Title : for my last time? (7)
Genre: angst, fluffy, crossgender
Warning : crossgender, yaoi, ( Juicy is Jui ….)
Disclamer: I don’t own the chara
Rating : PG 15
Tero ambil kaleng minumannya dari mesin, duduk dan minumnya…
“huufff… tiga hari…. Rasanya benar benar ingin tidur…” ucap Tero
nbsp; “juuchin..” seorang tiba tiba ikut duduk disamping Tero nbsp;
“Shunkun? Ada apa?” Tanya Tero
Shun tersenyum, ambil sesuatu dari dalam kotak yang ia bawa
“douzo … ini untuk mengompres pipimu” Shun berikan sebuah handuk
“ha? Te…terima kasih ya….”
Bekas pukulan di pipinya masih terlihat jelas… baru beberapa jam lalu ia terima pukulan telak itu yang buat ia jadi pusat perhatian ….
nbsp; “nee.. Juuchin, maafkan ayah ya.. ayah malah memukul Juuchin” ucap Shun lagi
“iie…. Aku memang pantas menerima itu kok , Juicy begitu juga salahku”
“…juuchin, kau mau berjanji padaku?”
“apa? Janji apa?”
“jaga kakak ya… kakak selalu berusaha terlihat kuat, apalagi sejak kami hanya tinggal berdua…. Kakak selalu menjagaku, membangun tembok antara dia dan orang orang disekitarnya… tapi sejak dia mengenalmu, dia nampak berbeda, sedikit mulai luluh…. “
“benarkah? “
Shun tersenyum
“dia menerima ajakanmu pergikan? Dia juga berusaha tampil eerr.. cantik? Hari itu….” Shun masih memikirkan kata kata selanjutnya
“dia cantik… tapi aku menyukainya bukan karena itu.. tapi Karena itu dia…”
nbsp; “apapun yang terjadi kau tetap akan menjaganya kan juuchin?”
Tero tersenyum, berdiri dari kursinya
nbsp; “iya, aku janji, yosh.. aku kembali ke kamar Juicy dulu ya “
Tero tepuk pundak Shun sambil berikan handuk dingin itu
…….
nbsp; Alat alat yang berbunyi itu masih ada di sekitar Juicy, kamar itu sedikit berbeda dari kemarin, beberapa boneka nampak ada di kursi dan sudut sudut ruangan juicy…. Kisaki segera datang saat dengar Juicy masuk rumah sakit… tahu semua yang terjadi, amarahnya tertuju pada Tero….
nbsp; Tero hanya bisa meminta maaf dan janjikan hal yang ia rasa bisa ia lakukan…. “akan aku tebus semuanya” tak ada maaf terucap hanya kesempatan yang Kisaki berikan pada Tero…… malam itu ia temani Juicy tidur, Jun juga ada disana, tertidur peluk sebuah boneka Juicy…
“Te…ro….” Panggil pelan Juicy
Tero yang baru pejamnkan matanya segera bangun
“doushite? Apa ada yang sakit lagi?” dengan wajah lelahnya ia coba benar benar bangun
“ba…sah…… ittai…….” Suaranya makin pelan, napasnya juga terdengar memendek
nbsp; “chot..to… wait… Juicy!” segera Tero pencel bell perawat
Tak lama para perawat datang bawa Juicy keluar dari kamarnya, Jun yang tadinya masih tidur ikut bangun…
Kedua pemuda itu ikuti segera langkah cepat paramedic, telusuri lorong rumah sakit yang sepi….
Langkah mereka terhenti di depan sebuah ruangan, sunyi dan senyap… keduanya saling berpandangan….
“apa yang terjadi?” Tanya Jun
“entah.. dia hanya bilang sakit dan basah…?” Tero masih terlihat bingung dengan apa yang terjadi
Saat keduanya atur napasnya, seorang keluar dari ruangan itu
“siapa diantara kalian yang keluarganya? Atau suaminya?” Tanya dokter
Dengan sedikit ragu Jun palingkan wajahnya ke Tero
nbsp; “kau suami Tsura-san?” Tanya dokter pada Tero
“ha…hai… ada apa dok?” dengan keraguan yang sama, Tero bertanya
“ini mungkin berat, tapi bayi kalian harus lahir saat ini juga….”
