Akibat Membayar Kado Ulang Tahunku

Jun 05, 2013 02:35

Padahal aku udah niat bakal posting entry yg bukan semacam copas diary. Tapi lagi-lagi kulanggar. Abis gimana lagi? Band yang aku suka tampil di hari ulang tahunku. Pasti aku kegirangan dong. Bahkan aku merasa dikasih kado. Padahal mbayar (tiket) hahaha. Mari merapat sini, akan kubagi kebahagiaanku.

Alkisah, pada 2 Juni 2013, Efek Rumah Kaca (ERK) menjadi band tamu di acara Earthernity Festival, di Pusat Kebudayaan Koesnadi Harjosumantri, UGM. Tiket Rp 25.000 dapet teh botol dan diskon nonton di Moviebox (bah. segala merek disebut). Aku datang awal, kuatir kalo kehabisan tiket. Pada malam yang sama, band kawan2ku bernama 6.00 (@sixoclockband), sebuah tribute band Dream Theater, manggung juga tidak jauh dari situ. Sembari nonton band-band pembuka, aku sms-an dengan personil 6.00, nanya2 lokasi. Aku berharap bisa nonton mereka, nanti setelah ERK selesai main. Itu harapan yg berlebihan deh. Lha jam 21.30, saat jadwal 6.00 main, panggung yang kutonton masih diisi band-band pembuka. Ada dua band yang cukup menarik, Archiblues dan AATPSC. Archiblues menarik karena mereka main musik blues. Itu doang alasannya :D Yah di konser yang kebanyakan penontonnya anak muda gaul seperti malam itu, jarang-jarang ada band yang mainin blues. Dan ya, aku lumayan suka blues :) Band AATPSC memainkan musik folk polska, ato apalah namanya. Lumayan enak dinikmati. Tapi yang terutama bikin enak adalah karena aku barusan follow twitter salah satu personilnya (krn dia pernah ngetwit soal review musik) dan kayaknya mereka cukup ngetop :D Penonton yang tadinya duduk lesehan, trus bergerak maju sewaktu band itu tampil. Aku ikutan maju dong...sadar diri kalo pendek :D

Nah, masalah posisi ini penting!Aku udah dapet posisi cukup di depan dan bisa nonton tampang 1-2 personil band dengan cukup jelas. Tapi orang-orang di depanku tingg--eh gak juga deng, aku aja yang pendek :D So, setelah permisi2, aku maju dua lapis, berada persis di belakang orang-orang yang sependek aku :) Waktu itu, kukira problemku udah terpecahkan. Tapi ternyata ada masalah lain yang lebih mengancam. Yang berada di depanku adalah sepasang kekasih yang mungkin masih anget-angetnya pacaran :D Si cowok sih mungkin maksudnya melindungi ceweknya gitu, jadi dia selalu melingkarkan tangan ke bahu si cewek. Kalo jomblo yang lemah hati dan kurang niat nonton ERK mungkin udah lemes karena iri dengki dan inget masalalu dan gebetan dsb dsb. Tapi aku sih mana peduli itu semua. Yang jadi masalahku adalah, tangan si cowok kan persis di depan dadaku. Lha kalo dia ngangkat tangan (buat tepuk tangan) trus balik lagi ngelus lengan si cewek, itu kan sama aja melewati udara di depan dadaku. Itu artinya keamanan dadaku yang jadi terancam. Jangan sampe dia tampil sempurna bagi sang pacar, tapi malah dapet jackpot nyenggol dadaku. Grrrrrh! So, sepanjang konser itu aku terpaksa pasang tangan di depan terus. Angkat tangan gak berani tinggi-tinggi. Itu semua gara-gara seorang cowok yang mau melindungi pacarnya. Cih!

....oke sekarang ke bagian senang-senangya :)

Sekitar jam setengah sebelas malam, setelah persiapan lama sampe duo MC kehabisan bahan untuk diomongin di panggung, tampillah Efek Rumah Kaca. Lagu pembukaan dibawakan bareng Pandai Besi, judulnya Debu-debu Beterbangan. Awalnya saya bengong, gak ngerti itu lagu apa. Padahal saya kan kenal semua lagu ERK. Ya iyalah, cuma 2 album XDD Tapi penonton di sebelah saya rupanya fans berat ERK (dan Pandai Besi?), jadi dia langsung ngeh dan nyanyi. Saya ngikutin :)

