title : white roses
cast : Inoo kei, Yabu kouta, Yaotome Hikaru
rating : PG 13
genre : romance, angst, fluff
A/N : tadinya mau bikin YabuNoo, tapi jadinya hikka ikutan, dan entah kenapa yabu malah dikit nongolnya ~
Warning : jenis kelamin Inoo disini itu wanita, perempuan, onna, woman, girl, dan persamaan lainnya!!!!
Juli 1993
Kedua anak itu berbaring telentang di rerumputan. Memandangi awan yang berjalan tertiup angin. Wajah mereka menikmati angin yang bertiup. Tiba tiba anak perempuan itu berbalik, menelungkup. Ia memiringkan kepalanya memperhatikan temannya.
“ada apa kei? Kau tidak enak badan?” yang dipanggil kei itu menggeleng.
“lalu???” yabu pun memutar badannya mengikuti inoo.
“nee kouchan. Kalau sudah besar kouchan mau jadi apa?”
“mmm... aku ingin jadi dokter..”
“kenapa?”
“kalau kei sakit aku jadi bisa nyembuhin kei... aku ga mau ngeliat kei sakit...karna itu aku akan jadi dokter untuk kei..” yabu memandang wajah inoo yang tersipu mendengar perkataannya.
“kalau kei, mau jadi apa?”. Tanpa keraguan inoo menjawab
“aku ingin jadi istri kouchan... jadi aku bisa terus bersama kouchan..” inoo tersenyum sambil menjawabnya. Yabu balas tersenyum lalu dia memeluk inoo.
Esok harinya, keluarga inoo panik. Inoo dilarikan ke rumah sakit, sejak malam ia tak bisa bernapas dengan baik. Dokter yang memeriksanya mengatakan bahwa inoo kecapean. Memang kemarin ia bermain seharian dengan yabu. Inoo tak boleh terlalu lelah, jantungnya lemah. Bahkan dokter mengatakan bila ia tak mendapat donor jantung, umurnya hanya akan mencapai 10tahun.
Yabu ikut dengan orang tuanya yang menjenguk inoo di rumah sakit - orang tua yabu dan inoo sudah seperti saudara - yabu melihat inoo yang tak sadarkan diri.
“obachan... kei sakit lagi? Parah yah?” ibu inoo berjongkok mengelus kepala yabu.
“iya kouchan.. kei sakit lagi, tidak parah sih.. tapi maukah kouchan berjanji pada obachan?”
“janji apa??”
“janji kouc han akan jagain kei yah. Biar kei ga sakit lagi...”
“uun... aku janji..” ibu inoo tersenyum melihat kesungguhan yabu. Yabu berjalan dan naik ke atas tempat tidur inoo. Ia menggenggam tangan inoo.
“kei aku akan selalu menjagamu... apapun yang terjadi..”
April 2006
Yabu dan inoo berjalan beriringan.mereka bergandengan tangan. Ini hari pertama inoo menjadi anak SMU. Sementara yabu telah menjadi senpainya di sekolah yang sama.
Aula dipenuhi oleh murid murid,sebelum masuk, yabu mengecup kening inoo.
“jyaa nee kei... nanti pulang sekolah kutunggu digerbang yah..” inoo tersenyum dan melangkah menuju barisan kelas 1, sementara yabu ke arah kelas 2. Inoo duduk bersama teman temannya.
Upacara pun selesai, masing masing siswa masuk ke kelasnya. Saat berjalan masuk kelas, inoo tak sengaja menabrak seseorang..
“gomen.. aku ga sengaja..” ucap inoo.
“daijoubu dayo...” orang itu malah berlalu, melewati inoo. Ternyata inoo satu kelas dengannya. Namanya yaotome hikaru.
Bel pulang sekolah.. inoo buru buru merapikan bukunya.
“mata ashita nee dhichan..” ucap inoo pada temannya, lalu keluar kelas. Tiba tiba ada yang memanggilnya.
“hei inoo...” inoo berbalik ketika namanya dipanggil. Hikaru menyampiri inoo.
“ini bukumu terjatuh didepan. Kau tidak menutup tas mu dengan baik..”
“aaa arigatou yaotomekun... “inoo mengambil buku itu,”kalau buku ini hilang aku pasti akan diomeli ibuku dan sensei.. arigatou..”
“memang itu buku apa??”
