Fanfic: kanvas

Jan 30, 2009 17:54

title: kanvas
author: mesti
fandom/pairing: the gazette/ reita x OFC, reita x ruki
rating: PG-15
disclaimer: i do not own them

Rei-san, apa arti biru bagimu?

Laut dengan kedalaman misterinya? Atau langit yang menyimpan selaksa rahasia?

Seperti warna yang tengah kucoretkan kini pada bidang putih bersih di depanku. Biru yang ringan. Begitu hangat, namun juga begitu jauh…

Seperti langit.

Benar. Tepat seperti dirimu, bukan? Rei-san…

Secarik biru menyusul menjejaki dunia rupa. Lebih pekat dari yang tadi, menahan segurat sepi yang tak terpetakan pada kata-kata.

Rei-san… kau tahu? Pernahkah kau mengenal gradasi yang ini? Mungkin tidak… Karena akulah yang ditinggalkan dalam ketidak mengertian. Tenggelam dalam atmosfer tanya tak berjawab, tak berujung…

Apa salahku, Rei-san?

Karena aku membosankan? Karena aku terlalu mudah ditakklukkan? Karena aku tak lagi menarik bagimu?

Maaf atas kesahajaanku, bila itu adalah suatu keburukan menurut pandangmu. Maafkan aku yang terlalu mudah takluk pada tajam tatapmu yang segera saja menawan hatiku. Maafkan nafasku yang tercekat hanya demi melihat gerakmu,yang paling sederhana sekali pun. Begitu mudah bertekuk lutut pada setiap pesonamu.

Begitu membosankan…eh?

Seperti saat pertama kali aku meyerahkan seluruh keakuanku pada kuasamu. Membiarkanmu mengukirkan kecupan demi kecupan pada setiap jengkal tubuhku. Melabuhkan sentuhan dan belaian yang nyaris menghantarkanku pada kegilaan. Membuatku mematahkan prinsip yang kupegang teguh selama ini.

Tidak untuk yang lain, Rei-san… Hanya kamu…

Gadisku yang manis, demikian kau menyebutku setelah kita mencapai titik nadir bersama-sama, bukan? Gadisku tersayang…

Dan aku menitikkan air mata, berusaha untuk tidak menyesali langkah yang kuambil. Berusaha meyakinkan diri bahwa ini adalah keputusan yang benar. Keputusan untuk menyungkurkan diri pada setiap kata dan lakumu. Keputusan untuk menepikan orang tuaku, ayah-ibu yang telah merawatku selama ini namun selalu menggelengkan kepala pada hubungan kita.

Karena kamulah yang paling berharga, Rei-san… Hanya kamu…

Hm…tak heran kau menyebutku membosankan, bukan?

Apa pendapatmu tentang ungu, Rei-san?

Secarik ungu segera bergabung dengan pendahulunya pada bumi warna. Menari melaburkan diri, menciptakan lembayung rapuh pada tapal batas keduanya. Selembayung ufuk barat pada senjakala. Begitu kelu dan bisu.

Apa gunanya bersuara, bila kata tak lagi kuasa menghantarkan makna? Begitu kan, Rei-san? Suaraku tak pernah lagi mencapai ruang batinmu. Sejak saat itu. Sejak aku melihat pemandangan yang paling tak ingin kupercayai seumur hidupku.

Kau dan orang itu… Kalian saling meremukkan diri dalam dekapan dan kecupan liar. Saat mentari belum lagi sempat menyembunyikan diri. Bila belanjaan yang kubawa tidak jatuh, tentu kalian tak akan pernah menyadari kehadiranku, bukan?

Hanya dengan sepatah “Keluar!” dan “Dia bukan siapa-siapa, Ruki-chan…” kau telah mendepakku dari duniamu. Selamanya. Menutup semua pintu dan celah yang berusaha kumasuki. Tanpa hasil. Tidak lewat telepon, mail, ataupun tatap muka. Tidak lewat ratapan, tangisan, tawaran, hingga teriakan yang kulontarkan. Tak ada guna. Kutubmu telah memisahkan diri dengan sempurna dari kutubku.

Begitu sederhana…

Semudah kau mendapatkanku, semudah itu pula kau mencampakkanku, bukan?

Segurat merah lalu memotong keheningan lembayung. Semerah luka yang kini mencabikku dalam kehampaan bernama keputus asaan. Begitu segar dan tak terbantahkan.

Andai saja aku dapat menorehkan merah yang sama padamu, Rei-san…

Tapi aku terlalu lemah untuk melakukan hal seperti itu. Terlalu berakar cinta ini hingga aku bahkan tak sanggup melihat kepedihan menyapamu.

Terlalu bodoh, bukan?

Apa yang kuinginkan? Apa yang kuharapkan? Apa guna semua dialog sunyi ini? Untuk menyadarkanku bahwa kau tak akan pernah lagi kembali ke sini?

Huh…alangkah lucunya!

Di depan kanvas yang telah kunodai sendiri, aku tersungkur. Terlalu berat semua rona ini untuk kutanggungkan. Terlalu berat bulir-bulir bening ini untuk kubendung dalam pelupuk mataku.

Untuk apa…

Kenapa…

Mengapa…

Cukup!!!

Lalu putih mengembalikan semua pada ketiadaan.
..................................................................................................................................
A/N: hyaa~...my first reituki. mana pake OFC pulak XDD
pertama kalinya nulis fic berdasarkan rikues temen ^^

fanfic, reituki

Previous post Next post
Up