[Fanfic] Dua Orang Menyedihkan (Chapter 2/?)

Aug 22, 2010 16:05

Title: Dua Orang Menyedihkan (Chapter 2/?)
Character(s) or Pairing(s): Indonesia(OC), England, Kuntilanak cameo, Malaysia cameo
Rating: PG-13
Warnings: Kata-kata kasar. Cerita gak jelas. Jayuz.
Summary: Indonesia dan England mendiskusikan berbagai masalah mereka di sebuah bar, dan England akhirnya bertemu dengan "teman-teman" Indonesia.


Chapter 2: Saudara dan Teman

England dan Indonesia duduk di sebuah bar, dan mereka pun mulai berbincang-bincang sambil minum.

“Hmm…ternyata kalau dipikir-pikir, kau dan aku memiliki banyak kesamaan ya?” England memulai pembicaraan.

“Hah? Ya iyalah, England. Masa ya iya donk? ‘Kau’ dan ‘aku’ kan sama-sama terdiri dari tiga huruf, yaitu huruf a, u, dan k,” yap, Indonesia dengan tololnya mengira England berbicara tentang kata ‘kau’ daneka ‘aku’ dalam bahasa Indonesia.

“BUKAN, BODOH! MAKSUDKU KAMU DAN SAYA! LO AMA GW! INDONESIA DAN ENGLAND!” TERIAK ENGLAND YANG GAK SABARAN BERURUSAN DENGAN ORANG-ORANG BEGO. INI, KENAPA JADI CAPSLOCK BEGINI???!!!

“O, oh…hahaha…,” Indonesia akhirnya sadar maksud perkataan England. “Iya juga, ya! Selain kita sama-sama bisa melihat hantu, kita juga sama-sama negara kepulauan!” lanjut Indonesia.

“Ya, selain itu bendera kita sama-sama terdiri dari warna merah dan putih, lho. (Bendera negara Inggris lho, ya. Bukan Britania Raya.)”

“…dan kita juga sama-sama laki-laki,” sahut Indonesia sambil tersenyum polos.

England cuman bisa senyum mesem-mesem mendengar perkataan temannya itu. ‘Indonesia, yang berbobot dikit napa? Itu mah bayi baru lahir juga tau!! Tapi masih untung deh kamu gak suka cross-dress kayak Thailan,’ pikir England dalam hati.

“Oh iya, selain itu kita juga punya saudara-saudara yang rese,” Indonesia berkata lagi seakan bisa membaca pikiran England.

“Ah, aku setuju! Saudara-saudara kita memang menyusahkan, ya?”

“Ya. Kemarin saja si Malaysia cari ribut denganku lagi,” Indonesia mengerutkan dahinya. Ia masih kesal mengingat Malaysia hampir menculiknya kemarin[1].

“Sama. Kemarin Scotland memberikanku boneka voodoo[2] bekas ia pakai untuk mengutukku. Untungnya sihirku lebih kuat dan dapat menangkal kutukannya.”

“Hehe, saudara kita memang menyebalkan, ya? Ah, birku sudah habis. Bartender, minta satu gelas lagi, donk!”

“Aku juga!”

Dengan segera sang bartender pun menyodorkan dua gelas bir kepada mereka. Indonesia mengangkat gelas birnya kepada England.

“England, ayo kita bersulang! Untuk mempunyai saudara-saudara yang rese!”

“Untuk dapat melihat hantu!” sahut England.

“Untuk sama-sama dilahirkan sebagai lelaki!” Indonesia menyahut lagi.

“Er, iya, itu juga. Pokoknya untuk semua kesamaan kita!”

Kedua lelaki itu pun bersulang dan menenggak habis gelas bir kedua mereka.

