My Love is Only You (Ch. 1)

May 21, 2016 01:01

Title:  My Love is Only You
Pairing:  YutoYama
Genre:  Angst, Romance, Fluffy
Rate: PG-15

“Hoaaahm...”, Ryosuke menggeliat dikasurnya, menyadari bahwa matahari sudah muncul sejak dua jam yang lalu. Lalu ia menoleh ke sisi yang lain, terdapat Yuto, sang pacar, yang masih tertidur lelap di sisinya. Ia pun tanpa sadar telah melengkungkan bibirnya membentuk sebuah senyuman. Tak lupa juga ia memberikan sebuah kecupan di kening sang pacar.

Kalian masih ingat kan cerita sebelumnya? Yup, Ryosuke dan Yuto berpacaran. Dan karena itu lah, Yuto sering menginap di apartemen Ryosuke, begitupun sebaliknya. Seperti saat ini, Yuto sedang berada di apartemen nya Ryosuke, menghabiskan malam bersama. Oke, mari kita kembali ke cerita.

Yuto yang merasakan ada sesuatu yang menyentuh keningnya pun mengerjapkan mata, berusaha untuk keluar dari dunia mimpi nya. Ia pun melihat Ryosuke yang sedang tersenyum kepadanya

“Ah.. Ohayou, Ryochan. Kau sudah bangun?”

“Uun.. Bagaimana tidur mu?”, tanya Ryosuke dengan posisi sudah duduk bersandar di tumpukan bantal

“Sangat nyaman. Sampai aku tidak ingin meninggalkan kasur ini”, kata Yuto yang masih dalam posisi tidur, menenggelamkan kepala nya diantara bantal dan sisi paha Ryosuke, dan juga tangan yang memeluk dua paha milik kekasihnya. Walaupun kepala Yuto yang tertutup oleh bantal dan paha Ryosuke, Ryosuke tau kalau pacar nya itu mengatakannya sambil tersenyum.

Tak lama setelah itu, Ryosuke melihat ada satu mail baru di handphone nya yang ia taruh di meja samping tempat tidurnya. Ternyata dari Hikaru, dia memberitahu bahwa mereka harus berkumpul di Jimusho pada pukul 10 tepat.

“Ne, Ryochan, mail dari siapa?”, tanya Yuto yang menyadari handphone nya Ryosuke berdering

“Dari Hikaru-kun. Dia mengatakan kita harus berada di Jimusho pada pukul 10 tepat. Jaa, kalau gitu, aku akan memakai kamar mandi terlebih dahulu”, Ryosuke berlalu meninggalkan Yuto yang tersenyum memandangi nya.

***

Sesampainya di Jimusho, Ryosuke dan Yuto segera bergabung dengan member lain. Dan beberapa menit setelahnya mereka terlihat mulai berlatih gerakan untuk single terbaru mereka.

.

.

.

Dua jam sudah berlalu. Terlihat semua member sedang beristirahat di tengah ruangan sambil berbincang-bincang. Tiba-tiba ada seorang staff yang membuka pintu ruangan mereka.

“Yamada-kun, bisa ikut sebentar?”

“Haii”

Ryosuke pun meninggalkan ruangan tersebut dan mengikuti seorang staff yang tadi memanggilnya.

“E-eh? Ada apa staff dari majalah Myojo memanggil ku?”, tanya Ryosuke pada staff yang membawa diri nya ke sebuah ruangan yang terdapat beberapa staff Myojo

“Saya tidak tahu. Silahkan kau masuk dan tanyakan pada mereka. Saya tinggal dulu Yamada-kun”

Ryosuke pun masuk ke ruangan yang terdapat beberapa staff Myojo, yang disambut hangat oleh mereka. Setelah berbincang-bincang, akhirnya mereka ada di inti perbincangan nya.

“Ah, Yamada-san.. sebenarnya kita kesini karena ingin meminta konfirmasi dari anda untuk edisi bulan depan. Bisa dan mau kah anda menjadi Ryoko-tan?” tanya salah satu staff dari Myojo

“Ryo-ko-tan?”

“Ya, Ryoko-tan. Ryosuke-san versi gadis. Bagaimana? Apa anda setuju?”

Ryosuke tampak berpikir mengenai hal itu. Namun, karena Ryosuke tidak ingin bekerja dengan setengah-setengah, akhirnya ia pun menyetujui nya.

“Baiklah. Bagaimana konsep gadis yang akan saya perankan?”, tanya Ryosuke

Si staff pun menunjukkan salah satu model foto yang sudah ditentukan untuk Ryosuke. Lagi-lagi Ryosuke menyetujui nya. Tak perlu menggunakan wig untuk rambut nya, ia hanya perlu memanjangkan sedikit rambutnya.

.

.

.

Yuto yang sudah menunggu di apartemen miliknya meminta Ryosuke untuk menghampiri nya, karena saat Ryosuke dipanggil oleh seorang staff tadi, Yuto langsung memutuskan untuk pulang -tanpa memberitahu sang pacar

“Ryochan, ada apa tadi kau dipanggil oleh staff-san?”, tanya Yuto ketika Ryosuke sudah duduk di sofa, persis disebelah diri nya

“Aku dapat job menjadi gadis di majalah Myojo edisi bulan depan”

“Kau serius? Lalu kau menyetujui nya?”, tanya Yuto lagi. Ryosuke hanya menganggukkan kepala nya dengan gerakan lambat.

“Jaa.. konsepnya?”

“Konsepnya... tidak sulit. Hanya memakai sweater, topi kupluk, dan tanpa wig”, Ryosuke menjelaskan sambil memandang Yuto

“Tanpa wig? Bagaimana bisa?”, tanya Yuto heran

“Tentu bisa Yutti~ aku hanya perlu memanjangkan sedikit rambut ku”, kata Ryosuke gemas, sambil mencubit pipi sang pacar

“I-ittai..”, Yuto mencoba untuk melepaskan diri dari cubitan Ryosuke. “Kau akan sendiri di foto itu?”

“Hm.. mungkin. Aku tidak tau”, jawab Ryosuke datar sambil menolehkan pandangan nya kembali ke televisi yang sebelumnya mengamati percakapan sepasang kekasih itu.

***

Hari demi hari dilalui oleh semua member dengan berlatih gerakan-gerakan untuk single terbaru mereka ataupun untuk perform di beberapa acara televisi.

