Hore, Lebaran!

Sep 10, 2012 23:06




Setelah satu bulan berpuasa, tibalah waktunya hari raya Idul Fitri, hari yang sangat dinanti-nantikan.

Hari raya Idul Fitri di Kampung Sukadamai tentunya berlangsung dengan meriah. Seperti tradisi orang-orang kebanyakan, warga Kampung Sukadamai pun saling mengunjungi rumah-rumah untuk bersilahturahmi. Biasanya, mereka berkunjung ke tetangga terdekat terlebih dahulu, baru kemudian beramai-ramai mengunjungi rumah Pak RT sekaligus ustad, Pak H. Sukjin. Urutannya seperti ini:

1) Rumah Mpok Yoyon, keahlian: sambel goreng ati.

Istri dari Bang Dujun dan ibu dari Ucup ini pandai memasak, ya gak heran sih, secara doi punya warung. Tapi makanan yang sangat dikuasainya dan memang menjadi favorit warga adalah sambel goreng ati. Perayaan hari raya Idul Fitri ini bisa dibilang ajang mumpung karena "kapan lagi makan makanan kayak warung Mpok Yoyon gratisan?!".

2) Rumah Jieun, keahlian: opor ayam.

Kembang desa satu ini memang benar-benar istri idaman dan menantu idaman. Selain baik hati dan paras cantik, Jieun juga pandai memasak terutama makanan Sunda. Jadi pantas saja kalo adiknya, Daehyun, adalah anak yang sangat gemar makan. Tahun ini, Yongguk adalah orang pertama yang tiba di rumah Jieun, bukan untuk menghabisi makanan tapi untuk membantu Jieun menyiapkan meja makan. Maklum, lagi pdkt. Hal ini membuat Yongguk diledekin oleh Himchan abis-abisan, "Lu mau ngapel apa ngepel?!"

3) Rumah Pak H. Sukjin, keahlian: gule kambing (sebenernya sih bikinan Yujin, tapi Yujin males rumahnya ditempatin)

Disinilah para warga Kampung Sukadamai berkumpul. Karena rumahnya yang cukup besar dan disampingnya ada tanah kosong, biasanya kalo lebaran Pak Haji Sukjin memanggil organ tunggal. Jadi tidak heran jika rumah Pak Haji Sukjin dijadikan basecamp oleh para warga kampung.

Ucup memiliki kebahagiaan tersendiri jika lebaran tiba. Selain karena mendapat thr (paling banyak biasanya dari Bang Seungri, Pak Haji pelit), ia juga dapat bertemu dengan sang pujaan hati yang biasanya jarang ketemu.

"Cup, Cup, udah dateng tuh," Xiumin menyenggol-nyenggol sikut Yoseob sambil menunjuk ke arah pintu masuk.

Ucup menengok ke arah pintu masuk dan melihat Ayu sang pujaan hati dengan blus pink dan celana jeans. Ayu adalah salah satu anak yang seumuran juga dengan Ucup di kampung. Tapi, karena Ayu sering mengikuti les, maka Ucup jarang-jarang bisa melihatnya. Jika Ucup sedang naik sepeda menuju masjid untuk sholat Maghrib, Ayu terlihat sedang menuju ke arah rumah seusai les diboncengi oleh ibunya. Kapan ya Ucup bisa ngobrol sama Ayu.... ujar Ucup dalam hati.

Lamunan Ucup buyar tidak lain karena sang ayah.

"Heh bocah, bengong aje, makan!" Dujun menepuk pundak Ucup seraya berjalan ke tempat makan bapak-bapak.

"Eh..? Uh, iya, Beh," Ucup menyahuti ayahnya dan kembali lagi ke arah Ayu berada. Sayangnya Ayu sudah tidak terlihat lagi. Ah, babeh nih!

Melihat gerak-gerik Ucup yang seperti anak bocah mengenal cinta monyet, Seungri pun menghampirinya.

"Hei, Cup, sedang apa kau melamun saja? Kau ini masih muda, janganlah bermuram durja," kata Seungri dengan logat Batak yang kental.

"Eh bang Seungri, hehehehehehehe. Kagak bang..." Ucup malu kegep.

"Ah... dari gerak-gerik kau ini sepertinya kau sedang jatuh cinta ya? Melamun tentang wanita kan kau barusan? Benar apa benar?"

