Undefined Love

Mar 16, 2011 22:46

Tittle : Undefined Love (2/3)
Genre : friendship, romance
Rating : *author masi ga ngerti rating, jadi dikosongin dulu yah XD*
Cast : yamachiijima, OC

Yama POV
Tanpa memperhatikan jalan, aku berlari. Harus secepatnya sampai rumah. Itu yang kupikirkan. Tiba tiba chihiro neechan menelponku dan menyuruhku cepat pulang. Ada apa gerangan? Tidak biasanya neechan menelponku saat aku masih jam belajar.
BRAK!
Ittai.. ah sedang terburu buru malah nabrak. Sial sepertnya aku.
“ittai..” orang itu mengeluh, suaranya agak bergetar.
“nee gomen.. aku sedang buru buru.” Aku memandang wajah orang yang kutabrak itu. Ternyata airi. Aku kaget, dan aku lebih kaget lagi saat melihat air mata di wajahnya. Meskipun dia orang yang paling kubenci sekalipun tapi aku paling tidak tahan melihat cewe menangis. Tanpa pikir panjang aku memeluknya yang terduduk diam. Aku dapat merasakan airi menangis lagi. Tubuhnya bergetar. Aku makin memeluknya erat.
Saat itu juga melintas sekelebat bayangan. Seseorang berlari begitu cepat, melewati ku dan airi yang sedang duduk berpelukan. Aku tidak menyadari siapa orang itu, sampai kudengar suara Yuto berteriak.
“Chii... matte yo”
Segera aku mengangkat wajah ku, dan benar aku mendapatkan chii sedang berlari. Oh tidak! Apa yang kulakukan. Chii pasti salah paham. Aku melepaskan pelukanku dan segera berlari berusaha menyusul chii yang semakin menjauh.
“Chii.. matte! Matte! Kau salah paham chii!” aku terus berteriak, namun seolah tak mendengarnya chii terus berlari menjauh. Aku tak sanggup lagi mengejarnya, aku menyerah. Hanya dapat menatap punggung chii yang dengan cepat menjauh dengan perasaan campur aduk tak karuan. Aku berbalik arah. Dan kulihat yuto hanya beberapa langkah dari ku. Menatapku cemas. Aku melewatinya begitu saja.
“yamachan..”
“tak apa yuto. Ini salahku.”
“tapi kau pasti punya alasankan? Doushite yamachan?”
“aku membuatnya menangis.”
“dan kau pasti tak tega melihatnya? Kalau begitu chii harus mendengarkan alasanmu yama chan..”
“sudahlah yuto. Daijobu. Akan kujelaskan sendiri. Jya nee.. “
Aku meninggalkan yuto yang masih berdiri.
***
Chii POV
Aku tak menduga sama sekali akan melihat hal seperti itu. apa apaan ini?! Itu adahal pertama yang melintas di kepalaku. Namun saking terkejutnya aku sampai berlari, sejauh mungkin yang kubisa. Tak kuhiraukan suara yuto dan yamachan yang memanggilku.
Aku tak menyangka yamachan tega seperti itu. apa maksudnya ia berpelukan dengan airi. Walaupun ia tidak tau aku ada di sana tapi tetap saja. Ia sudah tau aku suka pada airi, mengapa ia harus memeluknya. Kenpa harus airi, kenapa bukan yang lain. Aku kesal, aku benci yamachan. Ia telah menkhianatiku. Ternyata ia bohong bilang mau membantuku, malah ia yang bergerak mendekati airi.
Suara handphone ku mengejutkan ku. Aku meraihnya, dan aku mengerutkan kening saat membaca tuliasan pada layarnya. Telepon dari yamachan. Malas aku mengangkatnya. Ia pasti mau membuat alasan. Kubiarkan samapi ia menutup sendiri teleponnya, lalu kuubah mode handphone ku menjadi silent sehingga aku tidak terganggu seandainya ia mencoba menghubungiku lagi.
***
Aku datang terlalu pagi ke sekolah. Masih sangat amat sepi. Namun tak lama yuto datang. Ia menghampiri ku yang duduk.
