Title : Lonely Hearts Club
Author :
sutradarabukanGenre : Romantic Comedy
Length : Chaptered
Pairing : L.Joe/Chunji, minor Baekhyun/Chanyeol from exo
Chunji bukan anak aneh, sumpah demi kaki anjingnya yang tertusuk paku di jalan tadi pagi, Chunji sangatlah normal.
"Bila maksudmu normal itu adalah menulis diary sendirian di kamar sehabis menonton film drama picisan, kupikir kamu itu benar benar sakit, Chunji." Seorang laki laki lain di dalam ruangan mengusik Chunji yang sedang menulis jurnalnya dalam ketenangan, dengan wajah innocent sahabat sedari kecilnya itu selalu berhasil menohok dada Chunji dengan komentar komentar pedasnya.
"Ingatkan aku lagi kenapa aku berteman denganmu, Byun Baekhyun?" Chunji menyipitkan matanya pada sahabatnya itu, yang sedang asyik bermain video games (Itu adalah video games milik Chunji!) sampai sampai tak menyadari aura membunuh yang datang dari tatapan Chunji.
"Karena tidak ada lagi anak lain diluar sana yang mau bermain dengan anak penyendiri sepertimu." Baekhyun membalas, bibir mengerucut saat ia membelokkan mobil balapnya di lintasan (dalam game) ia hampir menang, hampir jika ia berhasil menyusul 7 mobil balap lain di depannya. "Realistis sajalah, kamu bersyukur dengan kehadiranku disini. Ya kan?" Tambahnya.
Chunji menahan nafasnya untuk tidak menyemburkan api amarah dari dalam mulutnya.
"Lagipula kenapa kamu harus bermain video game-ku sementara kamu mempunyai segalanya yang lebih canggih di rumahmu? Huh??!" Chunji melempar bantal ke belakang kepala Baekhyun yang masih terpaku pada gamenya.
"Kamu tidak tahu? Aku ini vintage-guy. Itu berarti aku lebih menyukai barang-barang jadul seperti ini- contoh jelasnya saja aku memilih berteman denganmu dibandingkan berteman dengan si blink-blink Jonghyun di kelas kimiaku!" Sahut Baekhyun.
"Seperti kamu memilih mengencani bocah jadul berwajah badut itu-ugh siapa namanya? Sesuatu seperti Pork Channel?" Chunji menyeringai saat dilihatnya Baekhyun memencet tombol pause pada gamenya dan berbalik untuk memandang Chunji dengan wajah memerah.
"Namanya Park Chanyeol dan dia itu keren! Dia sama sekali tidak jadul--well, walaupun dia memakai kemeja kakeknya ke kelas dan memakai sepatu pantofel ayahnya saat pesta prom-itu karena dia menghargai nilai estetika barang-barang vintage sepertiku!!!" Baekhyun mencoba menjelaskan panjang lebar tapi Chunji berpura pura tertidur dari segala penyangkalannya itu.
***
Apapun yang orang-orang bilang atau pikir soal Chunji dan hobinya menulis jurnal, biasanya Chunji tak pernah menghiraukannya. Tapi entah kenapa di tahun keduanya di universitas ini, ia merasa bahwa isu-isu mengenai keanehan dirinya membuatnya gusar.
Contohnya tadi pagi saat ia tak sengaja memotong antrian di kantin untuk mendapatkan donat durian (Chunji amat menyukai buah berduri dan berdaging lembut satu itu!), orang yang berdiri di belakang Chunji menegurnya dengan wajah penuh amarah. Chunji pikir pria bertubuh besar itu akan mengunci kepala Chunji dalam cengkraman ketiaknya-tapi tepat sebelum itu semua terjadi seorang temannya menarik tangan lelaki berotot itu dan berbisik; "Hey kamu tidak mau cari gara-gara dengan Chunji-si-penyendiri kan? Kudengar ia mengutuk semua orang yang dibencinya-ia membawa buku kutukan berwarna merah muda dan menuliskan nama-nama yang ia ingin kutuk disana! Temanku tak sengaja melihat namanya tertulis disana, dan pulangnya ia tertabrak oleh sepeda roda tiga sampai ia terjatuh ke selokan dan meninggal dunia!"
"A-apa??!" Pria berotot itu terlihat takut.
"Apa yang kalian bicarakan?" Tanya Chunji sambil menepuk lengan berotot itu.
