dia {part 1}

Jan 04, 2012 23:47




Tahun ajaran baru seharusnya menjadi hal yang menyenangkan. Namun, tidak bagi Krystal. Ia harus pindah sekolah karena orang tuanya yang sangat protektif. Sebenarnya, ia baik-baik saja dengan bullying yang ada di sekolah sebelumnya. Tapi, yah, namanya juga orang tua, pasti khawatir. Akhirnya, ia pun dipindahkan ke sekolah yang sama dengan kakaknya, Jessica.

“Jessica! Ayo cepat, nanti telat!” teriak Mama.

Jessica pun dengan buru-buru turun dari tangga sambil merapihkan rambutnya. Di meja makan, sang adik terlihat bete karena sudah menunggunya dari lama.

“Ha, lo jadi anak baru bajunya udah kayak gitu? Ya kalo ntar diapa-apain sama temen gue, gue gak ikutan ya.” kata Jessica, melihat penampilan Krystal dari atas sampai bawah.
“Yee, sejak kapan juga lo ngelindungin gue?” balas Krystal sambil beranjak menuju mobil.

Sesampainya di sekolah dan memasuki kelas barunya, Krystal disambut dengan ceria.

“KRYSTAAALLLL!!!” teriak Sulli sambil memeluk Krystal.

“Ssst ah! Malu tau gue!” kata Krystal sambil melihat sekelilingnya, takut dibilang, ‘siapa sih nih anak baru bikin heboh aja.’

“Hehehehe, sini gue kenalin ke temen-temen gue,” kata Sulli sambil menarik tangan Krystal. “Jiyeon, ini…- yah tidur dianya.”

Tiba-tiba, terdengar suara cempreng dari arah pintu kelas.

“HAI SEMUANYAAA!”

“Woi! Berisik dah lu pagi-pagi!” balas temannya yang duduk di belakang.

“Duh, lo berdua baru pagi-pagi udah berantem. Ada anak baru juga.” kata Sulli, melerai. “Krystal, ini namanya Lizzy, terus itu yang cowok tadi namanya Mir.”

“Oh ini yang sering Sulli ceritain.. Hai Krystal!” sapa Lizzy dengan ceria.

“SKSD dah lu!” kata Mir sambil menoyor kepala Lizzy. “Hai, gw Mir.” ucap Mir sambil menyodorkan tangannya ke Krystal.

Buru-buru, tangan itu ditangkis oleh Lizzy. “Gak usah centil deh sama anak baru! Hus hus sana!”

Sambil melihat Lizzy dan Mir yang terus bertengkar seperti Tom & Jerry, Krystal tersenyum dan membatin.

Maybe, this isn’t bad at all. Kayaknya hari-hari gue bakal lebih berwarna selama disini.

6.30 pagi.

Suara bel yang lantang dan panjang itu pun berbunyi.

“Buset dah nih bel dari dulu sampe sekarang kayaknya makin lama makin panjang aja.” cibir Jonghyun.

Minho hanya tertawa mendengar temannya yang sering mengeluh itu. “Eh, Do, pelajaran pertama apaan sih?”

“CQ sih kayaknya, napa emang? Mau tidur lo?” jawab Aldo, sahabat Minho yang sama-sama pemain basket.

Belum sempat menjawab pertanyaan Aldo, Pak Leeteuk menyuruh murid-murid yang masih ada di luar kelas untuk masuk.

“Hey! Masuk kalian! Kelas 3 masih saja berlaku seperti berandalan.” keluh Pak Leeteuk.

“Selo kali, Pak.” jawab Minho dengan nyolot.

“Minho! Masukkan bajumu! Pakai gespernya! Ini lagi malah melawan.”

Tanpa ambil resiko, Minho langsung masuk kelas dan menutupnya agar Pak Leeteuk tidak rewel lagi.

Suasana kelas Minho sangatlah ribut dan ramai, benar-benar seperti pasar. Ada yang menjual risol, main kartu, tidur, memasang softlens, benar-benar tidak seperti pelajar biasanya.

