Movie review: Capernaum

Oct 08, 2019 15:36


Capernaum, film Libanon yang udah dari tahun lalu pengen banget ditonton tapi susah banget dapet aksesnya. Baru mgg kmrn dpt link donlotannya yg, eh bujuk bunek, gede bgt. Tp, yah karena penasaran, ya, sudlah, mari kita donlot. Saiah harus membuat perkecualian untuk film ini karena biasanya saya udah gak tahan nonton film berdurasi 2 jam. Karena, yak ampun, Capernaum is one amejing moovee. Beneran nendang emosi, nurani and fisik.

Tema cerita sebenarnya universal, perjuangan tangis darah kelompok minoritas/marjinal/buangan. Kadang disebut the outsiders, the misfits, atau istilah yang kyknya srg sering dipakai di film2, parasit (Film Parasite yang juga favorit Cannes, film Korsel arahan sutradara Bong Joon Ho). Apapun namanya, mereka yang karena kesenjangan sosial, lalu tersisih dan berjuang hidup mati mendapatkan tempat yang benar sesuai tuntutan norma masyarakat memang selalu menguras emosi dan mengusik hati.

Capernaum bercerita tentang anak bernama Zain (Zain Al Rafeea) yang mengajukan tuntutan ke pengadilan kepada kedua orang tuanya yang ia anggap tidak bertanggung jawab mengurus anak-anak mereka sendiri. Melalui serangkaian adegan mundur balik, diperlihat betapa kehidupan Zain dan saudara-saudara yang sangat keras. Ia nekat kabur dari rumah setelah gagal menyelamat adik perempuannya yang dipaksa menikah dengan pemilik toko dimana ia bekerja. Saat dalam pelarian, ia ditampung oleh imigran gelap untuk menjaga bayi laki-lakinya. Ketenangan Zain tidak lama ketika imigran gelap ditangkap polisi karena surat tinggal yang tidak jelas. Sebagai anak, tugas mengasuh bayi jelas berat. Ia terpaksa kembali bekerja pekerjaan bersama keluarganya, menjual obat kepada para preman. Kekacauan dalam hidup Zain terus berlanjut. Puncaknya ketika ia mengetahui adik perempuan yang dipaksa kawin muda meninggal karena pendarahan di rumah sakit. Ia menikam suami adiknya itu sehingga ia pun harus masuk penjara.

Biasanya, perjuangan para parasit ini berakhir tragis. Apalagi, kalau mengacu pada judul film, yang kalau menurut kamus webster berarti kekacauan yang membingungkan. Akhir film garapan Nadine Labaki ini sangat melegakan hati. Very very +.

Selesai menonton, saiah kagum berat sama akting Zain, penasaran dan mulai gali info di internet. Agak terkejut juga kalau Zain ini bukan aktor cilik dan dalam kehidupan nyata ni anak mirip banget ama cerita di film. Lahir di Syria, kabur ke Beirut, Lebanon dan skrg menjadi warga negara Norwegia.

capernaum, zain al rafeea, movie review

Previous post Next post
Up