Hari demi hari pula dilalui oleh sepasang kekasih itu dengan keromantisan nya yang tak pernah habis, memamerkan nya di hadapan para member yang selalu bosan melihatnya.

Ditengah-tengah waktu latihan, lagi-lagi ada seorang staff yang memasuki ruangan, tetapi kali ini tidak hanya Ryosuke yang dipanggil, melainkan Keito juga.

“Ada apa staff-san?”, tanya Yabu, leader unofficial di grup ini yang tanpa disengaja memegang semua kendali untuk para member lainnya

“Tidak. Aku hanya ingin memanggil Yamada-kun dan Okamoto-kun. Apa mereka ada?”

Ryosuke dan Keito yang merasa namanya dipanggil pun menuju pintu ruangan, dimana seorang staff itu berada. “Ada apa staff-san?”, tanya mereka berdua

“Kalian dipanggil oleh staff dari majalah Myojo”

Tanpa banyak bicara mereka bertiga pun meninggalkan ruangan itu dan berjalan menuju ruangan dimana para staff Myojo berada.

Yuto yang mengetahui itu pun terlihat was-was, dan merasa kesal juga karena bukan dirinya yang dipanggil bersama kekasihnya. ‘Kenapa harus Keito?! Kenapa bukan aku saja?!’, ujar Yuto dalam benaknya.

Beberapa member -seperti Daichan, Inoochan, dan Chinen, terlihat menahan tawa nya ketika melihat ekspresi yang dikeluarkan oleh  Yuto

“Hey, Yuto.. ada apa dengan ekspresi mu?”, tanya Daichan dengan intonasi yang terdengar meledeknya

“Apa kau cemburu?”, sambung Inoochan yang tak kalah meledeknya dengan Daichan

“Urusai yo omaera!”

Yuto yang sudah kesal dan dibuat kesal oleh mereka berdua pun langsung meninggalkannya. Sedangkan Daichan, Inoochan, dan Chinen hanya tertawa tanpa bisa menahan nya lagi.

***

Lagi-lagi Yuto meninggalkan Ryosuke ketika kekasihnya itu sedang dipanggil oleh seorang staff, terlebih lagi kali ini bersama Keito. Yuto juga tidak meminta kekasihnya itu untuk mendatangi apartemen nya. Ya, ia memang sedang cemburu saat ini. Ia juga tidak akan bertanya terlebih dahulu sebelum Ryosuke memberitahukan nya sendiri.

Berada di apartemen yang cukup luas seorang diri memang terasa sangat sepi. Hal yang biasa ia lakukan jika ada Ryosuke adalah menonton televisi bersama, atau saling bertukar cerita. Dan sekarang pun Yuto bingung, apa yang akan ia lakukan tanpa Ryosuke di sisi nya kali ini. Ingin menelpon atau mengirim mail kepada nya, tetapi dirinya seakan menahan nya, menunggu hingga Ryosuke yang menghubungi dirinya.

Di lain tempat, sepulang Ryosuke dari Jimusho, ia tidak menerima mail satupun dari kekasihnya. Ia berpikir mungkin Yuto sudah menunggu di apartemen miliknya. Ya, karena mereka berdua sudah saling memiliki duplikat kunci nya masing-masing.

Tetapi nihil. Ketika Ryosuke membuka pintu apartemen nya hanya kegelapan yang ada. Sepi. Dan juga tatanan barang-barang sebelum ia tinggal masih ada ditempatnya, tanpa ada perubahan sama sekali.

“Kemana Yutti?”, tanya Ryosuke pada dirinya sendiri. Ia pun dengan segera mengecek handphone nya yang berada di kantung jeans nya. Nihil juga. Ia tetap tidak menerima satupun mail atau panggilan dari kekasihnya itu.

Dikarenakan Ryosuke merasa sangat lelah, akhirnya ia tidak menghubungi Yuto sama sekali dan langsung menuju kamarnya untuk memasuki dunia mimpi yang telah menunggunya. Sedangkan Yuto, sepertinya ia masih menunggu kabar dari Ryosuke dan tetap pada pendirian nya -tidak akan menghubungi Ryosuke sebelum kekasihnya itu yang menghubungi dirinya.

.

.

Keesokan paginya, sepasang kekasih yang berada di lain tempat saling mengecek handphone nya masing-masing, ingin tau apakah diantara mereka ada yang memberi kabar atau tidak. Ya, tetapi tetap saja nihil. Tidak ada satupun diantara mereka yang memberi kabar.

Ryosuke yang tidak merasa punya kesalahan pada kekasihnya pun tak ambil pusing karena tidak menghubungi kekasihnya itu. Oh ya, asal kalian tau ya, sebenarnya sepasang kekasih ini memang jarang sekali saling memberi kabar, tetapi sekali nya memberi kabar lewat mail atau sebuah panggilan, itu akan berlangsung sangat lama. Dan perlu di beritahu juga, mereka saling memberi kabar apabila jarak mereka benar-benar jauh. Maka dari itu Ryosuke berpikir tak masalah jika ia tak memberi kabar, toh nanti ia akan bertemu kekasihnya di Jimusho.

Tetapi entah kenapa kali ini sepasang kekasih itu terlihat sering mengecek handphone nya masing-masing.

Seperti biasa mereka berkumpul di Jimusho. Beberapa member sudah terlihat berada di dalam ruangan. Ada Daichan, Yuya, Yabu, dan juga Hikaru. Mereka berempat terlihat sedang berbincang-bincang, sambil diselingi memakan snack ringan. Tak lama kemudian, pintu ruangan terbuka dan menampakkan salah satu sosok member. Keempat orang itupun menoleh kearah pintu yang terbuka.

“Oh.. Yuto? Kau.. sendiri?”, tanya Hikaru heran

“Yamada wa?”, tanya Daichan juga. Yuya dan Yabu yang tak angkat bicara pun menunjukkan ekspresi bingung sekaligus heran, tak biasa nya Yuto hanya sendirian menuju ke Jimusho. Biasanya ia selalu berangkat bersama kekasih tercinta nya itu.

“Aku tidak tau..”, jawab Yuto datar dan segera meletakkan tas nya di pojok ruangan, lalu menuju sofa, merebahkan diri nya disana.

“Are.. Kalian sedang bertengkar?”, tanya Yabu lagi

“Ah... apa jangan-jangan karena kau cemburu, ne?”, lagi-lagi Daichan mengungkit mengenai ekspresi dirinya kemarin saat Ryosuke dan Keito dipanggil seorang staff

Yuto tak menanggapi pertanyaan maupun pernyataan dari mereka. Ia hanya beranjak dari sofa mengambil earphone nya dan mulai mendengarkan musik di handphone nya.

