Nov 15, 2016 20:15
Dua minggu ini pertahanan saya runtuh, hancur berkeping-keping. Saya menangis terus, lelah, putus asa. Bukan karena marah atau sedih, melainkan karena sakit. Hati saya sakit dan menderita karena kondisi terus-terusan begini. Saya sudah tidak bisa bertahan lagi untuk pura-pura tegar. Saya jatuh. Pecah. Dan berhenti mencari alasan untuk berdiri tegak. Saya tak kuat lagi menahan segala rasa frustrasi dan emosi kelam yang selama ini sekuat tenaga saya dorong ke sudut terdalam. Sekarang saya tidak bisa melakukan apa-apa lagi karena hantu itu sudah menguasai. Emosi kelam itu terlanjur tumpah ruah semua.
Saya pasrah.
Patah.
Kalah.
Kondisi ini sebegitu parahnya, menjungkirkan saya ke jurang tergelap. Saya terkapar di sana, tidak lagi mencoba menahan tekanan karena saya sudah tak punya energi.
Menyedihkan.
Sampai-sampai saya menelepon untuk membuat janji dengan psikolog. Dalam hati saya malu sekali--malu karena ternyata saya begitu lemah. Malu kalau ketahuan orang betapa saya stres berat oleh masalah yang... banyak orang lain mengalami yang lebih berat. Entah apa yang nanti saya katakan pada atasan saat minta izin pergi konsultasi. Saya tidak ingin dipandang gila--tapi keinginan saya untuk sembuh jauh lebih besar. Daripada saya jadi gila beneran lebih baik saya berusaha mencari pertolongan profesional secepatnya.
Resolusi 2017: self-healing.
Lupakan dulu soal menikah. I deserve no one if I'm still such a mess like this.
me,
dislike