RT B+7, RW H5J (prolog/?)

Jun 11, 2010 09:15

Tittle : RT B+7, RW H5J
Author : shinjiteru (hanashiaru )
Genre : Comedy 
Rating : G
Starring : Semua HSJ membaa~
Warning: EYD sungguh diabaikan =))
Summary: Kehidupan lima keluarga di salah satu negeri antah berantah spesifiknya RT B+7 RW H57

A/N: Cuma mau kredit ke ff-nya fietha yang chiinderella bukan cinderella, gw pake nama Keiko ama Daiko-nya =)) =)) =)) Inspirasi dari-seri di transtipi you-know-what lah. Ini bukan ff shounen ai kok btw =)) Dan itu judul--rada aneh ngaco *towel2 adis yang ngusulin* =))


RT B+7, RW H5J
-prologue-

Kala itu matahari tetap bersinar selayaknya seperti yang dilakukan seperti hari yang sudah-sudah, biasnya tetap mengenai sebagian penduduk bumi yang mulai mengawali aktivitas masing-masing. Salah satu tempat kampung di lokasi antah-berantah bernama RW H5J spesifiknya RT nomor B+7-jangan tanya darimana nama ini berasal karena memang tidak pernah ada yang tahu-tempat yang jauh dari kata aman, damai, dan sejahtera ini pun termasuk salah satu tempat yang terkena bias sang sumber energi terbesar di dunia tersebut. Ada kabarnya, ketenangan dari RT B+7 mulai terusik dimana ketika lima keluarga yang mendadak menempati sudut kampung tersebut pada waktu yang bersamaan.

Mari kita tilik satu-satu dan bahas lima keluarga ini.

”ABAAAANG!” teriakan yang menggelegar itu sontak terdengar diiringi dengan kemunculan sosok wanita berparas cantik dengan kacamata minus yang bertengger di depan matanya, di tangannya terlihat satu buah pensil dan penggaris yang mengindikasikan ia sedang berkutat dengan pekerjaannya.

”APE, KEIKO?! Jangan tereak-tereak ah, honeey. Lihat kaga tuh jendela udah hampir pecah dimari?” sementara yang diteriaki, Yabu Kouta, menghampiri sembari menyampirkan lap butek pada pundaknya.

Dahi wanita itu mengerit kesal, tangannya yang sedang memegang penggaris itu pun teracung pada satu kamar, ”Honey honey badan lu sixpack?! Heh, ini lihat nih si Yamapi, anak kita udah mewek-mewek kaga keruan begini kaga dianter-anter ke sekolah?!”

“Elaaah… udah gede juga minta dianter. Kaga tahu babe-nya juga mau kerja apa ya?”

Gemas, Keiko menyabet bokong suaminya itu dengan penggaris yang sama, “YA SEKALIAN KERJA LAH, DODOL! Kerja ngojek aja lagak lu udah kayak kerja ngarsitek kayak gue. Cih.”

“EBUSET, SAKIT WOI!” shock setengah mati, Kouta mengusap-ngusap organ yang baru teraniaya tersebut. “ Ya udah dong, Keiko jangan ngamuk ye? Ntar cantiknya ilang gimana dong..”

“Gombal lu, bang. Sono anterin Yamapi buruaan!”

“Iya dah, abang pergi dulu ye. Ittekimasu!”

Blok B+7 nomor 1, dengan rumah bersize XL alias super duper mewah dimiliki oleh keluarga Yabu Kouta dengan istrinya tercinta yang amat luar biasa cantik bernama Yabu Keiko. Kabarnya kedua makhluk ini bertemu saat mereka akan menghadapi ujian saringan masuk universitas yang namanya disamarkan demi kebaikan plot. Sayang beribu sayang, yang diterima hanya Keiko. Nasib tidak mujur bersarang pada Yabu Kouta, entah karena faktor hoki atau memang faktor otak. Rumah size XL yang mereka tempat sekarang ini juga hasil kerja dari Keiko yang memanfaatkan secara sempurna ijazah arsiteknya, sementara sang kepala keluarga hanya bisa memanfaatkan motor warisan keluarga dengan sebaik-baiknya-niatnya sih mau masang tampang jadi artis, tapi sayang beribu sayang takdir tetap memasangkan Yabu Kouta dengan motornya. Buah hati mereka bernama Yamapi yang berumur enam tahun, baru masuk SD terelit di kampung, meskipun Yamapi meminta dipindahkan karena ia jadi tidak bergaul di sekolah dengan anak-anak lain di kampungnya.

Beralih pada sang tetangga tepat di sebelah.