10 menit berlalu

Pintu ruangan terlihat terbuka. Semua member yang ada di dalam ruangan pun lagi-lagi menoleh ke arah pintu. Terlihat dua sosok member yang memasuki ruangan tersebut. Salah satu member terlihat lebih tinggi 10 centi dari member yang berada dibelakangnya. Dan sosok yang dibelakangnya itu terlihat chibi, dan juga memiliki pipi chubby namun sedikit tirus. Bisakah kalian menebaknya? Ya, itu mereka.

“Ohayou”, sapa Ryosuke dan Keito bersamaan ketika sudah berada didalam ruangan.

Ryosuke yang menyadari sosok kekasih nya itu sudah datang terlebih dahulu pun menghampiri nya ke sofa dan duduk disana. Mulai mencari posisi yang bisa dibilang romantis, Ryosuke mengangkat kepala Yuto dan meletakkan nya diatas pangkuan paha nya. Lalu mengelus helai-helai rambut hitam milik Yuto. Semua member pun sekarang hanya melihat keromantisan yang diberikan oleh Ryosuke, hingga tak sadar jika ada Chinen dan Inoochan yang baru saja tiba.

Namun naas nya Yuto yang masih mendiamkan kekasih nya itu pun menoleh kearah lain, dan tetap fokus pada handphone nya

Ryosuke yang bingung dengan sikap Yuto yang tak seperti biasa nya menoleh ke semua member yang sedang memperhatikan keromantisan yang Ryosuke berikan, bertanya dengan bahasa isyarat. Tetapi semua member hanya mengangkat bahu ataupun menggelengkan kepalanya, tidak ada yang tau alasan kenapa Yuto bersikap seperti itu.

Ryosuke terlihat melepas earphone yang masih terpasang di telinga Yuto

“Ne, kau kenapa?”, bisik Ryosuke di salah satu telinga Yuto, masih sambil mengelus helai-helai rambut hitam kekasihnya

“....”

Tak ada jawaban

“Hey..”, bisik Ryosuke sekali lagi. Kali ini tangan nya terlihat berpindah ke salah satu pipi milik Yuto, lalu mengelus nya. Tak hanya tangan Ryosuke yang berpindah, namun jarak antara Ryosuke dengan Yuto pun semakin dekat, seakan Ryosuke ingin melihat raut wajah sang kekasih saat ini.

Namun sang kekasih tak bergeming sama sekali. Mencoba untuk tetap fokus pada layar handphone nya. Sedangkan Ryosuke, ia tetap berusaha agar Yuto memberi respon terhadapnya.

Tak lama dari itu, tiba-tiba Yuto beranjak dari sofa dan menuju pojok ruangan, dimana tas nya berada. Semua member yang melihat itupun mulai ikut berdiri, sesuai dengan posisi nya masing-masing. Ryosuke masih termenung di sofa memikirnya ada apa dengan kekasihnya itu. Tiba-tiba, sang unofficial leader grup ini menyadarkan nya.

“Yamachan.. ikou?”

Mau tak mau Ryosuke pun beranjak dan ikut bergabung bersama semua member dan berdiri pada posisi nya.

Walaupun sedang berlatih, pikiran Ryosuke tetap melayang memikirkan Yuto. Ia juga selalu memandang cermin besar yang terdapat di semua sisi dinding, memandangi kekasihnya.

Hingga latihan selesai. Oh tidak, lebih tepatnya istirahat tiba.

Daichan langsung menyeret Ryosuke ke sisi pojok ruangan lainnya, dan memberitahu apa yang terjadi kemarin saat dia dan Keito keluar dari ruangan.

“Yamachan, kau pasti bingung kan kenapa Yuto bersikap seperti itu?”, tanya Daichan antusias, yang ditanya hanya menganggukan kepala saja, menyetujui apa yang dikatakan oleh temannya

“Seperti nya dia cemburu karena kemarin staff-san memanggil mu bersama Keito. Dan aku, Inoochan, serta Chinen meledeknya hingga kesal”, jelas Daichan

“Baka omae”, rutuk Ryosuke sambil memukul pelan kepala Daiki pelan

Daichan hanya memasang wajah tanpa dosa nya, “lebih baik kau beritahu yang kemarin bersama Keito”, usul Daiki

“Oke. Terimakasih Daichan”, sahut Ryosuke sambil memukul pundak Daiki.

Lalu ia pun menghampiri kekasihnya.

“Yutti, ke kantin yuk. Haus nih”, Ryosuke berbasa-basi mengajak kekasihnya itu ke kantin. Ia hanya ingin berbicara berdua saja, tanpa ada yang mengganggu nya

Tanpa harus mendengar persetujuan dari Yuto pun Ryosuke sudah menggandeng tangan kekasih bertubuh tinggi nya itu.

Sesampainya dikantin, Ryosuke memilih tempat yang jauh dari jangkauan orang-orang dan membiarkan Yuto duduk ditempat yang sudah dipilihnya, sedangkan ia membeli dua buah kaleng softdrink.

“Ne, kau kenapa? Tidak ingin bercerita padaku?”, tanya Ryosuke setelah membeli minuman kaleng itu dan memberikannya satu kepada Yuto, masih dengan basa-basi nya. Yuto yang mendengar perkataan Ryosuke hanya menatapnya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun

Tak mendapat jawaban dari Yuto, ia pun langsung pada pembicaraan intinya.

“Apa benar kemarin kau cemburu karena aku dipanggil oleh staff-san bersama Keito?”

“....”,  masih tak ada respon dari kekasihnya, hanya tatapan datar yang diberikan.

“Jika kau diam saja, berarti aku anggap iya”

Tetap. Tak ada respon.

“Hmm.. kau benar-benar cemburu ya”, ujar Ryosuke dengan mengubah posisinya, menopang dagunya dengan salah satu tangannya sambil memasang senyum nya yang manis

“Sepertinya ini memang salah ku tidak memberitahu mu pada saat malam hari. Aku pikir itu tidak akan jadi masalah. Gomenne?”, Ryosuke masih mencoba untuk mendapatkan respon dari Yuto sebelum ia memberitahu apa yang ia lakukan saat ia dipanggil bersama Keito

“Apa kau mau mendengarkan ku? Jawab pertanyaan ku jika kau memang mau mendengar nya”, terlihat sekali ada penekanan pada ucapan Ryosuke.

