Quality first, then quantity
Ramandhan karim.. tidak terasa sudah mencapai hari2 akhir ramadhan tahun ini. Ada beberapa tradisi ramadhan yang akan hampir selalu berulang tiap tahun, seperti sebuah siklus. Misalnya mesjid saat terawih, hari2 awal penuh sesak, bahkan harus datang lebih awal agar dapat tempat. Akan tetapi kalo sudah menjelang hari2 terakhir, jumlah jamaah menurun drastis, seakan seleksi alam, siapa yang dapat beradaptasi, dia yang bertahan. Tidak jarang juga yg sampai bikin anekdot kalau mal2 pada 10 hari terakhir pasti jauh lebih ramai dari hari-hari biasa. Fenomena yang akan dijumpai hampir disetiap tempat *sigh..
Tetapi, ada yang menarik di masjid dekat kos saya. Kebiasaan masjid dengan background salah satu ormas islam tsb adalah adanya infak setiap malam. Saya takjub ketika diumumkan kalau tiap harinya infak mencapai angka 700ribu. Dan seperti biasa, di masjid ini pun ada fenomena penurunan jamaah menjelang akhir2 ramadhan. Tarawih saya yang terakhir di sana sebelum mudik, shaf putri hanya terisi 3 baris, dibandingkan waktu awal2 penuh sekali. Seperti biasa, saat diumumkan perolehan infak, saya menduga perolehannya pasti lebih sedikit, karena jumlah jamaah yang berkurang drastis, lebih dari separonya. Ternyata tidak, infak yang terkumpul malah lebih banyak, mencapai 1juta... Subhanallah..
Keren sekali, ... Ini mengajarkan saya bahwa, bagaimanapun keadaan dan siklus ramadhan di luar sana, mereka, kami yang benar2 merindukan ramadhan dan menghargai datangnya bulan keberkahan itu, akan memanfaatkan dengan sebaik2nya limpahan barokah dan pahala. Tidak perduli berapa jumlah kami, tidak menjadi penghalang untuk menunjukkan seberapa kualitas kami...... Menyenangkan sekali melihat orang2 yang terus berlomba-lomba berbuat kebajikan..... Muslim memang bermacam, mungkin sebagian kita ada yang sibuk mempersiapkan lebaran, sehingga lalai. Bukan dengan menghujat untuk mengingatkan, atau dengan memberikan sindiran yang menusuk2, tapi dengan dirangkul, disampaikan dengan cara ahsan, sehingga perubahan yang akan mereka adalah benar2 perubahan yang timbul dari hati.
Tetapi, ada yang menarik di masjid dekat kos saya. Kebiasaan masjid dengan background salah satu ormas islam tsb adalah adanya infak setiap malam. Saya takjub ketika diumumkan kalau tiap harinya infak mencapai angka 700ribu. Dan seperti biasa, di masjid ini pun ada fenomena penurunan jamaah menjelang akhir2 ramadhan. Tarawih saya yang terakhir di sana sebelum mudik, shaf putri hanya terisi 3 baris, dibandingkan waktu awal2 penuh sekali. Seperti biasa, saat diumumkan perolehan infak, saya menduga perolehannya pasti lebih sedikit, karena jumlah jamaah yang berkurang drastis, lebih dari separonya. Ternyata tidak, infak yang terkumpul malah lebih banyak, mencapai 1juta... Subhanallah..
Keren sekali, ... Ini mengajarkan saya bahwa, bagaimanapun keadaan dan siklus ramadhan di luar sana, mereka, kami yang benar2 merindukan ramadhan dan menghargai datangnya bulan keberkahan itu, akan memanfaatkan dengan sebaik2nya limpahan barokah dan pahala. Tidak perduli berapa jumlah kami, tidak menjadi penghalang untuk menunjukkan seberapa kualitas kami...... Menyenangkan sekali melihat orang2 yang terus berlomba-lomba berbuat kebajikan..... Muslim memang bermacam, mungkin sebagian kita ada yang sibuk mempersiapkan lebaran, sehingga lalai. Bukan dengan menghujat untuk mengingatkan, atau dengan memberikan sindiran yang menusuk2, tapi dengan dirangkul, disampaikan dengan cara ahsan, sehingga perubahan yang akan mereka adalah benar2 perubahan yang timbul dari hati.