Napas yang tadinya hampir benar itu terasa berat lagi
nbsp; “eh? Tap…tapikan.. dia baru.. enam bulan? Kalau dia lahir sekarang…. Dokter?” Tero tidak tahu berkata apalagi
nbsp; “kami sudah berusaha untuk coba pertahankan ia dalam kandungan, namun jika ia tidak dilahirkan sekarang Tsura-san yang akan dalam bahaya…..” terang dokter
nbsp; “lalu.. bayinya?” Tanya Tero lagi
nbsp; “kami akan berusaha sebisa mungkin… kami akan langsung menyupportnya untuk hidup, mungkin akan lama, tapi kami akan berusaha” dokter coba yakinkan Tero
nbsp; “kau yang bilang akan jaga diakan? Jaga dia atau kau yang harus aku hukum” ucap Jun
nbsp; “ha..hai.. tapi tapi.. aku boleh ikut masuk?” Tanya Tero sekali lagi
Dokter tersenyum dan mengangguk….
Dengan perasaan yang masih kacau, Tero benar benar masuk ke dalam ruangan itu raih tangan Juicy…
“aku akan menemanimua Juchan…” bisik Tero
Juicy hanya tersenyum, tahan rasa sakitnya…. saat semua siap, proses menyakitkan itu dimulai…. Juicy kembali bertarung bersama rasa sakitnya, coba untuk tetap bangun dan lahirkan bayinya… bayi yang ia coba jaga selama ini…..
nbsp; “aaakh…” napasnya terasa berhenti sesaat
Juicy genggam erat tangan Tero saat rasa sesuatu keluar dari dalam tubuhnya….
“la…hir.. juchan.. dia lahir….” Ucap Tero lihat seorang perawat bawa sesuatu
“Ter…rokun… aku….aku…” belum sempat selesaikan kata katanya, Juicy benar benar hilang kesadaran…
“Juicy!” teriakan Tero buat semua dalam ruangan itu makin khawatir..
Keadaan yang tak bertambah baik itu buat malam terasa makin panjang…..
…….
nbsp; Tero masih terduduk lesu di sebuah kursi tunggu, matanya terlihat sayu dan wajahnay juga nampak lelah
nbsp; “kau sudah ambil pilihan yang tepat Tero” Jun ikut duduk disamping Tero dan berikan sekaleng kopi
“aku tidak tahu harus berbuat apa lagi sekarang” ucap Tero
“huff…. Paman tadi juga tidak menyalahkanmu, setidaknya itu memang jalan satu satunya.. yang bisa kita lakukan sekarang hanya berdoa..”
nbsp; “kalau waktu bisa diulang, dia pasti tidak akan seperti sekarang”
“buat apa mengulang waktu? Dia merasa senang itu sudah cukup… aku berdoa untuk kebahagiannya, dia senang bersamamu… itu menyakitkan memang melihat Juicy harus sakit tapi setidaknya ia tidak menyesali itu…”
“kau …. Tidak mau menyalahkanku lagi?”
“empat hari ini aku yakin kau pasti sangat lelah…. Dan tidak ada yang akan mau melakukan itu kalau dia Cuma terpaksa…. “
“… terima kasih”
Tak ada pembicaraan lagi, Jun dan Tero tetap duduk disana, sementara Shun juga ayahnya ada didalam. Malam yang panjang itu akhirnya berganti siang, tak ada kabar baik yang terdengar, semua masih sama… Juicy juga masih tidak sadar… dan bayi mereka juga masih berada dalam kotak hangat itu….
………………………..
nbsp; Tahun berganti, malam tahun baru yang harusnya mereka lewati dengan suka cita harus mereka lewati dengan perasaan campur aduk itu,
Tero berdiri di depan jendela kaca, melihat ke arahnya bayi, seorang bayi munggil yang cantik dan masih lemah….
nbsp; “adikmu? Atau anakmu? “ Tanya seorang di sebelah Tero
“ah.. anakku…ehehehhe” jawab Tero sambil tersenyum
“dia masih sangat kecil ya.. apa ada sesuatu?”
“ya,, hanya kecelakaan… “
nbsp; “ah.. semoga dia bisa bertahan ya, dan juga istrimu semoga dia juga cepat sembuh…”
Orang itu tersenyum lembut pada Tero
nbsp; “terima kasih” ucap Tero
Tero masih berdiri disana , melihat jauh kea rah anaknya
“bertahanlah nak, kau pasti bisa hidup.. untuk ibumu….” Ucap Tero pelan
Yakin tidak ada yang bisa ia lihat lagi, Tero lalu kembali ke kamar Juicy, juicy sudah sadar, namun masih terlihat lemah…
“ng? sudah makan?” Tanya Tero sambil ambil kursi di samping tempat tidur Juicy
Juicy menggeleng
nbsp; “tero-kun.. aku mau lihat bayiku…” pinta Juicy
“kau masih belum boleh jalan jalan Juchan”
“aku mau lihat…”
Tero letakkan mangkuk sup Juicy, dan pegang tangan Juicy
“aku akan coba Tanya dokter…tapi kau makan dulu ya?”
