Hirano Sho/Matsumura Hokuto, SixTONES, Kinpuri,BL, Johnny's Jr. fanfiction.
Sedang terpesona sama ke-cute-annya Hokku ^_^ benar-benar imut sekali, hehehehehe ... Jadi, ini sedikit tentang adegan 'pernyataan' dalam imajinasi saya_
***
Manis sekali!
Benar benar manis sampai rasanay bisa bikin diabetes akut. Ughh, senyum manis itu bisakah hanya untukku saja?
Meskipun kadang Hokuto menjadi sangat menyebalkan ketika moodnya jelek, tapi melihatnya tersenyum, cemberut, berfikir, benar-benar memberikan efek bak ledakan kembang api musim panas. Rasanya bisa menyaksikan hanabi hanay dengan melihat Hokuto tersenyum.
Sho menggelengkan kepalanya.
Menyukai Hokuto itu seperti menyimpan belati di dalam saku, kalau nggak hati-hati bisa tertusuk. begitu nasehat yang Sho terima dari Ryusei. Entah apa maksud suling Fuji bersaudara itu, tapi Sho hanay bisa mengangguk-angguk saja.
Lihat di sebelah sana, Hokuto sedang duduk bersama salah satu anggota SixTONES lainnya, Jesse. Mojok di sebuah kafe sepi,dengan posisi nyaris menempel bak rambut dan kepala. Entah setan apa yang mempengaruhinya, yang pasti sekarang Sho bisa merasakan panas di sekujur tubuhnya, bahkan mungkin kepalanya sudah berasap.
"Loe seriusan nggak apa-apa lihat yang beginian?" Tanya Kishi sambil menyembunyikan wajahnya di balik topi.
"Sttt!Cara loe ngomong kaya kita lagi nonton video porno aja sih!" Jinguji menarik topi yang dipakai Kishi, membuat wajah Kishi tenggelam dalam topinya.
"Cerewet bener sih loe, Jin!" Amuk Kishi, cukup keras, sampai Hokuto dan Jesse yang ada di pojokan seberang menoleh.
Mereka berenam segera pura-pura sibuk sambil menyembunyikan wajah masing-masing. Ren dan Kaito bahkan sampai pura-pura tidur. Memangnay mereka nggak tau cara acting yang baik dan benar?
"Jangan keras-keras!" Genki mengingatkan.
Untuk saja Hokuto dan Jesse segera kembali membelakangi mereka. Sepertinya sedang mengobrol cukup penting. Tapi mereka sama sekali nggak bisa nguping apa yang lagi diomongin Jesse dan Hokuto. Pokoknya posisinya udah nyaris banget.
Sho meletakkan kepalanyadi meja. Jari-jarinya bergerak seperti orang yang sedang berjalan, lalu berhenti di piring Genki dan membawa kabur sepotong cheese cake.
"Shit! Tangan loe gatel banget sih!" Genki memukul punggung tangan Sho. Kali ini, justru Genki yang bersuara cukup keras.
Hokuto menoleh dengan cepat, mengenali suara Genki. Jesse yang merespon lebih lambat lantas juga menoleh dan melambaikan tangan.
Pengintaian hari ini berstatus: gagal !
Penyebab : Genki yang bersuara terlalu keras. (Genki: yang salah itu Sho, Sho! Gue cuma menyelamatkan cheese cake gue!)
Reaksi target : Pulang duluan.
Reaksi Sho : Menurut Genki wajahnya seperti orang yang berniat bunuh diri. Menurut Jinguji Sho perlu dilaporkan ke polisi karena wajahnya psiko saat melihat Hokuto dan Jesse pulang bareng. Menurut Kishi Sho perlu diselamatkan sebelum benar-benar melaksanakan niatnya menculik Hokuto dan membawanya kawin lari. Menurut Kaito dan Ren : Nggak ada (Mereka nggak merhatiin karena baru ingat belum ngerjain pr).
***
Sho mengendap-endap memasuki ruang ganti SixTONES. Dengan hati-hati, dia memasukkan sepucuk surat yang sudah dikasih parfum milik Jinguji ke loker yang diyakininya milik Hokuto.
