My heart's a stereo
It beats for you, so listen close
Hear my thoughts in every note
Make me your radio
Turn me up when you feel low
This melody was meant for you
Just sing along to my stereo
“Hemm…My Heart Is A Stereo, Parachute, Stolen… Hey, lagu apa ini? ‘Mau Dibawa Kemana’?,” gadis itu mengamati susunan lagu pada CD yang dipegannya.
“Entahlah, internet bilang itu lagu Indonesia yang norak atau bagaimana…”
“Aku mau dengar. Kau tidak mencoba menanyakannya pada Brian? Mungkin dia sedang mencoba untuk bersikap romantis padamu..”
“Haha..Brian? Mengharapkan Brian mendadak menjadi romantis sama saja dengan mengharapkan matahari terbit dari barat. Lagi pula, telephone nya tidak bisa dihubungi sejak di ke New York,” Justin menghempaskan tubuhnya di sofa dengan putus asa.
Kamis
I wish you were here...
Selembar kartu pos dan tiket pesawat ke New York.
"New York? Mungkinkah dia?", Justin menggelengkan kepalanya.
Namun rasa penasarannya tidak dapat dihalaunya, hari itu dia terbang ke New York.
****
Sesampainya di JFK Airport, Justin tidak terlalu terkejut ketia dia melihat seseorang berpakaian rapi memegang papan bertuliskan "Justin Taylor - Pittsburg"
"Boleh tahu, kemana anda akan membawa saya?", tanya Justin ketika dia telah berada di dalam mobil.
"Snow Ridge, Tuan"
Justin menghela nafas, Snow Ridge adalah ski resort yang populer di New York.
"Siapa yang menugaskanmu?"
"Maaf, tapi merahasiakan siapa yang menugaskan saya adalah bagian dari tugas saya"
****
Mobil yang membawanya kemudian berhenti di depan sebuah cottage yang tampak sepi.
Justin melangkah masuk dengan sedikit ragu. Dia menyusuri ruangan yang terasa hangat di banding tumpukan salju di luar. Langkahnya terhenti di ruangan besar dengan perapian yang menyala. Tampak sesosok pria duduk membelakanginya, kemudian dia membalikkan badannya.
"Oh shit, harusnya aku sudah bisa menebak semua ini. Kamu sama sekali bukan tipe romantis, Brian"
"Hey, setidaknya aku telah mencobanya kan...," Brian memeluk Justin dengan senyum kemenangan di bibirnya.
"Hemm...pilihan lagunya buruk, tapi aku suka coklatnya, lumayan...,"Justin membenamkan wajahnya di leher Brian. Kerinduan dan kelegaannya bercampur menjadi satu. Kemudian dia mengangkat wajahnya, menatap sepasang mata berwarna hazel dihadapannya.
"I don't need you to be romantic, I just want you to be around, for long..."
****
Ok, endingnya agak terburu-buru. What can I do, I am drowning into my pile of papers :)) #alesan