Tatta-Latta

Dec 09, 2011 13:26

-xXx-

Tatta!! Latta,Latta,Latta!
Latta!! Tattatta,Latta,Latta!
Tatta!! Lattatta,Latta,Latta!
Latta!! Tattatta,Latta,Latta-

-xXx-
“Ini aneh-ya.”

“Heu?”

“Aku-entah kenapa ingin makan ikan tuna yang disiram saus nanas pedas. Belikan, dong.”

“…sepupu tertjintah, aku memang bahagia waktu Nenek suruh aku nikahi kamu, tapi bukannya aku mau jadi budakmu.”



BAK-BUK-BUAGH!!!

(Maaf, tapi untuk adegan ini kami hanya bisa memberikan SFX karena kekerasan domestik tidak baik untuk anak-anak. Terima kasih banyak <3 )
Beberapa menit kemudian, terlihatlah sesosok pria pirang sedang merayap keluar dari balik pintu. Ya, merayap, kalian tidak salah lihat. Mungkin itu karena sekujur tubuhnya dipenuhi memar. Dan segera saja setelah dia keluar, seorang peri rumah mungil menghampirinya. Tapi kalian tahu, apa pesan terakhirnya pada sang peri rumah sebelum matanya tertutup?

“Tuna-saus nanas pedas-please, Summer, please-“

Tenang saja, Aaron Lowell tidak meregang nyawa hanya karena dia menolak membelikan masakan yang diminta oleh sepupunya. Yang meminta juga tahu diri, kok. Pastinya Aaron akan dibiarkan hidup walaupun memang agak sekarat, habisnya kalau benar-benar dibunuh juga-siapa yang nanti mau membawakan pesanannya? Ya, begini-begini Kerry Spade masih bisa berpikir, kok. Hantaman yang didaratkannya ke lelaki itu sudah dikira-kira juga, bagaimana supaya yang bersangkutan paham apa yang akan mengincarnya nanti kalau sampai gagal memberikan apa yang diminta, sekaligus juga supaya tetap ada yang bisa mengantarkan porsi tunanya. Hohoho.

Tapi sebenarnya, dia masih berpikir juga, lho. Tidak biasanya dia ingin makan tuna, apalagi dipasangkan dengan nanas. Padahal kalau neneknya memasak tuna-dia selalu mencari alasan supaya tidak usah makan di rumah. Sekarang malah lidahnya yang meminta. Oh-ohh, apakah ini adalah pertanda bahwa alien terung sebentar lagi akan menguasai dunia? Demi apa.

Krik, deh.

Sambil menunggu sepupunya kembali dengan makanan yang dia inginkan, wanita itu pun mulai membuka majalah yang ada di atas mejanya. Nah, jadi ada gosip apa untuk kali ini? Dan bagaimana juga kabar cerita pendeknya yang dikirimnya ke majalah ini? Wah-sepertinya mendapat banyak respon positif. Memang kisah cinta segiempat F.A.N.S yang dibuatnya itu tidak pernah ada matinya, ya.

Lalu perhatiannya mendadak terarah pada satu artikel. Di artikel itu, ada gambar seorang wanita dengan gelembung kata yang bergerak-gerak di atas kepalanya. Yang ada di dalam gelembung kata itu-terung. Gesturnya seperti sedang menyuruh, apalagi ada seorang pria di dekatnya yang sepertinya tergopoh-gopoh berlari ke pintu. Judul artikelnya-



“Ker-ini tuna saus nanas pedasnya-aduduh, tadi kau apakan sih pinggangku?”

Tidak ada jawaban yang datang karena nampaknya yang bersangkutan tengah serius dengan sesuatu. Penasaran, dan untungnya sekarang sudah bisa bergerak dengan agak lebih bebas walaupun nyeri masih bertebaran di sekujur tubuhnya, pria muda itu pun melongok sedikit untuk melihat apa yang tengah dibaca oleh sepupunya. Lalu dahinya mengerut.

“Aku akan Jadi Mama: Panduan Kehamilan, Ker? Memangnya kau ham-GYAAAAA-“

Dan sekarang, dengan menangisi nasib tuna saus nanas pedas yang didapatkannya dengan mempertaruhkan nyawa, Aaron Lowell pun kembali terlempar ke seberang ruangan. Hidungnya terlebih dahulu mendarat untuk mencium lantai, lalu disusul dengan si piring tuna yang merayap (?) mesra ke belakang kepalanya. Jadi, apa sesungguhnya kesalahan Lowell muda yang malang itu sampai dia harus menerima nasib menyedihkan ini?

Soalnya, dia mengatakan hal yang tabu.

Satu kalimat pertama yang dicetak tebal di artikel itu kan-ngidam.

-xXx-

Tatta!! Latta,Latta,Latta
Latta!! Tattatta,Latta,Latta
Today and tomorrow too... TattaLatta!!

-xXx-

Tatta Latta (c) here ' ')/

roleplayocs, fanfiction

Previous post Next post
Up