“Oi, bartender! LAGI!!!”

~~~

Dan akhirnya maboklah kedua negara itu…

“Aaahhh! Americaaaaaa….kenapa lo ninggalin gue???!!!!!” England mulai menangis mengingat bekas koloninya itu.

“Huwaaaaa! England….kenapa lo ngelepasin gw???!!!” Indonesia pun juga ikut-ikutan nangis mengingat dulu Englandlah yang paling baik padanya.

“Ah, Indonesia… Apa lo masih sedih karena waktu itu gue ngebalikkin lo ke Netherlands lagi?” England menatap Indonesia dengan perasaan bersalah.

“Iya! Dasar England jahat! Kenapa lo biarin gw dijadiin babu sama rambut tulip brengsek itu? Padahal gw kan dah hepi-hepi tinggal ama lo! Lonya malah lebih milih adek-adek gw yang abal-abal!! Lihat sekarang mereka malah lebih maju daripada gw! Hikshikshiks….,” Indonesia meletakkan kepalanya di atas meja dan menyembunyikannya dalam lengannya. Air matanya pun mengucur lebih deras dengan lebaynya, bahkan artis-artis sinetron di negaranya pun kalah dengan kelebayan air mata Indonesia.

“Maaf ya, Indonesia. Tapi sekarang kita teman, kan?” England berusaha menenangkan Indonesia, tapi sayangnya tidak berhasil. Indonesia tetap menangis.

“O, oh iya! Kapan-kapan gue ke rumah lo, ya? Lagian gue pengen banget ngeliat hantu-hantu di rumah lo. Padahal dulu gue pernah tinggal di sana, tapi jujur aja gue gak inget kalo di rumah lo ada makhluk gaib. Aneh ya? Tau gitu dulu harusnya kita bisa surat-suratan pake para makhluk gaib. Hahahaha…”

Indonesia melirik kea rah England, wajahnya masih tersembunyi dalam lengannya, “Lo…benaran mau ke rumah gw?”

“Tentu saja!”

Melihat Indonesia, England jadi teringat dengan koloni-koloninya dulu. Tanpa sadar England mengangkat tangannya dan mulai mengacak-acak rambut Indonesia. “Aku ingin sekali pergi ke rumahmu. Negara-negara lain selalu menganggapku gila ketika aku berbicara mengenai hantu, tapi kau sama sepertiku, Indonesia. Kau bisa melihat hantu juga.” Secara tiba-tiba gaya bicara England berubah kembali menjadi sopan.

Indonesia mengangkat kepalanya, “England…kalau begitu kau HARUS datang ke rumahku! Di rumahku tidak akan ada yang menganggapmu gila! Aku juga akan mengenalkanmu pada teman-temanku.” Indonesia pun juga ikut-ikutan mengubah gaya bicaranya menjadi sopan kembali.

“Terima kasih, Indonesia,” England membalas sambil menunjukkan senyum yang sering ia tunjukkan dulu kepada America ketika masih kecil. Senyum yang dapat membuat seluruh perempuan di dunia meleleh melihatnya. (konfesi pribadi author. Hehehe…jadi malu. *plak*)

“England...,” Indonesia, meskipun laki-laki, juga ikut tersihir oleh senyum mempesona England.

“Huuuwwwaaaaa….England!” tiba-tiba Indonesia melemparkan dirinya kepada England dan memeluk negara yang lebih tua itu sambil menangis. Ia merasa kasihan karena negara lain suka mengatai England gila, padahal Indonesia juga mampu melihat hantu dan belum pernah ada yang mengatainya gila.

“Cup, cup, Indonesia...jangan nangis,” England mengusap-usap punggung Indonesia seperti berusaha menenangkan anak kecil. Tidak salah juga menyebut Indonesia anak kecil, mengingat umurnya yang tergolong muda jika dibandingkan dengan England yang umurnya sudah lebih dari dua abad.

England mengenang kembali masa-masa kejayaannya, ketika ia masih mengasuh koloni-koloni kecilnya. Sementara Indonesia mengingat kembali masa-masa kebersamaannya dulu bersama England.

Kedua negara tersebut terus berpelukan seperti itu untuk beberapa saat, sedangkan sang bartender hanya dapat menatap mereka dengan tatapan kosong tanpa tau harus berpikir apa. Untungnya sang bartender bukan seorang fudanshi.

Dan sang author berharap agar bisa tuker tempat dengan Indonesia saat itu. Hohoho~ XD

~~~

Beberapa hari kemudian, England sampai di rumah Indonesia untuk berlibur sekalian juga mengenal lebih “teman-teman”nya dan berbagi ilmu ‘black magic’.

“England, akhirnya kau datang juga! Silahkan masuk. Anggap saja rumah sendiri.”

“Terima kasih, Indonesia.”

