut dengan nada sibuk. “ Aduuh, bagaimana ini ? “
Tepukan di bahuku membuatku menoleh. Aku nyaris berteriak karena senangnya. Aku menahan diriku untuk tidak melompat ke pelukannya, sebaliknya rona merah mewarnai pipiku dan aku menunduk tanpa berani memandang wajahnya. Dengan kemeja putih yang dipadu dengan jaket denim gelap dan jeans berwarna senada, dia terlihat sangat tampan walau sedang menyembunyikan matanya dengan kacamata hitam berukuran besar bergaya retro berwarna cokelat kopi.
“ Hei, kenapa malah menunduk ? Ini kan kencan yang sudah lama kita nanti - nantikan “ Jinjin merangkul bahuku, “ Ayo kita jalan ! “
“ Ano ne, kita mau ke mana ? “ Aku bertanya, sebab aku sama sekali tidak punya bayangan akan kencan kami. Jin sama sekali tidak mau mengatakannya padaku, sebab katanya ini akan menjadi surprise.
“ Nanti kalau kukatakan bukan kejutan lagi dong “ Dia tertawa, “ Ayolah, percaya saja padaku ! “
Menghadapi senyumnya yang melelehkan tulang sumsum, aku hanya bisa mengangguk dan pasrah. Jin merangkulku, membuatku merasa sangat hangat walaupun udara musim gugur sudah mulai menusuk tulang. Walau begitu, aku sangat menyukai musim gugur, sama seperti Jin. Daun - daun yang berubah warna dan perlahan - lahan gugur sangat cantik… Musim gugur merupakan musim yang sangat kusukai, apalagi aku bertemu dengannya juga pada musim ini saat sedang melihat - lihat gugurnya daun momiji di sebuah taman.
Waah, wajahku terasa panas. Mungkin wajahku sudah memerah seperti tomat bonyok saking terhanyutnya aku dalam memoriku sendiri.
“ Wajahmu terus memerah “ Jinjin kembali memamerkan senyumnya yang indah itu, “ Kamu lucu sekali kalau wajahmu merah begitu. Ayolah santai saja “
“ Aku hanya tidak bisa menahan rasa gugupku… dan aku terlalu bahagia “
Ternyata Jin membawaku ke taman tempat kami bertemu pertama kalinya. Aku menatap daun - daun itu dan tersenyum, “ Sudah satu tahun ya? Waktu berjalan cepat “
“ Maaf aku hanya bisa membawamu ke sini. Kalau ke tempat yang banyak orang, aku takut kita ketahuan “
“ Iiie, it’s fine. Ini tempat yang sangat penting untukku, karena ini tempat kita pertama kali bertemu “
Taman yang jarang didatangi orang ini memang tempat Jin untuk beristirahat. Aku ingat dia sedang duduk - duduk setengah tidur di bawah pohon ketika aku yang sedang melihat - lihat pepohonan melihat sosoknya.
Aku mendekati Jin untuk memastikan apa itu benar - benar dia. “ Kyaaa, Akanishi Jin dari KAT-TUN ?! “
Dia langsung memintaku untuk merahasiakan kedatangannya ke sini, dan aku langsung setuju. Kami sering bertemu lagi di tempat ini, dan Jin senang aku tidak pernah membocorkan bahwa aku sering bertemu dengannya jika pergi ke taman ini.
“ You are different from any other girls I knew… “ Jinjin menatapku dalam - dalam. Aku merasa akan mencair saat itu juga. Dia mengajakku ke ayunan taman, kami duduk bersebelahan dan mulai bermain seperti anak kecil.