“....”

Yuto seakan masih menahan untuk tidak berbicara. Akhirnya tanpa pikir panjang pun Ryosuke bangkit dari duduknya, meninggalkan kekasihnya sendiri.

Dengan gerakan yang cepat, Yuto mencegah nya - memegang salah satu lengan Ryosuke, menyuruhnya untuk kembali duduk dan menceritakan apa yang terjadi kemarin.

“A-aku mau..” Ryosuke tersenyum mendengarnya

“Tapi kau harus janji tidak akan marah ataupun cemburu lagi padaku”, lagi-lagi Yuto hanya menganggukan kepala nya pelan

Ryosuke memberikan seulas senyum pada kekasihnya itu, “masih ingat kan kalau aku mendapat job menjadi gadis pada edisi bulan depan?”, Yuto menganggukan kepala lagi. “Dan kau sempat bertanya, apa aku akan sendiri di foto itu. Ya kan?”, lagi-lagi Yuto hanya mengangguk. “Itu lah jawaban dari pertanyaan mu”, ucap Ryosuke santai

Berbeda dengan Yuto yang sedang meminum softdrink nya, ia tiba-tiba saja tersedak mendengar pernyataan dari Ryosuke

“Dia.. mendapat job bersama mu?”, tanya Yuto tak percaya. “Lalu peran dia?”

“Peran dia.. jadi diri dia sendiri”

“J-jadi... seperti couple?”, Ryosuke hanya menganggukan kepala nya. “Mengapa kau tak minta persetujuan dari ku terlebih dahulu??”, tanya Yuto gemas dan sudah meninggikan suara nya sedikit

Ryosuke terlihat menundukkan kepala nya, merasa tak enak pada kekasihnya. Yah, sebelumnya memang tidak pernah kejadian seperti ini dalam hubungan mereka.

“G-gomen.. aku pikir kau tak akan mempermasalahkan nya. Dan aku pikir juga kau akan mengerti bahwa aku tidak menyukai yang namanya bekerja setengah-setengah”

Yuto pasrah. Ia juga tidak bisa memaksa Ryosuke untuk mengikuti kehendak nya.

“Jaa, kalau begitu, berjanjilah selalu memberi ku kabar, apapun itu. Oke?” lanjut Yuto menyunggingkan senyum yang selalu ia berikan kepada Ryosuke, serta memegang tangannya lalu ia letakkan diatas meja

Ryosuke sangat bersyukur mengetahui kekasih nya itu sudah tidak marah lagi pada dirinya

“Uun, tentu saja. Janji”, kata Ryosuke tersenyum senang, menaikkan tangannya dan meminta Yuto untuk saling menautkan jari kelingking mereka.

Yah, setelah itu mereka lanjut bercanda menghabiskan sisa waktu istirahatnya di kantin.

.

.

Beberapa menit setelahnya, keduanya menyadari bahwa waktu istirahat nya telah usai. Mereka pun kembali keruangan dimana semua member berkumpul.

Pintu terbuka. Semua eksistensi di dalam ruangan itu pun menoleh. Merasa bersyukur ketika melihat dua sosok yang merupakan sepasang kekasih itu sudah terlihat akur kembali, dan seperti biasa memamerkan keromantisan mereka. Yah, sepertinya mereka lebih baik melihat sepasang kekasih itu beromantis-ria daripada harus melihat nya diam-diaman seperti tadi.

“Sudah baikan?”, ledek Inoochan

“Oii Inoochan!” teriak Yuto sambil menunjuk jarinya kepada Inoo

Semua member pun tertawa melihat tingkah teman satu grup nya itu

“Oi Yamada, benar kan apa kata ku tadi?”, lagi-lagi Daiki bertanya namun ada intonasi yang terdengar seperti meledek Yuto

“Daichan, kau memang yang paling mengerti aku”, katanya sambil mengeluarkan ekspresi yang paling cute

“Apa yang dikatakan Daichan pada mu?”, tanya Yuto pelan agar tak ada member yang mendengarnya. Namun, dengan jahilnya Ryosuke mengucapkan apa yang Yuto katakan padanya

“Daichan Daichan, Yutti bertanya pada ku ‘apa yang dikatakan Daichan padamu?’”, Ryosuke tertawa saat mengatakannya sambil melirik pada Yuto, ingin mengetahui reaksinya seperti apa

“Oii, Ryochan!!”, geram Yuto pelan. Ryosuke makin tertawa puas melihat reaksi Yuto seperti itu. Begitupun juga dengan semua member yang masih setia mempertontonkan keromantisan dan kejahilan dari sepasang kekasih yang masih hangat-hangat nya di grup mereka.

***

Dua minggu sudah berlalu. Hari ini adalah hari pemotretan untuk majalah Myojo untuk semua member, termasuk Ryosuke dan Keito yang menjadi couple pada edisi kali ini.

Semua member yang berada di tempat pemotretan tak percaya melihat style yang digunakan oleh Ryosuke. Ryosuke yang biasa terlihat cool, sexy, dan tampan, hari ini berubah drastis dari semua kata itu. Ia hampir terlihat seperti gadis sungguhan. Sungguh cantik, cute, dan berbagai kata yang bisa digunakan untuk mengungkapkan bagaimana cocoknya ia dengan style gadis seperti itu.

Yuto, sang kekasih, ia pun tak percaya pada pacar nya yang sungguh sangat cantik hari ini. Dan ia sungguh ingin sekali menjadi posisi Keito saat ini. Karena tak ingin kehilangan momen langka ini, Yuto mengajak Ryosuke untuk mengambil foto bersama secara diam-diam.

“Ne, Yutti, bagaimana penampilan ku hari ini?”, tanya Ryosuke pada saat mereka sedang berfoto bersama disuatu ruangan yang tak ada seorang pun disana

“Tak diragukan lagi, kau sangat cantik dan cute, Ryochan”, ujar Yuto sangat antusias

“Kau akan pilih yang mana? Aku yang seperti biasa atau aku yang berpenampilan cute seperti gadis?”, tanya Ryosuke manja, menyenderkan kepala nya di salah satu bahu milik Yuto

“Tentu saja aku akan memilih kau yang seperti biasa”, jawab Yuto tanpa ragu. Namun, dari cermin yang ada dihadapan mereka terlihat ekspresi Ryosuke yang sedikit kecewa terhadap jawaban Yuto

“Alasannya?”

