Title : Ulang Tahun Yama-chan
Author :
bluesatellite4Genre : Romance
Character(s) : Yamada Ryosuke, Nakajima Yuto
Sebagai ff special buat ulang tahun Yama-chan ke-24, selamat tambah tua Yama-chan :D
Settingan -->
Hey Say Jump DormlifeYamada memutar-mutar langkah kakinya mengelilingi sebuah hamparan rumput yang lembut. Meskipun sudah malam, suasana begitu terang benderang dengan lautan bintang yang ada di langit, serta bantuan lilin-lilin cantik yang ada di sekitar jalan setapaknya. Lalu Yamada melihat sebuah meja dengan alas putih, nampak cantik dan elegan dengan tatanan bunga-bunga segar di atasnya dan sebotol wine dengan dua buah gelas. Yamada sedikit bingung dengan pemandangan di sekitarnya itu, tapi tetap bisa tersenyum menantikan apa yang akan terjadi nanti.
Kemudian senyum itu semakin melebar saat dia menemukan sosok tinggi itu dari sisi halaman yang lain. Pria itu begitu tampan-Yamada sudah tahu itu. Tapi sepertinya dia menjadi semakin tampan dalam balutan jas berwarna biru gelap. Dia berjalan ke arah Yamada dengan senyum, sambil menyembunyikan kedua tangannya di balik punggungnya. Ketika dia berdiri di hadapan Yamada, tanpa sadar Yamada menahan napasnya.
"Yuto..." panggil Yamada, jantungnya semakin berdetak keras melihat senyum Yuto yang melebar.
"Selamat ulang tahun, Yama-chan," Yuto mencium kening Yamada. Berkat tubuh pendek Yamada, Yuto bisa melakukan itu tanpa kesusahan.
"Terima kasih," Yamada berusaha memasang senyum terbaiknya. Akhirnya Yuto mengeluarkan sesuatu yang disimpannya dibalik punggungnya. Sebuah buket mawar besar yang sangat indah.
"Hadiah untuk kamu," kata Yuto. Yamada tidak bisa berkata-kata. Rasanya seperti masuk ke sebuah adegan film romantis, dan Yamada suka itu. Yamada menerima bunga itu.
"Makasih, Yutti. Aku suka banget," Yamada langsung memeluk buket itu erat-erat. Baru saja dia juga akan memeluk Yuto, tiba-tiba Yuto berlutut dihadapannya. Tubuh Yamada langsung serasa membeku.
Yuto mengeluarkan sesuatu dari kantong jasnya. Sesuatu berbentuk kotak kecil dan dia membukanya. Yamada menutup mulutnya dengan telapak tangannya.
Ada sebuah cincin perak yang sangat cantik di sana dan Yuto menatapnya lekat-lekat.
"Yama-chan... Would you marry me?" Yamada langsung menganga mendengar pertanyaan itu.
Ini nggak mungkin!!!! Yuto ngelamar aku??? Suasananya romantis banget lagiiii!!! Belajar dari mana nih anak?! Oh iya dia kan sering main film romens. Ya ampun mimpi apa gue dilamar di hari ultah gini???? Mana Yuto cakep banget lagi!!! Iya, Yut, gue mau nikah sama looooo!!!!!!!!---
################
"Yama-chaaaan!!!!" Keito mengguncang-guncang bahu Yamada yang masih asyik cengar-cengir dalam tidurnya.
"Hehehe..." Yamada mengigau.
"Ya ampun mimpi apa nih anak?! Kok jadi serem ya," Chinen merinding.
"Ini kan hari ultahnya, Chi, pasti dia mimpi bagus lah," kata Keito yang baik hati.
"Heh, Yamada belum bangun juga?! Makanan udah siap tuh!" tiba-tiba sosok Hikaru yang memakai apron berwarna pink muncul di balik pintu.
"Belum nih. Biarin aja kali ya?" kata Keito.
"Ya udah cepat ke dapur sana!" Hikaru udah kayak emak-emak aja. Keito dan Chinen langsung berlarian ke dapur.
"Hari ini kan ultahnya Yamada... Tapi Yuto kemana ya?" pikir Hikaru. Dari tadi pagi dia tidak melihat adiknya yang paling jangkung itu.
#################
Mata Yamada mengerjap-ngerjap ketika dia bangun.
"WUAAAA AKU TELAT!!!" Yamada langsung melompat turun dari kasurnya dan berlari keluar kamar. Dia bahkan tidak merapikan bed head-nya. Kemudian dia melihat Keito dan Chinen duduk di ruang tamu sambil main kartu.
"Keito, Chinen, maaf aku telat bangun..." Yamada langsung menghampiri kedua sahabatnya itu. "Lagian kamu kok ngga bangun aku sih, Ket?!" semburnya pada Keito. Keito jadi bingung sebenarnya Yamada mau minta maaf atau marah padanya.
"Nggak papa kok, Yama-chan, tadi Hikka masak buat kita," kata Chinen sambil mengibaskan kartunya.