Juicy mengganguk
“hmpf.. bagus, sekarang aak “ Tero lalu mulai suapi Juicy
Hanya dua hari berselang dari malam yang panjang itu, namun semua sudah terlihat cukup baik… Juicy juga mulai bisa bangun walau ia masih pucat.. selesai makan,Tero dorong kursi roda Juicy dan antarnya ke ruang perawatan bayi mereka…
“aku tidak boleh masuk?” Tanya Juicy pada Tero
“eh? Ti…tidak tahu… kau mau masuk?”
Juicy mengangguk, wajah polos yang terlihat pucat itu buat Tero tidak tega untuk menolaknya, segera ia cari dokter untuk tanyakan itu, tak lama Juicy masuk bersama dengan seorang perawat dan lihat bayinya
“yokatta ne…. ia terlihat benar benar senang….” Ucap pelan Tero
“kalian sudah melewati masa yang berat ya Juuchin” Giru tepuk pundak Tero
“Giru…? hmpf… bukan aku, tapi dia.. setidaknya aku bersyukur dia tidak menyesali apapun…”
“ahahah, jangan bilang begitu, kau juga sudah berusaha keras, setelah ini… kehidupan yang baru yang akan dimulai, selamat berjuang ya”
Giru tersenyum berikan support pada Tero
Sedikit ada rasa lega dalam hati Tero, dan sekarang hanya tinggal bagaimana untuk bisa memulai hal yang lainnya lagi….
……
Pagi yang cerah dengan tumpukan salju yang tak begitu tinggi, minggu pertama di bulan baru sudah terlewati, dengan wajah yang lebih ceria Tero datang ke Rumah sakit dengan satu ikat bunga yang terbalut cantik…
Lewati orang orang yang berlalu lalang di rumah sakit itu…. Beberapa orang berlari lewatinya sedikit ingatkan Tero akan malam malam yang ia lewati kemarin…. Ia lanjutkan langkahnya, tata dan rapikan semua yang ia pakai juga bawa ingat jika hari ini Kisaki ada disana….
Namun belum ia buka pintu kamar Juicy, seorang menariknya, bisikkan sesuatu
“…eh? Kau bercanda?” spontan bunga di tangan Tero jatuh
Langkahnya perlahan makin cepat ikuti orang yang tadi bisikinya, sama seperti malam saat Juicy kritis, Tero berlarian lewati lorong rumah sakit… napasnya hampir habis sampai di ruangan hangat itu… beberapa kotak hangat masih menyala namun sebuah kotak kaca hangat yang biasa ia pandangi tidak lagi menyala….
Seorang di belakangnya tepuk pelan pundaknya
“kami sudah berusaha sebisa mungkin, tapi… ia benar benar belum bisa bertahan… kami mohon maaf” orang berjas putih itu tundukkan kepalanya
Diikuti orang orang lain di sekitar Tero
Tak ada kata yang terucap, Tero hanya coba atur napasnya, memandang kosong kea rah bayinya….. masih mencoba untuk percaya jika seorang bayi yang biasa ia perhatikan itu sudah benar benar pergi sekarang…….
nbsp; “terima kasih” ucap pelan Tero bersama beberapa tetes air mata
…….
Tero buka pintu kamar Juicy, masih coba berpikir bagaimana ia katakana itu pada Juicy…
“tero-kun.. ini bungamu?” Tanya juicy saat Tero masuk
nbsp; “eh iya… kenapa ada ditempatmu?”
nbsp; “ayah tadi yang mengambilnya, kau darimana?”
nbsp; “aahhh itu.. itu…… “Tero tak lanjutkan kata katanya
Ia ambil kursi di samping ranjang Juicy dan ambil bunganya
nbsp; “ada apa?” Tanya Juicy bingung
Tero tetap tak katakana apapun, ia hanya tersenyum kecil, raih kedua tangan Juicy dan genggamnya erat
“maaf….. maaf… aku benar benar minta maaf” ucap Tero sambil tundukkankepalanya
“eh? Apa? Aada apa? Te…ro-kun…”
“maaf… aku tidak tahu harus berkata apalagi”
nbsp; “tidak… aku mau bayiku, mana dia? Tero,,, mana anakku? Mana dia!”