“Karena...kau yang seperti biasa itu sudah memenuhi dari segala-gala nya. Kau bisa cute, kau bisa cantik, kau bisa tampan, sexy, cool, bisa semua nya”, ujar Yuto sambil merangkul tubuh chibi Ryosuke. Ia tahu bahwa kekasihnya tadi kecewa atas jawaban yang ia lontarkan. Namun, setelah mendengar ucapan yang selanjutnya, Ryosuke mulai terlihat menyunggingkan senyuman nya.

“Ne, Ryochan”, Yuto menggantungkan kalimatnya, sedangkan Ryosuke menatap wajah tampan kekasih nya itu yang masih dalam keadaan menyenderkan kepala nya di bahu Yuto

Hening..

“Kau tau? Aku sangat cemburu”, ujar Yuto tiba-tiba. Ryosuke yang mendengar itupun heran dan ingin mengubah posisi duduknya, namun Yuto mencegahnya dan tetap merangkul tubuhnya itu, menghindari pergerakan yang Ryosuke lakukan. Ryosuke hanya bisa menurutinya, ia diam ditempatnya, mendengarkan apa yang akan dikatakan selanjutnya oleh kekasihnya itu

“Sungguh, aku ingin menjadi posisi Keito untuk di majalah ini”, berhenti sejenak, “mungkin jika itu aku, akan lebih terlihat romantis dan serasi”, katanya sambil tersenyum

“Maa ne..”, terdengar intonasi Ryosuke seperti membayangkan apa yang Yuto katakan

“Oi oi, jawaban macam apa itu?”

Lalu mereka pun terlihat tertawa bersama setelah percakapan itu usai

“Jaa, mari kita kembali. Semua member pasti mencari kita”, ujar Ryosuke

“Uun, ikou”, sahut Yuto yang masih setia merangkul tubuh Ryosuke yang chibi

.

.

.

Sekembalinya mereka ke Jimusho, seperti biasa, member tukang gosip -Daichan, lagi-lagi dia masih ingin meledek Yuto mengenai edisi majalah kali ini, tentang Ryosuke dan Keito yang menjadi couple.

“Yuto, bagaimana perasaan mu melihat Ryoko-tan bersama Keito?”, Daichan berteriak di dalam ruangan yang luas itu

“Selagi itu Ryoko-tan aku tak masalah”, jawabnya tanpa beban, seakan yang bersama Keito di edisi majalah kali ini adalah bukan kekasihnya

“Yamadaa, dengar apa yang dikatakan oleh Yuto, dia tak masalah sama sekali”, ujar Daichan memanas-manasi

“Jaa.. kalau begitu aku akan menjadi Ryoko-tan selalu dan bersama Keito setiap hari”, jawab Ryosuke tanpa beban juga

“....”

Yuto diam. Entah tak bisa menjawab nya lagi atau ia takut jika hal itu memang benar terjadi.

Hening..

Semua member? Mereka memilih tak mencampuri percakapan sepasang kekasih itu yang mendadak jadi serius. Tapi tenang saja, tak lama sepasang kekasih itu sudah kembali seperti semula.

“Yutti Yutti.. nanti menginap di apartemen ku ya”, ujar Ryosuke ditengah-tengah keramaian semua membernya. Yuto mengangguk dengan senang hati sambil memamerkan senyum khas nya yang bisa membuat Ryosuke terpana olehnya.

***

Hari mulai petang. Sepasang kekasih ini sekarang sudah berada di apartemen milik Ryosuke, seperti biasa berbagi cerita ataupun keromantisan yang biasa mereka lakukan -seperti saling suap-suapan ketika makan malam, Yuto yang hobi sekali memangku Ryosuke di kedua paha nya, ataupun ketika Ryosuke sedang membuat masakan nya dengan tiba-tiba Yuto memeluknya dari belakang dan mengucapkan beberapa kata romantis yang bisa membuat Ryosuke tersenyum bahagia.

Usai makan malam, pasangan itu terlihat sedang berada di sofa yang berada dikamar Ryosuke. Kali ini giliran Yuto yang bermanja-manja kepada Ryosuke. Kepalanya mulai ia senderkan di bahu milik kekasih chibi nya itu

“Ryochan..”

“Hm?”

“Aku dapat job drama romance lagi”, katanya tiba-tiba. Namun Ryosuke tak heran kekasihnya itu sering sekali mendapatkan job film maupun drama dengan genre romantis. Berbeda dengan dirinya yang selalu memilih untuk bermain di film atau drama dengan genre action ataupun detektif

“Bagus dong. Kau sudah tau lawan main mu?”

“Sudah..”

“Bagaimana dia? Cantik? Atau mungkin cute?”, entah apa yang dipikirkan Ryosuke, pertanyaan seperti itu tidak diharapkan oleh sang kekasih bertubuh tinggi nya itu

“Ne.. kenapa kau bertanya seperti itu?”

“Tidak apa-apa. Kali saja tiba-tiba kau tertarik dengan nya”

Yuto hanya memandang Ryosuke. Tatapan datar dan tajam itupun yang didapat oleh Ryosuke. Mengetahui Yuto yang menatapnya seperti itupun Ryosuke cengar-cengir, mengangkat salah satu tangan nya dan membentuk angka dua, “Hehehe.. peace Yutti”

“Jaa, lalu kapan kau akan mulai syuting?”, tanya Ryosuke mengalihkan pembicaraan

“Besok. Di universitas Tokyo” Ryosuke hanya bergumam mendengar jawaban nya. Sepertinya Yuto masih tak ingin banyak bicara karna ucapannya tadi.

“Kau akan berangkat jam berapa? Biar aku buatkan sarapan dan juga bekal untuk di lokasi syuting mu”

“Jam 8 pagi. Arigatou ne”, jawab Yuto sambil tersenyum tipis.

