That Transfer Student is My Boyfriend

Aug 24, 2017 01:34


Title: That Transfer Student is My Boyfriend
Cast: YutoYama
Genre: School Life
Rating: PG

Ohayou gozaimasu~" sapa seorang guru dengan tegasnya ketika memasuki ruang kelas dimana ia akan mulai mengajar untuk hari itu.

"Ohayou gozaimasu" jawab para murid dengan kompak nya yang disertai dengan membungkukkan badan.

Pagi itu adalah bulan ketiga setelah memasuki semester baru. Para murid dan guru itu pun sudah terbiasa dengan aktivitas yang mereka jalani, yaitu mengajar dan mendengarkan semua materi yang telah disampaikan, juga ujian serta tugas-tugas yang tak lupa diberikan nya.

"Sebelum kita memulai pelajaran, sensei punya kabar bagus untuk kalian semua"

Semua murid di dalam kelas itu pun mulai berbisik-bisik penasaran dengan teman sebangku nya, "eh, nani nani?"

Melihat itu pun sang guru terlihat mengulumkan sedikit senyum mengetahui reaksi para muridnya. Lalu ia pun melanjutkan kalimatnya..

"Mulai hari ini, kalian akan mendapatkan teman baru. Ia pindahan dari Osaka. Sensei harap kalian semua bisa berteman baik dengan nya",

Masih dengan reaksi yang sama, para murid di dalam kelas semakin menjadi melakukan bisik-berbisik. Mereka semua penasaran, akankah anak pindahan itu perempuan? Atau laki-laki? Mungkinkah ia berparas cantik atau tampan?

Sang guru pun mulai memanggil seseorang yang sudah menunggu sejak tadi. "Hey, kamu.. silahkan masuk"

Tepat, setelah guru itu mempersilahkan nya masuk, anak itu mulai melangkah dengan ragu -tidak, lebih tepatnya ia gugup. Sesaat anak pindahan itu masuk ke ruang kelas, para gadis seakan menahan jeritan nya yang bisa saja lepas tak terkendali. Kalian sudah bisa menebaknya, kan?

"Perkenalkan, saya Nakajima Yuto, pindahan dari Osaka. Yoroshiku, mina san", seorang lelaki yang baru saja memperkenalkan dirinya itu membungkukkan badan nya sedikit sebagai bentuk salam nya.

"Kakkoii.."

"Nakajima-kun ikemen, ne"

"Yabai.. bisa-bisa aku suka dengan nya"

Seketika kelas itu ribut dengan bisikan-bisikan para gadis yang terpesona dengan ketampanan wajah anak pindahan itu, yang akan kita panggil Yuto.

"Jaa, Nakajima-kun.. silahkan duduk di bangku yang sudah disediakan"

Yuto pun mulai berjalan dengan gugup sambil menatap wajah teman-teman baru nya dengan senyum simpul. Walaupun hanya senyum simpul pun banyak perempuan dikelas itu yang tiba-tiba saja berdebar hati nya.

Dibaris kedua dari belakang, dimana Yuto duduk sekarang, ada seorang lelaki yang duduk disisi jendela menyapa nya.

"Salam kenal. Aku Yamada Ryosuke, kau boleh memanggil ku Yama-chan" ujarnya dengan mengulurkan tangan nya bermaksud untuk mengajak nya bersalaman dan tentu saja dengan senyum yang tertaut dibibirnya.

"Un, aku Nakajima Yuto. Yoroshiku" ia pun membalas senyuman nya dan juga uluran tangan nya tersebut.

"Jaa, boleh ku panggil Yuto-kun?"

"Uun, silahkan saja"

Pelajaran pun dimulai begitu saja setelah sang guru memperkenalkan Yuto di depan kelas hingga akhirnya bel berbunyi yang menandakan waktu istirahat tiba. Sang guru pun tak lama keluar dari ruang kelas itu dan seketika gadis-gadis mengerubung di tempat duduk Yuto.

"Ne, Nakajima-kun, kau pindahan dari Osaka?" salah seorang perempuan mulai melempar pertanyaan kepadanya.

