ALL IN LOVE (VIXX_VVE) part 2

Jun 30, 2016 12:26

Author : NIYA_YUUCHAN

Genre : Romance comedy

Rating : Teen

created : 30 juni 2016

Maincast:
- Niya As Park Ncha (OC)
- Nia Jung As Kim Lenia (OC)
- Aya As Lee Jaeya (OC)
- Ersha As Song Visha (OC)
- Silvia As Jang Leevi (OC)
- Vita As Park Hyuvi (OC)
- Cha Hakyeon (VIXX)
- Jung Taekwon (VIXX)
- Lee Jaehwan (VIXX)
- Kim Won-sik (VIXX)
- Lee Hongbin (VIXX)
- Han sanhyuk (VIXX)



"Jaeya, sepertinya ini tempatnya" tunjuk Lenia ke arah gedung yang ada di depannya.
"Unh..." jaeha dan leniapun mencari tempat duduk yang masih kosong untuk mereka berdua. "Itu ada dua yang kosong" tunjuk jaeya.
"Pertama-tama kita akan memperkenalkan anggota osis sekolah ini" Ucap seorang guru laki-laki berkacamata.
"Anyyeong" seorang siswa memegang miq lalu menyapa semua murid baru disana. "Saya ketua OSIS disini, namaku Cha Hakyeon. Semua orang tau kalau aku ketua osis yang berwibawa, disegani semua orang, menjadi siswa teladan di sekolah ini dan......."
"Ketua osis itu Narsis ya" Lenia menggeleng-gelengkan kepalanya. "Benarkan jaeya??" Tidak ada jawaban, membuat Lenia memalingkan wajahnya kearah jaeya.
"......" jaeya sedang menatap lurus ke depan.
"jaeha, kau tidak mendengarku??" Bisik lenia sambil mencubit tangan jaeya.
"Aw, iya...iya aku dengar kok" ucap jaeya sambil mengusap-usap tangannya.
"Dan lagi aku bertanggung jawab atas keseksi......" belum sempat Hakyeon menyelesaikan perkenalannya. Seorang siswa disampingnnya mengambil paksa miq yang di pegang Hakyeon. "Yakkk,,, aku belum se..."
"Jung Taekwon, wakil ketua" lalu siswa itu memberikan miq kepada seorang siswi di sebelahnya.
"Aku hampir tak bisa menahan tawa melihat ekspresi ketua osis itu" Lenia mencoba untuk tidak tertawa. Dan lagi-lagi jaeya tidak menyahut. "Kau, lagi-lagi tidak mendengarku" Lenia memonyongkan bibirnya karena marah.
Lenia tidak tahu, kalau jaeya sedang memperhatikan seniornya yang di atas panggung itu. Jung taekwon. Jaeya penasaran dengan lelaki itu. "Jangan ngambek dong. Tadi aku hanya sedang memikirkan sesuatu" bujuk jaeya.
"Jadi, kau kenapa??"
"Tidak terlalu penting kok" jawab jaeya sambil tersenyum.

Bel istirahat berbunyi, semua siswa dan siswi Sma shinhwa berbondong bondong pergi menuju kantin. "Akhh, oppaaaaa!!!" Lenia melambaikan kepada seorang Namja berambut pirang dan terdapat tato di tangannya itu.
"Lenia, kau me...mengenalnya??" Tanya jaeya gugup.
"Dia oppa ku... Namanya Kim won-sik. Dia sekolah disini juga" jawab Lenia.
"Adikku yang manis, bagaimana sekolahmu hari ini. Apa ada seseorang yang mengganggumu. Biar oppa mu yang menghajarnya" ucap won-shik.
"Mulai lagi, oppa selalu saja khawatir tidak jelas seperti ini. Tidak ada yang.... "Lenia berpikir keras. "aku lupa, Tadi pagi aku dan jaeya dimarahi senior perempuan disini".
"Siapa jaeya??" Tanya wonshik
"Akh.. temanku yang ini"
"Na..namaku Lee jaeya salam kenal" jaeya membungkukan badannya dengan sopan.
"Berteman baiklah dengan adiku,,,, lalu siapa yang memarahimu??" Tanya wonshik penasaran.
"Gadis berambut pendek... dan.. " Lenia melihat Ncha memasuki kantin bersama temannya. "Senior itu" tunjuk Lenia.
"Mana orangnya, berani sekali dia memarahi adiku yang manis ini. Belum tahu aku siapa" wonshik mencari senior yang di maksud Lenia.
"Itu oppa" mengarahkan kepala wonshik ke arah Ncha. Wonshik tiba-tiba terdiam.
"Le... Lenia... sepertinya oppa mendadak sakit perut" ucap wonshik bohong.
"Oppa, baik baik saja??" Tanya Lenia.
"Kau makan saja bersama temanmu" wonshik merasa gelisah.
"apa perlu ku antar ke ruang kesehatan...??" Lenia khawatir.
"Tidak per....
"KIM WONSHIKKKKK LAGI LAGI KAU!!!" Teriakan Ncha tentu saja terdengar seisi kantin itu.
"Gawat... bye byeee... nanti kita pulang sama-sama" wonshik pun kabur dan Ncha mengejarnya.
"Sepertinya oppa mu juga takut dengan senior park" ucap jaeya. Lenia hanya terpaku melihat oppa nya sedang di kejar Ncha.

