Repost from WP
Karena ucapan adalah doa...
Sepuluh tahun lalu, ketika baru menemukan ada grup idol bernama Arashi, laptop dan harddisk yang isinya cuma beberapa ratus GB terisi penuh dengan acara Arashi no Shukudai-kun yang enggak penting tapi menghibur.
Dari variety show sampai nonton konser (musik bukan alasan utama untuk menyukai Arashi karena sebenarnya biasa aja) bareng di kos-kosan Yuni-Syilfi sepulang siaran tengah malam (yang sebagian besar dihabiskan dengan antre unduhan di Internet Download Manager di komputer RTC yang sudah ringkih dan sering hang).
Masa kuliah gue ditemani oleh mereka, sampai lima pria ini lambat laun tersisihkan karena kesibukan.
Begitu dapat kerja, tidak ada lagi tuh bela-belain naik kopaja untuk datang ke acara nonton bareng konser di ruangan karaoke mencurigakan di Harmoni atau rumah seorang penggemar Arashi di kawasan Antasari yang macet.
Selama lima tahun terakhir, fansub Arashi juga kurang aktif. Tidak banyak tuh video-video subbed yang muncul, gue yakin karena sebagian besar mengalami fase hidup yang sama seperti gue karena sepertinya rata-rata generasi yang sama. Sibuk mencari nafkah buat diri sendiri cuy!
Lupa bukan berarti jadi tidak suka. Beberapa kali sempet ngobrol sama Yuni kalau someday kita harus nonton Arashi apalagi mereka mau ngerayain 20 tahun sejak debut.
"Gue pengen nonton konser Arashi sebelum kawin," kata Yuni beberapa bulan sebelum akad.
Pada akhirnya sih Yuni keburu kawin dan cabut ke Australia. Waktu itu pun kami berdua masih belum tahu bagaimana caranya dapetin tiket sebagai non fanclub Arashi di Jepang. FYI, dapetin tiket konser Arashi itu susah ya.
- Harus jadi anggota fanclub (yang bayar iuran per tahun)
- Jadi anggota fanclub harus punya alamat di Jepang (jadi harus punya kenalan atau saudara yang mau minjemin alamat)
- Anggota Fanclub bisa dapat tiket konser lewat undian (jadi belum tentu dapat tiket)
Ketika tahu Pewe, seorang teman kuliah penyuka Arashi (in fact, dia tahu Arashi pertama kali dari Nyanya yang tahu dari gue. Ini udah rantai MLM kesekian) sudah daftar jadi anggota resmi fanclub Arashi di Jepang, gw langsung bilang AJAK GUE KALO DAPET TIKET YA (setiap orang bisa dapet maksimal 4 tiket).
Bulan September, Pewe nge-wasap gw kalau dia mau ballot dan mastiin gw mau ikut.
Y. Dan semalem gw tu mimpi Arashi.
Semoga pertanda kita bisa dapat ballot yak haha
Omongan selewat itu terlupakan karena YAELAH NGIMPI BANGET LO.
OKTOBER 2018
Pewe ngirim whatsapp ngasih tahu kalau dia DAPAT TIKET NONTON ARASHI DI SAPPORO BULAN NOVEMBER.
Gue yang waktu itu lagi bersiap-siap wawancara Jefri Nichol buat film Dear Nathan Hello Salma langsung gagal fokus. Pusing harus transkrip, nulis sambil mikirin soal konser.
November kapan Pew?
November besok!
OMG. OMG OMG OMG OMG OMG OMG
Lalu ngecek detil konsernya, WHAT! INI KONSER PERAYAAN 20 TAHUN! Dulu gw suka bilang "at least gw harus nonton Arashi pas konser 20 tahun lah."
CUTI
It was so sudden because the ballot announcement was a month before. Yang artinya, dalam sebulan gw harus izin cuti (TINGGAL EMPAT HARI LAGI TAHUN INI), beli tiket pesawat (KALO DADAKAN MAHAL GILAAA KE JEPANG WOOOY) dan perintilan lain.