Pada saat - saat seperti ini sisi Jin yang kekanakkan dan bodoh muncul dengan jelas. Dia malah menantangku siapa yang bisa berayun paling jauh. “ Wah, aku pasti kalah “ gumamku, “ Kau kan tahu aku takut mengayun ayunan tinggi - tinggi “
“ Hehehe, makanya aku menantangmu “
“ Dasar “
Aku sukaaaa sekali sikapnya yang bunglon ini. Campuran antara sikapnya yang terkesan bad boy, baka, cool dan sexy… aku sangat menyukai Jinjin…
“ Ano Jin… apa kau menyukaiku ? “
“ Tentu saja aku menyukaimu… “
Jin mendekatiku dan mendekatkan wajahnya. Huwaaaaa, apa dia akan menciumku ?????!! Perlahan aku menutup mataku dan…
“ Jiiin !!! “
Aku kaget dan membuka mata. Jin tidak jadi menciumku. Di hadapan kami berdua, Kame berdiri dengan wajah marah. Wajah Jin langsung berubah gelap seperti merasa bersalah.
“ Nani ? “ aku binggung.
“ Jin, aku tidak mau tahu lagi ! Sudah cukup ! Sekarang juga pilih antara aku atau gadis itu ! “ Kame menunjukku dengan sikap merajuk.
WHAAATTT ??! Apa aku tidak salah dengar ???
Jin mendekati Kame dan memegang lengannya. Kame mencoba menepis tangan Jin, bersikap merajuk dan marah. Jin terus berbicara dengannya dengan nada membujuk. Aku tidak begitu bisa menangkap pembicaraan mereka karena otakku mulai terasa hang. “…aku minta maaf, Kame. Bukan itu maksudku… Tentu saja aku lebih memilihmu daripada dia “
WHAAAATTTT ???! Jinjin, what have you said ??!
Jinjin mendekatiku dengan raut wajah menyesal. “ ne, Mizuno-chan… kau adalah gadis yang baik dan sangat menyenangkan. Aku suka sekali padamu, aku menghargai setiap kebersamaan kita, tapi aku tidak bisa berbohong… “
Aku memandang Jin tidak percaya. Mungkin ekspresiku sudah seperti anak anjing yang dibuang di tengah hujan deras. Jin menatap mataku, “ Maafkan aku, aku tidak bisa membohongi diriku. Aku ingin selalu bersama Kame “
Whhaaaaaatttt ???!!! Otakku langsung macet.
Jinjin… memilih Kame ?! My God !!! Dia memilih Kame daripada aku ? Oke, Kame memang lebih cantik dariku, tapi dia kan… pria? Jinjin is really a gay like the fans -including me- wrote in their fic ?! Akame… OH-MY-GOD… Don’t let this happen to me !!!
“ Jinjin ! Tidak ! Jangan tinggalkan aku ! “
Jin mengelengkan kepalanya dengan sedih dan mulai melangkah menjauh. Aku berusaha mengejarnya, tetapi jarak antara kami masih terus melebar tanpa bisa kukejar.
“ Aku benar - benar suka padamu ! Aku rela dijadikan yang kedua, bahkan bila Kame berniat memonopolimu “
Kame meraih Jinjin dengan gaya posesif, “ Aku tidak mau berbagi. Jin, katakan selamat tinggal padanya “
Jin memandangku sesaat, dengan tatapan meminta maaf. “ Maafkan aku, Mizuno-chan. Terima kasih untuk semuanya sampai saat ini. Aku benar - benar senang… Selamat tinggal “
“ Tidaaakkk Jinjin…!! “
Aku mencoba menyusulnya, namun Jinjin berbalik dan pergi dari tempat itu bersama Kame.
-------------------------
then I woke up with complicated feelings… It’s really sux, for God’s sake…
**btw, bagian endingnya gw bener uda stress wkwkwk ‘jadikan aku yg ke2’ *cuih* masi untung se… di kanes gw istri ke32, entah ke berapa di Jakarta, entah berapa di Indo, belom lagi di Jepang sono dll… Yah jadi yg ke2 masih oke deh! Latar mimpi gw di Jepang… tapi jgn tanya kenapa soalnya gw sendiri ga tau~~
one shot