A/N : Birthday fic for
pucchan_17 maaf yaaa pendek dan gajelas lol, bikinnya buru-buru :3
Aku cemberut saat melirik jam dinding di kamarku yang kini sudah menunjukan pukul satu siang. Shou ―pacarku, berjanji akan menjemputku pukul dua belas tapi kenapa sampai sekarang ia tak kunjung sampai? Aku sudah mencoba untuk menghubunginya berulang kali sejak satu jam yang lalu tapi ponselnya tidak aktif. Sial.
“Kau kemana sih? Apa kau lupa dengan janji kita dan masih tertidur sekarang?” kubanting ponselku ke kasur dengan kesal. Si bodoh itu, apa ia tak tahu aku tak ingin membuang waktu di hari spesialku ini dengan percuma?? Film yang mau kita tonton kan mulai jam dua!
Aku mencoba mengurangi rasa kesalku dengan memainkan laptop yang masih menyala, namun pikiranku tetap melayang ke kekasihku yang entah sedang apa hingga ia tak kunjung tiba menjemputku. Pikiran-pikiran mengerikan mulai melintas ― mungkin Shou kecelakaan, atau dirampok, atau apapun yang buruk sehingga ia menghilang begini. Argh, pikiran-pikiran itu membuatku frustasi! Mengapa kau tak cepat datang saja sih!
Apalagi aku mulai mengantuk. Semalam aku kurang tidur karena sibuk mencari padanan baju dan make-up yang harus kupakai hari ini, aku tak mau terlihat jelek atau salah kostum. Ditambah dengan obrolan malam dengan sahabatku yang begitu seru, hingga tak terasa waktu sudah menunjukan pukul empat pagi, jadi aku hanya tidur lima jam.
Tak kuat menahan kantuk, aku menutup laptopku dan bersender dimeja tempat aku memainkan laptopku, memandangi fotoku dan Shou saat kami sedang pergi ke pantai. Foto itu sudah lama, diambil tiga tahun lalu namun aku sangat menyukainya. Shou yang memakai celana pendek coklat muda dengan t-shirt hitam lengkap dengan kacamata hitamnya mengalungkan lengankanannya di leherku dengan protektif, dan aku yang tengah memakai one-piece putih tersenyum lebar dengan bintang laut yang kupegang berdua dengan Shou. Kami terlihat begitu bahagia, saat pergi ke pantai untuk merayakan lima tahun hari jadi kami. Aku mengenal Shou sejak kami masih duduk di bangku SD, dan mulai berpacaran saat k`ami kelas dua SMA. Sekarang, kami sudah berpacaran selama delapan tahun, waktu yang tak sebentar dan perasaanku ke Shou tak berubah sedikitpun, bahkan bertambah kuat. Aku tak tahu apa Shou juga begitu tapi aku memutuskan untuk mempercayainya. Hey, pacaran itu mengenai kepercayaan kan?
Tak terasa, aku terlelap dengan memandangi foto kami berdua itu.
***
“Nggh..” Aku menggumam pelan saat aku merasakan tubuhku diangakat oleh seseorang dan saat aku membuka mataku, aku luar biasa kaget karena aku bertemu pandang dengan Shou yang tengah mengendongku.
“Eh, bangun ya” ujarnya sembari tersenyum, tapi tetap menggendongku dengan erat.
“Ka-kau sedang apa ini jam berapa-”
“Jam empat. Maaf ya aku terlambat, sekarang filmnya sudah selesai.. kau mau kita pergi tempat lain saja?”
Melihat Shou yang baik-baik saja tanpa luka sedikitpun, membuatku kesal luar biasa. “Kenapa kau terlambat? Kau ketiduran? Teganya kau-”
Aku tak sempat menyelesaikan kalimatku karena Shou sudah membungkamku dengan ciumannya yang lembut, membuatku mengalungkan kedua lenganku dilehernya dan membalas ciumannya pasrah. Ciuman Shou yang tadinya lembut perlahan memanas saat ia memasukan lidahnya kedalam mulutku, mengajak lidahku berdansa dengan miliknya. Aku begitu dimabukkan oleh ciumannya, tak sadar kini aku telah terbaring dikasur dengan Shou diatas tubuhku, sibuk menciumi dan sesekali menghisap leherku.
“Aaah-” aku mendesah dibuatnya, ciuman Shou begitu memabukkan ditambah dengan tangannya yang kini mulai bergerilya dibalik atasanku, membuatku mabuk kepayang. Tapi, tunggu dulu, seharusnya aku marah disini!
Aku mendorong tubuh Shou dengan agak kasar, dan buru-buru merapikan bajuku.
"Kau ini apa-apaan? Sudah datang terlambat, tiba-tiba main menyerangku. Kau tahu tidak kau sudah merusak hariku??” Aku merasakan mataku perlahan memanas, campuran antara kesal, marah dan kecewa dengannya.
Melihatku yang tiba-tiba meneteskan air mata, Shou segera memelukku dan mencium puncak kepalaku dengan lembut seraya bergumam, “Maaf. Maafkan aku. Kau mau kan memafkaanku? Aku akan menjelaskan mengenai keterlambatanku nanti.. Maafkan aku juga karena tiba-tiba menyerangmu, habis kau begitu cantik hari ini”
Aku yang memang pada dasarnya lemah dengan Shou, hanya bisa bergumam tak jelas didadanya, bau tubuhnya selalu bisa menenangkanku.
“Karena kita sudah terlambat untuk menonton film bagaimana kalau kita makan malam saja? Sebelum itu aku ingin mengajakmu ke suatu tempat” perkataan Shou membuatku penasaran, memangnya ia mau mengajakku kemana?
Aku hanya bisa pasrah saat Shou mengamit lenganku dan membawaku ke suatu tempat dengan mobilnya.
***
Saat Shou menghentikan mobilnya, aku terkejut. “Ini kan… taman sebelah SD kita..”
“Iya, Pamela.. ini, tempat bermain disini adalah tempat kita pertama kali bertemu, 17 tahun yang lalu” ujar Shou, berjalan perlahan menuju kursi di dekat gundukan pasir. Dulu taman ini ramai, tapi sekarang semenjak ad ataman lain didekat sini, taman ini hampir tak memiliki anak kecil yang sibuk bermain.
Aku duduk disebelah Shou, bingung. Apa maksudnya mengajakku kesini?
“Maksudmu-”
Aku kembali tak mampu menyelesaikan kalimatku karena tiba-tiba Shou mengeluarkan sesuatu dari balik blazer yang dikenakannya, dan saat ia membuka kotak kecil itu, aku tak bisa menahan rasa kagetku lagi.
“Maukah kau menghabiskan 17 tahun berikutnya, dan seterusnya hanya denganku? Will you marry me?”
Aku hanya mampu terpaku memandang cincin perak yang tengah dihadapkan didepanku oleh Shou, aku merasa sangat terharu, bulir-bulir air mata perlahan jatuh membasahi pipiku.
Kupeluk Shou erat-erat seraya berkata “Tentu Shou, aku mau!”
Mendengar jawabanku, Shou memelukku dengan tak kalah erat sembari mengusap-usap kepalaku lembut.
“Terima kasih, dan…. Selamat ulang tahun”
Ya.. hari ini adalah hari ulang tahunku, dan lamaran Shou adalah kado terindah yang pernah kuterima selama 25 tahun hidupku!
“Oh ya maaf ya, tadi aku terlambat karena mencari cincinnya. Ternyata jatuh dibawah tempat tidur”
“………”
-THE END-