Untung banget gw nyisain cuti empat hari yang tadinya mau dihabiskan ke Bali karena ada voucher nginep gratis dua hari, atau ke Vietnam kalau dapat tiket murah. Lebih untung lagi karena ada tanggal merah dan akhir pekan jadinya sisa cuti yang sebentar itu bisa dipas-pasin jadi seminggu.
TIKET PESAWAT
Mungkin namanya memang suratan takdir. Pas banget besokannya ada Japan Travel Fair seakan dikasih jalan "Heh, manusia, sono cari tiket di situ!"
Tiketnya sedikit lebih mahal dari harga termurah di iklan karena kita sudah punya tanggal fix untuk berangkat dan pulang. Baru kali ini sih gw beli di travel agent di travel fair, gw kirain bakal jauh lebih mahal daripada beli sendiri di Traveloka atau Tiket.com, tapi gw dapat best price sih untuk tanggal yang gw mau.
Pas gw ngecek di Traveloka, udah enggak ada tiket murah pas tanggal yang sama persis dengan keberangkatan gw. Yang ada harganya nyaris Rp50 juta!
Dan gw kira kan setiap agen wisata bakal sama aja, tapi kayaknya tiap agen punya langganan sendiri-sendiri deh. Pertama gw ke Obaja, kalau enggak salah mereka nawarinnya JAL tapi enggak ada di tanggal yang gw mau.
Melipir deh ke Wendy, mereka nawarin Cathay yang paling murah tapi lagi-lagi enggak ada di tanggal yang gw pesan.
Meanwhile, gw juga sambil buka Traveloka dan bersiap beli di tanggal yang sudah diinginkan (ada, tapi agak mahal) sebagai jaga-jaga enggak dapat tiket di travel fair.
Begitu pindah ke Smailing Tour, awalnya mereka juga bilang enggak ada di tanggal tersebut. Tetapiiiiii akhirnya dicariin tiket yang lebih asyik lagi malah.
Berangkatnya mundur sehari tapi malem-malem, pulangnya mundur sehari tapi sampe pagi buta. Win win solution karena bisa langsung kerja. Dan harganya lebih murah dari rencana gw di Traveloka. Plus ada cashback dari BNI, walo dikit tapi lumayan lah.
CARI PENGINAPAN
Sungguh gw agak menyepelekan efek konser Arashi di Sapporo. Dulu gw pernah baca, pas mereka bikin konser di kota Miyagi kalau enggak salah, penginapan langsung full booked. Nah, dodolnya gw dan Pewe adalah enggak langsung booking hotel-hotel yang deket stasiun sejak tahu dapat tiket konser karena masih mikirin gimana cuti, gimana tiket pesawat, dsb.
Hotel-hotel yang harganya masih normal pas kita lagi lihat-lihat langsung pada penuh, yang tersisa adalah hotel yang kamarnya Rp3 juta per malam. MANA KUAT BETA BAYARNYA.
Hostel apalagi. Penuh semua terutama tiga hari ketika Arashi konser, 16-17-18 November 2018. KALIAN FAMOUS BANGET SIH BANG BIKIN SAPPORO PENUH TURIS AJA ARGHHH.
Akhirnya kami pesan AIRBNB (tiga hari pertama di mana semua hotel penuh) dan hotel yang sudah kosong pasca konser Arashi. Airbnb emang lebih mahal sih dari hotel, apalagi kalau cuma berdua. Tapi fasilitasnya kan apartemen biasa ya, jadi bisa masak nasi goreng dan indomie demi menghemat biaya makan.
UCHIWA
Nonton konser tanpa uchiwa (kipas) bagaikan ke kondangan enggak pake lipstik. Biasanya orang membawa uchiwa bikinan sendiri bertuliskan pesan untuk orang yang mereka tuju. Buat Ohno, misalnya, orang-orang nulis "pancing aku" (pake bahasa Jepang tentu) dan kalau Ohno lihat dia akan bikin gestur mancing penonton.
