Teteh's Wedding.

Jun 04, 2014 02:26


Tanggal 1 Juni, Teteh menikah. I won't talk much about it, karena beberapa hal. Tapi yang pasti aku mau ceritain. Dulu aku selalu mikir, kenapa tiap akad; Entah itu di Islam (Ijab kabul) atau di agama lain (kalau lagi ngucapin oath), dan apapun itu yang semacamnya, orang-orang pada nangis. Waktu itu aku masih bingung, like, why. Tetap aja kan bisa ketemu satu sama lain. It doesn't mean that saat orang itu menikah, kita nggak akan bisa lihat orang itu lagi. We're still connected, aren't we?


Tapi, kemarin aku sadar. Waktu teteh sama Aji (Suaminya) Ngucapin ijab kabul dan oath -semacamnya- dan disahkan, aku nahan nangis. Bapak ibu malah udah nangis. Beberapa orang yang bukan keluarga inti, bahkan yang bukan keluarga pun ada yang nangis. Now I understand why. Saat itu juga aku mengalami hal yang sama mungkin dengan semua orang disituasi yang sama; I'm feeling lonely. Somehow. We're not a family of five anymore. Keluarga teteh, bukan cuma aku, bapak, ibu, dan ade. Tapi mulai saat itu, Aji dan keluarganya pun jadi keluarga teteh. I'm feeling happy of course. Very happy. But still, I couldn't stop that lonely feeling. For teteh, we're not her only family anymore. And I'm a bit lonely. Apalagi mungkin bapak dan ibu, tanggung jawab mereka berakhir sampai disana. Teteh udah menikah, tugas terakhir bapak ibu sebagai orang tua telah selesai.

Selamat pak, bu :") Dan mungkin. lebih dari aku, mereka pasti merasakan complicated feeling yang lebih dari aku. Di satu sisi, mereka sudah mengakhiri amanah mereka. Sekarang teteh udah lagi bukan tanggungan orang tua. But tetap saja. Parents will be parents forever.  Parents and their love. Dan mungkin, this lonely feeling tidak hanya dirasakan oleh yang melepas, tetapi juga yang dilepas. To begin with, Parting is never easy.

Satu hal yang aku pelajarin hari itu. Semua kebersamaan, dalam form apapun, pasti akan berakhir. So, cherish our "now" selagi kita masih diberikan kesempatan. Maut, Bahkan pernikahan sekalipun. Hal apapun dapat mengakhiri kebersamaan yang kita punya. Cherish our "now" karena waktu sekarang adalah hadiah/berkah. Karena itulah, waktu sekarang disebut juga dengan "present".

wedding

Previous post Next post
Up