“catatan medis..” hikaru mengerenyikan mukanya
“catatan medis?? Kau sakit??”
“mm.. yah.. aku memang sakit.. aaaaa yabai.. aku duluan yaotomekun, mou ichido arigatou nee” inoo berlari keluar. Meninggalkan hikaru yang terdiam.
Di luar yabu menunggu inoo keluar kelas. Ia segera melambaikan tangan saat melihat inoo berlari ke arahnya..
“kei.. kenapa lari??” yabu memegang pundak inoo
“kouchan nunggu lama yah? Gomenne... tadi buku catatan medisku jatuh.... “
“lalu sudah ketemu??”
“sudah karenanya aku jadi aga terlambat.”
“daijoubu kei.. ikou..” yabu menggandeng tangan inoo dan pulang bersama.
Dari jendela kelasnya yabu memandangi inoo dan yabu dengan tatapan berbeda. Ia memegang secarik kertas, milik inoo. Tak sengaja terjatuh dari buku inoo yang jatuh. Namun inoo sudah terlanjur lari saat hikaru melihat kertas itu. ia membaca kertas itu.
Nama : Inoo kei
Tempat tanggal lahir : Iruma, saitama, 22 Juni 1990
Diagnosa penyakit : gagal jantung.
Gagal jantung. Inoo kena gagal jantung. Hikaru tak percaya ini. Inoo yang ia sukai sejak pertama melihatnya saat upacara masuk sekolah itu ternyata terkena gagal jantung. Tapi inoo baik baik saja. Pikirnya.
Esoknya.
“inoosan.. ini kemarin terjatuh lagi dari bukumu, kau sudah lari saat aku melihatnya..”
“aaa.... pantas aku cari cari kertas ini... arigatou yaotome kun..”
“ee.. anoo.. panggil hikaru saja, aku tidak biasa dipanggil yaotome...”
“mmm... baiklah hikarukun..” hikaru tersenyum inoo memanggil nama kecilnya. “anoo... kau sakit apa?”
“aa... itu.. kau sudah membaca ini yah.??”
“iya.. gomen aku tidak tau kalau itu rahasia..”
“yah.. tidak apa sih.. yang tertulis di sini benar. Aku menderita gagal jantung dari kecil, satu satunya harapanku adalah donor jantung, namun sampai sekarang aku belum mendapatkannya. Dulu dokter memvonisku hanya akan berumur 10 tahun, tapi sekarang aku akan berumur 16.. ini keajaiban bukan?” inoo tersenyum pada hikaru. Hikaru hanya bisa membalas senyum manis itu.
Inoo memperkenalkan hikaru pada yabu. Seiring waktu mereka jadi berteman baik. Yabu tau hikaru suka pada inoo, dan hikaru pun tau yabu lebih mencintai inoo, dan inoo akan memilih yabu. Tapi mereka akur. Untuk membahagiakan inoo.
Pelajaran olahraga sebetulnya pelajaran favorit inoo. Dia senang menggerakan tubuhnya, namun karena penyakitnya ia tak bisa terlalu banyak berolah raga. Karnanya ia memilih duduk dipinggir lapangan. Tiba tiba bola menggelinding ke sebelah inoo
“hei kei.. kemarikan bolanya..”
“ayo kei juga ikut main..” ajak teman temannya.
“ah sekali ini saja..” pikir inoo. Akhirnya inoo ikut bermain bola di lapangan.ia senang dan semangat sekali. Hikaru yang tadinya akan menghentikannya karna takut inoo sakit, menghentikan niatnya begitu melihat inoo yang sedang beraksi di lapangan.
Selesai olahraga, mereka beristirahat di kelas. Namun tiba tiba inoo memegang dadanya. Mukanya pucat, ia sesak nafas. Sebelum inoo kehilangan kesadarannya ia dapat mendengar hikaru meneriakan namanya.
“kei....”
Satu kelas ribut, panik melihat inoo ambruk. Hikaru segera menangkap tubuh inoo sebelum membentur tanah. Badan inoo dingin dalam pelukannya. Ia menggendong inoo.
“ketua kelas, cepat beri tau guru, inoo ambruk dan panggil ambulans segera. Takaki tolong panggil yabukun di kelas 2-1 bilang inoo ambruk.. onegai..” hikaru berlari menggendong inoo.