“Ne ne ne.. aku bertanya-tanya, apakah itu akan ada kissu scene nya?”, tanya Ryosuke yang terlihat manja di beberapa kata yang ia ucapkan

Sepertinya Ryosuke berhasil mengembalikan badmood Yuto karena ulah dirinya sendiri. Dengan pertanyaan yang ia tanyakan tentang kissu scene, Yuto terlihat tersenyum bangga bahwa kekasihnya bertanya mengenai hal itu

“Kalau ada, memangnya kenapa?”, tanya Yuto santai

“Tidak, aku hanya bertanya saja”

“Apa kau tidak melarang ku? Atau mungkin mempunyai syarat untuk ku?”, ujar Yuto

“Hmm.. jadi kau ingin aku memberimu syarat, ne...Baiklah kalau itu mau mu”, jawab Ryosuke santai, sepertinya ia sudah memikirkan syarat apa untuk kekasihnya itu. “Apabila setiap ada jadwal untuk kissu scene, kau harus melakukan kissu itu bersama ku terlebih dahulu, dan setelah melakukan nya bersama si gadis, kau harus menghilangkan bekas bibirnya itu dengan cara melakukan kissu lagi bersama ku. Dengan syarat, setiap kita kissu harus selama 10 menit. Mengerti?”

“Ryochan.. kau tau? Kau sangat pervert”, goda Yuto. Ryosuke yang mendengar perkataan Yuto terlihat bangga

“Walaupun aku pervert, kau menyukainya kan?”, sekarang Ryosuke yang mencoba menggoda Yuto. Kemudian mereka berdua pun tertawa bersama.

***

Keesokan paginya, sesuai dengan yang dijanjikan Ryosuke, ia membuatkan sarapan dan juga bekal untuk Yuto di lokasi syuting nanti. Yah, mungkin sepasang kekasih ini hanya akan mempunyai sedikit waktu untuk bermesraan. Berhubung mereka tidak akan bertemu di Jimusho, jadi mereka hanya punya waktu berduaan hanya ketika malam hari.

Hari pertama tanpa Yuto di Jimusho bagi Ryosuke itu sangat tidak mengenakkan. Ia selalu memikirkan kekasihnya yang  sedang syuting bersama seorang gadis. Well, walaupun Ryosuke tidak cemburu dengan lawan mainnya, ia hanya merindukan sosok kekasih nya itu.

“Yamachan, sendirian saja”, ujar Chinen yang terlihat menghampiri Ryosuke yang sedang duduk seorang diri di sofa. “Pasti kau sangat kesepian ya tidak ada Yuto disini”

“Yah, begitulah Chii”

“Bagaimana kalau kita makan diluar setelah ini? Keito, kau bisa kan?”, tanya Chinen pada Ryosuke dan Keito bersamaan

Ryosuke tampak berpikir. Jika ia menolak, ia akan kesepian dan tidak tau harus melakukan apa di apartemen nanti ketika menunggu Yuto pulang. Akhirnya ia pun menyetujui ajakan Chinen.

“Yosshh!” kata Chinen bersemangat

Setelah itu terlihat Ryosuke yang mengeluarkan handphone nya dari saku celana nya. Ia terlihat mengirimi mail pada Yuto, memberinya kabar bahwa ia akan pergi makan bersama Chinen dan Keito setelah pulang dari Jimusho. Ya, karena sepasang kekasih ini sudah berjanji akan selalu memberi kabar apapun yang mereka lakukan.

To:  Yutti
                From:  Ryochan

Ne Yutti, kau sudah selesai syuting? Aku akan pergi makan bersama Chinen dan Keito sebelum ke apartemen. Sampai bertemu di apartemen nanti ya. Jaa ne

Mail terkirim. Mereka bertiga pun langsung menuju ke tempat biasa mereka berkumpul bertiga - sebelum Ryosuke dan Yuto berpacaran. Dan sesampainya disana mereka seperti biasa berbincang-bincang random.

.

.

.

“Tadaima..”, sahut Ryosuke ketika memasuki apartemen nya yang terlihat sepi. Ternyata Yuto belum pulang dari lokasi syutingnya

Setelah meletakkan tas dan jaket ditempat biasa dan berganti baju, Ryosuke terlihat berjalan ke dapur, “Jaa, lebih baik aku buatkan makan malam untuk Yutti dan juga coklat hangat”

15 menit berlalu. Terlihat masakan Ryosuke sudah tersedia diatas meja makan nya dan juga dua cangkir coklat hangat yang terdapat topping love diatasnya. Dan saat itu pula terdengar pintu terbuka.

“Tadaima..”, suara khas milik Yuto itu pun masuk memenuhi isi ruangan dan mengantarkan nya pada Ryosuke yang berada di ruang makan

“Okaeri, Yutti”, Ryosuke menghampiri sang kekasih yang masih berdiri di dekat pintu, lalu memeluknya dan memberikan satu buah kecupan di salah satu pipi Yuto

“Kenapa di pipi? Kan seharusnya disini”, ujar Yuto tiba-tiba sambil menunjukkan bibirnya dengan jari telunjuknya

“Hm? Nani Yutti?”, tanya Ryosuke kebingungan

“Kau.. kenapa mencium ku hanya di pipi? Bukan di bibir ku?”, jelas sang kekasih

“Maa ne, karena kau meminta”, dengan cepat Ryosuke memberikan satu kecupan juga di bibir Yuto, yang diterima dengan senyum sumringah. Seakan rasa lelah yang sedang menggelayuti nya hilang begitu saja ketika Ryosuke mengecupnya

“Kau silahkan mandi sekarang. Lalu setelah itu makan, aku sudah membuatkannya untuk mu, dan juga secangkir coklat hangat”, kata Ryosuke perhatian

“Arigatou ne”, sebelum berlalu, Yuto memberikan sebuah kecupan di kening Ryosuke sebagai tanda terimakasih nya, lalu menuruti apa yang kekasihnya itu katakan

Setelah Ryosuke menunggu 30 menit dengan menonton televisi dan juga memakan buah favorite nya, akhirnya Yuto keluar dari kamar mandi yang langsung menyantap makanan yang telah Ryosuke buat.

“Wuaa, aku tidak tega untuk meminum coklat hangat ini, Ryochan”, kata sang kekasih bertubuh tinggi itu ketika melihat topping love diatas coklat hangatnya

“Ne, kau hanya perlu meminumnya. Tak apa jika itu hancur, toh hanya topping. Yang terpenting yang di dalam sini tidak akan hancur”, ujar Ryosuke sambil menepuk dada nya yang terdapat perasaan pada kekasihnya itu yang sangat dalam

“Kau pintar sekali menggoda ya”

“Aku tidak. Karena itu kenyataan”, Ryosuke mengucapkannya dengan bangga. Yuto yang mendengarnya pun mengulurkan tangan nya menyentuh kepala Ryosuke, dan mulai mengacak-acak rambutnya

“Bagaimana syuting mu hari ini? Apakah berjalan lancar?”

