Mari mengisi waktu luang dengan menulis.., yoshh...
Intermezo saja, nulis yang gak pake mikir.. hehehe.. Kali ini saya mau sharing tentang dorama yang baru saya tonton, Bambino. Bambino bercerita tentang seorang chef, Ban Shogo, dari kota kecil di Fukuoka untuk menggapai impiannya di Tokyo. Yang ingin saya share-kan di sini adalah apa yang saya dapatkan dari serial yang jalan 11 episode ini.
Hampir sama seperti serial jepang lainnya, yang mengangkat tema tentang seseorang yang sedang berjuang menggapai impiannya, Bambino dipenuhi dengan pesan-pesan yang sangat aplikatif untuk diterapkan di kehidupan kita terutama bagi kita yang saat ini sedang berjalan untuk mewujudkan harapan (eh ciee). Bambino sendiri merupakan bahasa italia dari bayi, menggambarkan karakter Ban Shogo, seperti seorang bayi yang belajar menjadi chef yang sebenarnya. Ban digambarkan sebagai chef berbakat yang sedang magang di Tokyo. Dia orang yang angkuh, menganggpa bahwa dia adalah chef terhebat, padahal kemampuannya tidak seberapa jika dibandingkan dengan chef2 lain di restoran tempat dia magang, Trattoria Baccanale. Awalnya, dia melakukan berbagai kesalahan, sok2an bisa bikin brodo, padahal ndak pernah buat sebelumnya, dan dia mengalami masa2 sulit diawal karena sifatnya yang terlalu angkuh. Berangkat jauh2 ke tokyo untuk belajar jadi chef, eh malah cuma bisa cuci2 piring. Untung Ban tidak cepat menyerah, lantas dia menjadi asistan Katori, chef pembuat pasta. Lama-lama, dia mulai bisa beradaptasi dengan ritme kerja di sana uang menuntut kerja cepat.
Yang menarik di sini, suasana kerja di Baccanale, walaupun dengan ritme kerja yang sangat cepat dan kemampuan chef yang profesional sehingga daya saingnya tinggi, mereka tidak terkesan saling jegal-menjegal. Salah satu hal yang menarik bagi saya adalah ketika Asuka menunjukkan Ban bagaimana caranya mereka bisa bekerja cepat dan tepat. Mereka harus bisa menentukan skala prioritas pekerjaan mana yang harus didahulukan dan membuat perencanaan yang baik (kebayang kan orang yang datang ke restoran pasti lapar dan ingin cepat makan, jadi tahulah gimana ritme chef-nya).
Ban yang tertantang untuk bisa jadi chef beneran di Baccanale dan hasratnya sudah tidak bisa diredam lagi, memilih untuk meninggalkan kuliah, demi meniti impiannya menjadi chef. Hebatnya lagi, ibu Ban sama sekali tidak marah dan mendukung keputusan Ban untuk meraih impiannya, walaupun biaya kuliah di jepang juga tidak murah. Lucunya, Ban bertekad untuk mengembalikan uang kuliahnya ke ibu, dan ibu bilang kalau saat dimana dia sudah bisa mengembalikan semua uang kuliahnya, itulah saat dimana dia dinyatakan lulus.
Di Baccanale, Ban tidak serta merta menjadi chef, dia malah disuruh jadi waiters dulu. Walaupun batin menolak, tapi dia tidak ada pilihan lain. Justru masa tunggu inilah yang mendewasakan dia, rekan2 kerjanya benar2 hebat. Mereka tidak hanya baik di depan, lantas nusuk di belakang, tapi mereka berani membenarkan kalau memang sikap dia salah dan dengan suka rela membantu agar dia bisa menjalani masa2nya sebagai waiters. Salah satu kutipan chef yang saya suka adalah " Jika kamu tidak bisa fokus terhadap apa yang ada di depan kamu, maka kamu tidak berhak untuk berbicara tentang mimpi-mimpimu". It means, walaupun mungkin apa yang kita hadapi di depan kita bukanlah sesuatu yang kita inginkan, kita harus tetap profesional, gak cuma ogah-ogahan.
Ada dua hal yang saya suka dari certa bambino secara keseluruhan. Yang pertama, semua pemain punya karakter kuat. Tidak ada peran antagonis tidak menjadikan dorama ini membosankan. Orang2 di Baccanale tipe2 orang yang akan mengingatkan kita kalau salah, membantu kalau kesulitan, memberikan saran saat dibutuhkan, bukan mereka yang selalu membenarkan apa yang kita lakukan.. Mereka juga tipe orang2 yang bekerja dengan fair, siapa yang punya kemampuan lebih dipersilahkan untuk bekerja lebih . Yang kedua, bahwa kita tidak akan berhenti ketika satu mimpi kita terwujud, perlu ada impian2 baru yang harus kita wujudkan agar hidup kita lebih menyenangkan. Ban, yang punya impian bisa jadi chef, ketika dia sudah jadi chef, kemudian dia merangkai mimpi lagi untuk bisa jadi chef di Italia. So far, Bambino ini menggambarkan dengan halus, bagaimana ketika kita punya impian, berjuang mewujudkan impian, dan tidak hanya berhenti sampai disitu, bahkan ketika impian itu sudah di tangan kita, ternyata kita perlu merangkai mimpi2 baru...
Dorama yang sangat recommended untuk dilihat, membangkitkan semangat, dan bisa jadi penyemangat^^
seperti lirik theme song yang dibawakan arashi, We Can Make It:
we can make it true yuruganai yume wa itsumo soko ni aru
hateshinaku hiroi sekai, ima sugu ni tsukamitore
we can make it true, the unwavering dream is always right here
an endlessly wide world, right this minute I'll take hold of it
your dream your dream, we can make it