Setelah England menaruh barang-barangnya di kamar tamu tempat ia tidur selama liburan ini, kedua negara tersebut duduk di ruang tamu sambil minum teh. Tiba-tiba dari arah dapur Kunti memunculkan kepalanya.

”Halo, England. Sudah lama gak ketemu, ya? Akyu kangen deh sama kamyu. Kamyu kangen gak sama akyu? Hihihihi…”kata Kunti sambil tersipu-sipu.

Indonesia dan England sweat-drop.

“Ha, halo juga. Perasaan kita baru ketemu deh beberapa hari yang lalu,” balas England. Dalam hatinya ia berharap semoga “teman-teman” Indonesia tidak semuanya seaneh yang satu ini.

“Kunti…kamu ngapain, sih?” Indonesia sweat-drop melihat tingkah laku “temannya” yang malu-maluin ini.

“Ihihihi…akyu cuman pengen nyapa England aja koq. Oh iya, sekalian ngasih tau kamu kalau semuanya sudah pada datang,” jawab Kunti.

“Eh, benarkah? Kalau begitu suruh semuanya masuk ke ruang tamu sini,” Kunti pun kembali menghilang untuk menjalankan perintah Indonesia, “England, sepertinya teman-temanku sudah datang semua. Kukenalkan satu-satu, ya?”

England mengangguk. Ia tak sabar bertemu dengan “teman-teman” gaib Indonesia.

Tak lama kemudian Kunti muncul kembali dan memasuki ruang tamu, diikuti oleh segerombolan makhluk-makhluk gaib lainnya. Mata England terbelalak.

“England perkenalkan, ini lah teman-temanku dari Sabang sampai Merauke. Tentunya kau sudah kenal kan dengan si Kuntilanak alias Kunti? Lalu di sebelahnya itu ada si Tuyul, Genderuwo, Leak, Hantu Jembatan Ancol, Suster Ngesot, Sundel Bolong, Pocong, blablabla, de-el-el-el…” Indonesia terus nyerocos mengenalkan “teman-teman”nya kepada England.

Sementara itu, negara bermata hijau tersebut hanya bisa merinding hebat melihat “teman-teman” Indonesia. Tiba-tiba ia teringat alasan mengapa dulu ia melepaskan Indonesia. Ya, karena “teman-teman”nya yang mengerikan ini lah! Berbeda sekali dengan “teman-teman” England yang tergolong imut-imut.

Malam itu England mimpi buruk, dan selama liburannya ia terus diganggu oleh “teman-teman” Indonesia.

Author's Note:
[1] Pasti udah pada tau donk soal Malaysia yang malah nangkep kapal Indonesia yang berusaha ngamanin kapal nelayan Malaysia yang ngelewatin batas perairan Indonesia. Duh, jadi pusing.

[2] Dari blognya Himaruya-san. Gw juga kagak ngerti dah itu boneka apaan. Anggep aja voodoo dah.

Aah…”temen-temen”nya Indonesia emang banyak banget. Tapi kenapa bentuknya gak ada yang imut kayak perinya England, ya? Tuyul dan Kuntilanak gak imut!!!

Omake~~~

Malaysia: DASAR ORANG-ORANG TUOLOOOOLLL!!! Udah gw bilang lo culik tuh yang namanya Indonesia! Kenapa lo pada malah bawa orang gak dikenal dan gak penting gini?!

Korban: Heh! Asal Anda tau ya, saya itu…

Malaysia: BERISIK! Gw gak ngomong sama elo!

Orang: Maaf, bos. Kami gak tau Indonesia mukanya kayak gimana, jadi kami culik yang ada aja.

Malaysia: DASAR BEGO! Indonesia tuh mukanya rada-rada mirip sama gw! Meskipun gw jauuuuuhhhh lebih ganteng sih! (author: *muntah*)

Orang: A, ampun, bos….

Malaysia: Ya sudah, taka pa. Lagian kayaknya ini salah satu orang pentingnya Indonesia, deh. (lah? Tadi katanya gak penting?) Hahahaha! Berbahagialah, korban! Awak bisa gw pakai untuk memancing Indonesia ke mari. Gw emang jenius! MWAHAHAHAHAHAHAHA!!!

Korban: SWT...-_-;;;

hetalia, literature

Previous post Next post
Up