Yuto yang merasa sedikit terkejut akan sikap para gadis itu hanya bisa menjawabnya dengan singkat dan canggung, "Un..aku dari Osaka"

"Ah, pantas saja kau tampan seperti ini" ujar gadis lain nya

"Tidak seperti orang yang duduk di sebelah mu, ia laki-laki tetapi memiliki wajah cantik" sambung gadis yang lain menyindir Ryosuke.

Yuto menoleh kearah Ryosuke beberapa saat, Ryosuke pun balas melihatnya yang kebetulan ingin berbicara dengan nya. Tentu saja Ryosuke mendengar perkataan gadis itu yang mengejeknya memiliki wajah cantik, namun ia sama sekali tak peduli. Toh itu sudah lumayan sering ia dengar dari mulut para gadis yang tak berpendidikan itu.

'Hm.. memang benar apa yang dikatakan mereka. Ia memiliki wajah yang cantik', pikir Yuto di benaknya ketika menatap Ryosuke

"Kau bawa bekal?" tanya Ryosuke kepada Yuto. Ia bermaksud untuk mengajaknya berkeliling di sekitar sekolahnya dan berujung ke kantin.

"Um, tidak.."

"Jaa, ikou?"

Yuto pun beranjak dari kursi nya dan meninggalkan gadis-gadis yang sebelumnya mengerubungi dirinya itu. Sebenarnya ia tidak suka menjadi pusat perhatian, terlebih oleh gadis-gadis yang mencoba mendekati dirinya seperti tadi.

"Arigatou.." kata Yuto setiba nya mereka berjalan di koridor yang lumayan ramai oleh siswa-siswa yang berkurumun diluar kelasnya.

"Hm?"

"Iya.. tadi itu kau sudah menyelamatkan ku" jawabnya dengan nervous sambil menggaruk tengkuk nya pelan

Ryosuke yang akhirnya mengerti arah pembicaraan itupun membalasnya,

"Oh, tidak apa" senyumnya.. "harap di maklumkan, mereka memang seperti itu"

"Begitukah?"

"Un..."

"Etto.. kalau tidak salah, mereka memanggil mu dengan 'wajah cantik'?" Yuto bertanya dengan enggan, namun dari dalam hatinya ia ingin mengetahuinya.

Ryosuke yang mendengar nya pun tertawa kecil, "Apa kau merasa terganggu jika berteman dengan lelaki berwajah cantik?"

"Eh-? Iya... b-bukan seperti itu"

Ryosuke masih merespon dengan tawa kecilnya. "Tidak apa, jujur saja. Toh aku sudah terbiasa dengan panggilan itu" jawabnya santai

"K-kau.. benar tak apa dengan panggilan itu?"

Mendengar itupun Ryosuke menoleh kearah teman baru nya yang memiliki tinggi lebih darinya..

"Begitulah.. Percuma jika aku membalas perkataan mereka, kan?"

Yuto hanya mengangguk-anggukan kepala tanda mengerti.

**

Beberapa minggu sudah berlalu sejak Yuto menjadi murid baru dikelas itu. Dan hubungan nya dengan Ryosuke pun sudah menjadi sahabat karib, yang dimana ada Yuto, pasti ada Ryosuke.. begitupun sebaliknya.

Namun sayang, salah satu diantara mereka tidak hanya menganggapnya sebagai sahabat karib, melainkan sebagai orang yang spesial bagi dirinya, melebihi seorang sahabat.

Yap, sejak hari pertama Yuto menjadi anak baru dikelas itu, Ryosuke sudah menyukai nya secara diam-diam. Oh tidak, lebih tepatnya ia mengagumi nya terlebih dahulu -mengagumi ketampanan nya. Namun, seiring mereka berdua menjadi teman baik hingga sahabat karib, rasa kagum itu perlahan berubah menjadi rasa suka -yang Ryosuke pribadi pun tak ingin menghilangkan perasaan itu.

Sejak Ryosuke yakin dengan perasaan suka nya terhadap Yuto, ia mulai mencari informasi mengenai Yuto secara diam-diam, atau terkadang ia akan menanyakan hal-hal umum yang menurut nya wajar untuk ditanyakan.

Hingga Ryosuke mengetahui tanggal lahir Yuto yang jatuh pada tanggal 10 Agustus. Yang artinya tidak lama dari sekarang.