"Hehehehehe... Bang, tapi jangan bilang-bilang ke emaknya Ucup ye,"

"Tenang saja sobat, rahasia kau aman sama Abang. Coba ceritakan, apa keluh kesah kau?"

"Bang, gimane caranye sih biar cewe-cewe nempel ama kite? Abang aja istrinya ada dua, Bang Himchan juga sering dapet surat cinta dari cewe-cewe, terus kalo Bang Daehyun lagi maen bola juga sering diliatin ama cewe-cewe,"

Melihat anaknya sedang berdekatan dengan spesies berbahaya, Dujun pun langsung datang untuk menginterupsi.

"Heh, Cup, diajarin apa lu sama si playboy Sumatera?" kemudian Dujun menegur Seungri. "Elu lagi, ngapain deket-deket ama anak gua!"

Ucup hanya bisa plonga-plongo. "Playboy apaan, Beh?"

"Santai saja lah, sobat. Anak kau ini butuh saranku untuk menghadapi insan-insan ciptaan Tuhan yang indah itu," kata Seungri santai.

"Et elu ye bocah, guling aje masih Upin Ipin pake naksir-naksiran ama cewe segala. Gih, makan dulu!"

"Yah, Babeh ganggu aje," ujar Ucup sambil berdiri dan manyun-manyun.

"Eissssshhhh! Ude sane!" Dujun berpura-pura mau memukul Ucup.

Ucup pun akhirnya mengambil makanan sambil sesempatnya melihat dimana keberadaan Xiumin. Setelah mengambil makanan, Ucup pun menghampiri toples kerupuk yang ada di ujung meja. Tinggal satu kerupuk yang tersisa. Ketika mau mengambil kerupuk satu-satunya itu, ternyata ada tangan seseorang yang juga mau mengambil kerupuk tersebut.

"Eh?" ucap keduanya berbarengan.

Ucup melihat orang tersebut. Ternyata Ayu. "Eh, eh, em, uh, udah buat kamu aja,"

"Gapapa? Eh, tapi buat kamu aja deh, kan kamu yang ngambil duluan," kata Ayu.

"Buat kamu aja, gapapa," Ucup dan Ayu saling mendorong tangannya berusaha untuk menyerahkan kerupuk.

"Gak, beneran, buat kamu aja. Aku sebenernya lagi batuk, kalo makan kerupuk nanti dimarahin Bunda," Ayu menjelaskan alasannya kenapa ia mengalah.

"Oh, um, ya udah, makasih ya," kata Ucup malu-malu.

Ayu pun mengangguk tersenyum dan kembali ke tempat duduknya. Sementara Ucup, yang keinginannya untuk mengobrol dengan Ayu terkabulkan, masih berdiri di tempat sambil senyum-senyum.

Setelah kejadian itu, Ucup jadi lebih ceria. Walau setelah mengambil makan Ayu tidak terlihat lagi batang hidungnya dan perbincangannya hanya berlangsung sangat sebentar, menurut Ucup kejadian tersebut adalah hadiah lebaran terindah. Seminggu lebaran itu, Ucup main ke rumah Xiumin yang baru kembali dari kampungnya di Palembang dan langsung menceritakan kejadian di rumah Pak Haji Sukjin waktu itu.

"Hah yang benel lu, Cup?! Wah, akhirnya, bentar lagi lu punya pacal dong, Cup," kata Xiumin agak kencang.

"Ye elu, Min, ya kagaklah! Kata babenya Ucup, pacaran tuh kalo udah SMA. Kita aja baru masuk SD,"

"Iya Cup? Tapi kata Bang Himchan, dia pacalan udah dari SD,"

"Yah, berarti kita musti ikutin Bang Himchan apa babenya Ucup nih, Min?"

Tak lama kemudian, Daehyun memanggil Xiumin dan Ucup, mengajak mereka main bola di lapangan. Walaupun umurnya berbeda jauh, Daehyun dan teman-temannya masih suka mengajak Ucup, Xiumin dan teman sebayanya main bareng. Maka, tidak heran jika Daehyun menjadi idolanya Ucup.