"Rambutmu masih saja di cat. BERHENTI KAUUU!!!" TERIAK Ncha.
"Gilak apa, kepalaku bisa di cukur habis sama Park-jumma itu" Wonshik tidak sadar ada seseorang berada di depannya.
BRUK
"Duh, sakit" rintih Hakyeon. "Hei, kau!!"-"loh kemana orang yang menubrukku" Hakyeon lirik kanan kiri mencari orang yang menabraknya.
"Haaa... haaa... awas kalau ketemu. Aku botakin tu kepala" Ncha terengah engah tepat disamping Hakyeon.
"Hei, kau... Park-Jumma bantu aku berdiri" Ncha melihat kesebelah kirinya. Ia melihat Hakyeon yang masih duduk di lantai.
"Akh... blekie.. Sedang apa kau tiduran dibawah??? Kalau mau tidur pulang sana ke rumah. Dengan begitu jabatanmu beralih padaku" ejek Ncha.
"Kau...masih saja terobsesi denganku??" Tanya Hakyeon.
"Hah???" Ncha terkejut. Mengabaikan namja itu. Lalu ncha memutuskan meninggalkannya.
"Yaakkkkk... bantu aku berdiri. Kakiku benar2 sakit heii Park-jummaaa!!!" Teriak Hakyeon.
"Ck....." Ncha berbalik arah lalu memnghampiri Hakyeon. "Kemarikan tanganmu" Ncha mengulurkan tangannya.
"Bopong aku ke ruang kesehatan" alis Ncha terangkat mendengar permintaan Hakyeon.
Tanpa pikir panjang Ncha menaruh tangan Hakyeon di pundaknya.
"tidak bisa kah langkah kakimu di percepat??" Tanya Ncha pada Hakyeon.
"pelan pelan saja. Kakiku bnr2 sakit" rengek Hakyeon. Ncha melihat jam di tangan kirinya. Matanya terbelalak setelah melihat jam.
"Sial, aku belum makan siang" Ncha mulai gelisah. "Heh... naik kepunggungku, cepat" ucapan Ncha tentu saja membuat Hakyeon kaget.
"Kau gila"
"Lama sekali. Aku lapar belum makan apapun tauk" tanpa aba aba. Ncha menggendong Hakyeon layaknya seorang Putri.
"Yakkk... ini... ini memalukan sekali" Hakyeon panik.
"Diam... kalau bukan demi perutku. Aku tidak mau melakukan ini tauk" Ncha melotot ke arah Hakyeon. Membuat namja itu tidak bisa melawan.
"Imageku hancur sudah" Hakyeon menutup wajahnya.

Sementara itu di smp Shinhwa.
"Visha, makan pelan pelan" ucapan hyuvi tidak didengarnya.
"Uhuk...uhukkk" segera visha mengambil gelas yang berada di depannya.
"Sudah kubilangkan" Hyuvi menggeleng-gelengkan kepalanya. Matanya melihat ke sekeliling kantin. Lalu berhenti tepat ke arah seorang namja yang sedang duduk sendiri sambil membaca buku.
"Hei, kau masih suka namja itu?? Kau tau kan Han sanhyuk siswa terpintar dalam segala hal. Sudah pintar, baik, hiss... dia terlalu sempurna. Sudah menyerah saja" saran ersha membuat Hyuvi memukul punggungnya karena kesal.."uhuk....uhuk" visha tersedak.
"Aku kan belum mencoba"
"glukk"--"kau tau kan rumor bahwa dia menolak semua siswi yang menembaknya. Yeoja paling cantik disinipun dia tolak" visha kembali makan.
"Hmp... sepertinya aku harus mencari kelemahannya" pikir Hyuvi.
"Terserah kau saja" ucap visha sedikit acuh.