Ia pun mulai berpikir untuk memberinya sebuah hadiah atau mungkin kue? Oh tidak-tidak.. Ia tidak ingin terlalu mencolok, namun di sisi lain ia ingin Yuto mengetahui perasaan nya.

Beberapa hari sebelum ulangtahun Yuto tiba, Ryosuke terus-menerus memikirkan seperti apa hadiah yang akan diberinya. Hingga tepat satu hari sebelum hari ulangtahun Yuto, Ryosuke memutuskannya..

Malam hari nya, Ryosuke pergi ke sebuah toko dengan bermacam-macam jam tangan. Ia berpikir mungkin Yuto akan terlihat lebih cool jika memakai jam di tangan nya. So, ia pun memutuskan untuk ke toko langganan nya dimana ia biasa membeli jam tangan.

Setelah melihat-lihat beberapa model jam tangan, tiba-tiba saja ia berpikir untuk membelikan nya sebuah jam tangan dengan model yang sama dengan punya nya. Tanpa pikir panjang pun Ryosuke mengambil satu buah jam tangan dengan model dan warna yang sama dengan nya.

Keesokan paginya, Ryosuke datang beberapa menit lebih dulu dibanding Yuto. Tak lama pun Yuto sampai di kelas nya dan langsung memberitahu sesuatu kepada nya..

"Yama, kau tau?" Ryosuke mulai serius mendengarkan ketika nada bicara Yuto yang terlihat serius juga.. "Pagi ini, ketika aku membuka loker untuk mengganti sepatu ruangan.. Aku menemukan surat di dalam nya.."

Ryosuke pun terkejut ketika mendengar itu dari Yuto. Mungkin saja itu dari secret admirer nya Yuto selama ini?

"Maji? Kau tau pengirimnya?"

"Tidak.. ia hanya menulis sesuatu di surat itu"

"Menulis sesuatu? Jangan-jangan, pengakuan!? Yappa, ia penggemar mu Yuto!"

"Um, bukan.. Ia hanya menulis ia menyuruh ku untuk datang keatap gedung sepulang sekolah"

Ryosuke tampak berpikir sejenak, namun fakta nya ia hanya diam tanpa memikirkan apa-apa.

"Ah souka.. Jadi, kau akan menemuinya?"

"Hm.. mungkin", Yuto tampak berpikir mengenai itu, akankah ia menemuinya atau tidak.. Sembari memikirkan itu, entah sejak kapan ia memegangi dan menatap tulisan di kertas surat itu. Terasa familiar, namun...

"Ah! Coba lihat!" kata Yuto yang secara tidak langsung membuat Ryosuke terkejut. "Tulisan ini.. apa kau kenal? Entah kenapa aku merasa sedikit tak asing dengan tulisan ini" lanjutnya sambil menunjukkan surat itu.

"Hmm..." Ryosuke ikut mengamati tulisan di surat itu, "Aku tidak tau.. Kau pemerhati sekali, ne"

"Hm, siapa ya.."

*

*

Bel pulang sekolah pun berbunyi. Yuto dan Ryosuke yang duduk bersebelahan itu pun terlihat membereskan barang-barang mereka hingga Ryosuke menyelesaikan itu terlebih dahulu dibanding Yuto.

Ia pun teringat akan surat yang diterima oleh Yuto pagi tadi,

"Jaa, Yuto.. aku pulang duluan. Jangan lupa kau untuk ke atap gedung menemui orang itu" katanya sambil berlalu namun tatapan matanya masih melihat ke arah Yuto menunggu jawaban nya.

"Un, wakatta"

Ryosuke pun berlalu keluar dari kelasnya meninggalkan Yuto.

Lalu Yuto pun sedikit mempercepat membereskan barang-barangnya yang tersisa di meja dan berlalu keatap gedung.Suara pintu atap gedung itupun terdengar, tanda bahwa Yuto sudah sampai ditempat yang telah ditulis oleh si pengirim surat itu -sekaligus sebagai tanda untuk si penulis untuk mengetahui bahwa Yuto sudah di dekatnya.

Yuto melihat ke sekeliling atap gedung itu untuk menemui orang yang telah menulis surat untuknya itu. Tak butuh waktu lama, ia pun menemukan nya..

Menemukan seseorang.