Minho duduk di kelas 12. Walaupun begitu, dia dan teman-temannya sulit sekali untuk serius belajar. Sebenarnya, Minho tergolong anak yang cerdas. Ia jarang memperhatikan guru saat diterangkan, namun, hasil ulangannya tidak pernah seburuk itu. Tapi, yah, dengan cara belajar seperti itu, mana mungkin bisa lulus UAN?

Minho duduk di tempat duduknya yang terletak barisan kedua dari belakang. Barisan inilah yang merupakan biang kerok dan geng pemalas.

“Eh, adenya Jessica pindah ke sekolah kita.” ujar Jonghyun, membuka topik pembicaraan.

“Demi apa? Masuk PTC aja tuh, sumpah dah.” timbrung Dongwoo.

“Tapi PTC bukannya gak boleh anak baru? Harus dari kelas 1 gitu?” tanya Jonghyun.

Tiba-tiba guru CQ pun masuk.

“Ya selamat pagi semuanya!” sapa Pak Seungri.

Kelas hening. Diam. Tidak ada yang menjawab. Tidak ada yang semangat.

“Lho, mana suaranya… Ayo semangat, semangat!”

“Pagi, Pak..” jawab para murid bermalas-malasan.

“Ya, pertemuan kali ini kita akan membahas tentang gaya magnet. Jadi…..” mulailah Pak Seungri menjelaskan tentang pembahasan tanpa ada murid yang menghiraukan.

“Ah, tidur dah gua. Do, kalo udah ganti pelajaran bangunin gua.” kata Minho.

“Slo slo.” jawab Aldo.

“Jadi, gaya magnet itu bermacam-macam, tergantung jenisnya. Bila magnet itu sejenis, maka ia akan mengalami gaya tolak menolak. Contohnya…” jelas Pak Seungri, sambil melihat sekeliling kelas.

“Nah, contohnya, kita ibaratkan saja Yujin dan Nana adalah 2 buah magnet yang sejenis. Karena sejenis, ya, secara Yujin dan Nana sama-sama perempuan, pasti akan mengalami gaya tolak menolak. Sedangkan kalau berbeda jenis, maka akan mengalami gaya tarik menarik. Contohnya saja, saya dengan Yujin, pasti akan tarik menarik. Ya tidak, Yujin?” tanya Pak Seungri dengan tatapan greasy nya yang sangat menggelikan.

“Ih, apaan deh. Ngajar yang bener dong, Pak.” Yujin, atau Uee, membalas dengan ketus dan terdengar jijik.

“Hoo, jangan marah… Saya kan hanya bercanda. Belajar itu harus di bawa santai….” ujar Pak Seungri. Namun, tiba-tiba ia menjadi marah.

“Minho! Minho!!!”

“Woi, Minho, woi, bangun.” kata Aldo sambil menyikut sikut Minho.

Minho pun tersentak bangun.

“Kamu ini, sudah kelas 3, tetap saja kelakuannya tidak berubah. Keluar kamu dari kelas ini!” teriak Pak Seungri, marah.

Minho pun bangun dari tempat duduknya sambil mengucek-ngucek matanya. Tanpa peduli untuk membalas Pak Seungri, ia pun keluar dari kelas.

Keluar dari kelas, ia pun duduk di tempat duduk yang ada di depan kelasnya. Tak lama setelah itu, segerombol adik kelasnya lewat.

“Eh, bang. Ngapain lu di luar?” sapa seorang adik kelasnya.

Minho pun menoleh. “Biasa, dikeluarin tuh sama si guru CQ sampah. Lu ngapain rame-rame?”

“Mau ke lab nih. Yaudah, duluan, bang.”

“Eh… eh, Mir, sini lu.” Minho memanggil adik kelasnya yang tadinya tak ia pedulikan itu.

“Napa bang?”

“Itu... anak baru ya?” tanya Minho sambil menunjuk seseorang.

“Yoi, adenya itu kok, kak Jessica. Bang, duluan bang, pelajarannya bu Herni nih.” jawab Mir.

“Oh itu? Oke oke, thanks yo!”

Mungkin… mulai dari hari ini, hari gue bakal lebih berwarna.

note:

» PTC itu ceritanya PCM.

» Aldo itu Myungsoo.

Previous post Next post
Up