”Bang Ryosuke, itu apaan sih tetangga pagi-pagi udah teriak-teriak aja? Yuuri kan jadi nggak bisa bobo lagi. Hiks..” satu wanita berpostur mungil dengan poni yang nyaris menutupi bola mata cemerlangnya mengeluh halus, sosoknya berdiri di depan pintu kamar dengan punggung tangannya mengusap-usap matanya yang masih setengah terbuka.

Sosok yang disebut-sebut Ryosuke itu menghentikan aktivitasnya, seketika ia menghampiri istrinya itu dan mengusap puncak kepalanya, ”Cep cep cep, Yuuri sayang. Ya udah, ntar kalau ketemu di ojekan abang marahin si triplek itu ya biar meminimalisir suara istrinya.”

”Hiks... suara cempreng aja dipamer-pamerin.. masih mendingan juga cemprengnya Yuuri.. kesel..”

”Maklum aja lah, Yuuri. Jarang dapet solo part dia itu.”

”Oh iya ya, kasihan juga. Nggak kayak kita ya, bang ya. Hihi..”

“Betul sekali, haha.. Oh iya, mumpung udah bangun. Kamu bikinin makan dong. Anak kita mau berangkat itu belum dikasih sarapan.”

“OH IYA! ASTAGA! Minggir-minggir, bang! Ohno kasian, aduuh anakku yang multitalented dan berkharisma serta menawan itu!” brutal, Yuuri langsung koprol sesekali bersalto menuju dapur untuk melaksanakan kewajiban.

Blok B+7 nomor 2. Keluarga Yamada, dengan suami dan istri yang sama-sama kawaii namun entah bagaimana caranya menghasilkan anak laki-laki bernama Ohno yang tidak ada kawaii-kawaiinya sama sekali. Keadaan ekonomi keluarga ini pas, amat pas malah. Beruntung juga usaha mie ayam yang dikelola Ryosuke termasuk sukses besar, selain karena lokasinya strategis dekat pula dengan pangkalan ojek yang diketuai Yabu dimana anggota-anggotanya menetapkan mie ayam Ryosuke sebagai makanan favorit, namun sebagian besar ibu-ibu yang terkena kedipan dan senyuman maut dari sang penjual juga menjadi salah satu faktor kesuksesan. Keluarga ini langgeng dan adem ayem selalu, jarang sekali terjadi konflik. Namun jika keluarga ini sedang terkena masalah, seketika satu RT langsung turun tangan seketika, takut dikarenakan sang istri yang ternyata dibalik wajah imutnya bisa bersalto dan menendang suami sampai beratus kilometer jaraknya atau bahkan lebih buruk bisa menghancurkan rumah. Sang istri sendiri amat son-complex terhadap Ohno, diperlakukannya sang anak semata wayang itu bagai permata yang amat mudah pecah.

Berlanjut pada keadaan di sebelah keluarga Yamada.

”AMPON YOLO, DAIKO! POCKY BEKEL JATAH ANAK ELU ITU, JANGAN DIEMBAT!” dua sisi bibir milik Takaki Yuya terbuka lebar, kepalanya menggeleng tak percaya akan penampakan di hadapannya.

“Uhuk! Abang Yuya ah bikin Daiko keselek! Lagian si Jin itu kudunya makan yang bergizi, jajanan beginian kaga baik. Batuk yang ada ntar dia, bang.” Daiko, dengan daster bermotif bunga-bunganya itu tetap melanjutkan acara memasaknya sambil sesekali mengemil jatah anaknya.

“HALAH, ALESAN! Udah sono sekarang balikin kaga tuh pocky ke Jin!”

“Ihiks.. abang Yuya jahat ih ternyata. Mi-minta cere-“

“Eeeh... kaga ada itu kaga ada cere-cerean! Abang minta maaf ya, ya ya? Daiko istri abang yang cantik, mungil-pendek, jangan marah dong.”

“Minta pocky, baru kaga marah lagi.”

Keluarga Takaki dengan keadaan ekonomi yang sama amat luar biasa pas-pasan tidak jauh beda dengan keadaan tetangganya. Pekerjaan si suami telak persis sama dengan kepala keluarga Yabu, tukang ojek. Hanya saja dengan bekal charming seorang Yuya dengan badannya yang berisi serta wajah yang agak sedikit lumayan ero, keberuntungannya telak persis seperti Ryosuke. Para kaum hawa yang mengantri untuk satu jok dengan Yuya membludak, berbeda dengan peruntungan Kouta yang sepi ojek dikarenakan meskipun wajahnya maha ganteng namun tubuhnya yang tak ubahnya seperti papan mengakibatkan sering jatuhnya motor karena tak kuat menahan berat badan si penumpang. Daiko sendiri ikut membantu keadaan ekonomi keluarga dengan menjual jajanan di SD tempat Jin dan anak-anak tetangganya bersekolah, namun tak ayal juga jajanan tersebut sepi pembeli. Karena makanannya sudah dimakan habis oleh Daiko kadangkali tanpa sadar.