Tak terasa, hari sudah sore. Jumlah pemain pun sudah berkurang. Yang tersisa hanya Ucup, Xiumin, Daehyun, Chulyong, dan Youngjae. Mereka pun beristirahat sebentar. Melihat sinar matahari yang sudah berubah dari kuning menjadi oranye, Ucup pun teringat akan satu hal, 'Biasanya jam segini Ayu baru pulang les, mana ya?' Lalu, Ucup dipanggil karena permainan kembali dilanjutkan. Ucup pun menggocek bola dengan lincahnya, ini semua karena sang ayah yang juga sangat jago bermain bola. Ketika sedang berlari menggiring bola, dengan tidak sadar Ucup menengok ke luar lapangan dan melihat Ayu yang sedang berjalan. Hal ini membuat Ucup kehilangan fokus dan jatuh tersandung. Kaki Ucup pun terluka dan mengeluarkan darah, bukan cuma goresan.

"Cup! Cup! Gapapa, Cup?!" ujar Daehyun menghampiri.

"Gapapa, Bang. Perih dikit aja," Ucup sedikit meringis tapi tidak menangis.

Youngjae yang dikenal sigap langsung melihat sekitar untuk mencari sesuatu untuk menutup luka Ucup. Lalu ia lihat Ayu, tetangga sebelah rumahnya, sedang berjalan yang masih di kawasan dekat lapangan. Ia pun langsung berlari menghampiri Ayu.

"Yu! Ayu! Bawa air putih sama kapas atau hansaplast gak?" tanya Youngjae.

"Air sih ada, kak, tapi kapas atau hansaplast gak bawa. Emang kenapa kak?"

"Itu, tadi si Ucup kesandung terus luka berdarah gitu. Ya udah airnya boleh aku minta gak?"

Ayu melihat ke arah lapangan. Ucup terlihat sedang memegang salah satu lututnya dengan kesakitan. "Um, boleh, kak, boleh! Itu ada warung, Ayu coba tanya ada hansaplast deh,"

"Ya udah, makasih ya, Ayu!" kemudian Youngjae berlari kembali ke lapangan.

Ucup sedikit berteriak saat Youngjae berusaha membersihkan lukanya. Namun, hal itu tidak berlangsung lama karena Ayu datang sedikit ngos-ngosan.

"Ini, kak, hansaplastnya," ujar Ayu sambil menyerahkan hansaplast kepada Youngjae.

Dengan adanya Ayu di sekitarnya, Ucup langsung jaim. Ucup jadi teringat apa yang pernah disampaikan oleh ayahnya, 'Jadi anak cowok jangan lembek, harus jantan, jangan cengeng! Apalagi kalo di depan cewek, malu.'

Setelah dipakaikan hansaplast, Ucup merasa lebih baik. Ia dapat berjalan meskipun pincang-pincang, jadi harus dituntun. Namun, karena Daehyun, Xiumin, dan Youngjae kelaparan, jadi mereka makan bakso di pinggir lapangan terlebih dahulu, baru setelah itu mengantar Ucup. Ucup tidak ikut makan, jadi ia hanya duduk di kursi di dekat situ.

"Kamu kakinya udah gapapa?" tanya Ayu, ikut duduk di sebelah Ucup.

"Eh, em, iya udah mendingan hehehehe," jawab Ucup malu-malu.

"Kok kamu tadi bisa kesandung sih? Emangnya ada batu?"

Soalnya Ucup ngeliatin kamu, batinnya. "Hehehehe gak tau, Ucup lagi meleng aja,"

"Ya ampun... Eh, Cup, aku pulang dulu ya, takut dimarahin Bunda,"

Ucup mengangguk. "Oh iya, um, Ayu, makasih ya tadi udah beliin hansaplast buat Ucup,"

"Sama-sama, lain kali Ucup hati-hati ya! Dah, Ucup!" kata Ayu sambil melambaikan tangannya.

Sesampainya di rumah, Dujun dan Yoyon sempat kaget ketika melihat Ucup jalan sambil dituntun. Yoyon sempat mengomel karena Ucup tidak berhati-hati, tapi malah ditimpali oleh Dujun.

"Yaelah, Yon, namanya juga anak laki. Kalo kagak ada luka kagak jantan,"

Akhirnya, Yoyon pun berhenti mengomel dan menyuruh Ucup segera beristirahat dan tidak banyak gerak. Sebelum tidur, Ucup berdoa.

"Ya Allah, makasih ya kado lebarannya. Kado yang ini jauuuuuh lebih bikin Ucup seneng daripada thr dari Pak Haji sama Bang Seungri. Ucup janji taun depan puasa Ucup full gak ada yang batal kalo kadonya kayak gini! Hehehehe, aamiin ya Allah."

Previous post Next post
Up