“chii kau tidak boleh marah pada yamaachan”
“ha? Kenapa aku tidak boleh marah?”
“kau hanya salah paham chii. Yamachan tidak bermaksud untuk menyakiti hatimu. Chii percaya padaku.”
“sudahlah yuto. Aku tidak peduli.”
Aku keluar kelas, mengindari yuto. Sebal! Kenapa ia juga membela yamachan? Sudah jelas yamachan yang salah. Tiba tiba yuto menarik tangan ku.
“Chii dengarkan aku dulu!”
“sudahlah Yuto. Tak perlu ada yan g dijelaskan lagi! Cukup!” aku membentak dan meanrik lepas tanganku. Kupasang tatapan marah yang paling menakutkan yang bisa kulakukan. Dan aku meninggalkan Yuto yang masih berdiri diam di koridor.
Seharian penuh, aku menjauhi kontak dalam bentuk apapun dengan yamachan. Aku tak menatapnya, aku tidak berbicara, tidak menyapa. Aku bertindak selolah olah yamachan tidak disana. Walaupun yamachan berulang kali mengaakku berbicara, aku selalu menghindar.
“chinen. Kau benar benar marah padaku??” usaha yamachan yang kesekian kalinya untuk mengajakku berbicara. Namun aku terus mengabaikannya.
“chii kumohon. Dengarkan aku..” aku bangkit dari dudukku dan berjalan meninggalkannya. Yamachan pun berenti memanggilku. Dan aku tetap tidak paduli.
Pulang sekolah.
Aku berjalan cepat keluar kelas. Aku bahkan berlari. Berusaha menghindari yuto dan yamachan. Aku lega saat mencapai gerbang depan, mencapai jalan besar.
“chii.. matte yo chii... “ suara itu mengagetkan ku. Aku berbalik dan melihat yamachan mengejarku. Aku kembali mempercepat langkahku.
“chii!!!” yamachan berteriak lagi. Tanpa kusadari yamachan telah sampai di dekatku, dan ia menarikku hingga aku membalikan badan.
“chii kumohon kau dengarkan aku. Aku tak akan setega itu. kau salah paham chii... salah paham..”
“sudahlah yamachan. Aku tidak peduli. Aku kecewa padamu.” Aku berusaha melepaskan tanganku dari cengkaman yamachan. Namun sepertinya semakin aku mencoba lepas, yamachan memegangku semakin kuat.
“chii kumohon.. aku rela berbuat apa pun, asal kau mau mendengarkanku. Chii kumohon.” Suara yamachan melembut sendu. Kutatap mata yamachan yang kini ia berlutut dihadapanku sambil terus memegang tanganku.
“kumohon... apapun. Kau minta apapun akan kuberikan chii...”
Aku menjawabnya dengan diam. Terus. Satu menit, lima menit, yah sepertinya sudah cukup lama aku diam. Lalu yamachan mulai membuka mulutnya lagi.
“chii jangan diam saja..”
“aku benci yamachan! Aku sungguh sangat amat benci pada yamachan!” dengan satu sentakan aku melepaskan tanganku, dan langsung terlepas. Yamachan terdiam. Aku langsung berlari meninggalkannya. Aku merasakan titik air jatuh. Hujan - gerimis. Langit kelabu gelap.
“chii” yamachan mengejarku lagi. Aku terus berlari. Berlari. Aku menyebrangi jalanraya yang lebar, dan untungnya lampu lalu baru menyala hijau. Aku terus berlari, karena aku mendengar yamachan masih mengejarku. Hujan bertambah lebat, dari gerimis menjadi gerimis lebat. Untung saja jalan sedang sepi saat itu, jadi orang yang menonton adegan aku dikejar ini hanya sedikit.
Samapi disebrang jalan. Aku berhenti sebentar untuk menarik nafas. Aku menengok kebelakang, dan benar yamachan masih mengejarku. Aku kembali berlari
“chii matte yo... matte...” suara yamachan terus terdengar.
“Chiii...........”

***
tsuzuku

s:chinen yuri, s:yamada ryousuke, s:nakajima yuto, *fanfic

Previous post Next post
Up