"Ma-maafkan aku! Jangan kutuk aku! Silahkan! Silahkan serobot antrianku sesuka hatimu! Asal jangan kutuk aku, aku masih ingin hidup dua ribu tahun lagi!!!" Pria berotot itu menangis sambil berlari dari wajah Chunji yang kebingungan akan hal tak masuk akal yang terjadi di depan matanya.
"Apa yang salah dengan dia?" Chunji bertanya dan kembali ke antrian.
Chunji mungkin terlihat bodoh, tapi ia tidak tuli untuk tidak mendengar bisik bisik rendah dari mahasiswa lain di sekitarnya.
"Kudengar Chunji-si-penyendiri memakan korban lagi. Kamu tidak lihat cara G.O berlari ketakutan seperti itu?"
"Kecilkan suaramu nanti dia mendengar dan akan menulis namamu di buku kutukannya!"
"Harusnya dia bukan dijuluki Chunji-si-penyendiri melainkan Chunji-si-pengutuk!!"
Dan itu semua sudah lebih dari cukup untuk membuat Chunji mempertanyakan reputasi nya di khalayak orang ramai-terlebih di sekitar lingkungan kampusnya.
"Menurutmu apakah aku ini terlihat seperti bocah penyendiri yang suka mengutuk orang dengan buku misteriusnya? Serius, Baek?" Chunji bertanya pada sahabatnya yang sedang duduk dengan manis di pangkuan kekasihnya yang bertubuh tinggi kurus di depan Chunji.
"Hpph-hpph!" Jawab Baekhyun.
"Maksudku, aku ini berpakaian normal dan berpotongan rambut normal- bahkan wajahku amat normal, bagaimana bisa mereka mengira aku ini suka mengutuk dan... Hey! Berhenti making-out di depan wajahku kalian dua homo sialan!!!" Chunji akhirnya lepas kendali, atas ketidakacuhan sahabatnya akan ratapan hidupnya dan melempar bola kertas ke wajah Baekhyun.
"Hey bukan salahku kamu ini single dan membosankan sampai sampai berciuman beberapa detik dengan pacarku disini merupakan pilihan terakhir yang kupunya!!" Baekhyun menatap Chunji dengan gusar setelah make-out session dengan kekasihnya terhenti karena Chunji.
"Kalian telah melakukan hal itu selama kurang lebih satu jam dan kamu kira aku akan diam saja dan membiarkan kalian saling menyedot jiwa kalian satu sama lain di depan wajahku? Enak saja!" Chunji membalas tak kalah sengit.
"Kau--!!!" Baru saja Baekhyun hendak menyerang sahabatnya itu, kekasihnya memeluknya dari belakang untuk menahan tinjunya melayang ke wajah malang Chunji.
"Hey kalian berdua berhentilah berkelahi, apa kalian tidak bosan dengan hubungan tom & jerry kalian?" Chanyeol menghela nafas dengan wajah simpatik pada Chunji yang memelototinya.
"Dan siapa yang membuat kami berkelahi? Jelas jelas hormon homo bodohmu itu yang membuat perhatian sahabatku teralih disini!" Chunji menyalak.
"Ma-maaf..." Chanyeol memasang wajah sedihnya seperti anjing yang baru saja ditendang, itu membuat kekasihnya tak sampai hati dan menciumi wajah sedihnya sampai senyumnya kembali ke wajahnya.
"Serius sedikitlah, aku disini sedang menghadapi krisis sosialisi sementara kalian terus-terusan bercinta-cintaan! Apa kalian ingin aku mati karena dirajam warga atas tuduhan kutukanisasi?!!" Chunji menggebrak meja, membuat sepasang kekasih itu hampir loncat dari kursinya karena kaget. Seisi kafe memandangi meja mereka dengan pandangan aneh, wajah Chunji memerah karena malu.
"Ah sudahlah! Mempercayakan kekhawatiranku pada orang lain memang tidak ada gunanya! Lebih baik aku pergi dan menyendiri ke--"
Sebelum sempat Chunji beranjak, sepasang tangan besar dan kuat menangkap pergelangan tangannya dan membuatnya tidak dapat bergerak- "Chanyeol apa yang kamu--"
"Bergabunglah ke klub Lonely Hearts!" Chanyeol memotong pertanyaan Chunji.
