Meminta yang Terbaik

Sep 12, 2015 10:41

Mengutip PM BBM saya barusan:

"Life is funny, isn't it? Sometimes, things we never considered before become options or even choices. God works in a truly surprising way."

Well, selama setahun belakangan ini saya belajar keras untuk memandang hidup dengan perspektif yang lebih luas. Saya berusaha melihat bigger picture, not just a piece of puzzle. Kadang memang susah, dan sudut pandang sempit saya yang suka nge-judge dan penuh keluhan itu masih ada... tapi saya sedang belajar. Saya ingin meresapi keajaiban tangan Allah di setiap peristiwa hidup saya, baik berupa bantuan langsung atau sekadar ilham untuk melakukan sesuatu. Saya ingin bisa belajar memaknai setiap peristiwa dengan hikmah, dan yang paling-paling-paling berusaha saya lakukan: belajar pasrah, ikhlas, tawakal dengan ketentuan-Nya. Belajar untuk tidak saklek meminta sesuatu, sebaliknya memohon yang terbaik selalu. Karena apa yang bagi-Nya terbaik untuk kita belum tentu sesuai dengan keinginan kita. Dan kenapa kita, manusia yang lemah tak berdaya ini, sok-sokan ingin mendahului ketentuan-Nya? Kenapa kita meminta perak kalau ternyata Allah sudah menggariskan akan memberikan emas untuk kita? He always knows better. Dan saya sudah kapok, kapok, kapok menjadi manusia yang sok-sokan menantang-Nya, mengecilkan kekuasaan-Nya, menganggap diri ini bisa menghadapi sesuatu padahal, ketika Allah benar-benar memberikan itu pada saya, ternyata saya ambruk. Kalah. Tidak bisa menghadapinya sebagaimana yang saya pikirkan. Di situlah saya belajar untuk merendahkan diri dan hati di hadapan-Nya yang Mahakuasa. Kita mah apa atuh....

Maka saya mulai mengubah doa-doa saya. Senantiasa meminta "yang terbaik", bukan lagi meminta ini-itu secara spesifik. Kadang masih, sih--tapi untuk hal-hal duniawi yang memang saya butuhkan untuk kemaslahatan, bukan untuk rencana jangka panjang hidup. Saya tidak berani lagi mendahului kehendak-Nya. Saya ingin percaya sepenuhnya kepada-Nya, menyerahkan hidup saya pada Yang Mahatahu. Dan alhamdulillah, cara ini membuat perasaan saya lebih lapang karena tidak terfokus hanya pada suatu keinginan. Kini ribuan opsi terbuka lebar, dan meskipun saya tidak tahu apa-apa saja opsi tersebut, saya serahkan pada Allah untuk memilihkan yang terbaik bagi saya.

Seperti baru-baru ini. Sebelumnya saya telah merencanakan sesuatu, tapi itu hanya seperti "mengajukan proposal" saja. Terserah Allah mau meng-acc yang itu atau memberi sesuatu yang lain yang lebih baik. Sejujurnya saya punya banyak keraguan dan ketakutan untuk proposal yang saya ajukan itu... dan walaupun setiap hari saya berusaha menekan semua rasa tersebut, saya tahu mereka tetap bercokol di hati kecil saya.

Lalu tiba-tiba Allah memberikan ilham dengan cara yang tidak disangka-sangka. Saya terkejut karena opsi yang Dia tunjukkan itu sebelumnya tak pernah melintas di kepala. Pikiran saya langsung buntu; saya tidak bisa berpikir jernih akibat ide mendadak yang terlalu overwhelming itu. Namun... ketika otak saya sudah bisa lebih rileks, it turns out to be captivating. Semakin dipikirkan, semakin terasa menarik, semakin terasa lebih tepat daripada proposal yang saya ajukan....

Seandainya Allah itu berwujud, saya ingin memeluk-Nya selama-lamanya dan tidak mau melepaskan-Nya. Apalah kita tanpa-Nya? Dia yang memberikan keamanan dan kenyamanan dan segala hal... memberikan petunjuk dan berkah dan pertolongan... satu-satunya tempat bergantung dan meminta....

like

Previous post Next post
Up