"Lagipula hari ini kan ultahmu, kamu berhak istirahat," kata Keito yang baik hati. "Yuya sama Dai-chan lagi keluar buat nyari restoran bagus buat ngerayain ultahmu ntar malam. Yabu-chan juga lagi nemenin Inoo-chan nyari hadiah buat kamu," kata si English gentleman itu. Yamada ber-ooh.
"Terus ini hadiahku sama Keito!" Chinen berguling mengambil sesuatu di balik sofa. Sekotak besar pizza.
"Chinen, Keito..." Yamada menarik senyum terpaksa. "Ini masih pagi dan kalian ngasih aku pizza??" hampir saja Yamada menghamburkan piramida kartu yang dibuat kedua bocah itu.
"Bodo amat!!! Yama-chan harus makan ini!!!" Chinen langsung menyerang Yamada dengan sepotong pizza. Keito mengambil salah satu potong pizza dengan kalem.
"Eh," Yamada berusaha menahan tangan Chinen yang akan menjejalkan pizza itu ke mulutnya. "Yuto mana?" tanyanya yang membuat Keito langsung keringat dingin.
"Eh, aku nggak tahu..." kata Keito pelan. Gawat, jangan-jangan bentar lagi Yamada mengamuk, bisa jadi hari ultah terburuknya nih.
Tapi diluar dugaan, Yamada malah senyam-senyum gaje.
"Oohh gitu ya..." Yamada lalu pergi kembali ke kamarnya, mau mandi.
"Kenapa dia?" tanya Chinen. Keito menggelengkan kepala. Akhirnya mereka hanya bisa memvonis Yamada sedang sakit jiwa sambil menunggunya mandi hingga tiga jam.
###############
Akhirnya, Yamada memang tidak bertanya-tanya soal keabsenan Yuto dihari ultahnya. Iya, rupanya si hopeless romantic ini percaya bahwa mimpinya semalam adalah pertanda kalau Yuto sedang menyiapkan kejutan yang sangat keren untuknya. Yang perlu dia lakukan adalah menunggu dengan sabar sampai malam nanti.
Dia sudah menerima hadiah dari teman-temannya tadi (Inoo memberinya sekotak coklat me*ji, Yabu memberinya sendal (bukan swallow), Tadaiki mengajaknya makan ke warung sate favorit Yuya di salah satu pinggiran jalan, Hikka memberinya seekor ikan segar yang katanya dikirim dari Miyagi, dan pizza dari Keito dan Chinen). Sudah jam 9 malam dan Yamada asyik menonton drama korea di ruang tamu.
"Tadaima," suara Yuto membuat Yamada memutar lehernya ke arah suara laki-laki itu. Dia memasuki genkan dengan lesu.
"Hai, Yutti," Yamada langsung menghampiri Yuto dan mengambil tas serta jaket yang dikenakan laki-laki itu.
"Huaaa, Yama-chan aku capek~~" Yuto langsung menggelayut ke Yamada.
"Eh, emang kamu dari mana?" tanya Yamada.
"Ya dari kerjaan lah. Dari subuh aku ditelpon tiba-tiba disuruh meeting buat filming drama, sampe semalam ini!" Yuto misuh-misuh. Ketika Yamada sadar ada perasaan tidak enak dihatinya, Yamada buru-buru tersenyum.
"Ya udah kamu udah makan belum? Mau aku bikinkan teh?" tanya Yamada. Yuto menggeleng.
"Aku mau langsung ke kamar," kata Yuto dengan suara pelan dan langsung menuju kamarnya. Yamada hanya termenung di depan pintu. Tentu saja Yuto mau langsung tidur, dia pasti capek sekali, pikir Yamada. Dia menarik napas dalam-dalam. Jangan merengut, jangan merengut, nanti kulitku keriput, pikirnya lagi.
Tapi ternyata tidak berhasil. Yamada merengut, menahan matanya yang memanas. Hari ini hari ulang tahunnya. Dia ingin merayakannya dengan orang yang sangat penting dalam hidupnya, yaitu Yuto. Oke, lupakan saja mimpi super romantis yang terlalu muluk itu. Tapi Yuto saja tidak mengucapkan selamat padanya. Dia malah pergi bekerja tanpa mengingatnya. Kalau tahu begini, ucapan lewat line pun akan diterima Yamada dengan senang hati.
Yamada duduk kembali ke sofa sambil menggembungkan pipi, ngambek. Kemudian dia melihat Yuto keluar dari kamarnya sambil membawa kain putih dan tas besar. Dia berjalan ke arah halaman samping. Yamada mau menegur, tapi tidak bisa. Dia kan sedang ngambek pada Yuto.
Beberapa menit setelah mendengar suara grasak-grusuk yang dihasilkan Yuto, akhirnya lelaki jangkung itu muncul dihadapan Yamada.
"Yuk, Yama-chan," kata Yuto. Yamada masih mengerutkan jidatnya.
"Apaan," gumam Yamada. Dia lihat Yuto nyengir dan Yamada semakin kesal. "Apaan sih?"
"Yama-chan ngambek ya?" goda Yuto.
"NGGAK." Tsundere Yamada beraksi. Yuto masih nyengir. Akhirnya dia menarik tangan Yamada seenaknya.