"Yes! Sekarang bisa bobo dulu terus nunggu reaksi cute Hokuto!" Sho dengan semangat berapi-api mencium surat itu sekali lagi sebelum menutup kembali loker itu dan segera kabur.
Sementara Sho menyabotase kamar Jinguji, di ruang ganti SixTONES dua jam kemudian.
Enam cowok bercucuran keringat tapi tetap wangi masuk dengan wajah lelah. Tiga jam latihan dan kaki mereka nyaris melakukan aksi mogok. Belum lagi pelatih mereka super galak.
"Jesse, loe nggak masukin apa pun ke minuman gue kan?" Tanya Kouchi sambil memeriksa botol minumnya.
Jesse melempar handuk ke wajah Kouchi.
"Gue mau sih masukin garam sama lada ke minuman loe, tapi gue udah pegel, udah capek, udah ngantuk!" Jesse manyun begitu Kouchi tersenyum jahil ke arahnya.
Hokuto yang paling terakhir masuk langsung duduk dan menegak setengah botol air sekaligus. Kouchi sih jadi orang kelewat baik, habis dijahilin Jesse masih hahahhihi bareng. Coba yang dijahili Jesse itu Hokuto, pasti Hokuto nyeret Jesse ke laut terus nyuruh Jesse minum sebanyak-banyaknya.
"Eh? Apaan nih?" Tanya Taiga begitu menemukan sebuah surat dengan amplop norak warna pink bling-bling ada di dalam lokernya yang tadi lupa dikunci.
Jesse dan Juri langsung merespon dengan mendekat, memeriksa apa yang ditemukan Taiga.
"Waaah, loe usil lagi ya Je?"Tuduh Shin.
"Shut up, gorila! Gue sama kalain dari tadi kan? Gue punya alibi!" Jesse mulai beracting menjadi tertuduh dalam anime detective.
Taiga hanya menggeleng, lalu membuka amlop itu. Isinya adalah selembar kertas bermotif hati yang dilipat dua.
Tawa Taiga meledak begitu membaca surat itu. Tangannya yang ramping bergerak cepat ketika Juri dan Jesse beusaha mengintip.
"Dari sapa?" Tanya Juri penasaran.
"Yang pasti bukan dari loe lah!" Jawab Taiga, masih sambil tertawa.
"Surat cinta ya?" Tanya Jesse.
"Eh? Lagi?" Tanay Hokuto-Kouchi-Shin bersamaan.
Taiga mengangguk.
"Tapi kok loe senyum-senyum? Biasanya muka loe surem kalo dapat surat cinta!" Shin ayng sedang memakai kaosnya berkomentar panjang.
Taiga hanya tertawa, membaca surat itu dan tawanya semakin keras.
"Norak banget sih!" Komentar Taiga begitu selesai membaca surat itu, lalu melipatnya dan memasukkannya kembali ke dalam amlop.
"Eh? beneran? Siapa sih?" Tanya Juri.
Taiga meletakkan jari telunjuk kanannya di bibir. Dengan langkah panjang menghampiri Hokuto lalu meletakkan surat itu persis di depan Hokuto yang sedang sibuk dengan LINE nya.
Yang lain menatap Hokuto curiga.
"Eh? Kenapa?" Tanya Hokuto bingung.
Taiga mulunutup mulutnya, tertawa.
"Sorry ya gue baca. Itu surat buat loe!" Ucap Taiga sambil berjalan menuju lokernya dan bersandar di sana. "Dan please bilang sama pengirimnya kalau suratnya norak banget. Wakakakakakakak, sakit perut gue bacanya!" Pesan Taiga.
Empat anggota SixTONES lainnya langsung mengerubuti Hokuto. Juri bahkan mengambil surat yang belum sempat di sentuh Hokuto. Ketika Hokuto ingin merebut surat itu kembali, Jesse dan Shin menahannya agar tetap duduk di kursi sementara Juri dan Kouchi mulai membaca surat itu keras-keras.
"Wahai matahariku ... bla-bla-bla!" Juri mulai membaca sementara Kouchi sudah tertawa duluan.