“Tentu saja dong. Karena setiap kali ada adegan romantis, aku akan selalu membayangkan nya bersama mu”, terlihat cengiran Yuto yang tampak seperti anak kecil

“Yokatta na”, terlihat kesenangan di intonasi Ryosuke. “Boleh aku pinjam skenario mu?”, katanya lagi sambil sesekali menyeruput coklat hangat miliknya.

“Tentu saja boleh, mengapa tidak? Mau aku ambilkan?”, tawar Yuto yang masih menghabiskan makanan nya

“Tidak, kau makan saja dulu. Aku akan mengambil sendiri. Ada dimana skenario mu?”

“Di tas yang aku bawa tadi. Ada di meja dekat televisi”

Ryosuke pun mulai meninggalkan ruang makannya dan beralih ke tempat yang Yuto katakan. Setelah menemukan kertas skenario nya, ia mulai duduk di sofa dan melihat halaman demi halaman yang terdapat tanggal untuk tiap adegan nya. Kalian tau? Ternyata lusa ada adegan kissu dengan si gadis lawan mainnya itu. Ekspresi Ryosuke seakan menunjukkan kemenangan. Yuto yang diam-diam memperhatikan kekasihnya itu pun bertanya dengan sedikit berteriak

“Ryochan? Ada apa? Kenapa ekspresi mu seperti itu?”

“Hmm... seperti nya kau akan mendapat hadiah dari ku, ne”. Yuto makin bingung dengan jawaban yang dilontarkan kekasihnya itu

“Apa maksud mu, Ryo?”

“Kita lihat saja nanti”, jawab Ryosuke meledek, tak ingin mengutarakan hadiah yang dimaksud olehnya kepada sang kekasih.

“Oh iya, besok aku akan ikut ke Jimusho, karena jadwal syuting ku dimulai siang hari”, kata Yuto memberitahu sambil menghampiri kekasihnya yang berada di sofa. Ryosuke sangat senang mendengar perkataan kekasihnya tadi, hingga ia tak sadar jika sudah melengkungkan bibirnya membentuk sebuah senyuman bahagia

Yuto yang sudah berdiri dihadapannya pun mengulurkan tangannya, mengajaknya untuk segera ke kamar tidur, “Ryochan, tidur yuk”, katanya dengan sangat manja

Ryosuke dengan senang hati menyambut uluran tangan Yuto itu dan ikut bermanja-ria dengan kekasih bertubuh tinggi nya, mengalungkan tangan nya di salah satu tangan Yuto dan juga menyenderkan kepalanya di bahu Yuto.

***

Setelah hampir tiga minggu Yuto menghabiskan waktu nya di lokasi syuting dan hanya malam hari bertemu dengan sang kekasih, selama tiga minggu itu pula setiap pulang dari Jimusho Ryosuke selalu menghabiskan waktunya bersama Chinen dan Keito -tanpa memberi kabar kepada Yuto, karna ia berpikir mungkin Yuto akan bosan jika setiap hari ia hanya memberi kabar tentang itu. Dan ketika malam harinya, mereka berdua hanya berbincang seputar bagaimana Yuto ketika di lokasi syuting dan setelah itu tidur.

Ryosuke sangat sabar dengan masa-masa yang sedang dilalui nya. Hanya mempunyai sedikit waktu untuk bermesraan dengan Yuto. Ia tau akhir-akhir ini memang mungkin akan sangat sibuk bagi Yuto untuk drama terbaru nya. Maka dari itu, ia tidak pernah mengeluh dan mencoba mengerti dengan keadaan.

Malam ini, seperti biasa mereka bertemu di apartemen Ryosuke. Karena tak mungkin untuk menginap di apartemen Yuto, sedangkan si pemilik apartemen sedang sibuk di lokasi syuting dan jam pulang yang selalu tak menentu.

Terlihat sepasang kekasih itu sudah berada di tempat tidur milik Ryosuke, masih sedikit berbincang-bincang sebelum akhirnya mereka pergi ke alam mimpi masing-masing.

Seperti biasa, Ryosuke menyenderkan kepalanya di bahu milik Yuto, sedangkan Yuto merangkul tubuh chibi kekasihnya itu.

“Ne, Ryochan.. gomenne akhir-akhir ini kita hanya punya sedikit waktu untuk berdua”, ujar Yuto dengan sedih, ia merasa tak enak dengan kekasihnya yang ia tinggalkan sendiri itu

Ryosuke terlihat menggelengkan kepala nya pelan di bahu Yuto “Uun, daijoubu. Aku mengerti. Tak perlu meminta maaf seperti itu”

“Kau memang kekasih yang sangat baik dan perhatian, ne. Selalu berusaha mengerti walaupun itu pasti menyakitkan bagi mu” ujar Yuto sambil menaruh kepala nya diatas kepala Ryosuke, membuatnya menempel satu sama lain

Ryosuke tersenyum senang mendengarnya

“Ne, Ryochan...”

“Nani?” ada perbedaan di intonasi yang Yuto katakan, dan itu membuat Ryosuke heran

“Sepertinya 3 hari kedepan aku tidak akan menginap di apartemen mu”

“Hee?! Nande?”, kaget Ryosuke yang langsung mengubah posisi nya menjadi duduk tegak disisi Yuto

“G-gomen.. 3 hari kedepan mungkin jadwal syuting ku lebih padat dari biasanya. Dan waktu syuting yang aku lakukan sekitar tengah malam..”

Ryosuke terdiam. Ia berpikir 3 hari tanpa Yuto disisi nya itu terasa sangat berat untuknya. Walaupun hari-hari sebelumnya ia hanya bisa bertemu Yuto di malam hari, namun ia tak pernah menyangka bahwa selama 3 hari kedepan ia tidak akan bertemu Yuto.

“Daijoubu?”, sahut Yuto yang melihat kekasihnya diam terpaku

“U-un, d-daijoubu” Ryosuke mencoba menyunggingkan senyuman walaupun itu terlihat sangat tipis dan dipaksakan. ‘kau harus mengerti Ryo. Kau tidak boleh egois’, katanya dalam hati

“Gomenne?” Yuto hanya bisa mengeluarkan kata-kata itu sejak tadi. Ia bingung harus meminta maaf dengan cara seperti apa

“Daijoubu dayo!” terlihat Ryosuke tertawa ketika mengucapkannya “jangan khawatir. Kau hanya perlu fokus untuk syuting mu besok” Ryosuke menepuk-nepukkan tangannya di bahu Yuto, membuat sang kekasih se-relax mungkin dengannya karena situasi yang mendadak tegang.