Di RS
Yabu, hikaru menunggu inoo sadar. Mereka duduk di kursi samping kasur inoo. Orang tua inoo sedang menemui dokter. Yabu bangkit berdiri, menghadap hikaru.
“jelaskan apa yang terjadi”
“tadi kei main bola...”
“apa? Kau tau ia main bola dan kau tidak menghentikannya??”
“kau harus mengerti. Aku belum pernah melihat kei seceria itu. aku tidak tega untuk menghentikannya..” yabu menampar hikaru.
“dengar hikaru, kesehatan inoo itu penting. ..”
“jadi kau tega menghilangkan kesenangan kei??” hikaru berdiri, wajahnya sejajar dengan yabu. Mereka seperti siap berkelahi.
“kalian berdua.. sudah.. ini salahku.. harusnya aku tidak main tadi.. “ inoo terbangun, ia menarik lengan yabu. Yabu berbalik, dan mengelus kepala inoo.
“kouchan, minta maaf pada hikaru. Hikaru tidak salah. Hikaru juga minta maaf yah sama kouchan, kouchan hanya khawatir pada ku ko...” inoo memohon. Yabu dan hikaru bertatapan, kemudian mereka tersenyum dan berjabat tangan. Mereka menyadari mereka bertengkar karna memikirkan inoo.
“anoo aku keluar sebentar yah.. ibuku menelpon..” hikaru keluar kamar meninggalkan inoo dan yabu. Yabu duduk di kasur inoo, menggenggam tangan pucatnya.
“nee kei, impian mu berubahkah?”
“apa maksudmu kouchan??”
“uum betsuni..”
“impianku masi sama ko.. aku ingin jadi istri kouchan..” yabu mencium lembut bibir inoo, inoo tersenyum dan membalas ciuman itu.
Dilain tempat, hikaru tak sengaja melewati ruang dokter yang menangani inoo, ia sedang berbicara pada orang tua inoo..
“kurasa sebaiknya kita cepat mencari donor jantung untuk anak anda, karena kondisi jantungnya sudah semakin memburuk..”
Hikaru membeku. Ia kembali ke kamar inoo...
“doushite hikaru??”
“betsuni.. nee kei, kouta, aku disuruh pulang. Aku pulang dulu yah.. besok aku ke sini lagi. Pasti..”
“uun jya nee hikarukun..” inoo melambaikan tangan pada hikaru yang berjalan keluar.
***
Besoknya pulang sekolah. Yabu mengajak hikaru pergi sama sama ke rumah sakit, namun karena ada tugas yang harus ia kumpulkan hikaru menolaknya. Maka yabupun pergi duluan.
Hikaru membeli bunga untuk inoo dalam perjalanan ke rumah sakit. Mawar putih. Ia segera menuju rumah sakit. Namun saat hampir sampai rumah sakit, suatu hal membuatnya semakin cepat menuju rumah sakit. Saat menyebrang, lampu masih berwarna merah, hikaru melintas begitu saa namun tiba tiba lampu berubah hijau, dan sebuah truk melaju kencang, tidak melihat hikaru dihadapannya, dan tanpa peringatan menghantam tubuh hikaru. Bunga mawar putih itu terlempar jatuh dekat hikaru. Ia berusaha menggapai bunga itu, namun semuanya sudah hitam baginya.
***
Inoo dan yabu menunggu kedatangan hikaru. Tiba tiba dokter mendatangi mereka.
“inoosan kau akan mendapatkan donor jantung...”
“heee?? Hontou ni??”
“uun... kau akan sehat..”
“yokatta..... “ inoo tersenyum senang. Ia memegang tangan yabu.
“aku akan menemui orang tua mu..”
“anoo.. sensei, donor jantung itu, dari orang yang akan meninggall yah?”
“mm benar, tapi dia benar benar mustahi untuk hidup.. dan ini juga permintaan dari orang itu sendiri..”
“sensei boleh aku bertemu dengannya??”
Dokter itu mengantar inoo dan yabu ke icu. Tempat pendonor jantung inoo berada. Namun betapa terkejutnya mereka saat melihat siapa yang terbaring di tempat tidur putih itu. inoo berlari menghampiri tubuh itu. ia menangis..
“hikaru kun.. doushite??? Hikarukun ayo bangun.... hikaru..” inoo menyenth pipi hikaru.