Tero bergegasa dekap Juicy
nbsp; “Juicy..”
nbsp; “kau bohong kan…….. dia masih baik baik tadi… kenapa? Kenapa …. Kenapa dia harus pergi? Tero….”
nbsp; “sstt….. Juicy…”
nbsp; “aku mau bayiku… aku mau dia Tero…. Aku janji aku tidak akan membiarkan dia sakit lagi.. aku benar benar akan merawatnya…. Tero… mana dia….”
Air matanya tumpah, isaknya penuhi ruangan itu… Tero hanya bisa memeluknya tanpa tahu harus berkata apa lagi.. bayi yang ia coba pertahankan itu akhirnya harus pergi…. Tinggalkan keduanya….
nbsp; Hari demi hari berganti, salju salju masih turun yang lalu ditiup angin…. Bunga bunga yang tadinya hilang berlahan muncul, tandakan sebuah musim lain telah datang….. waktu yang berlalu tak tertebus…. Ia berjanji akan sesuatu juga harus pegang janjinya…..
nbsp; Juicy duduk di sudut ruangan sebuah restoran, di depannya seorang pemuda dengan rambut coklat juga ikut duduk
“empat berlalu…. Terima kasih atas empat bulan ini ya Tero-kun” ucap Juicy sambil tersenyum
nbsp; “iie… tidak perlu berterima kasih, aku tidak masalah dengan itu”
nbsp; “ah karena semua sudah baik baik saja…. Aku… aku harus mengembalikan ini”
Juicy berikan sebuah kalung pada Tero
nbsp; “ha? Ini kalung yang … aku berikankan? Kenapa dikembalikan?”
“nee.. Terokun, alasan dulu aku tidak memberi tahum u soal itu, aku hanya tidak ingin kau ikut … tertekan atau kerepotan, dan ternyata benar…. Selama empat bulan ini kau benar benar malah harus bersamaku, kau jarang bersama teman temanmu atau yang lain… bukan aku membencimu, hanya… aku tidak ingin merepotkanmu lagi”
“kau mau kita seperti dulu? Seperti orang yang tidak saling kenal?”
nbsp; “iya…. Dan sepertinya itu memang lebih baik, aku juga tidak akan bilang pada siapapun soal yang sudah terjadi… lagipula, kau orang yang baik , kau tidak perlu menikahi aku, kau bisa bersama orang yang lebih baik lagi”
Juicy angkat wajahnya, tersenyum dengan matanya yang berair
nbsp; “….. ah, aku mengeti.. baiklah kalau itu memang maumu”
Tero ambil kalung, beranjak dari kursinya
nbsp; “terima kasih atas semuanya” ucap Juicy dengan berat
nbsp; “haai…. Senang mengenalmu” balas Tero
Ia benar benar pergi, tinggalkan Juicy yang masih disana,…. Yakin Tero benar benar pergi, Juicy ambil tisunya dan hapusnya..
nbsp; “na… setidaknya aku tidak akan merepotkan dia lagi…” ucap Juicy pada dirinya
Sibuk dengan tisunya, Juicy baru sadar jaketnya jatuh
nbsp; “ah.. jaket….ku?” seorang bantunya ambilkan jaketnya
nbsp; “hey nona… jaketmu jatuh” ucap orang itu
Juicy masih diam, tidak percaya dengan orang didepannya itu
“boleh aku duduk? Aku Takashi Tero, yoroshiku ne…” ucapnya
nbsp; “kenapa?” Tanya Juicy bingung
nbsp; “karena kau bilang, kembali ke saat dimana kita seperti tidak saling kenal… dan saat itu ini yang ingin kulakukan.. perkenalkan diriku didepanmu, ingin buat orang orang terkagum kalau aku bisa membuatmu bicara denganmu…. Nee Juchan…. Aku tidak akan lalu semudah itu meninggalkanmu… bukan hanya empat bulan aku belajar untuk benar benar menyanyangimu… sejak hari pertama aku melihat jauh sebelum summer camp… aku sudah berusaha untuk coba tarik perhatianmu, coba untuk beranikan diri sapamu, mulai membangun mimpi apa aku bisa hidup bersamamu nanti…”
“uso…”
nbsp; “kalau aku hanya terpaksa, aku tidak akan sampai disini”
Tero raih tangan Juicy dan berlutut didepannya
nbsp; “kau mau menikah denganku?”
Pertanyaan singkat Tero itu buat jantung Juicy berdetak makin cepat
nbsp; “eh? Me..menikah?” wajahnya perlahan bersemu merah
“iya…. Aku berjanji.. demi dia yang sudah ada disana.. aku akan menjagamu… Juicy?”
Air matanya yang tadinya kering itu kembali menetes, basahi wajah Juicy… anggukkan kecil itu buat Tero yakin untuk kembali jaga Juicy…
Owari….