Luka

Aug 27, 2016 22:59

Aku berada disebuah tanah lapang yang luasnya tak berbatas. Aku berdiri diatas sebuah batu yang besarnya bahkan melebihi diriku. Aku juga dikelilingi oleh alang-alang yang setiap saat menyentuh tanganku karena digetarkan oleh besarnya tekanan angin. Dengan diiringi hangatnya sinar mentari yang mulai menusuk tubuhku, kelembutan helaian angin yang berbisik dan menghasilkan suara alang-alang yang tiap detik saling bertabrakan ini mulai menggoyahkanku dari realitas, mencoba menjatuhkanku kedalam kepalsuan. Suatu kenyataan didalam fantasi yang dihubungkan oleh lembutnya angin yang berbisik.
Gemilir angin mulai meraihku, menerpaku, membuatku nyaman dan mencoba merasukiku. Suaranya yang lembut mulai mencapaiku mencoba mengalihkan kesadaranku dan mengajakku untuk kembali melewati waktu. Waktu kini, yang selama ini kuyakini benar, sekarang terasa palsu seiring dengan kebenaran-kebenaran yang muncul kembali, menolak mati karena waktu yang awalnya selalu berjalan maju. Kenapa yang kuingat hanya kebenaran yang hampa? Kebenaran itu berbentuk kenangan didalam memory ku. Bisakah kenangan itu berbentuk kepalsuan? Bisakah aku hanya melupakannya? Keberadaannya kubiarkan di dalam waktu emang untuk dilupakan. Lalu kenapa bisikan angin ini membawaku kembali? Membangkitkan kembali yang terlupakan, kenangan masa lalu pahit yang selalu membutuhkan banyak pengorbanan untuk dilupakan kembali. Sekarang, saat aku kembali mengingat ingatan ini, bagaimana caraku untuk bertahan? Kenangan apa lagi yang harus kukorbankan untuk melupakannya? Apakah ingatan ini sepenting itu untuk diriku? Karena kuakui ingatan ini sangatlah menyakitkan. Kenangan terakhirku dengan orang yang sangat kupuja. Air mataku tiba-tiba menetes, mungkin aku harus mengingatnya. Mungkin tidak apa-apa terluka kembali karena masa lalu. Aku ingin mengingatnya dan mengingat bagaimana mirisnya keadaanku dulu. Namun kuharap ini adalah yang terakhir karena jika kenangan ini kembali muncul, di hari esok aku hanya memiliki tubuh rapuhku dan air mata yang tak akan kering ini untuk kukorbankan.
Previous post Next post
Up