driving thru

May 04, 2014 22:19

"Turun."

"..." Lelehan itu belum habis, masih tersisa satu sisi puncaknya. "Tapi kalau tidak dibuang bungkusnya bagaimana aku bisa lanjut makan?"

"Turun."

"..." Bungkusan menutupi si susu beku digenggaman. "B-baiklah."

Rasanya ingin kuguncang mobil ini, kecelakaan sekali pun tidak peduli. Mendadak sebal dengan kelakuan pria yang kini memegangi setir mobilnya dengan tatapan kosong. Anak itu memang keras. Anak, ya, anak laki-laki. Menyebalkan seperti bocah. Kau bisa lihat: salah satu tangan mengemudi, sedangkan yang lain lagi diletakkan menyandar kaca jendela yang setengahnya terbuka agar lebih mudah buang asap rokok, sombong sekali. Aku duduk tepat bersisian dengan jendela berkeadaan serupa dengan harapan bisa buang sampah lebih mudah. Hei, halo, mobil sedan ini terasa pendek saat kutatap spion yang terasa dekat sekali dengan tanah aspal, ternyata. Musim panas ini aku menggenggam sebatang es krim berperisa vanila cokelat. Sempat mampir di salah-satu toko kecil sebelum kembali pulang dari vakansi kami, tepat di dekat bibir pantai.

Lalu, bagaimana aku bertahan dengan sampah lengket ini jika sedikit pun tidak boleh membuang sampah lewat jendelanya. Aku diancam akan diturunkan lalu ditinggal. Bagaimana aku harus terus dalam posisi ini. Mobil ini terlalu kecil hingga tidak ada tempat menyimpan benda kotor semacam bungkus eskrimku.

Tanganku terulur keluar.

Sungguhan kubuang.

Dan mobil berhenti melaju.

"Turun."

Menggeleng, "Tidak."

"Turun."

Kupelototi, berharap ia takut. "Tidak, tidak, tidak."

Ada napas yang mendekatiku ketika ada sepasang bibir mengecup milikku, agak lama. "Baru tahu kalau vanilla dan cokelat bisa dipadu." Lalu mobil berjalan kembali. Pulang.

c: bae suhyeon, v: park bo young, g: romance, v: lee jong suk, a: winter blossom, g: fluff

Previous post Next post
Up