Kedipan Matamu Mengalihkan Duniaku (2/3)

Jan 08, 2012 13:14



Begitu masuk kelas, Lizzy, Sulli, dan Jiyeon dibanjiri pujian. Mir pun tidak ingin ketinggalan memuji Jiyeon.

“Ji, tadi bagus banget PTC.” kata Mir, colo-colo.

Jiyeon melirik. “Makasih.” ucapnya singkat, sambil tersenyum, sih. Begitulah Jiyeon, jutek sama orang yang belum dekat.

Mir merasa kicep. Kurang singkat tuh jawaban, gumamnya. Tapi, ia tak mau ambil pusing. Ia pun langsung berusaha untuk mencari kegiatan lain. Lalu dilihatnya handphone Lizzy yang nganggur diatas meja. Langsung lah Mir mengambilnya dan mengutak-atik Twitter maupun bbm Lizzy.

Tak lama setelah itu, Lizzy kembali ke kelas dan Mir buru-buru kembali ke tempat duduknya semula. Lizzy tanpa ada perasaan apapun mengecek handphonenya. Alangkah kagetnya saat ia mengecek account Twitternya dan menemukan bahwa ia telah ‘dibajak’.

p_lizzy: Aku sok imut ya :(

“SIAPA YANG BAJAK TWITTER GUEEEEEEEEEE?!” teriak Lizzy.

Belum sempat yang lain menjawab, Pak Jinyoung memasuki kelas.

“Lizzy! Ngapain kamu teriak-teriak? Duduk kamu.”

“Eh… Maaf, Pak.” jawab Lizzy sambil ngedumel. Siapa sih yang iseng?!

Ia tidak tahu, kalau di belakang Mir sudah empet menahan tawanya.

16:00 sore.

Tidak seperti biasanya, jam segini Mir sudah di rumah, bukannya di Taman. Mungkin karena Mir sedang terserang virus online, seperti lagunya Saykoji. Siang malam selalu menatap layar terpaku untuk online. Seperti remaja lainnya, Mir sedang keranjingan membuka website 9gag.

Ketika sedang trolling di website favoritnya itu, muncul bbm.

천둥:

Tolong malem ini pada cari dana ya, ngumpul di sampit dulu jam 6 ga ngaret. Abis itu baru di bagi kemana-mana nya. Semangat gp biar ga ngutang

Mood Mir pun langsung hancur. Cari dana lagi.. cari dana lagi. Tak lama setelah itu, handphonenya pun berbunyi lagi.

리지:

Mirrrr

Cari dana ga?
미르:

Iye

Mnt jemput kan pasti

Gua mandi dulu tp
리지:

Okkk!

Karena letak rumah yang searah, Lizzy memang sering nebeng Mir pada acara-acara tertentu. Mir pun mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi. Setelah keluar dari kamar mandi, ia menerima bbm lagi.

지코:

Woi dmn

Ntar bareng ye
미르:

Br mau berangkat, iye

Tahu ia ditunggu oleh banyak orang, Mir pun segera berangkat. Tak lupa, ia mengingatkan Lizzy untuk segera bersiap-siap juga karena ia sudah menuju rumahnya. Setelah menjemput Lizzy, barulah mereka menuju Sampit dimana teman-teman yang lain berkumpul.

“Ea, sama Lizzy nih..” itulah yang pertama diucapkan oleh Zico kepada Mir setelah ia turun dari mobil.

“Gak usah bacot, gua tinggal juga lu!” gertak Mir.

“Lah ko sewot?” ujar Zico sambil tertawa meledek. Ia tahu sebenarnya sahabatnya ini memiliki tempat kecil untuk Lizzy di hatinya, tanpa harus diberitahu secara langsung.

Melihat teman-teman yang datang sudah ramai, Thunder sebagai ketua GP pun mengumumkan rute cari dana mereka. Memang, tema GP mereka belum dipastikan, tapi menurut Thunder, yang penting ada duit dulu biar ga ngutang.

“Ntar ngumpul lagi disini buat ngumpulin duit jam 10an ya, jangan kemaleman, besok masih sekolah soalnya.” jelas Thunder.

Teman-teman yang lain pun mengiyakan. Mereka masuk ke mobil tebengan masing-masing dan berangkat. Mobil Jazz Mir dipenuhi oleh Lizzy yang duduk di depan, serta Zico, Hyuna, Baro, dan Sungjong di bangku belakang.

Perjalanan mereka dipenuhi oleh tawa. Mulai dari perjalanan, sampai di Pertok, ke Citos, ke roti bakar Eddy, sampai akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke Sampit karena sudah lelah. Sesampainya di Sampit pun hanya Mir yang turun karena teman-teman yang ada di mobilnya sudah tidur.

Kini saatnya Mir untuk mengantar teman-temannya satu per satu ke rumahnya masing-masing. Ah, gak ada yang bangun apa, gumam Mir. Karena sudah dilanda ngantuk juga, Mir butuh teman ngobrol agar ia tidak mengantuk sambil menyetir. Tak lama setelah ia menggumam, Lizzy bangun.

“Ini dimana?” kata Lizzy sambil mengulet dan mengucek-ngucek matanya.

“Mau nganter Hyuna dulu, terus ntar baru deh yang lain.” jawab Mir sambil menatap ke depan.

Terjadi long pause diantara mereka. Mir pun bingung kenapa mereka bisa diam satu sama lain, padahal biasanya selalu cak-cakan.

“Halo?” Lizzy mengangkat telfon.

“Iya kak ini udah pulang kok. Dianter Mir, kak. Iya kak, gapapa kok. Iya kak, daa.”

Ngapain coba nih anak mesem-mesem, pikir Mir. Tapi Mir tidak mau ambil pusing, mending merhatiin jalan, katanya.

Tapi rasa kepo tidak tertahankan. Setelah Lizzy menutup telfonnya, Mir pun bertanya. “Siapa, Zy?”

“Ih kepo aja sih lo.” jawab Lizzy yang tadinya senyam-senyum berubah menjadi muka bete yang selalu ia tunjukkan apabila ia bersama Mir.

“Lah, orang nanya. Jawabnya sewot lagi.” balas Mir.

Di bangku belakang, Zico yang rupanya sudah terbangun daritadi menahan tawanya. Bener kan, Mir sebenernya ada feeling…

Setelah mengantar teman-temannya, tinggal Lizzy yang tersisa karena rumah Lizzy yang paling dekat dengan rumah Mir disbanding teman-temannya yang lain. Setelah insiden tadi, mereka tidak mengobrol sama sekali. Dua-duanya bete.

Sesampainya di rumah Lizzy pun Lizzy hanya mengucapkan “Makasih.” yang singkat tanpa melihat ke arah Mir.

Di rumah, Mir berbaring di tempat tidurnya sambil melihat ke atas.

Kok tadi gue kepo sih Lizzy ditelfon siapa. Peduli setan deh Lizzy mau dideketin siapa, apa urusan gw. Eh.. kok gw jadi mikirin Lizzy gini sih?

Sebelum pikirannya melangkah lebih jauh, Mir pun memutuskan untuk tidur.

Previous post Next post
Up