Waktu berlalu begitu cepat. Bel telah berbunyi. Seperti biasa Hyuvi dan visha pulang bersama-sama. "Akh...aku lapar. Ibu masak apa ya di rumah" visha mengusap ngusap perutnya.
"Ya... yang kau tau hanya makan"
"Hehe" visha cengengesan. "Tunggu, Hyuvi. Liat ada siswa Sma sedang jongkok di sana. Gawat rambutnya lihat di cat, bertato pulak. Apa mungkin dia siswa nakal?? Bagaimana ini???" Tanya visha sedikit ketakutan.
"Mana ku tempe".
"Aku gak mau tau yak. Kalau orang itu menyerangmu" ucap visha. Visha pun berjalan dengan sangat pelan.
Jarak diantara mereka hanya satu meter. Kaki visha bergetar. Siswa berambut pirang itu tiba-tiba berdiri.
"Menyebalkan!!!" Teriak namja itu.
"Kyaaa... ampun... jangan palak kita. Uang jajanku habis suerrr" visha jongkok sambil menaruh tangannya di kepala.
"Kenapa dengan temanmu???" Tanya namja itu pada Hyuvi.
"Sudah tidak perlu di pedulikan. Yeoja ini emang aneh" ucap Hyuvi dengan santai.
"Kau tidak apa-apa?? Apa ada yang sakit?? Aku punya plester di sakuku" tawar namja itu. Visha mengangkat kepalanya. Pelan-pelan ia memberanikan diri membuka matanya. "Pakailah" senyumannya membuat wajah visha merona merah.
"A..aku tidak apa-apa" ucap visha. "Bukannya tangan oppa yang terluka. Harusnya kau yang pakai plester" tunjuk visha ke arah luka namja itu.

Guk...gukkm..gukkk.... suara anjing berwarna putih terus menggonggong. "Kenapa anjing ini susah didekati yak?? Padahal aku hanya ingin memberi makan. Tapi malah di gigit" uucap namja itu heran.
"Anjing itu bernama mozi, dia memang tidak bisa dekat dengan sembarang orang" jelas visha.
"Pantas saja" -- "ya ampun aku harus pergi. Bye mozi.... kalian juga cepatlah pulang" sambil mengusap rambut visha.
"Hyuvi, ternyata dia baik. Tidak sesuai dengan penampilannya" ucap visha.
"Kau suka dengan namja itu??"
"Sepertinya.. akhhh kenapa aku tidak menanyakan namanya" visha berubah kesal.
"Kim wonshik"
"Kau kenal Hyuvi??"
"Tidak, hanya tau saja. Dia Salah satu sasaran Ncha eonnie"
"Ncha eonnie suka padanya??" Tanya visha panik.
"Tidak, eonnie selalu membuat daftar siswa siswi yang menurutnya bermasalah" jelas Hyuvi.
"Kalau begitu, ayo kita main ke rumahmu".
"Bukankah tadi kau ingin cepat pulang??" Hyuvi mengangkat alis matanya.
"Aku bisa makan di rumahmu kan hehehe" visha hanya cengengesan.

