Menyambut 2018

Jan 01, 2018 09:46

Entah bagaimana semalam saya dilanda kecemasan dan perasaan was-was tak jelas menjelang pergantian tahun. Saya cukup senang meninggalkan 2017 yang berat, tapi rasa takut menguasai saya untuk menyongsong 2018. Barangkali karena apa yang benar-benar saya harapkan pada penghujung 2017 belum tercapai--sesuatu yang membuat suasana hati saya buruk selama berhari-hari karena berjuang untuk ikhlas menerima. Kepercayaan saya pada Tuhan diuji lagi; Dia ingin tahu apakah saya bisa sabar dan yakin bahwa semua hal telah diatur waktunya.

Saya ketakutan sendiri. Sampai sekarang pun masih gentar. Sebegitu takut dan gentarnya sampai saya mencari pengalihan dengan mengembalikan diri ke musik dan film 90an--zaman terbaik di dunia, berasa ingin melompat ke masa lalu dan menetap di sana saja. Ironis.

Tahun 2017 mengajarkan saya banyak hal, terutama tentang mengingat mati. Banyak yang pergi pada tahun lalu, dan seorang teman saya divonis sakit. Semua itu membuat saya trauma sendiri, teringat segala dosa, karena saya tahu saya belum menjadi orang yang lebih baik.

Yah, tapi, bagaimanapun manusia berusaha lari, tentu saja pada akhirnya kita harus menghadapi kenyataan. Saya tak bisa kembali ke tahun 90an. Saya berdiri di sini, 1 Januari 2018, siap tempur menghadapi tahun yang baru. Menenangkan hati dan emosi, menguntai harapan dan mimpi. Apa pun yang terjadi, terjadilah.

Pertama-tama saya harus bersyukur dulu karena masih diberi umur untuk sampai pada tahun 2018 ini. Dengan banyak pelajaran tentang kematian pada tahun lalu, sudah sewajarnya saya mensyukuri setiap napas, setiap hari yang bisa saya nikmati. Masih diizinkan membuka mata setiap pagi dan memulai hari meski entah itu berat atau tidak. Saya mensyukurinya.

Kemudian... resolusi. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, pada tahun 2018 ini saya menetapkan banyak target agar hidup saya bergerak maju. Saya ingin lebih bahagia, lebih mawas diri, dan secara emosional lebih damai. Tahun 2017 menguras emosi yang berbeda dengan 2016 walaupun kadar beratnya lebih-kurang sama. Untuk tahun 2018 ini, saya harap, saya bisa merasakan lebih banyak emosi positif dan bahagia.

Saya ingin mencapai banyak hal tahun ini. Menonton film-film, itu pasti. Kuliah lagi, insyaa Allah sekarang tekadnya sudah bulat tanpa keraguan. Semoga ada jalan. Risain, tentu saja. Mencari kesempatan yang lebih baik. Mengembangkan diri. Melihat bagian lain bumi Allah. Membaca lebih banyak buku--karena 2017 menjadi tahun prestasi terburuk saya dalam membaca (hanya 33 buku dalam setahun!!). Memperbaiki diri. Menjadi orang yang lebih bermanfaat. Dan jujur saya mulai ingin membuka hati untuk prospek mencari suami. Target menikah saya antara 2018, 2019 atau 2020. Saya harus mulai berani menghilangkan rasa lelah dan malas membangun hubungan karena sudah terlalu nyaman dengan kesendirian. Semoga saja saya bisa melakukannya.

Tolonglah, 2018, be nice.

me

Previous post Next post
Up