Judul: Cinta Bersemi Di Pangkalan Ojek chapter 3
Pasangan: HoMin
Rating: BO (Bimbingan Orangtua)
Genre: komedi
Warning: udah bukan crack lagi, ini saking hancurnya bisa merusak mata dan metabolisme tubuh. wajib didengar dengan lagu dangdut untuk kehancuran lebih besar.
Sinopsis: Changmin, mahasiswa tahun kedua yang menyimpan hati untuk tukang ojek langganannya sejak kelas 6 SD, Yunho. Mungkinkah cinta mereka merekah menjadi bunga yang indah?
P/P: aslinya mau gue simpen ampe selese UAN, ternyata mami
cuminten malah stres sekarang. harus gw support!!!
“Oooh, jadi dulu abang obsesi motor?”
“Umm…nggak juga sih. Masih ampe sekarang.”
“Ahaha. Jadi gak enak manggil abang, manggil apa dong ya?”
“Yunho aja gapapa kok, Min.”
Tanpa mereka sadar, setengah jam sudah berlalu sejak pertemuan mendadak mereka didepan buffet makan. Mengambil satu meja di pojokan, piring Changmin sudah bertumpuk lima dan Yunho sudah mengambil es krim ketiganya. Topik demi topik mengalir lancar bagaikan Sungai Nil disaat banjir, penuh dengan buaya-buaya berbahaya yang personal namun mereka abaikan bagaikan angin saking terbawanya oleh suasana mesra yang tiba-tiba terjalin secara aduhai diantara kedua pria ganteng tersebut. Sungguh narasi yang menggelikan.
“Jadi, lo ngapain kesini? Acara keluarga atau memang nyari mangsa?”
“Ah, nggak. Aku gak punya mangsa.”
“Maksudnya, udah punya pacar?”
“Umm…Belom juga sih. Masih target statusnya.”
“Ohya? Kok gak ngasi tau gue sih?”
“Cerita sama siapa? Yang emang gue target?” Ujar Yunho tenang sambil menatap si anak cowok yang duduk di sebelahnya. Dan baru kunyahan Changmin memelan, pipinya yang terisi penuh makanan dialiri darah sampai menyala pink saking tersipunya.
“Kamu mau jadi pacarku?”
Trus dia keselek.
///
Yoochun yang mulai bosan dengan berbincang sok mesra dengan para perempuan di pesta perkawinan itu pun mulai mencari adiknya. Betapa kagetnya dia saat menemukan bahwa adik tersayangnya, Changmin dari trah ningrat Prakososudirojayaningrat atau biasa disingkat Park, berhubung memang leluhur mereka orang Korea yang nyasar jaman pendudukan Jepang dulu, sedang bermesraan di pojokan ruangan luas itu! Dengan seorang pria lagi!
Yang lebih mengherankan, Yoochun juga sadar kalo pria tersebut adalah Yunho, tukang ojek langganan Changmin. Tapi kok dia malah pake jas? Sementara semua yang pake jas disini pasti anggota keluarga mempelai pria yang notabene keluarga pejabat terkenal dan trah yang tak kalah ningratnya dari punya mereka. Dia pun dengan segera mendekati mereka berdua, mencoba mendekat tanpa suara dan menguping pembicaraan mereka. Sayangnya, emang darahnya Changmin peka, jadinya dia langsung nengok.
“Mas, ngapain ngerayap? Mau nguping?”
Yoochun yang sudah keburu pasang pose kadal di karpet pun cuman nyengir kuda, jadilah dia seperti persilangan dengan kadal dengan kuda, yang wujudnya takkan dijelaskan disini karena ini fanfic, bukan film Hidayah baru, okeh? Okeh, balik ke cerita.
“Mas masih inget ba-eh, Yunho kan?” Changmin pelan berujar. “Mas cakep yang nganterin aku ke kampus tiap hari itu ternyata sepupunya Mas Dwi loh.” Dia menyebut nama mempelai pria. Yoochun hanya nyengir sambil menjabat tangan Yunho.
“Gimana ceritanya kok jadi ojek?”
Kali ini giliran Yunho yang nyengir, Changmin langsung mengambil alih penuturan cerita dari si mas ganteng itu.
“Jadi, ehem-ehem, alkisah pada suatu jaman…”
“Kayaknya cuman 8-9 tahun yang lalu deh Min.”