“Jaa, mari kita tidur? Kita bisa terlambat jika tak cepat tidur. Lihat, sudah jam 11 malam” ajak Ryosuke kepada Yuto yang masih merasa tak enak dengan kekasihnya itu

Yuto pun akhirnya mengikuti apa yang dikatakan Ryosuke. Mereka berdua sudah terlihat berbaring di kasur Ryosuke yang empuk dan menutupi tubuh mereka dengan selimut.

.

.

.

Hari terlihat sudah berganti menjadi cerah. Terik matahari seakan membangunkan salah satu sosok dari sepasang kekasih yang tertidur lelap diatas kasur nan empuk itu.

“Ryochan.. bangun...” goda Yuto yang membangunkan Ryosuke dengan membisikannya disalah satu telinga Ryosuke. Masih belum mendapat pergerakan dari Ryosuke, Yuto pun tak menyerah, “Ryochan.. Ryochan..” masih dengan membisikannya di telinga Ryosuke

Akhirnya Ryosuke bergerak. Ia mulai terlihat mencoba mengerjapkan matanya, walaupun masih sulit karena ia masih merasa ingin melanjutkan tidurnya lagi

“Ohayou!” ujar Yuto sambil tertawa kecil, gemas melihat ekspersi cute kekasihnya yang ia keluarkan

“Hmmh.. Yutti, kau mengganggu sekali” Ryosuke pun berusaha untuk melanjutkan tidurnya dan menarik selimutnya kembali

Yuto pun tertawa mendengar jawaban dari kekasihnya itu. Dengan jahilnya, ia ikut menyelinap ke dalam selimut dan mulai memberikan kecupan-kecupan singkat di seluruh wajah Ryosuke, memaksa agar Ryosuke bangun dari tidurnya.

Ryosuke menyerah. Akhirnya ia pun menyibakkan selimutnya dan mencoba mengambil posisi duduk bersandar pada tumpukan bantal.

“Apa yang kau lakukan, Yutti?”, tanya nya sedikit kesal karena waktu tidur nya diganggu

“Hanya membangunkan mu”, jawabnya santai

“Huh, lihat saja nanti. Akan ku balas kau!”, Ryosuke memberikan tatapan sinis nya kepada Yuto. Sedangkan Yuto hanya tertawa puas melihat ekspresi dari sang kekasih.

Setelah itu Yuto beranjak dari kasur dan menuju dapur untuk membuat dua cangkir teh untuk nya dan juga Ryosuke. Melihat Yuto yang keluar dari kamarnya, Ryosuke merasa ini adalah kesempatan untuk memberikan hadiahnya yang selanjutnya.

Ryosuke pun dengan perlahan beranjak dari kasurnya dan ikut menuju dapur dengan hati-hati, agar tak diketahui oleh sang kekasih. Hingga jarak mereka tinggal beberapa langkah lagi, Ryosuke mempercepat langkahnya dan dengan segera memeluk tubuh tinggi Yuto yang membuat kekasihnya terkejut dengan pelukan yang tiba-tiba ia lakukan itu.

“Ryochan, kau membuat ku terkejut” ujar Yuto tetap dengan membuat teh nya. Karena tidak mendapat respon seperti yang diharapkan, Ryosuke pun mengambil alih cangkir dan teko yang ada di tangan Yuto, kemudian ia letakkan di meja yang dekat dengannya.

Lalu dengan segera ia membalikkan tubuh tinggi kekasihnya itu dan menyatukan bibir mereka satu sama lain, dan Ryosuke yang mendominasi ciuman mereka kali ini. Yuto yang heran dengan sikap tiba-tiba kekasihnya itupun tetap mengikuti ciuman yang dilakukan oleh nya. Semakin lama ciuman mereka terlihat semakin berantakan. Pasokan udara yang mereka hirup pun semakin menipis. Yuto yang sebelumnya tak siap dengan ciuman tiba-tiba ini pun menggigit bibir bawah Ryosuke, meminta nya untuk menyudahi ciuman yang lumayan panas ini dan membiarkannya mengisi udara sebanyak mungkin.

“Hhnnh.. Ryochan..” Ryosuke hanya menatap nya dengan nafas yang masih terputus-putus karena ia memerlukan pasokan udara yang cukup banyak juga

“Kau.. kenapa tidak memberitahu ku kalau mau mencium ku?” pertanyaan bodoh yang diutarakan oleh kekasihnya ini pun berhasil membuat Ryosuke tertawa menyeringai.

Dan tanpa menunggu waktu lagi, Ryosuke sudah memagutkan bibirnya di bibir Yuto -yang lagi-lagi tak siap menerima ciuman tiba-tiba yang diberikan oleh kekasihnya. Seakan tau bahwa Yuto tak siap menerima ciuman yang mendadak ia berikan itu, ia menyunggingkan bibirnya membentuk seringai. Setelah dirasa cukup puas mencium bibir kekasihnya yang lembut itu, Ryosuke melepaskan pagutan bibirnya dan kembali membentuk sebuah seringai yang diberikan untuk kekasih bertubuh tinggi nya itu. Dan menjawab pertanyaan Yuto tadi.

“Memangnya kalau aku mau mencium mu harus memberitahu mu dulu?” jawabnya dengan smirk yang tersungging dibibirnya

“Tentu dong. Biar ciuman kita bisa lebih lama dari ini” tak kalah dengan Ryosuke, Yuto pun mengeluarkan seringainya

“Bagaimana jika aku ingin memberimu hadiah? Haruskah aku memberitahu mu terlebih dahulu?”

“Jadi.. ciuman itu tadi hadiah dari mu? Hadiah untuk apa?”

“Karena aku tau hari ini kau memiliki kissu scene. Maka dari itu kau harus berciuman dengan ku dulu”, jawab Ryosuke tanpa beban serta menjulurkan lidahnya seperti meledek

Yuto yang gemas dengan ulah kekasihnya itu pun memeluknya dari belakang dengan erat dan menciumi pipi Ryosuke. Mereka tidak tau bahwa setelah itu akan ada sesuatu yang akan memperburuk hubungan mereka.

Bersambung~

yamayuto, fanfiction, yamajima, yutoyama, pg-15

Previous post Next post
Up