"Ibu, aku pulang" seorang namja tampan membuka pintu dan masuk kedalam rumah. "Sepertinya tidak ada siapa-siapa".
Grasaakkk grusukkkk
Namja itu kaget, mendegar suara di dapur. "Jaeya, kau sudah pulang???" Tanya namja itu. Tapi tidak ada yang menyahut. "Ibu, ayah???" Masih belum ada yang menyahut. Namja itu menjadi parno setelah mendengar suara itu.
Pelan pelan namja itu mendekat ke arah dapur sambil membawa sebuah tongkat bisbol. "Kalau berani keluar. Jangan sembunyi" ancam namja itu.
Terlihat kepala yang menonjol di balik lemari. "Gluk" namja itu mulai berancang-ancang untuk memukulnya.
"Haaa.... kenapa tidak ada cemilan sih" namja itu kaget. Seorang gadis kecil berkepang 2, sedang mengacak-acak dapur. Gadis kecil itu membalikan badannya.
"Siapa kau??" Tanya namja itu.
Gadis itu malah terdiam. Matanya tertuju lurus ke arah namja itu. "Kenapa kau masuk kedalam rumahku??" Tanya namja itu lagi.
Mata gadis kecil itu berbinar. "Oppa gantenggg" segera gadis kecil itu memeluk ke arah namja itu.
"Waee...wae.... kenapa kamu melompat kearahku tiba tiba??".
"Oppa... apa mungkin kita berdua telah berjodoh??"
"Berjodoh kepalamu peyang. Siapa kau?? Kenapa kau bisa masuk kedalam rumah. Di tambah berdirilah. Kau sangat berat" protes namja itu.
"Tidak mau. Leevi mau seperti ini terus" leevi merengek.
"Leevi??? Kau Jang Leevi yang akan tinggal disini???" Tanya namja itu.
"Ada apa sih ribut-ribut???" Seorang wanita paruhbaya baru saja masuk.
"Ibu!!!" -- "tante!!" Ucap namja itu dan Leevi secara bersamaan.
"Hongbin apa yang kau lakukan pada Leevi!!!" Namja itu ternyata bernama Hongbin. Ibunya memukul kepala Hongbin, sehingga namja itu mengaduh kesakitan.
"Dia yang melompat kearahku tiba-tiba" Hongbin menyingkirkan Leevi. "Minggir" tetapi leevi tidak mau melepaskan pelukannya pada Hongbin.
"Ibu ada apa??" Jaeya yang baru saja masuk kedalam rumah. "Woohhh oppa... ternyata ini alasan kau menolak semua gadis di sekolahmu ???".
"Hei, jangan membuat oppamu ini seperti tersangka" Hongbin menunjuk ke arah jaeya.
"Eomma... lihat Hongbin oppa melotot kearahku" rengek jaeya.
Ibu Hongbin dan jaeya hanya bisa menghela nafas. "Leevi, bangunlah" akhirnya leevi bangun dan melepaskan pelukannya dari Hongbin.
"Pinggangku" rintih Hongbin.
"Leevi senang bisa tinggal bareng sama oppa ganteng ini" Leevi merangkul tangan Hongbin.
"Ibu apa anak ini baik-baik saja??" Tunjuk Hongbin kearah Leevi.
"Ok, sudah ibu putuskan. Kamu yang akan mengantar jemput dia pulang sekolah" mulut Hongbin terbuka sangat lebar.
"Kenapa harus aku bu... kenapa??? Waeee? Kan masih ada jaeya" protes Hongbin.
"Oppa sudah jangan bantah perintah ibu. Tidak baik" ucap jaeya sambil terkekeh melihat oppa nya yang sedang panik itu.
"Kau...." Hongbin berusaha menjitak jaeya. Tapi pegangan Leevi yang kuat membuat Hongbin tidak bisa berkutik.
Jaeya hanya menjulurkan lidahnya.
"Tante, jaeya eonnie emang the best" Leevi mengacungkan jempol sambil kegirangan.

Sementara itu visha yang sibuk menanyakan siapa kim wonshik pada Ncha. "Eonnie... foto ini ku ambil yak??" Ucap visha dengan nada memohon.
"Baiklah. Kalau itu bisa membuatmu tidak berisik -,-)" lalu Ncha pergi ke kamar Hyuvi. " Hyuvi... besok jangan lupa temani eonnie ke event cosplay. Awas kalau kabur" ancam Ncha.
"Baik... baik.... aku temani" ucap Hyuvi.
"Hehehe...gomawo" ucap Ncha dengan nada manja.

======

Kim wonshik yang mengantar adiknya Lenia ke tempat kursus memasak. "Oppa pergi dulu. Nanti pulangnya oppa jemput" Lenia menganggukan kepalanya.
"Semoga guru memasak kali ini bukan lagi ibu-ibu galak, atau tante tante genit atau.... hiii jangan dah" Lenia pun masuk ke dalam ruangan. Terlihat aneh. "Kenapa semua yang ikut kursus banyak sekali perempuannya. Dan lagi kenapa mereka semua berdandan. Mereka mau masak, atau mau ada peragaan busana sih" ucap Lenia dalam hati.
Instruktur yang di tunggupun akhirnya datang. Lenia merasa risih melihat semua orang disana merapikan rambut dan baju mereka.
Mata Lenia terbuka lebar. "Senior taekwon" -- "tunggu... dia yang akan jadi instruktur memasak ku kali ini" Lenia kaget bukan main. Sekarang ia tau alasan kenapa mereka semua yang ada di sini ingin terlihat cantik.

====

"Ok... surat untuk senior taekwon selesai ku buat. Semoga senior mau membacanya" ucap jaeya sambil memegang surat itu. "Untuk senior taekwon dari lee ja..."
"Jaeya... kemarilah!!!turun dan bantu ibu" teriaknya dari bawah.
"Iyahhh" segera jaeya pergi meninggalkan kamarnya dan suratnya di atas meja.
"Eonnie... pinjam pulpen dong eonnie" Leevi yang masuk kedalam kamar jaeya. Dan melihat sepucuk surat diatas meja. "Hooo... surat apa ini??" Leevi yang penasaran lalu membacanya. "Hoo..manisnyaaa... eonnie mengirim surat Cinta. Tapi tunggu dia lupa menulis namanya. Tunggu namanya eonnie tadi siapa ya... lee.. jaa..jaa..." Leevi berpikir keras. "Akhhh... iya aku ingat" segera Leevi mengambil pulpen dan melanjutkan tulisan jaeya. "Oke... semangat eonnie"

To be continued__

*hyuk, *ravi, *n, *vixx, *ken, *hongbin, *leo

Previous post Next post
Up