Seseorang yang sedang berdiri membelakangi dirinya di pinggiran atap gedung.

Seseorang yang sangat familiar baginya

Seseorang yang selalu berada di dekatnya..

Seseorang yang sangat......

".....Yama?"

Yuto pun mulai berjalan perlahan hingga jarak diantara mereka cukup dekat untuk saling berbicara.

"Yama? Apa yang k-kau.. lakukan?" tanya nya yang entah kenapa ia merasa suara nya tercekat.

Ryosuke mengeluarkan tawa kecil nya ketika mendengar pertanyaan itu dari Yuto, namun tentu saja ia tidak memperlihatkannya kepada sahabatnya itu

Setelah itu Ryosuke pun memutar tubuhnya untuk menghadap kearah .dimana Yuto berdiri sambil mengeluarkan senyum simpulnya, yang bagi Yuto itu adalah senyum pertamanya yang tak pernah ia lihat sebelumnya.

Namun, tiba-tiba saja Yuto teringat kembali maksud dan tujuan nya ia ke atap gedung sekolah untuk menemui seseorang.

"Y-Yama... k-kau..?" Yuto terkejut namun ia belum bisa memastikan apakah itu benar atau tidak, hingga ia tak bisa mengeluarkan kata-kata nya lagi.

Ryosuke pun berjalan kearah Yuto,

"Yeah.. Yuto.. pemilik surat itu adalah aku" ujarnya dengan jarak yang masih agak berjauhan.

"N-nande? Kau bisa berbicara dengan ku ketika dikelas kan?"

Bukannya menjawab pertanyaan Yuto, Ryosuke malah memberinya sebuah paperbag yang sejak pagi hari ia taruh di dalam tas.

"Buka ini.." katanya sambil menjulurkan tangan nya untuk memberi paperbag itu. Yuto pun dengan ragu mengambilnya dari tangan Ryosuke.

Sedangkan Ryosuke, ia membiarkan sahabatnya itu membuka isi paperbag nya dan melihat apa isi di dalamnya, sedangkan dirinya berjalan kearah tepian untuk menikmati pemandangan dari atas.

Yuto pun membuka paperbag itu dan melihat ada sebuah kotak berukuran kecil. Ia pun mengambilnya dan membuka nya, yang ternyata itu adalah sebuah jam tangan yang dibeli oleh Ryosuke tadi malam dengan warna dan model yang sama dengan nya.

Namun tak hanya itu, ternyata di dalam kotak itu pun terdapat sepucuk kertas kecil dengan tulisan yang sama seperti yang ia terima pagi tadi.

Otanjoubi omedetou, Yuto Nakajima, sahabatku..
Tolong terima pemberian hadiah ku untuk hari ulangtahun mu.

Suki desu.

-Ryosuke Yamada-

'Suki desu...' hanya itulah yang bisa Yuto tangkap dari isi surat itu. Ia pun menatap punggung Ryosuke yang sedang berdiri membelakanginya.

"Y-Yama..."

Ryosuke berbalik arah, "Hm? Oh, kau sudah membuka nya?" tanya nya santai. Tidak. Lebih tepatnya ia menyembunyikan rasa takutnya akan mendapat penolakan dari Yuto.

Atau, yang lebih parahnya adalah Yuto tak ingin menjadi sahabatnya lagi setelah ini.

"Ini..." Yuto masih tak bisa berkata apa-apa setelah membaca sepucuk surat itu. Ia hanya bisa memegangi nya dengan perasaan yang campur-aduk.

Ryosuke tersenyum pahit ketika melihat reaksi sahabatnya yang seperti itu. Well, walaupun ia tidak bisa menyalahkan Yuto juga karna hal itu.

"Gomen.." ujarnya pelan, namun masih sedikit terdengar oleh Yuto yang berdiri tak jauh dari dirinya. "Gomen.. tanpa ku sadari, aku menyukai mu"

Ryosuke memberanikan diri untuk melihat Yuto sebentar sebelum ia kembali menatap aspalan atap gedung itu. "K-kau... bisa menjauh dari ku jika itu memang mengganggu mu" lanjutnya dengan suara parau nya yang menahan tangisnya agar tak keluar.

Hening...

Tak ada satupun diantara mereka yang berbicara.

