Title: Thorn Year (가시연) - The First Part - Reduced Horizon
Original Author: Maio
Translated in Bahasa (from Korean/Chinese) by: Jaesy
Genre: Romance,Smut
Rating: R (explicit contents and language)
Pairing/s: Yunjae
Length: 1/12 Chapters
Please DO NOT repost this fics outside this Livejournal!!
Any request to repost, please send me message.
"Sial" Aku menyumpah dengan pelan.
Sepedaku yang awalnya diparkir di tembok sekarang tergeletak rusak di tanah. Dari kondisinya seolah-olah sepeda itu telah jatuh 12 kali.Aku tidak mengerti mengapa ada orang yang sengaja merusak sepedaku dan terlihat bekas goresan dimana-mana."Abangku pasti akan marah melihat ini",pikirku.
Aku mulai melihat sekelilingku, tanganku mengepal dengan keras."Siapa yang telah merusak sepedaku?!" aku berkata dalam hati dengan perasaan sangat marah.
Tidak banyak murid yang melintas di sekelilingku, kalaupun ada mereka juga tampak tidak mempedulikanku dan sepedaku tentunya. Aku tetap melihat sekelilingku dengan pandangan marah, tapi tidak ada satupun yang mencurigakan.
Kemudian aku mendengar suara langkah kaki mendekat dengan pelan...
-----
Aku melihat ke arah sumber suara langkah kaki itu dan aku melihat sepasang sepatu hitam. Aku tidak perlu mengangkat kepalaku untuk mengenali sang pemilik sepatu hitam itu untuk tahu siapa dia.
Aku melihat dia berada didepanku. Syal putih panjang ,wajahnya yang sedikit pucat,namun pipinya bersemu kemerahan. Syal putihnya yang tebal seolah menyembunyikan hampir separuh wajahnya,dan dia berkata sesuatu.
Aku mendengar dia berkata sesuatu padaku, tapi karena syal putih tebal menutupi mulutnya, aku tidak mengerti apa yang dia katakan. Dia melihat ekspresi wajahku yang bingung,kemudian dia melepaskan syalnya.Bibir berwarna cherry itu terlihat lagi.
Dia tampak tidak senang melepaskan syal putih itu, ekspresi di wajahnya seolah mengatakan mengapa aku harus melepaskan syal ini demi kamu?. Dan aku melihatnya mendekatiku...
-----
"Lee Soo Hun",dia berkata.
Aku melihatnya dengan tatapan bingung.
"Dia juga bersekolah disini,dan dia memang tukang buat onar",sambungnya.
"Ahhh...."aku tersadar,"Dia yang merusak sepedaku,ya?Kau tahu dia?"aku bertanya.
"Dia mengejarku",jawabnya singkat.
Mendengar jawaban singkat dan aneh darinya, aku hanya terdiam.Aku tidak tahu,aku harus sedih atau tertawa mendengar jawaban itu. Dia terlihat sangat serius di depanku, tapi juga bodoh. Si bodoh yang cantik.
"Kau tidak percaya ya?" dia melihatku sambil tersenyum mengejek.
Aku bisa melihat dia mengerutkan keningnya dan suaranya sarat akan emosi yang memendam kebencian. "Apa yang dia lakukan?",pikirku.
-----
Saat itu aku tidak mempunyai banyak waktu untuk terus ngobrol dengannya. Aku melihat ke arah sepedaku yang rusak dan perasaan jengkelku muncul lagi. Aku menendang sepedaku dengan keras, suara besi beradu dengan tanah terdengar saat aku menginjak sepedaku. Dia melihatku dengan pandangan sedikit takut.
Aku melihat ke arahnya lagi dan berkata,"Bisa kita ketemu besok,setelah pulang sekolah?"
"Ok.." dia menjawab dengan singkat.
Jawaban yang pendek darinya cukup membuatku bertanya-tanya dalam hati, "apakah dia memiliki tujuan tertentu?". Saat itu aku tidak bisa tidak menaruh curiga padanya.
Tetapi, yang terpenting sekarang adalah menemui abangku.
-----
Bersama dengannya membuatku lupa waktu dan lupa dengan tujuanku.Aku harus pergi darinya cepat-cepat.
Tidak diragukan lagi, dialah satu-satunya orang yang bisa membuatku lupa akan segalanya. Tidak peduli, dia berbicara dengan lambat dan lama,namun suaranya yang lembut terdengar seperti mantera di telingaku. Suaranya yang indah masih menggema di telingaku.
"Boleh aku pergi sekarang?"dia berkata dengan cepat.
"Bagaimana kau..."belum selesai berbicara,aku mendengar dia berkata lagi.
"Aku mau jalan-jalan",nada yang sedikit jengkel terdengar dari mulutnya dan aku melihatnya dengan tatapan aneh.
Emosinya bergerak naik turun dengan cepat dan setiap kata-kata yang keluar dari mulutnya seolah-olah tidak berhubungan satu dengan yang lain.
"Dia bisa berubah dengan cepat",pikirku,dan sekarang ini aku belum terbiasanya dengannya. Aku tidak bodoh, tetapi sepertinya cara pandang kita berbeda.
-----
"Aku ingin lihat mukanya yang jelek itu" sambungnya dengan cepat.
"Brengsek!Lee Soo Hun ngga pernah kalah sebelumnya!brengsek dia!"aku mendengar dia menyumpah dengan kasar. Tampaknya mulut yang indah itu tidak takut untuk berkata kasar.
Melihat tatapan dia yang dingin, tiba-tiba aku teringat sesuatu. Lee Soo Hun...nama itu terdengar familiar di telingaku. Mungkinkah dia adalah si pembuat onar yang sering diceritakan temanku?