"Huh?" Chunji dan Baekhyun mengernyit.
"Ini ambil flyer ini!" Chanyeol memberikan Chunji sebuah flyer--seperti iklan--untuk merekrut orang ke sebuah klub aneh dan maniak, lihat saja desain hati di sekitar tulisan 'Lonely Hearts Club' yang dicetak dengan font Comic Sans Ms. Yang benar saja, siapa yang akan tertarik melihat flyer murahan seperti ini?
"Lo-lonely hearts club? Apa ini? Klub perkumpulan bocah homo aneh sepertimu?" Tanya Chunji seusai membaca flyer aneh itu.
"Well, aku akan memaafkanmu untuk perkataanmu karena my love Baekhyun amat peduli padamu. Dan karena aku prihatin akan kepedihan seorang pria kesepian sepertimu makanya aku memberitahumu tentang klub keren ini! Disitu tercantum alamat dari lokasi klubnya, datang saja dan buktikan sendiri jika klub itu berisi bocah homo aneh sepertiku atau bukan." Chanyeol memberikan Chunji senyuman seribu wattnya dan Baekhyun memandangnya bangga akan itu.
"Yeah setidaknya kamu mengakui bahwa kamu ini bocah homo aneh, Chanyeol. By the way, terima kasih!" Chunji pergi dengan menyurukkan flyer aneh itu ke kantung celananya.
***
Seminggu berlalu tanpa banyak perubahan dalam hidup Chunji. Ia masih depresi akan kesendiriannya ditambah rumor yang tak kunjung reda soal keanehannya. Chunji dengan putus asa mengambil ponsel dan menekan tombol shortcut ke ponsel sahabatnya Byun Baekhyun. Yang sialnya tidak mengangkat teleponnya meski sudah ditelepon 2 kali banyaknya!
"Ah! Sudahlah seperti aku butuh dia saja!!" Chunji menggerutu dan membanting ponsel nya ke ranjang. Tentu saja, itu ponsel mahal-Chunji bekerja keras untuk mendapatkannya (Dengan memohon dan merengek pada ibunya selama sebulan penuh, ia bahkan membuang kotoran anjingnya untuk memperlihatkan bahwa ia anak baik dan benar benar siap untuk mendapatkan ponsel mahal). Chunji mungkin marah dan kesepian, tapi ia tidak bodoh.
"Woof! Wooff!!" Chunji menoleh ke arah jendela dan melihat anjingnya si Donat sedang menggonggong kegirangan di halaman. Apa yang anjing bodoh itu lakukan? Chunji mengintip untuk mendapatkan pemandangan lebih jelas dan--ternyata anjingnya si Donat sedang merayu anjing poodle tetangga sebelah yang baru saja pulang dari salon kecantikan. Mereka berdua terlihat asyik bercengkrama (Dengan bahasa anjing tentunya, Chunji tidak mengerti, ia belum kursus mengenai itu). Dan sebersit rasa cemburu mengaliri dadanya. Bukan, bukan karena ia cemburu anjing jantannya itu kini menemukan cinta baru (Eww, Chunji masih suka pada manusia!). Tapi karena...
"Bahkan anjingku saja terlihat bahagia dan tidak kesepian... Bagaimana bisa seorang aku si manusia sempurna ini kesepian begini?" Tanyanya pada diri bintang bintang di langit yang enggan menjawabnya. Tentu saja, bintang nggak punya mulut.
"Aku akan bergabung dengan klub di kampus besok dan mencari teman! Lagipula siapa yang mau berteman dengan homo egois seperti Byun Baekhyun selamanya? Dipikirnya aku butuh dia--"
Tinit tinit begitu bunyinya~ Tinit tinit handphoneku berbunyi~
Ringtone ponsel Chunji bergema dan dengan cekatan Chunji mengangkat teleponnya begitu melihat nama yang tertera di layar ponselnya--
"Byun Baekhyun!!" Chunji tersenyum lebar.
"Emm, maaf ini Chanyeol. Baekhyun sedang emm... mengompres bokongnya dan tidak bisa bicara sekarang. Apa ada sesuatu yang kamu inginkan darinya Chunji?" Suara bass itu sudah cukup membuat darah Chunji mendidih, ditambah dengan keterangan bahwa Baekhyun sahabatnya itu menampiknya lagi lagi karena kekasih nya yang aneh itu.
