Title: Thorn Year (가시연) - The First Part - Reduced Horizon
Original Author: Maio
Translated in Bahasa (from Korean/Chinese) by: Jaesy
Genre: Romance,Smut
Rating: R (explicit contents and language)
Pairing/s: Yunjae
Length: 1/12 Chapters
Please DO NOT repost this fics outside this Livejournal!!
Any request to repost, please send me message.
Abangku adalah sosok yang disukai oleh banyak orang di sekolah. Ketidakhadirannya di upacara pembukaan tahun ajaran baru menimbulkan banyak pertanyaan. Aku berpikir untuk meneleponnya sambil mengambil telepon genggam dari saku celana, tapi setelah dipikir-pikir, aku rasa itu bukan ide yang bagus.
Pidato kepala sekolah yang panjang membuat banyak murid menjadi tidak sabar,termasuk aku. Aku melihat ke sekeliling, para gadis merapatkan diri satu sama lain. Meskipun ini sudah bulan Maret, tapi suasana aula pagi itu masih tetap dingin karena angin musim semi. Kepala sekolah tetap meneruskan pidatonya yang panjang tanpa memperdulikan murid-murid yang sudah kedinginan.
----
Aku merasakan leherku mulai sakit dan aku berpikir, pasti ini gara-gara angin dingin. Angin dingin mulai merasuki tubuh membuatku seolah-seolah mau pingsan.
Lalu, aku mendengar suara itu...
"Ah,maaf.."
Akupun berpaling ke arah sumber suara di sebelah kananku. Dia datang terlambat ke upacara ini dan rupanya dia juga telah menginjak kaki beberapa orang murid yang menyebabkan gerutuan kecil terdengar. Dia memiliki suara yang lembut, membuat aku tertarik. Namun nampaknya bukan aku saja yang tertarik, para gadis itu juga mulai berbisik,"Wow!dia ganteng sekali!".Akupun mengerenyitkan dahi, dan terdorong untuk melihat sosok itu dengan lebih jelas.
----
Perlahan aku mulai melihat sosok itu. Seolah-olah sekelilingku terdiam seperti gambar yang tak bergerak, saat aku melihat sosoknya melangkah pelan menuju kursi kosong yang sudah disiapkan oleh temannya. Saat itu adalah saat yang tidak bisa kulupakan.Aku hanya terdiam melihat dia, melihat sosoknya yang sangat indah dan cantik dimataku.
Dia memakai seragam sekolah yang sama, rambut hitamnya yang mengkilat menutupi telinga,sepasang mata besarnya yang indah, bulu mata yang lentik dan kulitnya yang seputih porselen, bibirnya yang berwarna cherry dan dia pun tersenyum. Sambil malu-malu dia mengangkat jari-jari yang indah itu menutupi senyumnya yang indah,menyembunyikan lekuk bibirnya yang sempurna.
Aku terus memandangnya dan merasa heran. Dia bukan wanita, tetapi dia benar-benar seperti wanita dimataku. Aku tidak memperdulikan lagi pidato kepala sekolah yang panjang lebar karena sibuk memperhatikan sosok indah itu.Menit demi menit berganti,aku masih memandanginya dan seolah-seoalah semua yang ada sekelilingku saat itu kabur. Saat itu, hanya ada aku dan dia...dan aku merasa itu adalah waktu yang indah.
Aku melihat sosok itu berbicara, mulutnya yang bergerak-gerak dengan lucu saat dia berbisik dengan teman di sebelahnya, dan aku merasakan seolah-olah dia bernapas di dekatku.Akupun bisa melihat dia terus menerus menggosokkan kedua tangannya untuk menahan cuaca dingin. Dia terlihat sangat cantik.
----
Suara kursi beradu dengan lantai mulai terdengar saat para murid meninggalkan aula karena upacara telah usai. Waktu seolah berputar dengan cepat karena ada sosok yang indah itu. Aku bisa melihatnya meninggalkan aula,rambutnya yang hitam ditiup angin,dan syal putih yang dikenakannya berkibar ditiup angin,seolah-olah mengiringi langkah sosok indah itu.
" Jung Yunho!" panggil seorang teman sambil berjalan ke arahku.
Aku yang bersandar di tembok sambil melamun seolah tersadar karena orang yang ku kenal berdiri di depanku.
"Hey!sekolahnya menarik kan? Mana Bang Eunho? Kok dia ngga datang tadi? Kau sudah telepon dia belum?"
Mendengar perkataan temanku, aku seolah tersadar. Aku pun mengambil telepon genggam dan mulai menelepon abangku.
----
"Beep...beep...beep.." tidak ada jawaban.
Aku mulai sedikit panik karena takut sesuatu terjadi. Aku pun berlari ke arah kelas abangku, ingin menemuinya.Ia tidak disana dan teman-temannyapun menanyakan hal yang sama padaku. Akupun bergegas melangkahkan kaki ke ruang guru, dan bertanya pada bapak wali kelasnya.
"Eunho, jatuh pingsan sebelum upacara dimulai. Dia sekarang ada di rumah sakit." kata pak guru dengan sabar sambil menepuk lembut pundakku.
Kata-kata pak guru itu serta merta membuatku tambah panik. Aku takut, abangku sakit berat, atau mungkin anemia-nya kambuh lagi. Mengelengkan kepala kuat-kuat, aku mencoba menghapus kecemasanku.
"Abang pasti akan baik-baik saja kan" pikirku. Dan akupun mulai berlari dengan kencang menuju parkiran sepeda.
Saljupun mulai turun perlahan-lahan....