“Udah mas diem aja kan aku yang lagi ndalang. Ehem, jadi, pada suatu jaman…
Hiduplah seorang bocah ngguanteng bernama Yunho. Pada umur 4 tahun, dia dibawa keluar dari kompleks rumah eksklusif trahnya di Tanah Jawa dan dibawa merantau kedua orangtuanya ke Jakarta Raya, Ibukota negara nun bobrok tapi masih ada cakepnya dikit ini. Dan saat pertama kali keluar ke jalan, dia hampir ditabrak motor yang melesat dengan liarnya. Bagaikan dimeriam asmara, dia pun jatuh cinta pada benda ramping nan berisik itu bernama Motor. Sesampainya di Jakarta, kegilaannya pada motor membuatnya hampir minggat rumah gara-gara dilarang naik motor sendiri karena belom umur. Akhirnya bapak ibunya mengalah pada anak mbarepnya itu. Diberikan opsi, sekolah lagi trus nanti boleh main motor ato keluar rumah. Berhubung boneka Bambi kesayangannya juga dilarang dibawa keluar rumah, akhirnya dia menurut dan kembali sekolah.
Sejak kelas 5 SD, tinggi badannya yang cakep itu membuatnya cukup pas untuk menaiki motor sendiri tanpa kelihatan abnormal. Begitu dia mencapai kelas 1 SMP, sikap brandalannya keluar dan dia mulai liar naik motor malem-malem. Tak habis akal orang tuanya mengkadali anaknya biar nurut lagi, dia diberikan opsi lagi, menyentuh motor harus dengan alasan NGOJEK atau boneka Bambi DIROBEK. Dia sampai nangis berlutut minta dicariin pangkalan yang mau nerima dia, pokoknya boneka dia jangan diapa-apain. Bungahlah hatinya kedua ortunya, disuruh mangkal dia di pangkalan satu kompleks, boleh bebas bawa penumpang uangnya disimpen, pokoknya raport ga boleh merah barang sebiji atau pulang molor dari jam 10 malem.
Dan pas kelas 2 SMP, tepat setahunan jadi tukang Ojek…
“Aku ketemu orang terimut di dunia.” Yunho menyambar, mencubit pipi Min.
Pipi Changmin pun langsung bersemu merah.
Yoochun hanya terpana. MOSOK IYA PLAYBOY TERCAKEP SEKAMPUS KAYAK DIA PUNYA ADEK YANG GAY?!
Kaki Changmin ternyata mampu membaca pikiran kakaknya, dia langsung melayang dan memelantingkan Yoochun hingga tiga meter ke udara. Untungnya orang-orang terlalu sibuk melihat kedua mempelai memotong kue sehingga tidak ada yang menyadari bahwa barusan saja ada badan manusia terbang di udara sebelum mendarat dengan debum yang lumayan keras.
“AAAO-“ Jerit Yoochun dibekam duluan oleh Changmin dengan serbet kotor bekas dia makan tadi.
“Udah biasa aja kali mas.”
“T-tapi Min!” Yoochun panik. “Kita kan trah ningrat! Masa kamu mau menodai nama keluarga kita?!?!”
“Satu, kalo cuman sama satu orang itu gak gay. Aku jijik liat cowok telanjang mas, kecuali sama yang satu ini.” Dia menengok kearah Yunho. Memang benar, tindak polah Changmin tidak ada sama-sekali yang terlihat kemayu atau bences. Semuanya kaku-kaku dan tidak halus atau feminin sama sekali. “Dua, mana yang bakal lebih bikin noda, yang gay sekali atau yang tidur bareng cewek berkali-kali?”
Muka Yoochun langsung merah dengan murka bercampur malu, sementara Changmin tersenyum pongah. Kalau soal nyimpen dirty laundry, Yoochun sudah segunung tumpukannya.
“Yah, lo jadi orang jangan buka-buka rahasia dong!” Tiba-tiba lidah Yoochun lepas kendali dan meluncurlah bahasa leluhurnya. Changmin dengan tenang membalasnya dalam bahasa yang sama, dan pertempuran sengit bertaburan kata-kata pun berlangsung di pojokan.
“Bodo, salah sendiri nyimpennya segunung.”
“Alah, kayak lo gak punya aja!”
“Iya, tapi ada gak sih yang mau percaya sama elo?”
