Saya baru sadar sudah lama nggak update blog. Sampai tanggal 7 Juli kemarin saya dan co-author masih hectic mengebut pengerjaan Nirvana dan untungnya dapat berhasil selesai sesuai tenggat, walau harus mengorbankan tidur selama kurang-lebih seminggu. Sekarang hanya tinggal menunggu pengumuman pada tanggal 7 September sambil kembali mengerjakan Pencarian.
Nirvana memang sebuah proyek dadakan yang saya gagas begitu melihat peraturan sebuah lomba. Seperti yang pernah saya sebutkan di beberapa post sebelumnya, saya mengerjakan Nirvana sebagai bentuk evaluasi terhadap kemampuan menulis saya. Dan memang selama proses pengerjaan Nirvana ada banyak evaluasi dalam hal penulisan yang selama ini saya anut. Dulu saya adalah orang yang mengira menulis itu tidak bisa dikejar waktu agar sempurna. Tapi ternyata di situlah letak kesalahan saya. Saat kita hanya terus mencari kesempurnaan tanpa memberi batas pada diri kita sendiri, sesuangguhnya tak ada satu hal pun yang akan selesai. Dengan kata lain, sikap perfeksionis saya menghalangi saya untuk berkarya, karena nyatanya Nirvana bisa selesai dalam waktu satu bulan, suatu jangka waktu yang tak pernah bisa saya tempuh sebelumnya.
Dengan selesainya Nirvana, saya menyadari bahwa saya bisa menulis secepat itu jika saya mau (biasanya saya menyelesaikan sebuah novel dalam waktu tahunan, dan merevisinya dalam waktu tahunan juga). Sifat perfeksionis saya telah mewujud menjadi alasan kemalasan untuk melakukan disiplin diri dalam menulis. Karena itu saya nggak maju-maju. Ugh.
Jadi, setelah Nirvana saya memutuskan untuk melakukan disiplin dalam menulis. Seperti yang selama ini dilakukan oleh Haruki Murakami. Selembar-dua setiap hari, lalu beraktifitas seperti biasa. Tidak lupa juga dengan olahraga, satu hal ini belakangan sering saya lupakan. Haruki Murakami memiliki hobi jogging yang wajib dilakukan sebelum menulis, saya kira saya juga akan mencari olahraga yang bisa saya lakukan dengan rutin sebelum memulai hari, olahraga yang tidak memakan terlalu banyak waktu.
Meskipun Nirvana adalah naskah untuk lomba, tapi jujur, saya tidak terlalu memikirkan masalah menang-tidaknya naskah itu. Bagi saya, Nirvana adalah bentuk kemenangan pribadi saya atas diri saya sendiri. Dengan menulis Nirvana saya menemukan kelemahan-kelemahan saya dalam menulis yang selama ini saya sangkal. Penyadaran akan hal itu adalah kemenangan terbesar bagi saya. Jika pun misalnya nanti naskah ini akan menang, yah, itu adalah hadiah atas kemenangan pribadi saya. lol.
Dan anyway, karena lomba yang saya ikuti ada syarat untuk menyertakan video promo, so here's the video! Enjoy! (dan tolong abaikan tampilan kedua authornya. lol)
Click to view