Aiba pernah bilang di acara Tetsuko no Heya kalau dia suka notice uchiwa dari penggemar luar negeri, tulisannya "I Come From XXX".
Indonesia Kara Kimashita.
Berhubung gw enggak pandai bikin begitu-begituan (dan enggak ada waktu karena sampai H-2 cuti harus liputan ke Bangkok), soal uchiwa gw serahkan pada Rizu yang akan dibarter dengan jasa beli
goods Arashi. Tolong bikinin tulisan Indonesia Kara Kimashita (Saya Datang Dari Indonesia), pesan gw.
Bisa juga sih beli uchiwa di sana, karena pasti kan ada jualan goods Arashi ya. Kalau mau lihat cuplikan barang-barang yang dibeli oleh kami, lihat aja di video berikut ini.
Pengalaman antrenya juga luar biasa.
https://www.youtube.com/watch?v=VcwrP0TTwEgUnboxing Goods Arashi 5x20 Anniversary Concert
BAJU
Ini adalah kali pertama gw ke tempat yang dingin banget. Mentok-mentok cuma nyobain cuaca 7 derajat di Akita, tapi karena sebagian besar dihabiskan di dalam ruangan/mobil jadi pakai sweater biasa enggak masalah.
Sebenarnya awal November masih belum masuk musim dingin, tapi Sapporo kan letaknya di utara jadi dia duluan dinginnya. Ketika Tokyo masih belasan derajat, di Sapporo suhu selalu satu digit.
Gw enggak punya mantel tebal, cuma punya jaket uniqlo ultra light down. Akhirnya beli atasan dan legging heat-tech extra warm untuk menangkal dingin. Mantel pun pinjem dari ipar. Dipesenin mending pake atasan-atasan sweater, akhirnya pinjem sana-sini lagi deh yang ujung-ujungnya KAGA KEPAKEEE. Berat-beratin koper doang haha.
Jadi ternyata si heat-tech uniqlo ini lumayan ampuh lah, apalagi bersinergi sama lemak-lemak jahanam yang berkumpul di seluruh permukaan kulit. Kayaknya gw pake atasan-atasan biasa di Jakarta juga aman dan damai. Bahkan mantel kakak gw yang tebal pun cuma tersimpan rapi di koper.
Ultra light down sebenarnya kurang ampuh buat dingin, cuma lumayan nahan angin. Yang paling penting itu sarung tangan dan sepatu tebal. Syal juga penting, tapi gw menggantinya dengan kerudung berbahan tebal yang dijamin bikin banjir keringat kalau dipake di Jakarta.
Soal sepatu, gw enggak punya kan yang proper buat musim dingin. Bawa keds biasa ternyata dingin minta ampun. Yaudah deh beli di Sapporo sepatu yang bahannya suede. Langsung aman kakinya, bahkan walau kaos kakinya bukan yang heat-tech. Padu padan ini ternyata bisa membuat gw tetap hidup di suhu 0 derajat.
MENTAL
Selalu ada aja kegiatan atau kehebohan yang membuat gw enggak fokus sama perjalanan mendatang. Dua hari sebelum berangkat ke Sapporo, gw baru aja pulang ke Jakarta dari liputan di Bangkok. Udah lama gw bingung mikirin gimana caranya naro koper di bandara kalau hari H gw masih kerja.
Sebagai pegawai non kantoran yang kerjanya belum tahu apa-di mana-kapan setiap hari, enggak bisa tuh ngerencanain bawa koper ke tempat kerja, kita aja enggak tahu disuruh liputan ke mana besoknya, hahaha.
Googling, tweeting, nanya, akhirnya nemu informasi kalau di bandara Cengkareng ada jasa penitipan bagasi. Tadinya mau ke bandara tanggal 13 semata-mata buat naro koper, tapi takdir berkata lain. Ada bentrok agenda liputan yang membuat gw bisa libur pas hari-H berangkat. Enggak perlu pusing-pusing cari cara naro koper duluan!
Skenario Tuhan tuh kadang serba dadakan tapi indah.
Next: Cerita Tentang Konser Arashi 5x20