Chunji sudah cukup bersabar selama ini!!!
"Sampaikan padanya bahwa persahabatan diantara kami berakhir! Aku yang memutuskannya!!!" Chunji berteriak di telepon dan menekan tombol merah untuk mengakhiri telepon.
Kali ini Chunji tidak melempar ponselnya, ia malah memeluk ponselnya sambil berbaring miring di ranjangnya yang terasa dingin.
Tanpa disadari airmata jatuh dari matanya.
"Damn it, aku tahu aku sedih, tapi aku tidak sesedih itu!" Ujarnya sambil kini berbaring telentang, berbaring miring membuatnya emosional...
Chunji harap besok dia akan menemukan klub yang cocok dan menyambutnya dengan hangat...
"Maaf kamu ditolak." Seorang wanita berambut pink dan bertubuh kurus mengembalikan formulir pendaftaran klub yang baru saja Chunji ajukan.
"Ta-tapi Jia noona, kenapa??" Chunji ingin menangis, ini klub terakhir yang tersisa setelah mendaftar ke 32 klub di kampusnya dan mendapat jawaban yang sama; ditolak. "A-apa aku tidak cukup baik untuk diterima di klub ini? Tapi aku akan berusaha dengan keras-aku..."
"Chunji, ini Klub Cheerleader Perempuan! Apa namanya tidak cukup jelas untukmu bahwa kamu akan ditolak??!" Jia, ketua klub Cheerleader menghempas rambutnya di hadapan Chunji. Sayup sayup ia bisa mencium aroma shampoonya- durian?
"Ta-tapi aku bisa crossdressing, aku memenangkan kontes crossdressing di kampung halaman ibuku saat aku SMP dulu..." Chunji menggigit bibir bawahnya.
"Tidak bisa! Pokoknya tidak bisa! Sudahlah kamu pergi saja!!" Jia menutup pintu latihan klubnya tepat di hadapan wajah Chunji, yang memerah karena menahan tangis karena 32 penolakan yang dialaminya hari ini.
"Tiga puluh tiga..." Seseorang menginterupsi dari belakang.
Sambil menghapus ingus yang keluar dari lubang hidungnya, Chunji berbalik dan matanya bertemu dengan seorang pria dengan rambut merah wine kusut masai dan pakaian yang tak kalah kusut dari rambutnya.
"Kamu sudah ditolak oleh 33 klub di kampus ini Lee Chanhee..." Laki laki itu mendekat ke arah Chunji dan untuk sesaat Chunji merasakan sesuatu dari dalam dirinya bergejolak-- oh itu hanya suara perutnya yang lapar.
"Ka-kamu siapa? Bagaimana kamu bisa tahu?" Chunji merasa keringatnya mengucur dari dahinya, wajah si pria kusut itu makin dekat dan semakin dekat-Chunji dapat merasakan deru nafasnya di pipinya...
"Karena aku adalah dewa." Si pria kusut itu terkekeh saat Chunji membelalakkan matanya, ada seringaian menggoda di wajahnya yang-ya ampun dia amat tampan dari dekat! "Dewa dari para hati yang kesepian...." Lanjut laki laki itu dan menjauhkan wajahnya dari Chunji, Chunji baru sadar begitu jarak diantara dirinya dan laki laki ini cukup jauh-bahwa tubuh Chunji beberapa cm lebih tinggi darinya.
"A-apa yang kamu tahu soal hati yang kesepian??!" Chunji setengah berteriak setengah berbisik bertanya. Si laki-laki itu hanya menggeleng kepalanya dan tersenyum.
"Banyak sekali, sampai-sampai aku mendirikan klub atasnya." Ia berkata dengan tangan terlipat di dadanya.
"K-klub??" Chunji tergagap, apa pria ini mencoba merekrutnya?
"Ya!" Si dewa kusut itu mengangguk dan membuka kedua tangannya lebar lebar.
"Lonely Hearts Club!!!!!" Dengan lantang ia berteriak. Membuat suaranya bergema di koridor kosong kampus, tapi tanpa itu semua Chunji sudah lebih dari kaget saat ia mendengar nama klub itu.
"Lonely Hearts Club???!" Mata Chunji yang terbelalak kaget saat itu amat lebar sampai sampai pinggul Baekhyun yang lebar itu akan iri karenanya.
TBC