KETIDAKBERESAN OTAK SAYA

Aug 05, 2009 14:24


Saya yakin orang-orang lain tidak akan memelihara pikiran yang liar -dan sebenarnya dangkal- sewaktu membaca 2 buku yang saya baca ini.

Bilangan Fu - karya Ayu Utami

Rahasia Meede - karya E.S. Ito

Dilihat dari ketebalan buku, sinopsis dan reviewnya, sudah jelas dua-duanya buku novel serius. Tapi sembari membaca plot berliku dan menebak-nebak misteri di dalamnya, saya masih sempat ketawa cekikikan demi meladeni alarm fujoshi yang berbunyi kenceng banget. Haduh, otak saya bener-bener gak beres.



Bilangan Fu

Ini novel terbaik Ayu Utami. Titik. Novel spiritual yang menggugah dan meninggalkan pembacanya untuk berpikir. Tergoda saya untuk menghubung-hubungkan sistem bilangan basis 12-nya dengan lagu 12 (Neal Morse)... tapi kayaknya yang paham teologi Kristen bakal lebih gampang mencernanya.

Kembali ke otak saya. Saya membaca novel ini pakai celana pendek, biar dengkul dan otak saya terbuka :D walhasil, alarm fujoshi yang bunyi. hehehe...

Hubungan Yuda dan Parang Jati itu menarik. Mungkin kalo saya gagal mendeskripsikan menariknya hubungan mereka, tonton saja film The Dreamers (karya Bernardo Bertolucci), meskipun gak sama persis dengan Yuda-Parang Jati versi otak korslet saya. Yuda representasi Setan, Parang Jati adalah Malaikat, dan Marja (pacar Yuda) representasi Manusia. Ketiganya saling mencintai, ada yg secara fisik ada yang platonis. Yah, meskipun otak saya tidak melihatnya sebagai murni cinta platonis. hehehe... Cinta Parang Jati pada Yuda dan Marja tidak perlu berwujud fisik, karena kesucian dia (malaikat gituloh :p) dan karena ... sudah tersalur. Seperti Theo -di film The Dreamers- yang tidak perlu bercinta dengan Matthew karena rasa itu sudah terwakili lewat tubuh saudari kembarnya, Isabelle. Hal yang sama juga berlaku utk perasaannya pada Isabelle.

ckckck... hubungan yang aneh.

Tapi cukup yummy utk otak fujoshi saya. fufufu...

Rahasia Meede

Nah, di sini skala ketidakberesan otak saya sudah tinggi. Mungkin 9 dari skala 10. Oke. kalau deskripsi saya berlebihan, bolehlah diturunkan sedikit :p

Novel fiksi sejarah dengan genre thriller, setting kebanyakan di kota tua Jakarta.

Sampai sini, ada yang tahu titik mana yang bisa bikin alarm fujoshi saya menunjuk status Siaga Satu? Pasti nggak ada kan? :p

Ini karena dua tokohnya, Batu August Mendrofa (alias Roni Damhuri, alias Batu Noah Gultom) dan Attar Malaka (alias Kalek) yang bersahabat sejak di bangku SMA karena sama-sama suka membangkang. Ah, sebetulnya di bagian sini saja alarm fujoshi saya udah menunjuk status: Waspada. dasar.

Singkat kata, mereka tumbuh terpisah dan menjadi di kubu yang berseberangan. Yang satu memburu, yang diburu meninggalkan petunjuk samar untuk si pemburu. Hawrh...

Oke, saya nggak akan bicara -eh, ngetik- banyak soal plot dan kisah mereka. Saya kutip aja beberapa dialog yang bikin saya ketawa guling-guling di kasur dan teriak (dalam hati): "Ini OTP!" dan "Ini 100-karat fanservice shonen-ai!" XDD

O ya, sebagian udah diposting di infantrum ^^

Batu dan Kalek

hlm. 483

"Apakah kau mengharapkan ucapan terimakasih dariku?" Batu tak mau kalah.

"Bagaimana kalau sebuah ciuman bibir yang mesra?" Kalek menanggapinya dengan gurauan.

Batu (Roni) dan Kalek

hlm. 379

Kalek mengulurkan tangan kepada Roni. Kepalanya disorongkan ke depan. Dia berbisik pelan. "Tidak sulit mengirimkan pesan untukmu. Di mataku, kau tetap telanjang."

Batu dan Kalek

hlm. 554

"Cukup, hentikan. Kalau kau ingin memuaskan diri, aku sediakan waktu untuk bergumul," Batu menahan geram.

"Tanpa senjata dan seragam?"

ah, kalian pasti udah bisa menebak kata apa yang terlintas di kepala saya utk mengganti kata 'seragam'

muahaha...

-kabur sebelum disangkur penulisnya-

rahasia meede, bilangan fu

Previous post Next post
Up