“suster, apa yang terjadi padanya?” yabbu bertanya pada seorang suster yang ada di sana.
“saat sedang menyebrang , ada truk yang menabraknya. Dia mengalami pendarahan otak parah. Tak mungkin tertolong. ”yabu tercekat mendengarnya. Seandainya saja ia bersikeras mengajak hikaru pergi bersama, ini pasti tak akan terjadi.
“hikaru.. bangun.. hikaru...” inoo menangis memeluk sahabatnya itu.
“kei..”hikaru mengerang. Inoo mengangkat wajahnya menatap hikaru, yabu pun menghampiri hikaru.
“kei.. aku janji akan datang kan.. karnanya aku datang...” inoo semakin menangis karenanya.
“oh ya aku beli mawar putih untuk kei.. tadi aku minta suster untuk membawanya..”suara hikaru memelan... inoo menangis makin keras, bahkan yabu sudah berlinang air mata.
“nee kei jangan menangis..” hikaru menggerakan tangannya, menghapus air mata inoo.
“gomen hikaru.. aku selalu membuat hikaru susah..”
“tidak kei... aku tidak susah ko.. justru aku senang.. sebentar lagi aku akan menyusul orang tua ku yang sudah pergi...”
“kei.. kau terima jantung ku yah..”
“tidak hikaru... kau harus hidup.. hikaru...”inoo mengguncangkan tubuh hikaru. Yabu melepaskan tangan inoo dari hikaru dan memeluknya.
“kei mengertilah.. hikaru tak akan bertahan..”
“kouchan tidak boleh berkata begitu!! Hikka pasti selamat, ia akan melihat kita menikah nantinya!”
“kei! Kau dengar apa yang suster katakan?”
“aku tak mau dengar..”
“kei... ini permintaannya... jika ia nanti menghembuskan nafasnya yang terakhir, tapi kau tetap tidak mau meneriman jantungnya, hikka pasti akan sedih kei.. bukan aku egois ingin memilikimu, tapi ini juga demi hikka....” yabu menatap dalam mata inoo yang merah.
“benar kata kouta kei... aku mencintai mu kei. Namun aku tak dapat menjagamu lagi, karna itu ijinkanlah aku untuk hidup dalam dirimu kei..”suara hikaru selirih angin. Inoo berlutut, menggenggam tangan hikaru, menempelkannya di pipinya yang basah. Tak lama ia mengangguk.
“baiklah hikaru, tapi kau janji.. untuk terakhir kali, berusaha lah untuk hidup dulu. Jangan menyerah. Jika memang kau harus menyusul orang tua mu, aku akan menerima jantungmu..”
Hikaru tersenyum, matanya terpejam. Nafasnya tak teratur. Inoo panik meneriakan nama hikaru, yabu segera mencari bantuan..
***
2010
Empat tahun sudah sejak inoo mempunyai jantung baru - jantung hikaru. Sekarang ia sehat. Inoo dan yabu tak pernah lupa mengunjungi makam hikaru. Mawar putih dari hikarupun di awetkan oleh yabu, bahkan 1 tangkai yang terkena darah hikarupun diawetkan. Khusus untuk inoo.
Saat ini mereka berada dihadapan makam hikaru. Mereka berdoa. Kemudian yabu berkata.
“hikka.. terima kasih untuk peninggalanmu. Aku menyesal kau harus pergi secepat itu. kau teman terbaikku dan juga kei.. arigatou hikka..” inoo tersenyum, melanjutkan
“hikka, aku dan kouchan akan menikah.. mungkin 2 atau 3 taun lagi. Dan saat aku punya anak nanti, akan kunamai dia hikaru. Agar dia dapat menjadi orang baik seperti mu.” Inoo mengenggam tangan yabu. Angin bertiup
“arigatou kei, kouta... aku selalu mencintaimu kei..”
Suara itu terbawa angin... inoo tersenyum mendengarnya. Ia membungkuk.
“arigatou hikarukun.. arigatou... hontouni arigatou...” inoo menghapus air mata yang kembali mengalir di pipinya.
“jya, kouchan.. ikou yo..” inoo menarik tangan yabu. Sebelum berbalik yabu tersenyum dalam hati ia berkata hikaru arigatou....
Dan meskipun jasadnya terkubur tanah, jiwa hikaru tetap hidup dalam tubuh inoo.
***
owari ~
gomen kalau masi aneh ^^