Total ada 15 lagu yang dibawakan. Biar kelihatan teliti banget, aku tulis aja ya setlist-nya hehehe. Inilah dia (semoga urutannya bener):
  1. Debu-debu Beterbangan (bareng Pandai Besi)
  2. Kau dan Aku Menuju Ruang Hampa
  3. Sebelah Mata
  4. Laki-laki Pemalu (bareng PB)
  5. Ballerina
  6. Hilang
  7. Jangan Bakar Buku (bareng PB)
  8. Menjadi Indonesia (bareng PB)
  9. Cinta Melulu
  10. Mosi Tidak Percaya
  11. Di Udara
  12. Lagu Kesepian
  13. Kenakalan Remaja di Era Informatika
  14. Melankolia
  15. Desember
Walau aku ‘dirugikan’ oleh sepasang kekasih di depanku, tapi aku juga bisa langsung balas dendam. Sepanjang konser, aku nyanyi-nyanyi keras dan -tentu saja- fals. Hahaha. Tapi nggak di semua lagu juga sih. Di lagu-lagu yang dibawakan versi Pandai Besi, aku nggak ikut nyanyi. Versi Pandai Besi itu beda banget dengan versi aslinya. Nadanya aja bisa beda. Belum lagi ada bait-bait yang dipangkas. Musiknya lebih riuh. Kalau didengar untuk penyegaran sih oke. Tapi untuk dikonsumsi penonton konser yang gemar nyanyi keras-keras dan fals kayak aku ini, nggak cocok deh :D

Sempurnakah penampilan Efek Rumah Kaca? Hmm, kalo mau jujur sih sebetulnya enggak. Tapi aku puas banget sampe PUWAS :D Sebetulnya aku meragukan skill ERK, mengingat pada beberapa penampilan di RadioShow mereka rada ambyar. Tapi malam itu, mereka cukup terbantu dengan personil tambahan dari Pandai Besi di gitar dan bass. Oh ya, Adrian masih sakit katanya, jadi perannya sebagai bassist diganti seorang musisi berponi gondrong :D Di beberapa lagu ada ketukan drum yang agak nggak enak di kuping atau nada tinggi yang gagal diraih Cholil, tapi masih termaafkan lah :D Dan soal nada tinggi, kadang malah jadi bagus. Di lagu Melankolia, misalnya. Cholil nggak kuat menjangkau itu, tapi ekspresinya malah jadi kelihatan menjiwai banget :D “Perih itu sungguh indah/melambatkan butir darah/Nikmatilah saja kegundahan ini/segala denyutnya yang merobek sepi/Kelesuan ini jangan lekas pergi/aku menyelami sampai lelah hati” Nah, di lirik yang di-italic itu, kegagalan menjangkau nada tinggi malah menguatkan kesan melankolianya :D

Dan ya… penonton jadi juru selamat :D Gemuruh suara nyanyian penonton kadang menenggelamkan dan menyamarkan kekurangan ERK. Eh tapi itu pendapatku yang berada di dekat panggung. Persepsi penonton yang berdiri jauh dari panggung mungkin beda. Masalah beda persepsi ini aku sadari waktu nonton Japanese Whispers II. Aku berada jauh dari panggung, beda dengan penonton ini http://jakartabeat.net/musik/kanal-musik/konser/item/1717-japanese-whispers-2-ketika-musik-menerabas-bahasa.html#.Ua44gPnLL24 Jadi aku bisa melihat banyak penonton yang diem aja, nggak ikut goyang atau terlihat menikmati sajian musiknya. Ah tapi aku nggak mau membahas itu. Tujuan entry ini kan buat fangirling ERK :)

Let fangirling begin…

Sepertinya ERK bukan termasuk band yang suka ngobrol di panggung. Cholil tidak banyak ngomong, apalagi sampe ngocol yang bikin gadis-gadis abege ber-eaaa eaaa :D Dari sedikit yang diomongkan itu, kayaknya doi kurang suka dengan poster event itu. “Lain kali jangan masang foto ah. Aneh,” katanya. Oke mari kita lihat seberapa anehnya, bang Cholil cs.



Setelah melihat mereka (minus Adrian) langsung dari jarak beberapa meter, kusimpulkan bahwa mereka nggak fotojenik. Bukan berarti tampang aslinya lebih cakep. Tampang aslinya ya kayak di foto itu, gak lebih atau kurang ganteng. Sama. Kecuali ya, Cholil udah rada gemukan. Pipinya lebih nyempluk. Trus, kenapa ini penting sampe aku tulis. Ya jelas penting. Ini kan tulisan fangirling! Hehehe…

Konser berakhir keesokan harinya. Hehehe maksudku lebih dari jam 12 malem. Sebelumnya Cholil udah nengok jam tangan dan bilang kalo mau mengakhiri karena udah mau jam 12 (mungkin mereka takut berubah jadi labu lagi. Lol). Tapi penonton tetep minta tambah dong. Kami kan maruk :D Jadilah mereka main 3 lagu lagi. Malam itu hujan mengantar kami keluar dari kompleks UGM. Dan sewaktu naik motor pulang ke rumah, aku masih terbayang-bayang lagu Desember. Aku naik motor sendirian, tengah malam, berhujan-hujan, kelaparan, tapi puas. Hari-hari sebelum itu hidupku terasa lambat dan membosankan, tapi aku meninggalkan 2 Juni 2013 dengan senyum.

Ya tapi semua itu nggak mengubah kenyataan bahwa aku semakin tua….
:D

musik, konser, efek rumah kaca, ulang tahun

Previous post Next post
Up