Selembar surat itu akhirnya baru selesai mereka baca setelah tiga puluh menit karena durasi tawa yang lebih panjang daripada suratnya.
Hokuto dengan muka merah mengutuk Sho, bahkan bertekat akan membuat perhitungan dengan cowok asal Nagano itu jika nanti mereka bertemu.
Sialan. Masa sosok sekeren dirinya jadi bahan candaan SixTONES gara-gara surat yang nggak banget itu. Udah gitu salah kirim pula. Masa Sho nggak bisa baca kanji namanya yang jelas-jelas ditempel di loker sebelah lokernya Taiga. Beruntung surat itu akhirnya berhasil direbutnya sebelum kertas yang lecek di tangan Juri-Kouchi itu beralih ke Jr yang lain.
***
"Gimana?" Sho begitu bersemangat menyambut Kauan dan Reia yang baru datang ke rumah Amu, base camp baru mereka yang dipilih dengan alasan: luas, nyaman, full AC, gratis wifi, Makan 3x sehari, kolam renang, dll. Kelas hotel berbintang lah pokoknya.
"Loe ngirim surat apaan sih ke Hokuto?" Tanya Kauan setelah menjitak kepala Sho yang sedang duduk.
Reia yang datang bersamaan dengan Kauan tidak mau ikut campur, memilih duduk di samping Amu dan menikmati sepotong cake berdua. Bukan karena Amu pelit ya, cuma biar kesannya romantis aja.
Sho mengelus kepalanya yang mungkin aja udah benjol.
"Ya surat cinta lah, emangnya apa agi? Kan gue udah kasih tau loe semalam. Jadi gimana reaksi Hokuchan? Dia ngomong sesuatu tentang gue nggak?" Tanya Sho. matanya berbinar begitu menyebut 'Hokuchan'.
"Hokuchan pala loe! Dia ngamuk-ngamuk seharian dan kaat Shin itu gara-gara surat norak yang salah ditaruh di lokernya Kyomoto semalam!" Kauan mengacak-acak rambut Sho dengan gemas.
Kishi yang sudah tau itu bakalan terjadi hanya menggelengkan kepala sambil lanjut membaca majalah dimana Kinpuri menjadi covernya.
Sho segera mengambil nafas berat lalu menjatuhkan diri ke kasur Amu dan menelungkupkan wajahnya. Kauan diam setelah itu, menatap prihatin. Dia sih maunay bantu, tapi mau gimana lagi, targetnya Sho susah banget sih.
"Gue rasa cara loe kurang elegan deh, Hirano kun!" Amu menyahut sambil menyuapi Reia.
Sho yang menoleh ke arahnya mereka langsung cemberut melihat kemesraan Amu Reia. membayangkan seandainya Hokuto juga bermanja-manja begitu padanya.
"Terus gue musti gimana?" Tanya Sho frustasi.
"Ngomong aja langsung ke Hokuto. Dia kan tsundere orangnya, jadi loe ngasih kode sampe botak juga nggak bakalan ditanggepin!" Kali ini giliran Kishi yang memberi saran.
Mendengar itu, seolah mendapatkan pencerahan setelah perjalanan spiritual, Sho kembali bersemangat. Bahan dia segera melakukan jejak pendapat di kalangan jr tentang cara yang paling efektif untuk membuat tipe tsundera jatuh cinta, lalu melakukan rapat darurat dengan team suksesnya. Siapa lagi kalau bukan anggota Kinpuri.
***
Hokuto ternganga melihat ruangan yang biasanya mereka gunakan untuk latihan sudah disulap menjadi sebuah taman yang indah. Dengan banyak bunga yang menebarkan aroma harum, lilin, balon dan pita-pita. Di bagian tengahnya, sebuah meja berbentuk lingkaran berwarna putih dengan dua kursi yang saling berhadapan.
Dia mendapatkan pesan dari Kauan dan Reia bahwa mereka butuh bantuan untuk latihan tambahan, bahkan pelatihnya meminta bantuannya juga untuk datang malam ini. Tapi baik Reia maupun Kauan tidak nampak, yang menyambutnya justru 'taman' yang pastinya butuh biaya tidak sedikit itu.