Ryosuke pun makin merasa suasana sangat canggung diantara mereka. Ia tidak tahan dengan suasana seperti ini.

Rasanya ia ingin menghilang secepatnya dari hadapan Yuto dan menghilang dari dunia ini. Ia sungguh tak tau malu, dengan percaya dirinya mengakui perasaan nya kepada sahabat nya sendiri. Yang jelas-jelas ia tidak tau apa yang dirasakan oleh sahabat nya itu terhadap dirinya.

"Kau.. kau bisa lupakan apa yang terjadi hari ini dan kau boleh membuang pemberian ku jika itu bisa membuat mu melupakan nya"

Ryosuke pun dengan tidak sabarnya berjalan cepat hampir berlari untuk menghilang dari hadapan Yuto secepat mungkin.

Yuto masih terdiam ditempatnya, seakan-akan memproses semua nya -semua yang terjadi sore ini..

Hingga...

"Ch-Chotto.."

Tepat. Ryosuke berhenti sebelum ia membuka pintu atap gedung itu. Tangisan yang sebelumnya sudah meluncur dari matanya itu pun bertambah deras ketika mendengar suara Yuto.

Tangisan yang disebabkan oleh perasaan sakit hatinya, walaupun Yuto sendiri belum memberinya jawaban apapun. Tetapi ia merasa ada sesuatu yang sedang menusuk-nusuk hatinya saat ini.

Yuto yang masih berdiri ditempatnya itu melihat pundak Ryosuke naik-turun tidak teratur. Ia pasti tau bahwa Ryosuke sedang menangis saat ini. Karna dirinya.

Seakan ada bisikan-bisikan di telinga nya, ia pun berlari menghampiri Ryosuke dan memeluknya dari belakang. Memeluk nya erat. Sangat erat. Meletakkan dagu nya di bahu Ryosuke, yang secara tak sadar membuat Ryosuke tenang perlahan-lahan.

"Jangan nangis.."

"Jangan pergi"

"Jangan pergi dari kehidupan ku"

Ryosuke yang mendengar bisikan itu dari bibir Yuto langsung menumpahkan tangisan nya lagi. Entah kali ini karna ia merasa senang atau bahkan sedih.

Yuto makin mempererat pelukan nya pada tubuh Ryosuke ketika mengetahui dirinya menangis. Ia sungguh tidak ingin melihat Ryosuke menangis.

Dan berkat kejadian ini, ia pun menyadari perasaan nya terhadap Ryosuke juga bukan sekedar sahabat. Melainkan perasaan suka yang ingin menjadikan nya sebagai kekasih.

Ia pun mengangkat kepala nya yang sedari tadi bertengger di bahu Ryosuke sambil melepaskan pelukan nya. Lalu ia memutar tubuh Ryosuke untuk berhadapan dengan nya. Ia pun mengangkat wajah Ryosuke agar Ryosuke menatap nya. Menatap dalam kearah matanya.

"Ore mo... Suki desu yo"

Ryosuke merasa terkejut ketika mendengarnya. Apakah ia mendengar dengan benar? Atau itu hanya halusinasi nya yang mengharapkan Yuto juga memiliki perasaan yang sama kepadanya?

Namun belum sempat ia mengeluarkan sepatah kata, Yuto dengan cepatnya mengklaim bibir nya dengan menyentuhkan nya dengan miliknya. Untuk pertama kalinya, bagi mereka dua.

Ryosuke pun akhirnya terbawa suasana hingga ia mulai menutup kedua matanya dan menikmati sentuhan bibir lembut yang diberikan oleh Yuto saat ini.

"Please, be my boyfriend, Ryosuke Yamada"

Ryosuke menatap dalam kearah mata Yuto dan mengangguk dengan bahagia nya sebagai jawaban. Ia pun mulai memeluknya dengan erat, memberitahu Yuto bahwa dirinya sangat senang karna perasaan nya selama ini terbalaskan.

Yuto pun membalas pelukan kekasih baru nya ini yang tak kalah erat dengan nya. :Lalu ia pun membisikkan sesuatu..

"Ini adalah hadiah ulangtahun terindah yang pernah ku dapat"

-THE END-

fanfiction, pg, yutoyama

Previous post Next post
Up