Geser perhatian, kita tilik keluarga keempat.

”ADOH, YUTORI! Lu kenape lagi dah? Demen amat duduk di lantai! Malu dilihat tetangga.” Satu sosok laki-laki berbadan amat sangat laki-laki (?) terlihat sedang memakai seragam berwarna coklatnya ketika melihat istri satu-satunya itu sedang terduduk dengan mulut terlipat di depan rumah.

Mulut si istri yang sedang terlipat semakin terlipat, ”Heh, gue abis jatoh ini, woy! Lagian elu, gaji jangan disimpen buat fitness mulu napa, nyaris fiftypack tuh badan. Tinggiin ini pintu sekali-kali, gue kaga bisa masuk rumah!”

”PFFTT-BWAKAKA!”

”HEEH, DIEM LU! Bantuan gue berdiri, cepet! Gue mau bikinin sarapan buat lu sama Takki, telat ntar lu berdua.”

Okamoto’s family. Kita lihat lagi dari segi ekonominya, jauh lebih lumayan daripada dua keluarga sebelumnya. Keito yang bekerja sebagai guru bahasa inggris di SD anak-anak kampung RT B+7, termasuk mengajar anaknya sendiri-Takki. Saat ini Pegawai Negeri Sipil memang mendapat gaji yang lumayan, deshou? Keadaan keluarga ini sama nyaris sama seperti keluarga Yabu, sang istri yang lebih mendominasi, siapa yang sangka dibalik badan Keito yang katanya fiftypack itu-dia lebih takut pada istrinya? Bahkan wajah super ganteng sang anak pun tidak bisa mengademkan hati sang ibu jika sedang marah. Gentleman inggris yang terlalu mengalah, begitulah.

Tidak usah banyak pertanyaan, beranjak pada keluarga terakhir.

”YOLO, ABANG! Itu anak-anak tetangga kenapa sampai nangis kejer begitu sih?! Pembeli juga!” dua bola mata milik wanita itu menyipit, dua tangannya yang terangkat mengucir cepol rambutnya kemudian turun lagi untuk menggeplak kepala suaminya.

Sementara yang tergeplak hanya bisa mengelus organ tubuhnya satu itu, kemudian menatap istrinya dengan gemas, ”Hikari sayang, istriku, manisku, cintaku. Lu kaga lihat ya mereka itu mau beli PSP yang terbaru! Enak aja, gue belum sempet mainin!” kemudian ia terduduk lagi, mengamit satu benda dagangannya sebelum jemarinya kembali dengan lihai memainkannya.

”Gaaah... terserah abang deh ya maunya apaan, pokoknya kalo sampai minggu ini gue kudu mesti nombok makanan ke Mpok Daiko lagi, awas lu.”

”Glek. Galak amat sih lu jadi istri.”

”Bodo.”

”Senyum dong, senyum. Ntar jidatnya makin lebar loh-”

”APE DAH?! Sono lu mendingan anterin si Toma sekolah-HEH, BERHENTI MAEN PSP KAGA?!”

Keluarga Morimoto. Kabarnya dulu keluarga Morimoto dan keluarga Yabu ini sempat ada konflik, karena tak lain adalah Hikari adalah mantan kekasih Kouta beberapa tahun lalu sampai laki-laki itu bertemu dengan Keiko ketika tes masuk universitas seperti yang telah disebutkan tadi. Setidak-tidaknya selama beberapa tahun silam masih ada sedikit kilat imaji diantara dua mata Keiko dan Hikari jika sedang beradu. Lagipula pertemuan Hikari dan Ryutaro sendiri juga permainan jan-ken-pon sendirilah yang menjadi penyebabnya, persis seperti pemilihan leader satu boyband ternama. Namun keadaan sekarang tidak separah dulu, dikarenakan kehadiran seorang Toma yang membuat hati Hikari sedikit melunak. Beralih pada keadaan ekonomi, keluarga ini tak jauh berbeda dengan keluarga Yabu, Yamada, dan Takaki. Dikarenakan sang kepala keluarga yang bekerja sebagai tukang jualan PlayStation Portable alias PSP tidak rela akan barang jualannya jika berpindah tangan pada orang lain. Lalu kenapa masih saja jualan? Hanya Tuhan yang tahu.

fanfiction: indonesian

Previous post Next post
Up