Tanpa sadar, Hokuto berjalan mendekati meja. Ah, siapa yang membuat kejutan ini? Ulang tahunnya sudah lewat kok.
END
'My one from a million, Hokuto'
Itu tertulis di atas kue yang ada di meja.
"Terpesona?" Sebuah suara merdu yang sangat dikenalnya membuat Hokuto menoleh. Hokuto ada di depan pintu. Bunyi klik menunjukkan bahwa Sho telah mengunci pintu.
Hokuto menatap Sho.
Sho berjalan mendekat hingga benar-benar berhadapan dengan Hokuto.
Wajah Hokuto yang sedang serius benar-benar sexy.
"Sebenarnya apa yang tidak akmu sukai dari seorang Hirano Sho?" Tanya Sho.
Hokuto melipat tangannya di dada, membuang muka.
"Sebenarnya sih nggak ada! EH? emangnya aku suka Hirano kun?" Jawab Hokuto. Wajahnya memerah tapi Hokuto berusa menyembunyikannya dengan berpaling dari Sho.
Sho tersenyum karena jawaban Hokuto barusan secara tidak langsung menjelaskan bahwa Hokuto sebenarnya juga menyukainya.
"Senangnya~ artinya Hokuchan juga menyukai kan? Sejak kapan? Sejak kita syuting SHARK bareng? Samaan dong?" Tanya Sho dengan bahagianya.
Hokuto menutup wajahnay dengan telapak tangan dan berniat segera keluar dari ruang latihan, tapi naas kakinya tersandung kaki Sho dan membuatnya nyaris tersungkur. Untung saja Sho segera menahannya sehingga Hokuto tidak membentur tiang besi yang digunakan untuk menyangga rangkaian bunga.
Jantung Sho berdegup kencang ketika Hokuto mengangkat wajah dan tatapan mereka bertemu. Dengan posisi Hokuto yang duduk bersimpung dan drinya yang sedang membungkuk berhadapan dengan Hokuto membuat Sho bisa dengan jelas melihat bibir basah Hokuto.
Di tengah bunga-bunga dan diterangi cahaya lilin, Sho memajukan wajahnya dan memberikan ciuman mesra yang manis pada Hokuto.
Sho membiarkan matanya terbuka agar bisa menyaksikan reaksi Hokuto atas ciuman pertama mereka. Awalnya mata Hokuto membulat, tapi kemudian mata itu terpejam ketika Sho memperdalam ciuman mereka.
***
Di luar ruangan.
"Gila! Mujur banget Sho!" kauan menggelengkan kepala.
Kishi mengangguk-angguk.
Begitu keduanya menoleh, yang mereka lihat adalah Jinguji dan Genki yang sedang berciuman dan Amu yang mengunci Reia di dinding, sementara kaito dan Ren menatap dengan tatapan polos yang kebingungan.
END_
Lainnya...
Kejadian sebenarnya di kafe.
Jesse dan Hokuto saling merapat saat membicarakan rencana besar Jesse.
"Jadi loe bakalan nembak Taiga pas Shounentachi kelar gitu?" Tanya Hokuto sambil mendekatkan wajahnya pada Jesse agar suaranya tetap terdengar meskipun mereka hanay berbisik.
"Iya. Gue kan nggak mau keduluan Juri atau Kouchi, tapi gue juga pengen moment yang romantis!" Jawab Jesse.
"Tapi gimana kalo sebelum loe Kouchi atau Juri nembak taiga duluan?" Tanya Hokuto.
Sebuah suara menganggu pembicaraan mereka.
"Ngapain sih mereka di sini juga?" Tanya Hokuto kesal.
Jesse senyum-senyum dengan maksud menggoda Hokuto.
"Nggak usah gitu, gue tau kok loe juga suka Sho meskipun loe nggak ngaku!" Bisik Jesse.
Dan Suara Genki yang melengking membuat mereka menoleh sekali lagi dan akhirnya memutuskan untuk menghampiri Kinpuri.