“Umm…” Yunho yang tiba-tiba menyela langsung mendapat tatapan murka dari kedua bersaudara tersebut, meskipun Changmin langsung membuang muka malu. “Pestanya udah selesai dari tadi.”
Dan memang, udah kosong ruangannya. Sound system aja udah pulang.
Yoochun langsung garuk-garuk kepala keki, Changmin pun terkikik pelan.
“Udah ah, gue mau ke mobil. Min,” Dia menengok, melihat adiknya masih sedikit sibuk dia pun menyerah. “Kalo udah cepetan ke mobil.” Dan dia langsung melenggang pergi, masih mencoba terlihat cool meskipun dia telat banget keluarnya dan kesandung pas di tangga turun. Changmin pun diam malu. Yunho mencoba mengambil langkah maju.
“Min…” Katanya pelan sebelum mendekatkan kepalanya ke Changmin. Bibir mereka bersentuhan untuk beberapa menit yang terasa seperti tahun.
///
“Ngapain aja?”
“Biasa, orang kalo asmara trus mau pisah gimana sih.”
“Yaoloh, plis deh ya, itu gak usah dicritain.”
“Lah yang tadi nanya siapa?”
“Iya, iya.”
“…”
“…”
“…”
“…Lo tau kan gw cuman takut kenapa-napa sama lo?”
“Hah, maksudnya?”
“Gue kuliah di fashion gitu, jelas gue tau gimana gay jaman sekarang dan jujur aja, lo tuh polos banget, sasaran empuk buat mereka.”
“Mas, Yunho itu punya 8 tahun buat nyerang gue mas, 8 tahun. 4 tahun gue udah puber pun dia masih ga bikin gerakan apa-apa, baru sekarang. Dia itu bingung gimana mau ngomongnya, soal masalah dia dan kegilaannya ama motor ke gue, soalnya kan itu bukan masalah yang wajar buat orang. Sekarang perkaranya udah selesai, baru deh dia mau maju. Masa iya sih orang kayak gitu mau ngelakuin yang nggak-nggak ke gue?”
“Ya bisa aja Min. Tau gak sih lo sekarang manusia udah makin gak bener? Lo pikir berapa kali gue ditipu, ditelpon katanya ada tugas mendesak dan butuh bantuan gue gak taunya dia orang udah telanjang di kasurnya ngajakin gue begituan padahal dia ama gue sama jenis? Gay sekarang udah mikirnya gila Min, gila! Gue takut banget lo kenapa-napa…”
“Mas, aku ini cowok. Aku bisa jaga diri.”
“Tetep aja Min…”
“…”
“Elo kan adek gue, mau gimanapun kan gue juga tanggung jawab ama lo, gue gak pengen ada apa-apa ama lo…*sniff*”
“Ih, bencong lo.”
“SIALAN ORANG LAGI MOMEN TERHARU GINI MALAH LO KATAIN BENCONG DASAR ADEK BRENGSEK EMANG!”
“Hahaha, sante aja kali bro. Adek lo ini juga kan ga ada suka ama cowok.”
“Oiya yah, lo kan Ansos.”
“GAK GITU JUGA KALI ANJING.”
“Hahahaha!”
Dan tawa pun merebak lagi diantara kedua saudara tersebut.
///
“Jadi lo sekarang brangkat naik apa?” Tanya Yoochun keesokan paginya saat mereka berdua sarapan.
“Ama Yunho lah.” Changmin menjawab santai.
“Lah, katanya satu-satunya alasan dia masih ngojek gara-gara biar deket ama lo, sekarang kan udah deket masa dia masih ngojek?”
“Nggak kok. Ternyata kita sama kampus, dia ngumpetnya aja pinter jadinya gue gak pernah tahu. Dia lagi skripsi.”
“Ooh, gitu. Naik apa dong sekarang?”
“Harley dia.”
“HAH?! EH, EH, GA BOOLEEEH!!!”
Telat, Changmin sudah melambai dari punggung motor besar itu. Yoochun hanya bisa menepuk jidat lebarnya saking kehabisan ide untuk menangani adik semata wayangnya itu. Namun didalam hati dia tersenyum kecil, sepercik iri muncul saat dia menanyakan pada dirinya sendiri kapan dia akan punya orang yang bisa dilendotin kayak Yunho. Yang cewek.
mamaaa jangan marah ama gue yaaaa
nanti libur gue nulis fanfic indo semuaaaa deeh!
...tapi sekarang gw harus sekolah dulu. XD