"Ayo, nanti ngga sempat," kata Yuto sambil menyeret Yamada ke halaman belakang.
"Iih, mau ngapain sih?!" protes Yamada, tapi tidak dihiraukan Yuto. Ketika mereka sampai di halaman, Yamada melihat kain putih tadi direntangkan tiang ayunan dan sebuah infocus mengarah ke sana.
"Mau mamerin editan film-mu ya?" cibir Yamada.
"Iya dong," jawab Yuto dan membuat Yamada melotot. "Udah, Yama-chan duduk di sini ya," Yuto menunjuk kursi putih yang sudah disiapkannya.
Yamada duduk tapi tidak mengubah ekspresi wajahnya. Setelah Yuto selesai menginput file dari laptopnya, gambar-gambar pun mulai bermunculan di permukaan kain itu. Yamada menganga.
Di permukaan layar itu, menari-nari berbagai foto. Objeknya hanya satu. Yamada Ryosuke. Dari berbagai sisi, dengan berbagai ekspresi, dalam berbagai situasi. Kemudian, Yamada tahu pasti, bahwa semua foto-foto itu adalah koleksi pribadi Yuto. Foto-foto Yuto yang selalu menangkap sisi dirinya yang sebenarnya. Dan diakhir durasi, ada video Yuto, dengan cengiran bodohnya, mengucapkan selamat ulang tahun pada Yamada. Aku berdoa supaya Yama-chan selalu senang, dan tidak pernah bersedih, katanya.
Tiba-tiba, Yamada menganggap itu adalah hadiah yang sangat manis.
"Aku udah ngambil fotomu sebanyak itu ya, Yama-chan," kata Yuto. Yamada mengangguk. "Aku ingin bisa terus mengambil fotomu," kata Yuto lagi. Yamada menatap Yuto. Dia mengangguk lagi.
Yuto memperhatikan Yamada. "Kok kamu speechless gitu?" tanya Yuto bingung.
"Habisnya..." Yamada sadar kalau suaranya sulit keluar karena menahan airmatanya. Aduh kenapa dia harus seemosional ini. "...aku sudah menunggu sejak pagi, dan kau..." suaranya pelan.
"Hah, Yama-chan pikir aku akan melupakan ulang tahunmu?" tanya Yuto. Yamada tidak mau mengakuinya, lalu dia hanya mengalihkan pandangannya dari Yuto. Kemudian Yuto merangkulnya. "Bodoh, aku nggak mungkin melupakan ulang tahun Yama-chan tau," kata Yuto.
"Kamu ngatain aku bodoh?" tanya Yamada.
"Eh, enggak kok," kata Yuto cepat-cepat. Yamada menghela napas, lalu dia menyandarkan kepalanya di dada Yuto.
"Aku memang sempat berpikir begitu sih. Habis kau menghilang sejak pagi dan ketika muncul tidak mengucapkan apa-apa ke aku," kata Yamada.
"Aku kan harus cepat-cepat menyiapkan ini," Yuto membela diri.
"Harusnya kamu bilang dong," kata Yamada.
"Loh, ngga surprise dong?" balas Yuto. Yamada tersenyum.
"Ah, sudahlah. Yang penting kau sudah ada disini," gumam Yamada.
"Ih, Yama-chan bikin aku deg-degan deh," canda Yuto. Perutnya pun dicubit oleh Yamada. "Maaf."
Mereka berdua masih saling berangkulan sambil menonton foto-foto di layar itu.
"Sebetulnya..." Yamada bersuara. Yuto mendengarkannya. "...aku pikir kamu akan melamarku hari ini," katanya.
"HAH?!"
Yamada langsung kaget mendengar Yuto histeris begitu. Yuto langsung menutup mulutnya.
"Ternyata itu cuma mimpi kok," kata Yamada sambil cemberut. Yuto tersenyum kecil. Akhirnya dia memeluk Yamada semakin erat.
"Kalau sudah saatnya, pasti kok, Yama-chan. Impianku kan hidup bersama Yama-chan," kata Yuto. Yamada tersenyum. Yuto yang selalu tampak lucu tidak bisa membuatnya ngambek terlalu lama.
"JADI KALIAN MASIH DI SINI YA???!!!"
Suasana yang awalnya romantis, langsung buyar begitu kedua kekasih itu mendengar auman seorang madam. Hikaru yang berusaha ditahan oleh Keito dan Daiki sepertinya sudah siap memukuli mereka.
"INI SUDAH LEWAT JAM 10 TAU NGGAK?! SEGERA MASUK KAMAR!!!!!!"
Titah seorang madam Hikaru itu membuat Yutoyama langsung membereskan peralatan dan segera berlari masuk ke rumah. Tapi tidak sebelum Yuto menarik tangan Yamada dan membubuhkan ciuman di bibir laki-laki itu.
"Happy birthday, my love..."
Yuto tidak peduli dia melakukan dihadapan Hikaru, seorang jomblo, yang langsung menganga lebar. Sementara Yamada tersenyum dan yakin kalau malam ini dia akan bermimpi indah lagi.
TaMaT
Hepi besdey golden boy Yama-chan ^0^